Sie sind auf Seite 1von 42
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR = SKEP/2771 / x11 /2010 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-09 (ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-09), PROSEDUR PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA PERAIRAN (WATERBASE) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, bahwa setiap pembangunan dan pengoperasian bandar udara perairan (walerbase) harus memenuhi persyaratan standar teknis operasional bandar udara__perairan (waterbase) sebagaimana telah diamanahkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.24 Tahun 2009 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (CASR Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome); bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a, perlu diatur ketentuan mengenai tata cara dan prosedur pemberian izin pembangunan dan pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) dalam suatu Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956) Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, Menetapkan 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon 1 Kementerian Negara Republik Indonesia; 4, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 Tentang Bandar udara (Aerodrome); 5. Peraturan Menteri Perhubungan Udara Nomor KM60 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan: 6. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/227/VII/2010 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR Part 13) Volume II! Bandar udara perairan (Waterbase); MEMUTUSKAN PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-09 (ADVISORY CIRCULAR CASR — PART _ 139-09), PROSEDUR PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA PERAIRAN (WATERBASE) BAB! KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan 1, Bandar Udara Perairan (Waterbase) adalah bandar udara khusus yang dipergunakan untuk melayani pengoperasian pesawat udara di perairan (seaplane). 2. Penyelenggara Bandar Udara Perairan adalah Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau Badan Hukum Indonesia pemegang register bandar udara perairan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara 3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara 4, Direktur adalah Direktur Bandar udara. Pasal 2 Setiap pembangunan dan pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) harus memenuhi persyaratan standar teknis dan operasional bandar udara perairan (waterbase) BABII PEMBANGUNAN BANDAR UDARA PERAIRAN (WATERBASE) Pasal 3 (1) Pembangunan bandar udara perairan (waterbase) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan setelah mendapat Izin Mendirikan Bangunan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota atau Pemerintah Daerah Propinsi untuk Daerah Khusus atau Daerah Istimewa (2) Izin Mendirikan Bangunan bandar udara perairan (walerbase) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mendapat rekomendasi dari Direktur atas nama Direktur Jenderal (3) Untuk mendapatkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) atau pemohon harus mengajukan permohonan kepada Direktur sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran | Peraturan ini (4) Permohonan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dilengkapi dengan a. persyaratan administrasi hasil kajian / studi kelayakan teknis, operasional dan lingkungan; dan . rancangan teknis terinci bandar udara perairan (waterbase). Pasal 4 Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) huruf a sekurang-kurangnya terdiri dari a. bukti kepemilikan / penguasaan lahan; b. rekomendasi dari Pemerintah Daerah setempat mengenai keterpaduannya dengan rencana umum tala ruang wilayah kabupaten/kota/provinsi. c. rekomendasi dari instansi di wilayah setempat yang bertanggung jawab di bidang pertahanan dan keamanan negara mengenai keterpaduan sistem keamanan dan pertahanan nasional, dan d. rekomendasi dari Departemen/Kementerian yang bertanggungjawab di bidang kelautan/pantai dan/atau pelayaran Pasal 5 Hasil kajian / studi kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) huruf b, sekurang kurangnya memuat a. kelayakan teknis yaitu kelayakan yang dinilai berdasarkan faktor kesesuaian fisik antara lain ) topografi dan bathimatri ) tinggi gelombang, )_kedalaman perairan ) kecepatan arus air, 5) pasang surut air 6) olakan air, dan 7) jeram Sens b. kelayakan operasional yaitu kelayakan yang antara lain dinilai berdasarkan 1) jenis pesawat udara. 2) pengaruh cuaca, termasuk kondisi perairan; 3) penghalang; 4) alur pelayaran 5) penggunaan ruang udara; 6) rencana jalur penerbangan 7) penggunaan ruang perairan; 8) benda-benda terapung; 9) dukungan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan:dan 10)standar teknis operasional keselamatan dan keamanan penerbangan. c kelayakan lingkungan yaitu suatu kelayakan yang dinilai_terutama berdasarkan dampak yang akan timbul terhadap sosial masyarakat dan ekosistem perairan di sekitar Bandar udara perairan (waferbase) baik pada masa konstruksi, operasi maupun tahap-tahap pengembangan selanjutnya. Pasal 6 Rancangan teknis terinci bandar udara perairan (waterbase) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) huruf c, sekurang kurangnya memuat a. peta situasi lokasi bandar udara perairan (waterbase) b. gambar / layout fasilitas bandar udara perairan (waterbase) cc. rancangan teknis