Sie sind auf Seite 1von 87

BAYI BERAT LAHIR

RENDAH (BBLR)

BATASAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah bayi yg lahir dg berat
<
2500
gram
tanpa
memandang
masa
gestasi
(berat lahir adalah berat bayi
yg ditimbang dlm 1 jam setelah
lahir).

BBLR merupakan masalah di


Indonesia, karena merupakan
penyebab kesakitan & kematian
pd masa neonatal. Menurut
SKRT 2001, 29% kematian
neonatal karena BBLR
Masalah yg sering timbul
sebagai penyulit BBLR adalah
Hipotermia, Hipoglikemia,
Hiperbilirubinemia, Infeksi atau
sepsis & gangguan minum

Persalinan kurang bulan /


prematur
Bayi lahir pd umur kehamilan
antara 28 - 36 minggu.

Bayi lahir kecil untuk


masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa
kehamilannya karena ada
hambatan pertumbuhan saat
dlm kandungan (Janin tumbuh
lambat).

Faktor predisposisi
Faktor ibu
Umur, jumlah paritas, penyakit
kehamilan, gizi kurang atau
malnutrisi, trauma, kelelahan,
merokok, kehamilan yang tak
diinginkan.

Faktor plasenta
penyakit vaskuler, kehamilan
ganda,

Faktor janin
kelainan bawaan, infeksi

DIAGNOSIS
Anamnesis
Umur ibu
Riwayat persalinan sebelumnya
Jumlah paritas, jarak kelahiran
sebelumnya
Kenaikan berat badan selama
hamil
Aktivitas
Penyakit yg diderita selama
hamil
Obat-obatan yg diminum
selama hamil

Pemeriksaan fisik
Berat lahir < 2500 gram
Untuk BBLR Kurang Bulan :
Tanda prematuritas :
Tulang rawan telinga belum terbentuk
Masih terdapat lanugo (rambut halus
pd kulit)
Refleks refleks masih lemah
Alat kelamin luar

Untuk BBLR Kecil untuk Masa


Kehamilan :
Tanda Janin Tumbuh Lambat :
Tidak dijumpai tanda prematuritas
Kulit keriput
Kuku lebih panjang

Anamnesis

Pemeriksaan

Pemeriksaan
penunjang

Bayi terpapar dengan


suhu lingkungan yang
rendah
Waktu timbul < 2 hari

Menangis lemah
Kurang aktif, malas
minum
Kulit teraba dingin
Kulit mengeras
kemerahan
Frek. jantung < 100 /men
Napas pelan dan dalam

Suhu tubuh
kurang 36.5 0 C

Kejang timbul saat lahir


sampai dengan hari ke 3
Riwayat ibu Diabetes

Kejang, tremor, letargi


atau tidak sadar

Kadar glukose
darah < 45
mg/dL (2.6
mmol/L)

Ikterik timbul saat lahir Kulit , konjungtiva


hari ke 3.
berwarna kuning
Berlangsung > 3 minggu. Pucat
Riwayat infeksi maternal
Riwayat ibu pengguna
obat.
Riwayat Ikterus pada bayi
yang lahir sebelumnya

Kemungkinan
diagnosis

Hipotermi

Hipoglikemia

Ikterus/
Hiperbilirubin
emia

Pemeriksaan
penunjang

Kemungkinan
diagnosis

Ibu tidak dapat atau


Bayi kelihatan bugar
tidak berhasil menyusui
Malas atau tidak mau
minum
Waktu timbul sejak lahir

Kenaikan berat bayi


kurang 20
gram/hari selama 3
hari

Masalah
pemberian
minum

Ibu demam sebelum


dan selama persalinan
Ketuban Pecah Dini
Persalinan dengan
tindakan
Timbul asfiksia pada
saat lahir
Bayi malas minum
Timbul pada saat lahir
sampai 28 hari

Bila ditemukan > 1


tanda:
Bayi malas minum
Demam tinggi atau
hipotermi
Bayi letargi
Gangguan napas
Kulit ikterus
Sklerema/skleredema
Kejang

Laboratorium
darah:
Jumlah lekosit
lekositosis atau
lekopenia),
trombositopenia
Gambaran darah
tepi (bila tersedia
fasilitas)

Bayi KMK / lebih bulan


Air ketuban bercampur
mekonium
Lahir dengan riwayat
asfiksia

Lahir asfiksia
Air ketuban +
mekonium
Tali pusat berwarna
kuning kehijauan

Pemeriksaan
Radiologi dada (bila
tersedia)

Anamnesis

Pemeriksaan

Infeksi atau
Curiga Sepsis

Sindroma
Aspirasi
mekonium

MANAJEMEN UMUM
Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap
hangat
Jaga patensi jalan napas
Nilai segera kondisi bayi tentang
tanda vital: pernapasan, denyut
jantung, warna kulit & aktifitas
Bila bayi mengalami gangguan
napas, dikelola gangguan napas
Bila bayi kejang, potong kejang dg
anti konvulsan
Bila bayi dehidrasi, pasang jalur
intravena, berikan cairan rehidrasi
IV.
Kelola sesuai dg kondisi spesifik
atau komplikasinya

Pemberian minum
Bila bayi mendapat ASI,
harus tersedia jumlah
cukup dg cara apapun:
Periksa apakah bayi puas
setelah menyusu
Nilai kecukupan minum
(min. kencing 6 X sehari)

Pemberian minum

Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan /


pengurangan berat, sesuaikan pemberian cairan /
susu:
Bayi 1500 - 2500 g tidak boleh kehilangan berat
> 10% dari berat lahirnya pd 4 -5 hari pertama
Bila kenaikan BB tidak adekuat, tangani
sebagai Masalah kenaikan berat badan tidak
adekuat.
Bila bayi menyusu, perhatikan cara pemberian
ASI dan kemampuan bayi mengisap min. 1x/hr
Bila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV &
beratnya naik 20 g/hari slm 3 hari berturutturut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Bayi sehat 1750-2500 g


