Sie sind auf Seite 1von 7

DEFINISI

Obsesiadalahpikiran, perasaan, ide,


atau sensasiyang mengganggu
(intrusif).
Kompulsi adalah pikiran atau perilaku
yang disadari, dibakukan dan
rekuren, seperti menghitung,
memeriksa atau menghindari.

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi seumur hidup gangguan
obsesif-kompulsif pada populasi umum
diperkirakan adalah 2 sampai 3 persen
dimana pria dan wanita memiliki resiko
sama.
Untuk orang dewasa, laki-laki dan wanita
sama mungkin terkena.
Untuk remaja, laki-laki lebih sering terkena
gangguan obsesif-kompulsif dibandingkan
perempuan.

ETIOLOGI
1. Faktor Biologis
a. Neurotransmiterdisregulasi serotonin
b. Penelitian pencitraan otak
-PET telah menemukan peningkatan aktifitas (sebagai contoh, metabolisme dan aliran darah)
di lobus frontalis, ganglia basalis (khususnya kaudata), dan singulum pada pasien dengan
gangguan obsesif kompulsif.
c. Genetika
2. Faktor Perilaku
obsesi adalah stimuli yang dibiasakan. Stimulus yang relatif netral menjadi disertai
dengan ketakutan atau kecemasan melalui proses pembiasaan responden dengan
memasangkannya dengan peristiwa yang secara alami adalah berbahaya atau
menghasilkan kecemasan. Jadi, objek dan pikiran yang sebelumnya netral menjadi
stimuli yang terbiasakan yang mampu menimbulkan kecemasan atau gangguan.
3. Faktor Psikososial
a. Faktor kepribadian
b. Faktor psikodinamika
c. Pikiran magis

GEJALA KLINIS
4 POLA
Pola pertama adalah suatu obsesi tentang kontaminasi, diikuti
oleh mencuci disertai penghindaran obsesif terhadap objek yang
kemungkinan terkontaminasi.
Pola kedua yang sering adalah obsesi keragu-raguan, diikuti oleh
pengecekan yang kompulsi.
Pola ketiga yang tersering adalah pola dengan pikiran sematamata pikiran obsesional yang mengganggu tanpa suatu kompulsi.
Pola keempat yang tersering adalah kebutuhan akan simetrisitas
atau ketepatan, yang dapat menyebabkan perlambatan kompulsi.

DIAGNOSIS

TERAPI
1. Farmakoterapi
. 1) Obat Anti-obsesif kompulsif trisiklik
Contoh: Clomipramine.
. 2) Obat Anti-obsesif kompulsif SSRI (Serotonin Reuptake
Inhibitors)
Contoh: Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine,
Fluoxetine, Citalopram.
2. Terapi perilaku
Terapi perilaku dapat dilakukan pada situasi rawat inap
maupun rawat jalan. Pendekatan perilaku utama pada
gangguan obsesif-kompulsif adalah pemaparan dan
pencegahan respon. Desensitisasi, menghentikan pikiran,
pembanjiran, terapi implosi, dan pembiasaan tegas juga
telah digunakan pada pasien gangguan obsesif kompulsif.
Dalam terapi perilaku pasien harus benar-benar

Prognosis
Gangguan obsesif-kompulsif merupakan penyakit
yang kronik dengan periode dari gejala-gejala yang
seiring dengan berjalannya waktu akan mengalami
peningkatan. Penderita gangguan ini tidak biasanya
sembuh sempurna atau bebas dari gejala. Walaupun
demikian dengan pengobatan, banyak orang yang
mengalami perbaikan. Perbaikan tersebut berupa
gejala yang berbeda seperti cara merealisasikan
suatu obsesif yang berbeda. Diagnosis awal dan
terapi yang dilakukan secepatnya akan memberikan
hasil yang lebih baik di mana penekanan onset usia
dini adalah hal yang patut untuk segera didiagnosis.

Das könnte Ihnen auch gefallen