Sie sind auf Seite 1von 2

BAB I

PENDAHULUAN
Berpuluh tahun sebelumnya dikenal hanya satu penyakit infeksi yang menyerang
saluran alat genital serta yang disebabkan oleh gonokokkus sehingga pada waktu dahulu tidak
dapat dibedakan apakah uretritis yang timbul disebabkan oleh infeksi gonokokkus atau non
gonokokkus. Dengan penemuan berbagai antibiotika ternyata diketahui kemudian bahwa
uretritis dapat disebabkan oleh infeksi gonokokkus dan non gonokokkus oleh sebab terbukti
berbeda hasil pengobatan oleh dua jenis antibiotika terhadap uretritis yang disebabkan kedua
golongan tersebut. Akibatnya dikenallah istilah infeksi oleh gonokokkus sebagai uretritis
gonore, sedangkan yang bukan dengan sebutan uretritis non gonokokkus.1
Sebelum tahun 1970 hampir 90% kasus uretritis belum diketahui penyebabnya,
sedangkan 10% sudah diketahui penyebabnya, yaitu Gonokok, Trichomonas vaginalis,
Candida albicans, dan benda asing. Dengan semakin majunya fasilitas diagnostik sesudah
tahun 1970, penyebab uretritis sudah diketahui 75%, sedangkan sisanya 25% masih dalam
taraf penelitian.2
Uretritis merupakan kondisi urologis yang normal terjadi dan sulit ditegakan
diagnosanya oleh dokter, sehingga mempersulit pemberian pengobatan yang tepat.
Organisme seperti Trichomonas vaginalis, Neiserria gonorrhea, Chlamydia trachomatis, dan
Mycoplasma spp dilaporkan menjadi penyebab terjadinya uretritis. Meski demikian, sebagian
pasien dengan uretritis tidak memiliki organisme tersebut. Dengan demikian, diagnosa
uretritis khususnya pada pria dengan tidak adanya penanda inflamasi uretra menjadi sulit,
karena belum adanya informasi yang jelas mengenai komposisi flora urera pada pria normal
maupun penderita uretritis.2
Pada sebuah studi yang dilakukan, didapatkan beberapa mikroorganisme gram positif
yang menjadi mikroflora pada uretra seseorang yang normal. Lactobacilli, coagulase negative
staphylococci, dan Streptococci dilaporkan juga menjadi bagian dari flora normal. Partisipasi
dari beberapa flora normal ini diyakini menjadi bagian untuk mencegah invasi
mikroorganisme oportunistik.2
Infeksi Chlamydia trachomatis pada banyak negara merupakan penyebab utama
infekasi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Laporan WHO tahun 1995 menunjukkan

bahwa infeksi oleh C. trachomatis diperkirakan 89 juta orang. Di Indonesia sendiri sampai
saat ini belum ada angka yang pasti mengenai infeksi tersebut.2

Das könnte Ihnen auch gefallen