Biarkan bayi menyusu ke ibu semau
bayi. Bayi kecil mudah merasa letih
& malas minum, anjurkan menyusu
lebih sering (tiap 2 jam) bila perlu.
Pantau pemberian minum &
kenaikan berat badan untuk menilai
efektivitas menyusui. Apabila bayi
kurang dapat mengisap, tambahkan
ASI peras dg menggunakan salah
satu alternatif cara pemberian
minum

Bayi sakit 1750-2500 g


Bila ada gangguan napas, kejang & gangguan
minum segera lakukan rujukan
Bila bayi dapat minum per oral & tidak
memerlukan cairan IV, berikan minum seperti
pada bayi sehat.
Apabila bayi memerlukan cairan IV:
Hanya berikan cairan IV selama 24 jam
pertama;
Mulai berikan minum per oral pd hari ke 2 /
segera setelah bayi stabil. Anjurkan
pemberian ASI apabila ibu ada & bayi
menunjukkan tanda siap untuk menyusu;
Apabila masalah sakitnya menghalangi
proses menyusui ( gangguan napas,
kejang), berikan ASI peras melalui pipa
lambung:

Bayi sakit 1750-2500 g


Berikan cairan IV & ASI menurut umur
Berikan minum 8 X dlm 24 jam (3 jam
sekali). apabila bayi telah mendapat
minum 160 ml/kg BB / hari masih tampak
lapar berikan tambahan ASI setiap kali
minum
Biarkan bayi menyusu bila keadaan bayi
sudah stabil & bayi menunjukkan
keinginan untuk menyusu & dapat
menyusu tanpa terbatuk / tersedak

Tabel 8.2 Jumlah cairan yg dibutuhkan bayi (mL/kg)


Hari ke

5+

> 1500 g

60

80

100

120

150

< 1500 g

80

100

120

140

150

Berat

Tabel 8.3 Jumlah cairan IV & ASI


bayi sakit berat 1750 - 2500 g
U m u r (hari)
Pemberian

Kecepatan cairan IV (mL/jam atau


tetes mikro/menit)

Jumlah ASI setiap 3 jam (mL/kali)

14

22

30

35

38

Pemantauan
I. Kenaikan berat badan & pemberian minum
setelah umur 7 hari
Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari
pertama. Bayi dg berat lahir > 1500 g dapat
kehilangan berat sampai 10%. Berat lahir
biasanya tercapai kembali dlm 14 hari
kecuali apabila terjadi komplikasi.
Setelah berat lahir tercapai kembali,
kenaikan berat badan selama 3 bulan
seharusnya:
150200 g seminggu untuk bayi < 1500
g (mis. 2030 g/hari)
200250 g seminggu untuk bayi 1500
2500 g (mis. 3035 g/hari).

Pemantauan
Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh
(pd semua kategori berat) & telah berusia >
7 hari:
Tingkatkan jumlah ASI dg 20 mL/kg/hari
sampai tercapai jumlah 180 mL/kg/hari;
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dg
kenaikan BB bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 mL/kg/hari;
Apabila kenaikan berat tidak adekuat,
tingkatkan jumlah pemberian ASI
sampai 200 mL/kg/hari;

Pemantauan
Apabila kenaikan berat tetap
kurang dari batas yg telah
disebutkan diatas dlm waktu
> seminggu & bayi sudah
mendapat ASI 200 mL/kg BB per
hari, tangani sbg kenaikan BB
tidak adekuat.

Tanda kecukupan
pemberian ASI
Kencing minimal 6 X dlm 24
jam
Bayi tidur nyenyak setelah
pemberian ASI
Peningkatan BB setelah 7
hari pertama sebanyak 20
gram setiap hari.

Pemulangan penderita
Suhu stabil
Toleransi minum per oral
baik, diutamakan pemberian
ASI. Bila tidak bisa diberikan
ASI dg cara menetek dapat
diberikan dg alternatip cara
pemberian minum yg lain.
Ibu sanggup merawat BBLR
di rumah

HIPOTERMI
Hipotermi adalah suhu tubuh
< 36.5 C pd pengukuran
suhu ketiak

Hipotermi sering pd neonatus dg BBLR


karena
pusat pengaturan suhu tubuh bayi yg
belum sempurna,
permukaan tubuh relatif luas,
produksi &
menyimpan panas terbatas.
Suhu tubuh rendah dapat disebabkan karena
terpapar
lingkungan yg dingin
suhu lingkungan rendah, permukaan
dingin / basah)
bayi dlm keadaan basah tidak
berpakaian.

Hipotermi merupakan suatu


tanda bahaya dapat
menyebabkan terjadinya
perubahan metabolisme tubuh
yg akan berakhir dg kegagalan
fungsi jantung paru & kematian

Mekanisme kehilangan panas


Radiasi: dari bayi ke
lingkungan dingin terdekat.
Konduksi: langsung dari bayi
ke sesuatu yg kontak dg bayi
Konveksi: kehilangan panas
dari bayi ke udara sekitar
Evaporasi: penguapan air
dari kulit bayi

LANGKAH PROMOTIF /
PREVENTIF
Rawat bayi kecil di ruang yg hangat
( > 25C & bebas dari aliran angin).
Jangan meletakkan bayi dekat dg
benda yg dingin (mis. dinding dingin
atau jendela) walaupun bayi dlm
inkubator atau di bawah pemancar
panas.
Jangan meletakkan bayi langsung di
permukaan yg dingin (mis. alasi
tempat tidur / meja periksa dg kain /
selimut hangat sebelum bayi
diletakkan).