terinci (detail design) fasiitas bandar udara_perairan (waterbase) yang meliputi antara lain 1) fasilitas bandar udara perairan (waterbase) sisi udara, 2) fasilitas bandar udara perairan (waterbase) sisi darat; dan 3) fasilitas keselamatan penerbangan Pasal 7 (1) Rekomendasi pembangunan bandar udara perairan (waterbase) diterbitkan oleh Direktur atas nama Direktur Jenderal selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) diterima secara lengkap oleh Direktur. (2) Penolakan terhadap permohonan rekomendasi pembangunan bandar udara perairan (waterbase) disampaikan oleh Direktur Jenderal kepada pemohon selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara lengkap diterima oleh Direktur dengan disertai alasan penolakan. BAB Ill PENGOPERASIAN BANDAR UDARA PERAIRAN (WATERBASE) Pasal 8 (1) Bandar udara perairan (waterbase) yang dioperasikan harus_memenuhi persyaratan standar teknis dan operasional bandar udara_perairan (waterbase) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Bandar udara perairan (waterbase) yang telah memenuhi persyaratan standar teknis dan operasional Bandar udara perairan (waterbase) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan register oleh Direktur Jenderal Pasal 9 (1) Untuk memperoleh register bandar udara perairan (waterbase) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), penyelenggara_mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan buku — pedoman pengoperasian bandar udara perairan (waterbase manual) sebagaimana tercantum pada Lampiran II Peraturan ini serta melampirkan a. copy jjin badan usaha bandar udara perairan (waterbase) [Unit Pelaksana Bandar udara perairan (waterbase); b. copy ijin mendirikan bangunan bandar udara perairan (waterbase), b._ bukti penguasaan fasilitas bandar udara perairan (waterbase): dan cc. bukti pembayaran Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). (2) Register bandar udara perairan (waterbase) diterbitkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dan memenuhi ketentuan standar teknis dan operasional bandar udara perairan (waterbase) berdasarkan hasil evaluasi lapangan yang dilaksanakan oleh tim sertifikasi bandar udara perairan (waterbase) / petugas yang ditunjuk oleh Direktur (3) Dalam melaksanakan evaluasi lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Direktur dapat mempergunakan check list pemeriksaan dan verifikasi Bandar udara perairan (waterbase) sebagaimana tercantum pada lampiran Ul Peraturan ini (4) Evaluasi lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan setelan dokumen permohonan dinyatakan lengkap dan memenuhi persyaratan Pasal 10 (1) Register sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang (2) Register bandar udara perairan (waterbase) tidak dapat dipindahtangankan. BAB IV TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA BANDAR UDARA PERAIRAN (WATERBASE) Pasal 11 Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) bertanggung jawab terhadap keselamatan penerbangan pada Bandar udara perairan (waterbase) yang dioperasikannya Pasal 12 Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) mempunyai keharusan antara lain a. mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan di bidang Penerbangan; b, menjamin keselamatan pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) dan merawat fasilitas dan/ atau peralatan yang dioperasikan untuk dapat mempertahankan terpenuhinya persyaratan standar teknis dan operasional Bandar udara perairan (waterbase). a) (2) (3) melaporkan kegiatan pengoperasian bandar udara perairan (waterbase), termasuk kondisi fisik. fasilitas dan/atau peralatan, dan personel setiap 3 (tiga) bulan kepada Direktur Jenderal dengan menggunakan format laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan ini melaporkan setiap_kejadian (incident) danfatau kecelakaan (accident) yang terjadi pada bandar udara perairan (waterbase) yang diselenggarakan: melaksanakan inspeksi keselamatan operasional bandar udara perairan (waterbase) secara internal paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun oleh Inspektur bandar udara atau petugas atau Badan Hukum Indonesia yang ditunjuk atau diberi kewenangan atau izin oleh Direktur Jenderal, senantiasa menjaga dan meningkatkan kompetensi personel yang terkait langsung dengan pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) memberi izin dan membantu sepenuhnya pelaksanaan pengawasan keselamatan yang dilaksanakan ‘oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; menjaga keberadaan penghalang (obstacle) yang ada pada kawasan lepas landas dan pendaratan pada bandar udara perairan (waterbase) yang dioperasikan, untuk = mempertahankan dan_-meningkatkan _tingkat keselamatan operasional bandar udara perairan (waterbase), melaksanakan pengukuran terhadap setiap keberadaan penghalang (obstacles), baik yang telah ada maupun yang baru, melalui metoda dan peralatan pengukuran yang dapat dipertanggung jawabkan oleh personel yang mempunyai kompetensi dibidang pengukuran Pasal 13, Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) yang tidak melaksanakan tanggung jawab keselamatan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dapat dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis oleh Direktur Jenderal. Peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan alasan tidak dipenuhinya tanggung jawab oleh penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) Apabila penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) dalam waktu 3 (tiga) bulan’ tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam peringatan, maka Direktur Jenderal dapat _membekukan register atav membatasi pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) (4) Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak pembekuan register Alay pembatasan pengoperasian andar udara_perairan (waterbase) Sebagaimana dimaksud pada ayat (3) penyelenggara bandar udara peraitan fwater base) tidak dilakukan perbaikan dalam pengoperasian, maka bwektur Jenderal dapat mencabut register dan / atau menutup pengoperasian Bandar udara perairan (waterbase) Pasal 14 Pembatasan atau penutupan pengoperasian sebagaimana dimaksud dalam Pagal 13. ayat (3) dan (4) diberitahukan kepada penyelengga’a dan dipublikasikan melalui NOTAM Office (NOF) sesuai ketentuan yang berlaku Pasal 15 Setiap perubahan struktur organisasi, manajemen, fasiltas/peraiatan dan operasional bandar udara perairan (waterbase), penyelenggara harus cevmutakhirkan buku pedoman bandar udara perairan (water base manual, risk ‘assesment dan pelaporan kepada Direktur Jenderal Pasal 16 (1) Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) dapat melakukan pembatasan atau penutupan bandar udara perairan (waterbase) yang dioperasikannya (2) Pembatasan atau penutupan bandar udara_ perairan (waterbase) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaporkan kepada Direktur sendeval dan NOTAM Office sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hart ‘sebelum tanggal pelaksanaan pembatasan atau penutupan BABV PETUGAS PELAPORAN Pasal 17 (1) Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) menunjuk 4 (satu) atau lebih petugas pelaporan (2) Petugas pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas antara lain a. mencatat dan melaporkan setiap terjadi incident dan/ atau accident. B mencatat. dan melaporkan setiap perubahan yang terjadi di bandar udara perairan (waterbase) ¢ menyampaikan informasi secara tertulis setiap perubahan sebagaiman dimaksud pada huruf b kepada Aeronautical Information Services (AIS) untuk dipublikasikan dalam Aeronautical Information Publication (AIP). dan , melakukan pembaharuan (up-dating) data Aeronautical Information Publication (AIP) sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. (3) Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) harus memberikan pelatihan sesuai Kompetensi kepada petugas pelaporan sebagamana dimaksud pada ayat (1) Pasal 18 (1) Dalam keadaan tertentu dan bersifat sementara Direktur Jenderal dapat mengeluarkan register bandar udara perairan (waterbase) sementara (2) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain a. terjadi bencana alam atau keadaan darurat lainnya, . kegiatan Pejabat Pemerintahan; atau : © kebutuhan mendesak untuk penunjang kegiatan ekonomi dan/atau peneliian dimana pada daerah tersebut tidak terdapat Bandar udala perairan (waterbase), heliport, Bandar udara atau prasarana moda transportasi lain (3) Register bandar udara perairan (waterbase)_sementara sebagainens Gireaksud pada ayat (1) berlaku paling lama 60 (Enam puluh) hari dan dapat diperpanjang sebanyak 2 (dua) kali (4) Register sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) aiberikan setelah memenuhi ketentuan keselamatan operas! bandar udara_ perairan {waterbase) danjatau persyaratan standar teknis dan operasional tanpa keharusan membuat dan menyampaikan buku panduan pengoperasian Bandar udara perairan (Waterbase Manual) Pasal 19 (1) Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) yang berada di dalam Gacea ingkungan kerja bandar udara, maka registrasinya menjadi satu dengan serifikat atau register bandar udara yang bersangkutan (2) Penyelenggara bandar udara_yang mempunyai fasiltas bandar_udara perairan (waterbase) sebagaimana pada ayat (1) harus melengkapi dengan buku panduan pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) yang gicantumkan dalam buku panduan pengoperasian bandar udara (Aerodrome Manual) (3) Apabila bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan Gitutup, maka pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) haus memiliki register bandar udara perairan (waterbase) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) BAB VI INSPEKSI KESELAMATAN Pasal 20 (1) Inspeksi keselamatan yang menjadi tanggung jawab penyelenggars bandar dara perairan (waterbase) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 hurufe, hare dilakukan oleh inspektur bandar udara atau orang yang telah memilk kompetensi tertentu yang disetujui oleh Direktur Jenderal atau Badan Hukum Indonesia yang telah mendapat izin dari Direktur Jenderal (2) Rencana pelaksanaan inspeksi keselamatan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan kepada Direktur dengan melampirkan sekurang- kurangnya a. rencana waktu pelaksanaan inspeksi, Bama inspektur atau petugas inspeksi yang dilengkapi dengan data Gukung inspektur atau petugas yang melaksanakan inspeksi, dan/atay Badan Hukum Indonesia yang akan melaksanakan inspeks! keselamatan bandar udara perairan (waterbase) (2) Hasil inspeksi Keselamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah inspeks! keselamatan selesai dilaksanakan, (4) Pelaksanaan inspeksi keselamatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara bender udara perairan (waterbase) tidak menghalangi tanggung jawab dan Kewenangan Direktur Jenderal melaksanakan pengawasan keselamatan operasional bandar udara perairan (waterbase) Pasal 21 Direktur melaksanakan pengawasan keselamatan operasional bandar udara perairan (waterbase) sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun (1) (2) (3) BAB VII PELAKSANA INSPEKS! KESELAMATAN OPERASIONAL BANDAR UDARA PERAIRAN (WATER BASE) Pasal 22 Untuk mendapatkan izin dari Direktur Jenderal, Badan Hukum Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) harus memenuh! persyaratan sebagai berikut a__memiliki usaha pokok di bidang jasa penerbangan b. memiliki peralatan pemeriksaan bandar udara perairan (waterbase) yang memadal sekurang-kurangnya alat pengukuran Koordinat, arah dan ketinggian serta kamera, c. memiliki referensi atau buku-buku panduan terkait tempat pendaratan dan lepas landas bandar udara perairan (waterbase), d. memiliki fasilitas dan peralatan kerja perkantoran: memiliki inspeklur bandar udara dengan kualifikasi dan jumlah yang memadai untuk melakukan inspeksi keselamatan pengoperasian bandar udara perairan (waterbase), dan { memiliki buku petunjuk pelaksanaan_—inspeksi__keselamatan pengoperasian bandar udara perairan (Waterbase Inspection Manual) yang dapat diterima (accepted) oleh Direktur Jenderal. Untuk mendapat izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Hukum Indonesia. mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan a skte pendirian badan hukum Indonesia termasuk perubahannya yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, nomor pokok harus pajak; daftar peralatan inspeksi keselamatan, daftar fasilitas dan peralatan perkantoran, Gaftar personel dan/ atau inspektur bandar udara yang dimillki dengan disertai data/ dokumen pendukung: daftar pengalaman perusahaan di bidang penerbangan:dan petunjuk pelaksanaan pemeriksaan bandar udara perairan (waterbase Inspection Manual), termasuk didalamnya struktur organisas! dan tranajemen, daftar peralatan, dan personel yang akan melaksanakan pengawasan keselamatan pengoperasian bandar udara_ perairan (waterbase) paos Direktur melaksanakan pemeriksaan dan verifikasi terhadap persyaralan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan menggunakan check list Sesuai lampiran V Peraturan ini dan selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja telah menyelesaikan pemeriksaan dan verifikasi (4) Dalam melaksanakan pemeriksaan dan verifikasi terhadap persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur dapat meminta pemohon mempertunjukan kemampuannya dalam melaksanakan _pengawasan keselamatan. (5) Direktur Jenderal memberikan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah dilakukan pemeriksaan dan verifikasi serta dinyalakan memenuhi_persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk sertiikat penyelenggara inspeksi keselamatan operasional bandar udara perairan (waterbase) BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 23 (1) Bandar udara perairan (waterbase) yang telah mendapatkan izin pengoperasian dari Direktur Jenderal sebelum tanggal berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini dapat tetap melaksanakan pengoperasian sesual dengan izin yang dimiliki (2) Bandar udara perairan (waterbase) yang telah mendapatkan jin pengoperasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyesuaikan dan memenuhi ketentuan dalam peraturan ini paling lama 3 (tiga) tahun sejak peraturan ini dikeluarkan Pasal 24 Dengan berlakunya peraturan ini, maka Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/296/XI/1999 tentang Pembangunan dan pengoperasian Bandar udara di Perairan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi BAB VII PENUTUP Pasal 25 Direktur melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan ini Pasal 26 Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di: JAKARTA Pada tanggal_ 30 Desember 2010 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jwtr, HERRY BAKTI SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada 1. Menteri Perhubungan, 2. Wakil Menteri Perhubungan 3. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan 4. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, 5. Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi; 6 Direktur Jenderal Perhubungan Laut 5. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 6. Para Direktur di Lingkungan Ditjen Hubud; 7. Badan Pengelola Minyak dan Gas: 8 Kepala Bandar udara, Unit Pelaksana Teknis Ditjen Hubud, 9. Direktur Utama (Persero) Angkasa Pura |; 40. Direktur Utama (Persero) Angkasa Pura Il Pasal 26 Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di: JAKARTA Pada tanggal_: 30 Desember 2010 pegineetor JENDERAL PERHUBUNGAN vorrag [rte HERRY BAKTI SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada BORIRAVMASON| Menteri Perhubungan: Wakil Menteri Perhubungan; Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi, Direktur Jenderal Perhubungan Laut; Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Para Direktur di Lingkungan Ditjen Hubud Badan Pengelola Minyak dan Gas: Kepala Bandar udara, Unit Pelaksana Teknis Ditjen Hubud; Direktur Utama (Persero) Angkasa Pura | Direktur Utama (Persero) Angkasa Pura Il Pasal 26 Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal_- 30 Desember 2010 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA td HERRY BAKTI SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Menteri Perhubungan: Wakil Menteri Perhubungan; Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi, Direktur Jenderal Perhubungan Laut; Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Para Direktur di Lingkungan Ditjen Hubud; Badan Pengelola Minyak dan Gas, Kepala Bandar udara, Unit Pelaksana Teknis Ditjen Hubud Direktur Utama (Persero) Angkasa Pura | 0. Direktur Utama (Persero) Angkasa Pura I! BOBYRARAALNS Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM RUDI RICHARDO, SH., MH 3. Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian yang diberikan kami ucapkan terima kasih. kota vtgl bin ...th. tanda tangan pemohon dan stempel perusahaan (nama jelas ) DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ttd HERRY BAKTI Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM RUDI RICHARDO, SH., MH Lampiran | Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP / 2771 / XII / 2010 Tanggal 30 Desember 2010 (Kop Surat Perusahaan) PERMOHONAN REKOMENDAS! PEMBANGUNAN BANDAR UDARA PERAIRAN (WATERBASE) Nomor Kepada Sifat Lampiran Yth. Direktur Bandar Udara Perihal Di Jakarta Dengan hormat 1. Sehubungan dengan adanya rencana transportasi udara dengan menggunakan Seaplane —_ untuk _kegiatan dari dan ke lokasi kami mohon dapat diterbitkan rekomendasi pembangunan bandar udara perairan (Waterbase) sebagai berikut 1. Nama Waterbase 2. Lokasi Waterbase 3. Koordinat (WGS 84) ~ Latitude/lintang = Longitude/garis bujur 2. Sehubungan dengan hal tersebut butir 1, terlampir disampaikan kelengkapan data sebagai berikut a. _ persyaratan administrasi; b._kelayakan teknis, operasional dan lingkungan; dan c. _ rancangan teknis terinci waterbase. 3. Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian yang diberikan kami ucapkan terima kasih. kota gh bln th tanda tangan pemohon dan stempel perusahaan (nama jelas ) DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA prt HERRY BAKTI 3, Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian yang diberikan kami ucapkan terima kasih. kota tgl....bln th tanda tangan pemohon dan stempel perusahaan (nama jelas ) DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARAL. Prk. HERRY BAKTI Lampiran Il Peraturan Direktur Jenderal Pethubungan Udara Nomor SKEP | 2771 / XIl/ 2010 Tanggal 30 Desember 2010 PERMOHONAN MENDAPATKAN REGISTER BANDAR UDARA PERAIRAN (WATER BASE) Format permohonan untuk mendapatkan register bandar udara perairan (Waterbase) Nomor Kepada Sifat Lampiran Yth. Direktur Bandar Udara Perihal Di Jakarta 4. Sehubungan dengan adanya rencana transportasi _udara dengan menggunakan Seaplane untuk kegiatan dari. dan ke lokasi kami mohon dapat diterbitkan register bandar udara perairan (Waterbase), dengan data-data sebagai berikut a. Data/ informasi dari Pemohon Nama Lengkap Alamat Jabatan Nomor telepon Fax E. Mail b. Data/ informasi tentang letak bandar udara perairan Nama bandar udara perairan Koordinat geografis Elevasi Aran dan jarak ke kota atau ke daerah hunian terdekat Uraian tentang lahan dan kepemilikan c. Apakah pemohon merupakan pemilik dari Iahan/ bangunan bandar udara perairan ? a Ya b. Tidak Apabila tidak, perlu penjelasan sebagai berikut * Rincian mengenai hak yang dipunyai/ dipegang berkaitan dengan lahan/ bangunan letak bandar udara perairan * Nama dan alamat dari pemilik lahan/ bangunan bandar udara perairan beserta bukti tertulis yang menyatakan bahwa telah ada izin untuk menggunakan lahan/ bangunan tersebut untuk bandar udara perairan. 2. Jenis pesawat air terbesar yang direncanakan untuk beroperasi di bandar udara perairan , tipe pesawat air 3. Apakah bandar udara perairan _dipergunakan untuk mengoperasikan angkutan udara umum ? aYa b. Tidak 4, Hakhal penting yang harus dicantumkan dalam register bandar udara perairan: Nama bandar udara perairan Penyelenggara bandar udara perairan ‘Atas nama penyelenggara bandar udara perairan tercantum di atas *), dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan register untuk mengoperasikan bandar udara perairan bersangkutan. *) Coret yang tidak perlu Tanda tangan Kewenangan Nama orang yang membuat pernyataan Tanggal i / Informasi a. Satu copy dari pedoman pengoperasian bandar udara perairan (waterbase manual), yang disiapkan sesuai dengan aturan dan memenuhi keperluan untuk menampung pengoperasian pesawat air seperti yang direncanakan, harus menjadi lampiran dari permohonan. b. Permohonan harus disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. c. Bukti-bukti tertulis (berupa dokumentasi) yang mendukung permohonan, bisa jadi akan diminta untuk dilampirkan Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Waterbase Manual, Muatan yang tercakup dalam buku pedoman pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) a. Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (waterbase) sekurang-kurangnya memuat tentang Bab |, berisitentang —: Informasi Umum (General Information) - Babi, berisitentang : Data dan fasilitas bandar udara perairan (waterbase Data and Facilities) - Bab Ill, berisi tentang. Standar Prosedur — Pengoperasian tempat Bandar Udara Perairan (Waterbase Standard Operating Procedures) - BablV, berisitentang © Sistem Pelaporan ( Reporting System) b Apabila terdapat muatan, data dan atau informasi sebagaimana dimaksud pada angka | diatas yang tidak berlaku pada tempat bandar udara perairan, maka penyelenggara tempat waterbase harus memberikan penjelasan dan/atau keterangan dalam buku pedoman pengoperasian tempat bandar udara perairan (waterbase) beserta alasannya dan/atau kajian keselamatan (Risk Assesment) Item-item yang dimasukkan dalam buku pedoman pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) berisi paling sedikit data atau informasi sebagai berikut: Bab |: Informasi Umum Pada Bab Informasi Umum sekurang - kurangnya memuat informasi umum tentang a. Lingkup dan tujuan dari pedoman pengoperasian bandar udara perairan (waterbase), b. Nama penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) beserta alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi setiap saat, c. Sistem pencatatan pergerakan pesawat udara d. Tanggung jawab penyelenggara bandar udara perairan (walerbase); dan e. Struktur organisasi dan informasi _ personel/management pengoperasian/penyelenggara bandar udara perairan (waterbase). Bab II : Data dan Fasilitas Bandar Udara Perairan (waterbase); Pada bab data dan fasilitas bandar udara perairan (waterbase) sekurang- kurangnya memuat tentang a. Gambar lokasi tempat bandar udara perairan (waterbase) yang menunjukkan fasilitas utama, termasuk penunjuk arah angin (Wind Direction Indicator) untuk pengoperasian bandar udara perairan (waterbase): b. Gambar lokasi yang memperlihatkan jarak tempat bandar udara perairan (waterbase) ke Bandar udara terdekat, c. Lokasi dan tinggi obstacle berdasarkan koordinat titik referensi dalam system koordinat WGS -84; d. Data fasilitas - Fasilitas landasan pacu: - Fasilitas Jalur taxiway; - Fasilitas Apron /Ramp ~ Kolam Putar: - Fasilitas Dermaga Tetap/Dermaga Apung, = Tambatan Apung (Mooring Buoy); - Penghalang (obstacle); - Lampu hambatan dan lampu-lampu sebagai alat bantu; - pendaratan untuk penerbangan malam hari/IFR Flight meliputi a) Lampu landasan: b) Lampu Sorot (Flood Light); c) Lampu Penghalang (obstruction Light); d) Lampu suar. - Alat bantu penentu cuaca dan kecepatan angin; = Kantong angin (Wind Sock); = Prosedur pendekatan untuk pendaratan, _batal_ dan keberangkatan untuk penerbangan malam hari/IFR Flight; Fasilitas dan personel radio komunikasi penerbangan yang memiliki lisensi yang sah dan masih berlaku; - Rescue Equipment dan Fire Fighting yang sesuai dengan kategorinya Bab Ill: Standar Prosedur Pengoperasian Bandar Udara Perairan (Waterbase) Pada bab standar prosedur pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) sekurang-kurangnya memuat a. Standar prosedur pelayanan bandar udara perairan (Waterbase Standard Operating Procedures) b. Standar prosedur Inspeksi bandar udara perairan ( Waterbase Standard Operating Procedure for Inspection) c. Standar prosedur pengaturan dan pengendalian Obstacle (Obstacle control prosedur) d. Standar Prosedur Pemeliharaan Area Pergerakan bandar udara perairan (Waterbase Standard Operating Procedures for Maintenance of Movement Area) e. Standar Prosedur Pelaporan bandar udara _perairan (Waterbase Standard Operating Procedures for Reporting) Bab IV : Sistem Pelaporan Pada Bab Sistem Pelaporan, berisi prosedur khusus untuk pelaporan perubahan yang terjadi pada informasi yang ditetapkan dalam AIP dan prosedur-prosedur untuk permintaan penerbitan NOTAM, meliputi hal-hal sebagai berikut a. Penyusunan laporan tentang setiap perubahan yang terjadi, yang dapat mempengaruhi pengoperasian pesawat udara kepada AIS serta membuat catatan tentang perubahan pelaporan selama jam operasi maupun diluar jam operasi: b. Nama dan tanggung jawab petugas yang diberi wewenang untuk menangani perubahan pelaporan dan termasuk rinciannya, nomor telepon petugas yang dapat dihubungi selama jam operasi maupun diluar jam operasi, dan c. Data lengkap dan rinci dari organisasi dan Personel bilamana terjadi perubahan agar dilaporkan Penyusunan dan Penyajian Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) a. Penyusunan dan Penyajian Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) harus memperhatikan 1) dalam bentuk ketikan atau cetakan; 2) dijilid dalam bentuk yang mudah untuk memasukkan perubahan dan penggantian; 3) disediakan sistem - Penataan perubahan dan penggantian yang telah dilakukan; - Pelaksanaan perubahan dan penggantian kedalam buku pedoman pengoperasian bandar udara__perairan (waterbase);dan - Rekaman sejarah perubahan dan penggantian yang telah dilakukan Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) berisikan 1 (satu) dokumen atau dapat lebih dari 1 (satu) dokumen, dengan ketentuan masing-masing — dokumen merupakan referensi dari dokumen lain. Salinan tambahan dari Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) dapat disimpan dalam bentuk rekaman elektronik. Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) ditandatangani oleh penyelenggara dan di sahkan oleh Direktur Bandar udara Penyelenggara Bandar udara perairan (waterbase) _harus menyimpan setidaknya 1 (satu) buah Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) lengkap dengan salinan terbaru dalam bentuk cetakan. Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) _harus menyampaikan kepada Direktur Jenderal Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) lengkap dengan salinan terbaru Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) harus membuat salinan Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) untuk kepentingan pemeriksaan oleh orang dan/atau inspektor bandar udara yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) harus melakukan perubahan terhadap Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) apabila diperlukan untuk menjaga agar informasi yang disediakan tetap akurat DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA fete, HERRY BAKTI ai 3) disediakan sistem = Penataan perubahan dan penggantian yang telah dilakukan; - Pelaksanaan perubahan dan penggantian kedalam buku pedoman pengoperasian bandar~udara._—perairan (waterbase):dan - Rekaman sejarah perubahan dan penggantian yang telah dilakukan Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) berisikan 1 (satu) dokumen atau dapat lebih dari 1 (satu) dokumen, dengan ketentuan masing-masing — dokumen merupakan referensi dari dokumen lain Salinan tambahan dari Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) dapat disimpan dalam bentuk rekaman elektronik. Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) ditandatangani oleh penyelenggara dan di sahkan oleh Direktur Bandar udara Penyelenggara Bandar udara perairan (waferbase) _harus menyimpan setidaknya 1 (satu) buah Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) lengkap dengan salinan terbaru dalam bentuk cetakan. Penyelenggara bandar udara_perairan (waterbase) _harus menyampaikan kepada Direktur Jenderal Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) lengkap dengan salinan terbaru Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) harus membuat salinan Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) untuk kepentingan pemeriksaan oleh orang dan/atau inspektor bandar udara yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal. Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) harus melakukan perubahan terhadap Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (walerbase) apabila diperlukan untuk menjaga agar informasi yang disediakan tetap akurat. te precrur JENDERAL PERHUBUNGAN UDARAd. ft. HERRY BAKTI 21 h. Penyelenggara bandar udara perairan (waterbase) harus melakukan perubahan terhadap Buku Pedoman Pengoperasian bandar udara perairan (waterbase) apabila diperlukan untuk menjaga agar informasi yang disediakan tetap akurat DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ttd HERRY BAKTI Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM RUDI RICHARDO, SH., MH Lampiran II! Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP / 2771 / XII /2010 Tanggal 30 Desember 2010 Checklist Evaluasi Lapangan (Pemeriksaan Dan Verifikasi Persyaratan Pelaksana Inspeksi Keselamatan Bandar udara perairan) | Data/Informasi Umum: Nama Waterbase Pemilik Pengelola Lokasi Penanggungjawab Jarak dan arah dari bandara terdekat Koordinat ~ Latitude = Longitude 8. Elevasi 9. Seaplane yang beroperasi 10. Penggunaan NOGRENS Il, Data/Kondisi Waterbase PERSYARATAN — EKSISTING | KET PRASARANA DAN FASILITAS i Bandar udara perairan (waterbase) 1 2 3 1. Landasan Pacu (Water Operating, Wajib Area) i - Panjang | | | Lebar __=_Kedalaman air _ 2. Jalur Taxiway Waiib - Panjang Lebar - Kedalaman air 3. Apron/Ramp Tidak Wajib - Panjang Lebar 74. Kolam Putar [Wajib “| OT Radius Radius :60m | Bebas penghalang Dermaga tetap/Apung Panjang - Lebar Access route _ Windsock Waterbase Marking njang ~ Listrik - Bahan Bakar - Telephone - Air PENGOPERASIAN WATERBASE VFR OPERATION PADA SIANG. HARI/ MEDICAL EVACUATION PADA. MALAM HARI 1, Jenis Pelayanan Lalu Lintas Udara 2.” Obstacle Limitation Surface — 3. Location of Obstacle (s) and Height Lighting a, Water Operating Lights - Colour - Total amount - Intensity - Position/ interval distance b. Flood Lights - Total amount ~ Intensity ©. Obstruction Lights - Total amount - Position Lampu Suar “Tambatan Apung (Mouring Buoy) Bebas Obs. 15m Wajib_ _Wajib ‘| Wajib, 2 arah "Wajib . Wajib | Tidak Wajib PERSYARATAN | EKSISTING | KET Melalui komunikasi radio (Wajib, 7% i | Waiib, | | Tidak Wajib (VFR | Flight \f | Wajib (IFR Flight) 5. Communications Waijib a. Callsign b. Frequency “6. Navigation Aid a Wajib a. Callsign b. Frequency 7. Instrument Approach Procedure Wajib "8. Fire Fighting Equipment | Wajid a. Dry Chemical Powder (DCP) atau b. Carbon Dioksida (CO2) 9.Rescue Boat Wajib ul PENYELENGGARA 1. Penanggung Jawab | 12. Petugas Pelaporan 3. Personel a. Radio Operator | b. Fire Fighting Officer c. Load Master lll. DATA PENGHALANG (OBSTACLE) Koordinat dalam WGS 84 No. Jenis Obstacle Tinggi PERSONEL PENGOPERASIAN/ " bersyaRATAN | EKSISTING KET Keterangan | 28 Catatan 1 3 Demikian Laporan Pemeriksaan / Verifikasi Persyaratan Standar Teknis Operasional Bandar udara perairan (waterbase) ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya (lokasi pengecekan), Tgl...Bin......Thn. Tim Evaluasi (Pemeriksaan dan Verifikasi Waterbase) 1 (Ketua) (Anggota) 3. (Anggota) DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Pork. HERRY BAKTI Catatan 1 2 3. Demikian Laporan Pemeriksaan / Verifikasi Persyaratan Standar Teknis Operasional Bandar udara perairan (waterbase) ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya (lokasi pengecekan), Tgl...Bin...... Thn. Tim Evaluasi (Pemeriksaan dan Verifikasi Waterbase) 1 (Ketua) 2 (Anggota) 3. (Anggota) DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARAL HERRY BAKTI 25 Catatan 1 2 3. Demikian Laporan Pemeriksaan / Verifikasi Persyaratan Standar Teknis Operasional Bandar udara perairan (waterbase) ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya (lokasi pengecekan), Tgl...Bin......Thn Tim Evaluasi (Pemeriksaan dan Verifikasi Waterbase) 1 (Ketua) 2 (Anggota) 3. (Anggota) DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ttd HERRY BAKTI Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM RUDI RICHARDO, SH., MH Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor ; SKEP/2771/ xix /2010 Tanggal: 30 _Desember 2010 LAPORAN KEGIATAN OPERASIONAL BANDAR UDARA PERAIRAN (WATERBASE) Periode : Bulan sid Bulan Tahun Nama Bandara Perairan Lokasi Penanggung Jawab 1 T Origin wo WAKTU | KEGIATAN DATASEAPLANE | man D'S _CATATANyereangan Hari Tal Lepas Nomor penumpang OPERASIONAL 1 TGI | pendaratan 225 Type | pengafaran | Kepemilikan | Dari Ke 7 2131 4 _ 5 6 | 7 a 310 TH 72 naan + = 7 | 2_ _| _ - _ —__ =— 3 | _ 4 I _ | iL 5 I I - CATATAN 1. Kolom 3 & 4 diisi jumlah pergerakan yang ada 2. Kolom 11 diisi kondisi cuaca, kejadian yang ada dll DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Prk, HERRY BAKTI 26 Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/2771 / XII 12010 Tanggal: 30 Desember 2010 LAPORAN KEGIATAN OPERASIONAL, BANDAR UDARA PERAIRAN (WATERBASE) Periode ; Bulan sid Bulan Tahun Nama Bandara Perairan Lokasi Penanggung Jawab i T Origin / © wakTU KEGIATAN DATA SEAPLANE Jumiah | Dist CATATAN ye reRANGAN Hari/ Tgl/ Lepas ' Nomor penumpang OPERASIONAL Man yO, Pendaratan jcruas YP pendattaran _“ePemilikan Dari | Ke 4 2 3 | 6 _ Z 8 [9 | 10 u 42 1 I I I 2 — — is oe [3 1 —__| 7 L4 i I i i _ Sal i i __ _ CATATAN 1. Kolom 3 & 4 diisi jumlah pergerakan yang ada 2. Kolom 11 diisi kondisi cuaca, kejadian yang ada dil IREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA/ FT HERRY BAKTI Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/ 2771 / Xil /2010 Tanggal:_ 30 Desember 2010 LAPORAN KEGIATAN OPERASIONAL BANDAR UDARA PERAIRAN (WATERBASE) Periode : Bulan s/d Bulan Tahun Nama Bandara Perairan Lokasi Penanggung Jawab ‘Origin / — ail KEGIATAN - DATA ene | Jumlah __Dist__| CATATAN cee Hari /Tgl/ T Lepas | Nomor penumpang OPERASIONAL Jam Pendaratan landas, Type Pendaftaran Kepemilikan | Dari Ke a rf 3 | 4 [5 6 aa 8 _9 10, 14 12 1] cae a | 7 = z oe a | aa _ _ 3 = | i cs _ 41 i a = CATATAN 1. Kolom 3 & 4 diisi jumlah pergerakan yang ada 2. Kolom 11 diisi kondisi cuaca, kejadian yang ada dil DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA td HERRY BAKTI Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM RUDI RICHARDO, SH., MH 7 Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP /2771/ XII /2010 Tanggal: 30 Desember 2010 CONTOH CHECK LIST PEMERIKSAAN TERHADAP SARANA DAN PRASARANA BADAN HUKUM INDONESIA __ HASIL PEMERIKSAAN - ] | MEMENUHI | TIDAK Feary ' No. SARANA/ FASILITAS. PERSYARAT | MEMENUHI | fGRBAIKAN! —-KETERANGAN | AN | PERSYARATAN | _ 7, PERSYARATAN | ADMINISTRAS! : “a. Akte Perusahaan — berserta perubahannya yang sudah disahkan 1 [b. NPWP ! Tc. Surat Keterangan Domisili __ Perusahaan | @ Surat ljin Usaha Pendidikan dan/atau Pelatihan dari Instansi yang berwenang _ e. Daftar Susunan Pengurus Perusahaan = / —Struktur Organisasi "f Surat Pemyataan yang menyatakan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak | bangkrut, usahanya tidak | sedang dihentikan atau tidak sedang menjalani_—_sanksi | | pidana. 28 ~~ HASIL PEMERIKSAAN _ | MEMENUHI TIDAK SARANA / FASILITAS PERSYARAT | MEMENUHI AN | PERSYARATAN | PERSYARATAN SUBSTANS! : | Ta. Kualifikasi Inspektor, ~ Jumlah | ____ = Kompetensi | b. Fasilitas Peralatan Inspeksi; | - GPS - Kompas - Rollmeter - Slopemeter - Kamera Peralatan Pelindung Personel c, Pedoman Inspeksi; | Checklist Pemeriksaan ____= _Inspection Manual KANTOR : (a. Ruang Kerja _ 7 I b. Ruang Rapat _ i Te. Ruang Adm. Sammraaenae L PERLENGKAPAN _ADMINISTRAS! = - | a. Komputer (PC, Note Book) { Printer, Scanner cc. Mesin Fotocopy PERLU PERBAIKAN / PENAMBAHAN KETERANGAN TBUKU — BUKU KERJA i | PENDUKUNG a. UUNo. 1 Th. 2009 tentang ~ | | Penerbangan | | Tb. PP No. 3 Th. 2001 tentang | L ___HASIL PEMERIKSAAN PERLU MEMENUHI TIDAK No. SARANA / FASILITAS PERSYARAT. MEMENUHI — FERBAIKAN! | KETERANGAN _ io AN | PERSYARATAN : _ “Keamanan dan Keselamatan Penerbangan _ a = PP No. 70 Th 2001 tentang | Kebandarudaraan ! Peraturan Menteri Perhubungan No : KM.24 Tahun 2009 Tentang CASR 139 Tentang Bandar udara (Aerodrome) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP / 227 / Vill / 2010 tentang Persyaratan Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil_ Bagian 139 (Manual of Standard CASR Part 139) Volume III Bandar udara_perairan (Waterbase) Dokumen 7 Peraturan Internasional terkait Pengoperasian Waterbase FAA AC No : 150/5395-1 (Seaplane Bases) Dit. Bandar udara / Ditjen Hubud Dit. Bandar udara / Ditien Hubud DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Poke. HERRY BAKTI Dit. Bandar udara / Ditjen Hubud Dit. Bandar udara / Ditjen Hubud FE DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARAC _ } Soke, HERRY BAKTI 31 CATATAN : 1 2 Jakarta, Petugas Pemeriksa 1 Dit. Bandar udara / Ditjen Hubud 2 Dit, Bandar udara / Ditjen Hubud DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ttd HERRY BAKTI Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM RUDI RICHARDO, SH., MH

Das könnte Ihnen auch gefallen