Sie sind auf Seite 1von 84

PENYAKIT

HIPERSENSITIVITAS PADA
ANAK
1

Reaksi hipersensitivitas generalisata


atau sistemik yang berat dan
mengancam kehidupan

1.Alergi
2.Non Alergi
3.Idiopatik

Antibiotika
Ekstrak alergen:rumput,jamur,serum
ATS/ADS
Serum kuda
Zat diagnostik: zat radiopaque
Bisa (venom) : ular, lebah, semut
Makanan: sususapi,kerang, kacang, ikan,
telur, udang
Produk darah: Gamaglobulin,
kriopresipitat
Anastetik : prokain, lidokain

Lokal : urticaria, angiedema


Sistemik : kulit, kardiovascular,
gastrointestinal, respiratori
Gejala sistemik ringan :
-gatal
-panas
-Hidung tersumbat
-pembengkakan periorbita
-airmata/bersin
-rasa gatal

Gejala sistemik sedang:


-gejala ringan +
- spasme bronkus
-edema jalan nafas
-dispnu
- batuk
- mengi

Gejala sistemik Berat


gejala ringan + sedang menghebat
-bronkospasme hebat
-edema laring
-serak/ stridor
-sianosis
-dispnu
-henti nafas

-edema laring
-hipersensitivitas GIT
-disfagia
-Kejang perut yang hebat
-Muntah/diare
-Kejang umum (hipoksia/rgs SSP)
-Hipotensi
-aritmia
-syok/ koma
Edema laring penyebab kematian
tersering
pada anak
7

1.
2.

Evaluasi segera respirasi dan kardiovaskular


Adrenalin 0,01 mg/kgBB /IM/SC (lar 1:1.000)
max: 0,3mg , Lengan atas/paha
dapat diulang stlh 5 mnt
Bila tidak respon /syok/kollaps vaskular
dengan medikasi IM
Adrenalin 0,01-0,05mg/kgBB/IV (lar1:10.000)
dengan kec.lambat (1-2mnt) diulang 5-10mnt

3. Intubasi/ trakeostomi
4. Turniket
bila penyebab anafilaksis adalah
suntikan/ sengatan/gigitan hewan pada
ekstremitas
dipasang proksimal dari tempat tsb
5.Oksigen
bila ada sianosis, dispnu, mengi
6. Cairan IV
NaCl 0,9% at RL 20cc/kgBB

7. Aminofilin
bronkospasme menetap 4-7mg/kgBB +
D5%
8.Vasopressor
Bila pemberian cairan IV tidak dapat
mengontrol tekanan darah , berikan:
Dopamine kec. 0,3-1,2 mg/kgBB/jam
Metaraminol bitartrat 0,01mg/kgBB/jam
9. Kortikosteroid
tidak membantu pada keadaan akut,
berguna untuk mencegah rekuren gejala yg
lama.

10

Penyakit kulit yg paling sering dijumpai


pada bayi dan anak
ditandai dengan reaksi inflamasi pada kulit
didasari 0leh faktor herediter dan
lingkungan
prevalensi pada masyrakat: 1-3%
anak
: 5 - 10%
bersifat kronik residif dengan gejala
eritema
papula, vesikel, krusta, skuama, pruritus

11

Onset of dermatities frequently coincides


with the introduction of certain foods into
the infants diet (especially:cows milk,
wheat, soy, peanuts fish or eggs)

Faktor pencetus:
-makanan
-alergen hirup: debu rumah, serbuk
bunga,
bulu binatang
-infeksi kulit

12

Bentuk Klinis
1.Infantil
-berbentuk dermatitis akut eksudatif
-predileksi : daerah muka terutama pipi
daerah ekstensor ekstremitas
2. Bentuk anak
-gejala klinis : kulit kering,
-kronik
-predileksi : daerah fleksura antekubiti,
poplitea, tangan dan kaki, periorbita
13

3.Bentuk dewasa
-lokasi: daerah lipatan, muka,
leher,
badan bag atas dan ekstremitas
-dermatitis kronik
-likenifikasi dan skuamasi

14

Must have 3 or more MAJOR features:


Pruritus
Typical morphology and distribution
flexural lichenification in adult
facial and extensor involvement in infant and children

Personal and family history of atopy


Chronic and chronically relapsing course

15

Must also have 3 or more MINOR features:

Xerosis
Ichthyosis/palmar hyperlinearity/keratosis pilaris
Immediate (type I) skin test reactivity
Elevated serum IgE
Early age of onset dermatitis

16

DIAGNOSTIC CRITERIA OF AD (Hanifin & Rajka,


1980)
MINOR features :

Tendency toward cutaneous infections


Tendency toward nonspecific hand & foot dermatitis
Nipple eczema
Cheilitis
Recurrent conjunctivitis
Denni-Morgan infraorbital fold

17

MINOR features

Keratoconus
Anterior subcapsular cataract
Orbital darkening(hyperpigmentation)
facial pallor/facial erythema
Pityriasis alba
Sweating itch
Intolerance to wool and lipid solvent

18

MINOR features:

Perifollicular accentuation
Food hypersensitivity
Course influenced by environmental/emotional factors
White dermatographism/delayed blanch

19

Laboratorium
-Imunoglobulin :
sedikit peningkatan IgG,IgM,IgA dan IgD
Kadar IgE meningkat pd 80-90% DA
-limfosit :dbn
-eosinofil: meningkat
-komplemem : meningkat / normal
-bakteriologi: bakteri patogen (+)
-uji kulit dan provokasi

20

Skabies
Dermatitis Seboroik Infantil
Dermatitis kontak

21

Secondary infection of the lession with


bacterial, fungal, or viral.

Management
Avoid extreme temperature & humidity
Sweating leads to itching and
aggravation of the disease
swimming
Exposure to sunlight and salt water

22

Hanya memperoleh ASI selama 6 bln kelahiran


Ibu menyusui tidak makan telur, susu sapi, terigu,
kacang tanah bila riwayat alergi (+)

Pengobatan
1.Topikal
-untuk mengatasi kekeringan kulit dan peradangan
mandi dgn sabun linak tanpa pewangi
-memakai pelembab : lanolin, krim
-kortikosteroid : hidrokortison 1%
-krim tacrolimus dan pimecrolimus

23

2. Sistemik
-antihistamin
-kortikosteroid : kasus berat
-antibiotika : infeksi sekunder

24

25

Allergic rhinitis is clinically defined as a


symptomatic disorder of the nose induce by an
IgE-mediated inflamation after allergen
exposure of the membrane of the nose
The new classification of allergic rhinitis:
Uses symptoms and quality of life parameters
Is based on duration: intermitten or
persistent
Is base on severity: mild or moderate-severe

26

Classification of allergic rhinitis


Intermittent (Hay fever )

Persistent (Persistent)

Symptoms

Symptoms

<4 days per week


Or<4 weeks

Mild
Normal

sleep

Normal daily actvities,


sport, leisure
Normal work and school
No troublesome symptoms

>4 days/ week

and > 4 weeks

Moderate- Severe
One or more items
Abnormal

sleep

Impairment of daily activites,


sport, leisure
Problems caused at work or scholl
Troublesome symptoms

27

Seasonal acute-occasional allergic


rhinitis/Hay fever :
- alergi serbuk bunga (pollen )
- negara 4 musim :
trees, grasses, and weeds.
- gejala :rasa gatal pada mata, hidung dan
teggorokan disertai bersin berulang , ingus
encer dan hidung tersumbat

28

Perennial chronic long duration


-alergi terhadap tungau debu rumah,
bulu binatang
- hidung tersumbat merupakan gejala
yang
mencolok

29

Udara dingin
Food
debu
House mite, tick
Pollusi udara
Bau minuman ber
alcohol
Chemical scent :ink,
paint
Bubuk Detergen
Pollen
Bulu binatang
30

Itching of the nose,


palate, pharynx, &
ears
Itching, redness
tearing of the eyes
(conjunctive
The nasal mucous membranes
are bluish, pale
erythema)
Clear mucoid nasal discharge, may become pur
(if secondary infection occurred)
Mouth breathing
Fever (unusual)
Paroxysmal sneezing
Rhinorrhea
Nasal obstrucion
Headache / lethargic