Pd waktu dipindahkan ke tempat


lain, jaga bayi tetap hangat &
gunakan pemancar panas /
kontak kulit dg perawat.
Memakai pakaian & mengenakan
topi.
Bungkus bayi dg pakaian yg
kering & lembut & selimuti.
Buka bagian tubuh yg diperlukan
untuk pemantauan / tindakan.
Berikan tambahan kehangatan pd
waktu dilakukan tindakan (mis.
menggunakan pemancar panas).

Ganti popok setiap kali basah.


Bila ada sesuatu yg basah
ditempelkan di kulit (mis. kain
kasa yg basah), usahakan agar
bayi tetap hangat.
Jangan memandikan atau
menyentuh bayi dg tangan
dingin.
Ukur suhu tubuh sesuai jadwal
pd tabel (lihat lampiran)

Keadaan bayi

Frekuensi Pengukuran

Bayi sakit

Tiap jam

Bayi kecil

Tiap 12 jam

Bayi keadaan membaik

Sekali sehari

Berat bayi

Suhu inkubator (oC) menurut umura


35 oC

34 oC

33 oC

32 oC

1-10 hari

11 hari 3
minggu

3-5 minggu

> 5 minggu

1500-2000
g

1-10 hari

11 hari4
minggu

> 4 minggu

2100-2500
g

1-2 hari

3 hari-3
minggu

> 3 minggu

1-2 hari

> 2 hari

< 1500 g

> 2500 g

Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1 oC setiap perbedaan
suhu 7 oC antara suhu ruang & inkubator.
a

CARA

PETUNJUK PENGGUNAAN

Kontak
kulit

Untuk semua bayi


Untuk menghangatkan bayi dalam waktu
singkat, atau menghangatkan bayi
hipotermi (32 36,4oC) apabila cara lain
tidak mungkin dilakukan

Kangaroo
Mother
Care
(KMC)

Untuk menstabilkan bayi dengan berat


badan < 2500 g, terutama
direkomendasikan untuk perawatan
berkelanjutan bayi dengan berat badan <
1800 g
Tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis,
gangguan napas berat).
Tidak untuk Ibu yang menderita penyakit
berat yang tidak dapat merawat bayinya.
Pada ibu yang sedang sakit, dapat
dilakukan oleh keluarga (pengganti ibu)

CARA

PETUNJUK PENGGUNAAN

Pemancar
panas

Untuk bayi sakit atau bayi


dengan berat 1,500 g atau lebih
Untuk pemeriksaan awal bayi,
selama dilakukan tindakan, atau
menghangatkan kembali bayi
hipotermi

Lampu
penghang
at

Bila tidak tersedia pemancar


panas, dapat digunakan lampu
pijar maksimal 60 watt dengan
jarak 60 cm

Inkubator

Penghangatan berkelanjutan
bayi dengan berat < 1,500 g
yang tidak dapat dilakukan KMC
Untuk bayi sakit berat (sepsis,
gangguan napas berat)

CARA

PETUNJUK PENGGUNAAN

Boks
penghang
at

Bila tidak tersedia inkubator,


dapat digunakan boks
penghangat dengan
menggunakan lampu pijar
maksimal 60 watt sebagai
sumber panas

Ruangan
hangat

Untuk merawat bayi dengan


berat < 2500 g yang tidak
memerlukan tindakan diagnostik
atau prosedur pengobatan,
Tidak untuk bayi sakit berat
(sepsis, gangguan napas berat)

Anamnesis

Pemeriksaan

Klasifikasi

Bayi terpapar suhu


lingkungan yang rendah
Waktu timbulnya kurang
dari 2 hari

Suhu tubuh 32 C
36.4 C
Gangguan napas
Denyut jantung < 100
kali/menit
Malas minum
Letargi

Hipotermia sedang

Bayi terpapar suhu


lingkungan yang rendah
Waktu timbulnya kurang
dari 2 hari

Suhu tubuh < 32 C


Tanda lain hipotermia
sedang
Kulit teraba keras
Napas pelan dan dalam

Hipotermia berat

Tidak terpapar dengan


dingin atau panas yang
berlebihan

Suhu tubuh berfluktuasi


antara 36 C 39 C
meskipun berada di
suhu lingkungan yang
stabil
Fluktuasi sesudah
periode suhu stabil

Suhu tubuh tidak


stabil (lihat Dugaan
sepsis)

MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT

Segera hangatkan bayi di


bawah pemancar panas.
Gunakan inkubator atau
ruangan hangat, bila perlu.
Ganti baju yg dingin & basah
dg pakaian yg hangat, topi &
selimut hangat.
Hindari paparan panas yg
berlebihan & posisi bayi sering
diubah.

MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT

Bayi dg gangguan napas (frek.


napas > 60 atau < 30 X/menit,
tarikan dinding dada, merintih
saat ekspirasi), lihat bab tentang
Gangguan napas.
Pasang jalur IV & beri cairan IV
sesuai dg dosis rumatan, & pipa
infus tetap terpasang di bawah
pemancar panas, untuk
menghangatkan cairan.
Periksa kadar glukose darah, bila
kadar glukose darah < 45 mg/dL
(2.6 mmol/L), kelola hipoglikemia.

MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT
Nilai tanda bahaya setiap jam &
kemampuan minum setiap 4 jam
sampai suhu tubuh dlm batas normal.
Ambil sampel darah &beri antibiotika
sesuai pengelolaan Kemungkinan
besar sepsis.
Anjurkan ibu menyusui segera setelah
bayi siap :
Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI
peras
Bila bayi tidak dapat menyusu sama
sekali, pasang pipa lambung & beri ASI
peras begitu suhu bayi mencapai 35
C.

MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT
Periksa suhu tubuh bayi setiap jam.
Bila suhu naik paling tidak 0.5 C/jam,
berarti upaya menghangatkan berhasil,
kemudian lanjutkan setiap 2 jam.
Periksa suhu alat yg dipakai untuk
menghangatkan & suhu ruang tiap jam.
Setelah suhu tubuh bayi normal:
Lakukan perawatan lanjutan untuk
bayi;
Pantau bayi selama 12 jam
kemudian, dan ukur suhunya setiap
3 jam.

MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT

Pantau bayi selama 24 jam


setelah penghentian antibiotika.
Bila suhu bayi tetap dalam batas
normal & bayi minum dg baik &
tidak ada masalah lain yg
memerlukan perawatan di
Rumah Sakit, bayi dapat
dipulangkan & nasehati ibu
bagaimana cara menjaga agar
bayi tetap hangat selama di
rumah.

MANAJEMEN
HIPOTERMI RINGAN
Ganti pakaian yg dingin &
basah dg pakaian yg hangat,
memakai topi & selimuti dg
selimut hangat.
Bila ada ibu/pengganti ibu,
anjurkan menghangatkan bayi
dg melakukan kontak kulit dg
kulit (perawatan bayi lekat).

MANAJEMEN

HIPOTERMI RINGAN
Bila ibu tidak ada:
Hangatkan kembali bayi dg alat
pemancar panas. Gunakan inkubator
& ruangan hangat, bila perlu;
Periksa suhu alat penghangat & suhu
ruangan, beri ASI peras dg
menggunakan salah satu alternatif
cara pemberian minum & sesuaikan
pengatur suhu.
Hindari paparan panas yg berlebihan
& posisi bayi lebih sering diubah.

MANAJEMEN
HIPOTERMI RINGAN

Anjurkan Ibu untuk menyusui lebih


sering. Bila bayi tidak dapat
menyusu, berikan ASI peras
menggunakan salah satu alternatif
cara pemberian minum.
Mintalah ibu untuk mengamati tanda
bahaya (mis. gangguan napas,
kejang) & segera mencari
pertolongan bila terjadi hal tersebut.
Periksa kadar glukose darah, bila <
45 mg/dL (2.6 mmol/L), kelola
hipoglike-mia.

MANAJEMEN

HIPOTERMI RINGAN
Nilai tanda bahaya, Periksa
suhu tubuh bayi setiap jam,
bila suhu naik minimal 0.5
C/jam, berarti usaha
menghangatkan berhasil,
lanjutkan memeriksa suhu
setiap 2 jam.
Bila suhu tidak naik atau naik
terlalu pelan, kurang 0.5
C/jam, cari tanda sepsis.

MANAJEMEN
HIPOTERMI RINGAN

Setelah suhu tubuh normal:


Lakukan perawatan lanjutan.
Pantau bayi selama 12 jam
berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam.
Bila suhu tetap dlm batas normal &
bayi dapat minum dg baik serta tidak
ada masalah lain yg memerlukan
perawatan, bayi dapat dipulangkan.
Nasihati ibu cara menghangatkan bayi
di rumah

HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemi adalah keadaan hasil
pengukuran kadar glukose darah
kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L)

Hipoglikemi sering terjadi pd


BBLR, karena cadangan glukosa
rendah.
Hipoglikemi adalah masalah
serius pd BBL, karena dapat
menimbulkan kejang yg berakibat
terjadinya hipoksi otak. Bila tidak
dikelola dg baik akan
menimbulkan kerusakan susunan
saraf pusat bahkan sampai
kematian.
Kejadian hipoglikemi lebih sering
didapat pd bayi dari ibu dg
diabetes melitus.

Glukosa merupakan sumber


kalori yg penting untuk
ketahanan hidup selama proses
persalinan & hari-hari pertama
pasca lahir.
Setiap stress yg terjadi
mengurangi cadangan glukosa
yg ada

LANGKAH PREVENTIF /
PROMOTIF
Penganan/ pengendalian kadar
glukosa ibu DM (Pengelolaan ibu
DM, Buku Panduan Praktis
Pelayanan Maternal & Neonatal).
Penanganan keadaan yg dapat
mengakibatkan BBLR.
Penanganan keadaan yg dapat
meningkatkan penggunaan glukosa
bayi (mis. pada asfiksia, hipotermi,
hiperterm, gangguan pernapasan)
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
rumatan dengan minum ASI dini

Diagnosis
Anamnesis
Riwayat bayi menderita asfiksia,
hipotermi, hipertermi, gangguan
pernapasan
Riwayat bayi prematur
Riwayat bayi Besar untuk Masa
Kehamilan (BMK)
Riwayat bayi Kecil untuk Masa
Kehamilan (KMK)
Riwayat bayi dg ibu Diabetes Mellitus
Riwayat bayi dg Penyakit Jantung
Bawaan

Diagnosis
Pemeriksaan klinis
Hipoglikemi sering asimptomatis, terapi
sudah harus dilakukan agar prognosis lebih
baik.
Gejala yg sering terlihat adalah:
tremor ("jitteriness")
bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin
sianosis
kejang
apnu / nafas lambat, tidak teratur
tangis melengking / lemah merintih.
hipotoni
masalah minum
nistagmus gerakan involunter pd mata

MANAJEMEN
Berikan glukose 10% 2 mL/kg secara
IV bolus pelan dlm 5 menit.
Jika jalur IV tidak dapat dipasang dg
cepat, berikan lar. glukose melalui
pipa lambung dg dosis yg sama.
Infus Glukose 10% sesuai kebutuhan
rumatan, kemudian lakukan rujukan
Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi
tidak dapat menyusu, berikan ASI
peras dg menggunakan salah satu
alternatif cara pemberian minum

IKTERUS /
HIPERBILIRUBINEMIA
Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva
& mukosa yg terjadi karena
meningkatnya kadar bilirubin dlm
darah.
Disebut hiperbilirubinemia apabila
kadar bilirubin dlm darah > 5 mg%
( 85 mol/L)

Bayi sering mengalami ikterus


pd minggu pertama kehidupan,
terutama bayi kurang bulan.
Dapat terjadi secara normal /
fisiologis & patologis.
Kemungkinan ikterus sbg gejala
awal penyakit utama yg berat
pada neonatus.
Peningkatan bilirubin dlm darah
disebabkan pembentukan yg
berlebihan & / pengeluaran yg
kurang sempurna.