31

Kontrol lingkungan dan penghindaran


alergen
Drug :

Antihistamin : generasi I/II


Dekongestan oral : efedrin, fenileprin, dan
Pseudoephedrine (nasal obstruction)
2-5 years : 15 mg / 6 hour
6-12 years : 30 mg / 6 hour
>12 years : 60 mg / 6 hour

32

Topical nasal corticosteroid


(beclomethasone, budesonide, fluticasone,
mometasone)
mengurangi hiperreaktivitas dan
inflamasi nasal
Initial dosage : 1-2 spray in each nostril
(2-3 times) per day. After 3-4 days as symptoms
improves, the dose / frequency of use are reduced
until a minimal effective dosage is reached.

Complications : local burning, irritation &


epistaxis

33

Kortikosteroid oral/IM untuk penggunaan


jangka pendek
Antikolinergik intranasal (Ipatropium)
untuk anak dengan keluhan beringus
Kromon lokal (kromoglikat )

34

35

Urticaria

:
(kaligata, gidu, nettle-rash, hives

)
erupsi kulit yang menimbul
(wheal) berbatas tegas , warna
merah, lebih pucat pada
bagian tengah, dan memucat
bila ditekan, disertai rasa
gatal
36

Angioedema
(giant urticaria, angioneurotic
edema, quinckes edema)
Lesi yang sama dengan urtikaria
meliputi jaringan subkutan yang
lebih dalam, tidak disertai gatal, ada
rasa nyeri dan terbakar

37

durasi
1.Akut
berlangsung bbrp jam-bbrp hari ( <6mggu)

faktor pencetus diketahui


2. Kronik
berlangsung > 6 mggu
faktor pencetus diketahui
dapat berlangsung sampai beberapa thn

38

Obat-obatan
Inhalan
Gigitan serangga
Faktor psikis
Faktor fisik(getaran,tekanan,matahari,panas,
dingin)
Makanan
Infeksi
genetik

39

1.

2.

3.
4.

Pruritus : rasa gatal yang hebat dan


menyengat
Makula yang meninggi, erytema, dan
edematous
Diameter lesi bervariasi
Lesi urtikaria kolinergik : kecil2

40

Multiple insecte bite


Angioedema herediter
Rare, non urticaria, subcutan / submucous
periodic edema, sick, some time larynx
edema.
Edema ussually extremity and
gastrointestine mucous
Recovery after 1-4 days.
Diagnosis : complement titers C4 dan C2

41

A.PENANGANAN UMUM
1.Eliminasi /penghindaran faktor penyebab
2.Antihistamin
3.Adrenergik
Adrenalin 0,01 ml/kgBB (max 0,3cc)
1:1000
4.Kortikosteroid
B.Penanganan khusus
sesuai diagnosis jenis urtikaria
C.Penanganan topikal

42

Juvenile
Rheumatoid
Arthritis

43

satu penyakit Reumatoid yang paling sering pada anak


kelainan yang paling sering menyebabkan kecacatan.
Ditandai dengan kelainan karakteristik yaitu
- sinovitis idiopatik dari sendi kecil,
-disertai dengan pembengkakan
-efusi sendi
Ada 3 tipe ARJ menurut awal penyakitnya yaitu:
1.oligoartritis (pauciarticular disease),
2. Poliartritis
3. sistemik
Menurut kriteria American Rheumatism Association (ARA)
artritis reumatoid juvenil (ARJ) merupakan penyakit
reumatik yang termasuk ke dalam kelompok penyakit
jaringan ikat yang terdiri lagi dari beberapa penyakit
44

described in all races and geographic areas


incidence: 6 19.6 cases/100,000 children
prevalence: 16-150/100,000
females predominate 2:1
Penyebab gejala klinis ARJ antara lain
infeksi autoimun, trauma, stres, serta
faktor imunogenetik.

45

MANIFESTASI KLINIS
Artritis
-Adalah gejala klinis utama yang terlihat secara obyektif
-Ditandai dengan pembengkakan atau efusi sendi
-paling sedikit 2 dari 3 gejala peradangan yaitu
gerakan yang terbatas
nyeri jika digerakkan
panas
-Nyeri atau sakit (Tidak begitu menonjol)
-Pada anak kecil : kekakuan sendi pada pergerakan,
terutama pada pagi (morning stiffness).
.

46

Tipe onset poliartritis (Polyarticular)


gejala arthritis pada lebih dari 4 sendi
sering terdapat pada sendi-sendi jari dan biasanya
simetris, bisa juga pada sendi lutut, pergelangan kaki,
dan siku.

Tipe onset oligoartritis (Pauciarticular)


4 sendi atau kurang.
sendi besar lebih sering terkena
biasanya pada sendi tungkai.

47

Tipe onset sistemik


-Ditandai dengan demam intermiten
dengan puncak tunggal atau ganda,
-Suhu lebih dari 39o C selama 2 minggu
atau lebih
-artritis disertai kelainan sistemik lain
berupa ruam rematoid
serta kelainan viseral misalnya
hepatosplenomegali, serositis atau
limfadenopati

48

Kriteria diagnosis artritis reumatoid juvenil menurut


American College of Rheumatology (ACR) :
1. Usia penderita kurang dari 16 tahun.
2. Artritis pada satu sendi atau lebih (ditandai pembengkakan/efusi
sendi atau terdapat 2/lebih gejala : kekakuan sendi, nyeri/sakit
pada pergerakan, suhu daerah sendi naik).
3. Lama sakit lebih dari 6 minggu.
4. Tipe awitan penyakit dalam masa 6 bulan terdiri dari :
a.
Poliartritis (5 sendi atau lebih)
b.
Oligoartritis (4 sendi atau lebih)
c.
Penyakit sistemik dengan artritis atau demam intermiten
5. Penyakit artritis juvenil lain dapat disingkirkan
Walaupun tidak ada yang patognomonik namun gejala klinis yang
menyokong kecurigaan ke arah ARJ yaitu kaku sendi pada pagi hari,
ruam reumatoid, demam intermiten, perikarditis, uveitis kronik,
spondilitis servikal, nodul reumatoid, tenosinovitis.

49

Diagnosis also based on a history


compatible with inflammatory joint disease
and a physical examination.

Laboratory Findings
Characteristic of inflammation:
elevated erythrocyte
sedimentation rate & C-reactive
protein
the presence of leukocytosis,
thrombocytosis, anemia (chronic)
Antinuclear antibodies

50

On the affected joints:


Soft tissue swelling
Osteoporosis
periostitis

Differential Diagnosis
Arthritis can be presenting
manifestation for any of the rheumatic
disease of childhood, including
systemic lupus erythematosus (SLE),
juvenile dermatomyositis and the
vasculitis syndromes.

51

1. Suportif
nyeri
Menjaga kekuatan dan fungsi otot serta
range of motion (ROM )
Mengatasi komplikasi sistemik
Memfasilitasi tumbuh kembang yang normal

52

2. Anti Inflamasi Non Steroid (AINS )


-menekan proses inflamasi dan
menghambat
sintesis Prostaglandi
-antipiretik, analgesik dan antiinflamasi
-Aman untuk jangka panjang
Aspirin
: 75-90mg/kgBB/hr
3-4x
Naproksen
: 15-20 mg/kgBB/hr
2x
Ibuprofen
: 35 mg/kgBB/hr
3-4x
53

4. Analgetik
Acetaminophen
5. Kortikosteroid
bila terdapat gejala sistemik, uveitis,
artikular
Prednison : 0,25-1mg/kgBB/hr
SD
6. Imunosupresan
dalam keadaan berat/mengancam
kehidupan
Azatioprin
Sikloposfamid
Metotrexat
Klorambusil

54

7. Nutrisi / latihan fisik


jangan latihan yang menyebabkan
kelelahan
/ nyeri sendi
8. Vitamin D dan asam Folat

55

Gangguan tumbuhkembang
Ulkus/ gastritis
Perikarditis
Anemia hemolitik
Psikologi : depresi, ansietas