Ikterus perlu ditangani secara


seksama, karena bilirubin akan
masuk ke dlm sel syaraf &
merusak sehingga otak
terganggu & mengakibatkan
kecacatan sepanjang hidup atau
kematian (ensefalopati biliaris)

Langkah Promotif / Preventif

Menghindari penggunaan obat pd ibu


hamil yg dapat mengakibatkan ikterus
(sulfa, anti malaria, nitro furantoin,
aspirin)
Penanganan keadaan yg dapat
mengakibatkan BBLR.
Penanganan infeksi maternal, ketuban
pecah dini.
Penanganan asfiksia, trauma persalinan.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumatan
dengan minum ASI dini & ekslusif

Diagnosis
Anamnesis
Riwayat ikterus pd anak sebelumnya
Riwayat penyakit anemi dg
pembesaran hati, limpa /
pengangkatan limpa dlm keluarga.
Riwayat penggunaan obat selama
ibu hamil
Riwayat infeksi maternal, ketuban
pecah dini
Riwayat trauma persalinan, asfiksia.
Riwayat infeksi maternal, ketuban
pecah dini

Pemeriksaan
Pemeriksaan klinis dilakukan dg
pencahayaan memadai. Ikterus akan
terlihat lebih berat dg sinar lampu &
bisa tidak terlihat dg penerangan yg
kurang. Tekan kulit dg ringan memakai
jari tangan untuk memastikan warna
kulit & jaringan subkutan:
Hari 1 tekan pd ujung hidung atau dahi;
Hari 2 tekan pd lengan atau tungkai;
Hari 3 dst, tekan pd tangan & kaki.

Pemeriksaan
Ikterus muncul pertama di daerah
wajah, menjalar ke arah kaudal
tubuh, & ekstremitas. Pemeriksaan
penunjang kadar bilirubin serum
total saat tanda klinis ikterus
pertama ditemukan sangat
berguna untuk data dasar
mengamati penjalaran ikterus ke
arah kaudal tubuh.
Tentukan tingkat keparahan ikterus
secara kasar dg melihat pewarnaan
kuning pada tubuh metode Kremer.

Pemeriksaan
Pemeriksaan kadar bilirubin
Pemeriksaan tanda klinis lain seperti
gang-guan minum, keadaan umum, apnu
suhu yg labil, sangat membantu diagnosis
disamping keadaan hiperbilirubinemia
Tindak lanjut pd neonatus yg menderita
hiperbilirubinemia harus dilakukan
setelah bayi dipulangkan terutama pada 7
hari pertama pasca kelahiran.
Bila ikterus menetap sampai minggu ke 2
pasca kelahiran, dianjurkan untuk
pemeriksaan kadar billirubin serum total
& direk, serta kadar bilirubin dlm urin.

Pembagian ikterus menurut metode


Kremer
Derajat
Ikterus

Daerah Ikterus

Perkiraan
kadar
bilirubin

Daerah kepala dan leher

5.0 mg%

II

Sampai badan atas

9.0 mg%

III

Sampai badan bawah


hingga tungkai

11.4 mg%

IV

Sampai daerah lengan,


kaki bawah, lutut.

12.4 mg%

Sampai daerah telapak


tangan dan kaki

16.0 mg%

Perkiraan Klinis derajat ikterus


Usia

Ikterus terlihat pada

Hari 1

Setiap ikterus yang


terlihata

Hari 2

Lengan dan tungkai b

Hari 3 dan
seterusnya

Tangan dan kaki

Klasifikasi

Ikterus berat

Bila ikterus terlihat di bagian mana saja dari tubuh bayi pd hari 1,
menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar
sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar dg menunggu hasil
pemeriksaan kadar bilirubin serum.
b
Bila ikterus terlihat pd lengan dan tungkai sampai ke tangan & kaki
pd hari 2, menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi
sinar segera, jangan menunda terapi sinar dg menunggu hasil
pemeriksaan kadar bilirubin serum
a

Pemeriksaan penunjang
Untuk Puskesmas fasilitas penunjang
biasanya jarang tersedia, sehingga
pemeriksaan atau penajaman
klinis sangat diutamakan
Bila tersedia fasilitas, lakukan
pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan gol. darah ibu pd
saat kehamilan & bayi pd saat
kelahiran.

Pemeriksaan penunjang
Bila ibu memiliki gol. darah O
dianjurkan untuk menyimpan
darah tali pusat pd setiap
persalinan untuk pemeriksaan
lanjutan yg dibutuhkan.
Kadar bilirubin serum total
diperlukan bila ditemukan
ikterus pd 24 jam pertama
kelahiran.