56

70-90 % sembuh tanapa cacat yang berarti


Kambuh Artritis reumatoid dewasa

57

58

Ditandai oleh TRIAS kelainan pada:


-kulit
-mukosa orificium (oral,genital, konjungtiva )
-mata
biasanya disertai gejala umum yg berat
sehingga perlu perawatan
Dikenal Steven dan Johnson thn 1922
Jarang pada anak <3thn, lk>pr

Disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas


atau reaksi kompleks imun
Oleh berbagai faktor, terutama krn respon imun
terhadap obat
Infeksi :virus ( Herpes simpleks )
jamur (Koksidiomikosis)
bakteri ( streptokokus, Salmonella,
M.tuberculosis, Staph. Haemolyticus
parasit (malaria )

Obat :
Carbamazepin (most)
Tetracycline
Phenoxymethylpenicilline
Sulfa
Chlorpromazine
Acetylsalicylate acid
Kontraseptif
Etambutol
analgetik

61

Fisik : sinar matahari, sinar X, udara dingin


Penyakit keganasan
kehamilan

Demam
Malaise
Batuk produktif
Sakit kepala
Koriza
Sakit menelan
Nyeri dada

Muntah
Pegal otot
Artralgia
Dehidrasi
Diare
Ggn pernafasan
Kesadaran
menurun

Eritema, papel, vesikel, bula mengenai


seluruh tubuh
Mudah terkena infeksi sekunder
Keadaan lanjut : erosi, ulserasi,
ekskoriasi,
kulit mengelupas bisa sel.tubuh
Paronikia dan kuku terlepas

Vesikel, bula, erosi, ekskoriasi, perdarahan,


krusta berwarna merah
Faring : pseudomembran
Bibir: krusta kehitaman, stomatitis berat
Mata: konjungtivitis kataralis,
blefarokonjungtivitis,iritis, iridosiklitis,
edema kelopak mata, sekret purulen,
fotofobia, erosi dan perforasi kornea

Ulkus kornea
Simblefaron
Miositis
Mielitis
Bronkopneumonia
Nefritis
Poliartritis
Septikemia

No specific laboratory abnormalities


Normal / Leucocytosis
Elevated erythrocyte sedimentation rate
Decreased serum values
Elevated liver transminase levels
Skin biopsy : nekrosis epidermis
Diagnosis banding
Nekrosis Epidermal Toksik

67

Supportif & symptomatik


Lesi oral : mouthwashes & salep glycerin
Observasi lesi vagina
Antihistamin bila perlu
Lesi kulit : kompres dengan normal saline /
burowi solution
Debridement: kulit nekrosis
Antibiotik topikal : kulit dan mata
Corticosteroid (dexamethasone) sistemik :
1mg/kg/hr (loading dose), then 0,2-0,5
mg/kg/hr prednison oral
Infeksi sekunder : Gentamisin 5mg/kgBB/hr

68

Tidak berat : baik


Berat, pengobatan terlambat atau tidak
memadai :ngka kematian : 5-15%

Kematian biasanya disebabkan oleh:


Ggn keseimbangan cairan dan elektrolit,
bronkopneumonia, sepsis

70

Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah


penyakit autoimun yang terjadi karena
produksi antibodi terhadap komponen inti
sel tubuh sendiri yang berkaitan dengan
manifestasi klinik yang sangat luas pada
satu atau beberapa organ tubuh, dan
ditandai oleh inflamasi luas pada pembuluh
darah dan jaringan ikat, bersifat episodik
diselingi episode remisi
71

GEJALA KLINIK/SYMPTOM
Kulit
2 - 3% lupus discoid terjadi pada usia dibawah
15 tahun
Sekitar 7% Lupus diskoid akan menjadi LES
dalam waktu 5 tahunmonitor secara rutin
Hasil laboratorium menunjukkan adanya antibodi
antinuclear (ANA) yang disertai peningkatan
kadar IgG yang tinggi dan lekopeni ringan
Serositis (pleuritis dan perikarditis)
Gejala klinisnya berupa nyeri waktu inspirasi
pemeriksaan fisik dan radiologis menunjukkan
efusi pleura atau efusi parikardial