Anamnesis

Pemeriksaan

Pemeriksaan
penunjang / diagnosis
lain

Kemungkinan
diagnosis

Timbul saat lahir sampai Sangat Ikterus


dengan hari ke 2
Sangat pucat
Riwayat ikterus pada
bayi sebelumnya
Riwayat penyakit
keluarga : ikterus, anemi,
pembesaran hati,
pengangkatan limpa,
defisiensi G6 PD

Hb < 13 g/dl, Ht < 39%


Bilirubin >8 mg/dl pada
hari ke 1 atau
Kadar Bilirubin > 13mg/dl
pada hari ke 2 ikterus/
kadar bilirubin cepat
Bila ada fasilitas:
Inkompatibilitas gol.
Darah ABO atau Rh

Ikterus hemolitilk
akibat
inkompatibilitas
darah

Timbul saat lahir sampai


dengan hari ke 2 atau
lebih
Riwayat infeksi maternal

Lekositosis, leukopeni,
trombositopenia

Ikterus diduga
karena infeksi
berat/ sepsis
(tangani dugaan
infeksi berat dan
foto terapi bila
diperlukan)

Sangat Ikterus
Tanda tersangka
infeksi/sepsis
(malas minum,
kurang aktif, tangis
lemah, suhu tubuh
abnormal

Anamnesis

Pemeriksaan

Pemeriksaan
penunjang /
diagnosis lain

Kemungkinan
diagnosis

Timbul pada hari 1


Riwayat ibu hamil
pengguna obat

Ikterus

Ikterus akibat
obat

Ikterus hebat timbul pada


hari ke 2
Ensefalopati timbul pada
hari ke 3 - 7
Ikterus hebat yang tidak
atau terlambat diobati

Sangat ikterus
Kejang
Postur abnormal,
letargi

Bila ada fasilitas:


Ensefalopati
Hasil tes Coombs bilirubin (Kernpositif
ikterus) (obati
kejang dan tangani
Ensefalopati
bilirubin)

Ikterus menetap setelah


usia 2 minggu

Ikterus
berlangsung > 2
minggu pada bayi
cukup bulan dan
> 3 minggu pada
bayi kurang bulan

Faktor pendukung:
Urin
gelap,
feses
pucat
Peningkatan bilirubin
direk

Timbul hari ke 2 atau


lebih.
Bayi Berat Lahir Rendah

Bayi tampak
sehat

Ikterus
berkepanjangan
(Prolonged
ikterus)

Ikterus pada bayi


prematur

MANAJEMEN
Ikterus fisiologis tidak memerlukan
penanganan khusus & dapat rawat
jalan dg nasehat untuk kembali jika
ikterus berlangsung > 2 minggu.
Jika bayi dapat menghisap, anjurkan
ibu untuk menyusui secara dini & ASI
eksklusif setiap 2 jam.
Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI
dapat diberikan melalui pipa
nasogastrik atau dg gelas & sendok.
Letakkan bayi ditempat yg cukup
menda-pat sinar mata hari pagi slm 30
menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi
tetap hangat.

MANAJEMEN
Kelola faktor risiko (asfiksia & infeksi)
karena dapat menimbulkan
ensefalopati biliaris.
Setiap Ikterus yg timbul < 24 jam
pasca kelahiran adalah patologis &
membutuhkan pemeriksaan lab. lanjut;
minimal kadar bilirubin serum total,
pemeriksaan kearah adanya peny.
hemolisis.
Pd bayi dg Ikterus Kremer III atau lebih
perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih
lengkap setelah keadaan bayi stabil

Panduan terapi sinar berdasarkan kadar


bilirubin serum (jika fasilitas tersedia)
Saat timbul
ikterus

Hari ke 1

Bayi cukup bulan sehat


kadar bilirubin, mg/dl;
(umol/l)

Bayi dengan faktor risiko


(kadar bilirubin,
mg/dl;umol/l)

Setiap terlihat ikterus

Setiap terlihat
ikterus

Hari ke 2

15

(260)

13

(220)

Hari ke 3

18

(310)

16

(270)

Hari ke 4
dst

20

(340)

17

(290)

Faktor risiko : BBLR, penyakit hemolisis karena inkompatibilitas gologan darah,


asfiksia atau asidosis, hipoksia, trauma serebral, atau infeksi sistemik

MASALAH PEMBERIAN
MINUM

MASALAH
Masalah minum sering terjadi pd
bayi baru lahir, bayi berat lahir
rendah, atau pd bayi sakit berat.
Masalah pemberian minum perlu
mendapat perhatian khusus
selain untuk mengurangi risiko
terjadinya penyakit juga untuk
memenuhi tumbuh kembang bayi

Bayi yang semula minum baik


menjadi malas minum
Bayi malas minum sejak lahir
Berat bayi tidak naik
Ibu cemas tentang cara
pemberian minum, terutama pd
bayi kecil, atau bayi kembar

Anamnesis
Riwayat cara pemberian
minum bayi
Riwayat terjadinya masalah
pemberian minum
Riwayat penimbangan bayi
Riwayat infeksi maternal ,
ketuban pecah dini

Anamnesis

Pemeriksaan

Malas / tidak mau minum


Sebelumnya minum dengan
baik
Timbul 6 jam atau lebih
setelah lahir
Riwayat infeksi maternal

Bayi tampak sakit


Tanda infeksi :
Kesulitan bernapas, suhu tubuh
tidak stabil, iritabel, kejang, tidak
sadar, muntah,

Malas atau tidak mau Bayi berat lahir < 2500 gram atau
minum, sebelumnya minum kehamilan kurang dari 37 minggu
baik
Timbul sejak lahir
Ibu tidak dapat menyusui
Bayi kelihatan sehat
atau tidak berhasil menyusui
Ibu cemas dan khawatir tidak
dapat menyusui
Waktu timbul 1 hari atau
lebih

Kemungkinan
diagnosis

Curiga Infeksi
(sepsis)

Bayi kecil

Cara pemberian
minum salah
Kecemasan pada
ibu

Anamnesis

Pemeriksaan

Kemungkinan
diagnosis

Bayi regurgitasi,
beberapa kali tersedak
dan batuk setelah minum
Timbul pada hari ke 1
atau lebih

Celah antara palatum dan Celah langitmulut atau keluar minum lewat langit
hidung

Bayi regurgitasi sejak


pertama minum
Waktu timbul 1 hari
Air ketuban bercampur
mekonium

Pipa lambung dapat masuk


Bayi kelihatan sehat

Bayi batuk, tersedak dan


regurgitasi sejak pertama
kali minum
Minum dimuntahkan
Waktu timbul sejak lahir

Pipa lambung tidak dapat Kelainan Bedah


masuk.
Keluar air liur atau cairan dari
mulut, walaupun tidak diberi
minum

Iritasi lambung

MANAJEMEN UMUM
Bila bayi bisa minum tanpa batuk,
tersedak atau muntah sejak pertama kali
minum sesudah lahir, lanjutkan dg
kemungkinan diagnosis lain.
Bila bayi mengalami batuk, tersedak atau
muntah sejak pertama kali diberi minum
coba pasang pipa lambung.
Bila tidak berhasil kemungkinan adanya
kelainan bedah, pasang jalur infus dg cairan
rumatan & pemberian minum ditunda. Rujuk
setelah stabil
Bila pipa lambung berhasil masuk, pastikan
pipa masuk ke lambung, lakukan aspirasi cairan
lambung & biarkan mengalir sendiri. Kemudian
lanjutkan dg kemungkinan diagnosis lain

Kecemasan pada ibu


Memberikan pengertian & cara pemberian
ASI yg tepat.
Perhatikan & catat berat bayi setiap hari
Menjelaskan & bekerjasama dg ibu
mengenai teknik menyusui selama 3 hari
Yakinkan ibu bila cara ibu benar
Nasehati ibu cara yg sesuai
Bila berat bayi meningkat min. 60 g dlm 3
hari yakinkan ibu bahwa ASI nya cukup.
Bila peningkatan berat bayi tidak mencapai
min. 60 gram dlm 3 hari, kelola sebagai
persangkaan berat tidak naik dg adekuat

Persangkaan berat bayi tidak


naik dg adekuat
Kenaikan berat bayi tidak adekuat jika
ditemukan kenaikan berat bayi < 60
gram slm 3 hari berturut-turut.
Periksa penyebab berat tidak naik
sebelumnya
Apakah telah diberi minum sesuai rencana
Apakah suhu lingkungan bayi optimal.
Cari tanda sepsis & lakukan pengobatan.
Pengobatan infeksi pd mulut jika
ditemukan.

Persangkaan berat bayi tidak


naik dg adekuat
Bila tidak ditemukan penyebab pasti,
lakukan tindakan meningkatkan
jumlah ASI yg diterima bayi dg cara :
Menaikkan frek. minum, menambah
lamanya waktu menyusui
Berganti payudara setiap mulai
menyusui & pastikan bayi dapat
mengosongkan satu payudara
sebelum pindah kepayudara yg lain.
Ibu cukup minum, gizi & tidak
kelelahan.

Persangkaan berat bayi tidak naik


dg adekuat

Bila kenaikan BB masih < 20 gr tiap hari


Sesudah menyusui, ibu memeras ASI &
pd bayi dg cara alternatif sbg tambahan.
Bila tidak dapat memeras ASI, beri bayi
10 ml pengganti ASI (PASI), gunakan
gelas atau sendok.
PASI tidak harus diberikan, kecuali jika
yakin :
Tersedia selama, mudah diperoleh, dapat
digunakan secara aman, serta dapat
dipersiapkan sesuai petunjuk.

Persangkaan berat bayi tidak


naik dg adekuat
Pemberian PASI dilanjutkan hingga
kenaikan berat bayi min. 20 gram per
hari selama 3 hari berturut-turut,
kemudian turunkan PASI sampai 5 ml
setiap kali minum selama 2 hari.
Bila kenaikan BB cukup (> 20 g/hari)
selama 2 hari berikutnya, hentikan PASI
seluruhnya.
Bila BB turun di bawah 20 g/hari, mulai
tambahkan kembali PASI sebanyak 10 ml
setiap kali minum, & ulangi kembali
proses di atas.

Persangkaan berat bayi tidak


naik dengan adekuat
Setelah PASI dihentikan,
monitor kenaikan BB bayi
selama 3 hari berikutnya.
Jika kenaikan BB berlangsung
dg yg sama atau lebih baik,
bayi dipulangkan ke rumah

MEMBERI MINUM BAYI KECIL


Terangkan bahwa ASI adalah minuman
terbaik.
Bayi kecil mungkin tidak dapat minum
dengan baik pada hari-hari pertama &
hal ini normal karena:
Mudah & menghisap masih lemah
Menghisap dg singkat kemudian berhenti
Tertidur saat sedang minum
Ada waktu jeda yg cukup panjang antara
hisapan
Ingin minum lebih sering dibanding bayi
lebih besar.

MEMBERI MINUM BAYI KECIL


Yakinkan ibu bahwa menyusui dg
ASI akan lebih mudah bila bayi sudah
lebih besar
Hendaknya ibu mengikuti prinsip
umum menyusui ASI:
Bayi disusui minimal 8 kali 24 jam
(siang & malam) sampai BB 2500 gram.
Bila bayi tidak dapat bangun sendiri,
hendaknya ibu membangunkannya
untuk menyusu.
Bila bayi melepaskan hisapannya dari
satu payudara berikan payudara
lainnya

MEMBERI MINUM BAYI KECIL


Selalu memberi minum ASI sebelum
memeras ASI. Bila perlu ibu dapat
meningkatkan aliran ASI dg sedikit
memeras sebelum menyusui.
Biarkan bayi menyusu untuk waktu yg
lebih lama. Ibu harus membiarkan waktu
jeda yg cukup panjang antara hisapan.
Jangan menghentikan bayi menyusu
selama bayi masih berusaha atau ingin
tetap menyusu.
Jangan memaksakan bila bayi belum mau
menyusu.
Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI
untuk 6 bulan pertama.

MEMBERI MINUM BAYI KECIL


Bila bayi tidak menghisap dg baik untuk
menerima sejumlah ASI yg cukup, anjurkan
ibu untuk memberikan ASI peras dg
menggunakan alternatif cara pemberian
minum dg cangkir, sendok / pipa lambung.
Bila suplai ASI cukup (bayi minum > 6 X dlm
24 jam) tetapi BB tidak naik dg adekuat
( < 60 gram slm 3 hari), ibu hendaknya
memeras ASI dlm 2 cangkir yg berbeda.
Hendaknya ibu memberikan pertama kali kpd
bayinya pertama kali ASI peras dlm cangkir
ke 2 yg mengandung lebih kaya lemak
kemudian baru ASI yg ada di dlm cangkir
pertama bila bayi masih memerlukan

MEMBERI MINUM BAYI KEMBAR


Yakinkan ASI nya cukup untuk kedua bayinya.
Bila bayinya kecil, terangkan kpd ibu bahwa
akan memerlukan waktu cukup lama untuk
memulai menyusui ASI dg mantap
Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum
menyusui, sebagai tambahan ibu harus :
Mulai menyusui salah satu bayinya pd saat
payudara sudah siap untuk dua bayi
Yakin bahwa bayi yg lebih lemah mendapat cukup
ASI
Beri ASI peras dg menggunakan salah satu cara
alternatif pemberian minum, sesudah selesai
menyusu bila diperlukan
Secara bergantian menggilir payudara setiap kali
menyusui

TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Cara Pilih Wahana-Iship
    Cara Pilih Wahana-Iship
    Dokument3 Seiten
    Cara Pilih Wahana-Iship
    dimashmp
    Noch keine Bewertungen
  • Skill Fraktur
    Skill Fraktur
    Dokument15 Seiten
    Skill Fraktur
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Skill Pernafasan
    Skill Pernafasan
    Dokument29 Seiten
    Skill Pernafasan
    Indah Mustika Dewi
    Noch keine Bewertungen
  • Kepaniteraan Umum
    Kepaniteraan Umum
    Dokument24 Seiten
    Kepaniteraan Umum
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Bayi Resti
    Bayi Resti
    Dokument35 Seiten
    Bayi Resti
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Infeksi Traktus Urogenital
    Infeksi Traktus Urogenital
    Dokument62 Seiten
    Infeksi Traktus Urogenital
    abudh011
    Noch keine Bewertungen
  • Kuliah Tulang DR Joko
    Kuliah Tulang DR Joko
    Dokument64 Seiten
    Kuliah Tulang DR Joko
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Skill Fraktur
    Skill Fraktur
    Dokument15 Seiten
    Skill Fraktur
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Osteoarthritis PDF
    Osteoarthritis PDF
    Dokument35 Seiten
    Osteoarthritis PDF
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Radiologi
    Jurnal Radiologi
    Dokument27 Seiten
    Jurnal Radiologi
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Skill Enterohepatik
    Skill Enterohepatik
    Dokument55 Seiten
    Skill Enterohepatik
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Diet Ocd
    Diet Ocd
    Dokument76 Seiten
    Diet Ocd
    Achmad Taufik Prabowo
    Noch keine Bewertungen
  • Kuliah Modul Saraf
    Kuliah Modul Saraf
    Dokument38 Seiten
    Kuliah Modul Saraf
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Spondilitis Tuberkulosa
    Spondilitis Tuberkulosa
    Dokument27 Seiten
    Spondilitis Tuberkulosa
    wynie_13
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Fungi Keratitiz 1
    Jurnal Fungi Keratitiz 1
    Dokument6 Seiten
    Jurnal Fungi Keratitiz 1
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • TB Pada Anak
    TB Pada Anak
    Dokument5 Seiten
    TB Pada Anak
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Osteoarthritis
     Osteoarthritis
    Dokument4 Seiten
    Osteoarthritis
    ElisaMaristin
    Noch keine Bewertungen
  • Prolapsus Rectum
    Prolapsus Rectum
    Dokument2 Seiten
    Prolapsus Rectum
    Gio Vano Naihonam
    Noch keine Bewertungen
  • Diabetes Melitus Tipe 1
    Diabetes Melitus Tipe 1
    Dokument38 Seiten
    Diabetes Melitus Tipe 1
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Power Point Rectal Prolaps
    Power Point Rectal Prolaps
    Dokument19 Seiten
    Power Point Rectal Prolaps
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • PPT Jurnal
    PPT Jurnal
    Dokument38 Seiten
    PPT Jurnal
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Lagoftalmus
    Lagoftalmus
    Dokument2 Seiten
    Lagoftalmus
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Fraktur Clavikula
    Fraktur Clavikula
    Dokument11 Seiten
    Fraktur Clavikula
    hendra_hermawan9528
    Noch keine Bewertungen
  • Osteoarthritis
    Osteoarthritis
    Dokument42 Seiten
    Osteoarthritis
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Cover
    Cover
    Dokument1 Seite
    Cover
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Typhoid
    Typhoid
    Dokument44 Seiten
    Typhoid
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Diare Fix
    Diare Fix
    Dokument36 Seiten
    Diare Fix
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • Diare Succes
    Diare Succes
    Dokument24 Seiten
    Diare Succes
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen
  • MP Ngaliyan
    MP Ngaliyan
    Dokument59 Seiten
    MP Ngaliyan
    Retno Setyowati
    Noch keine Bewertungen