72

Ginjal
-2/3 dari anak dan remaja LES akan timbul gejala
lupus nefritis (diderita sekitar 90% anak dalam tahun
pertama terdiagnosanya LES
-Berdasarkan klasifikasi WHO, urutan jenis lupus
nefritis yang terjadi pada anak berdasarkan
prevalensinya adalah :
(1) Klas IV, diffuse proliferative glomerulonephritis
(DPGN) sebesar 40%-50%
(2) Klas II, mesangial nephritis (MN) sebesar 15%20%
(3) Klas III, focal proliferative (FP) sebesar? 10%15%
(4) Klas V, membranous pada > 20%

73

Hematologi
Kelainan hematologi yang sering terjadi
adalah limfopenia, anemia, trombositopenia,
dan lekopenia
Pneumonitis interstitialis
-Merupakan hasil infiltrasi limfosit
-Kelainan ini sulit dikenali dan sering tidak
dapat diidentifikasi
-Biasanya terdiagnosa setelah mencapai
tahap lanjut
74

Susunan Saraf Pusat (SSP)

-Gejala SSP bervariasi


mulai dari disfungsi serebral global dengan
kelumpuhan dan kejang sampai gejala fokal
seperti nyeri kepala dan kehilangan memori
-Diagnosa lupus SSP ini membutuhkan evaluasi
untuk mengeksklusi gangGuan psikososial
reaktif, infeksi, dan metabolik
-Trombosis vena serebralis bisanya terkait
dengan antibodi antifosfolipid
-Bila diagnosa lupus serebralis sudah diduga,
konfirmasi dengan CT Scan perlu dilakukan

75

Arthritis
-terjadi pada lebih dari 90% anak dengan LES
- Umumnya simetris, terjadi pada beberapa sendi besar
maupun kecil
-Biasanya sangat responsif terhadap terapi
dibandingkan dengan kelainan organ yang lain pada
LES
- Berbeda dengan JRA, arthritis LES umumnya sangat
nyeri, dan nyeri ini tak proporsional dengan hasil
pemeriksaan fisik sendi
- Pemeriksaan radiologis menunjukkan osteopeni tanpa
adanya perubahan pada tulang sendi

76

Fenomena Raynaud
-Ditandai oleh keadaan pucat, disusul oleh
sianosis, eritema dan kembali hangat
-Terjadi karena disposisi kompleks imun di
endotelium pembuluh darah dan aktivasi
komplemen lokal.

77

Kriteria:
malar rash
discoid rash
fotosensitivitas?
ulkus oral dan nasofaring
artritis non erosif pada 2 atau lebih dengan ciri-ciri bengkak atau
efusi
serositis
pleuritis atau perikarditis
Efusi perikardial
kelainan ginjal
(proteinuria (> 0.5 g/d atau > 3+) atau adanya cellular casts
kelainan neurologis,
kejang tanpa sebab lain
psikosa tanpa sebab lain
kelainan hematologi :
anemia hemolitik
lekopenia (< 40 perL); limfopenia (< 1500 per L);
Trombositopenia (< 1000 perL) yang bukan karena obat-obatan
kelainan imunologis
sel LE positif
antibodi anti-ds DNA
anti-Sm positif
antinuclear antibodies (ANA)

78

KOMPLIKASI
Komplikasi LES pada anak meliputi:
Hipertensi (41%)
Gangguan pertumbuhan (38%)
Gangguan paru-paru kronik (31%)
Abnormalitas mata (31%)
Kerusakan ginjal permanen (25%)
Gejala neuropsikiatri (22%)
Kerusakan muskuloskeleta (9%)
Gangguan fungsi gonad (3%)
79

PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksanaan
Jenis penatalaksanaan ditentukan oleh
beratnya penyakit
Luas dan jenis gangguan organ harus
ditentukan secara hati-hati.
Dasar terapi adalah kelainan organ yang
sudah terjadi
Adanya infeksi dan proses penyakit bisa
dipantau dari pemeriksaan serologis.
Monitoring dan evaluasi bisa dilakukan
dengan parameter laboratorium yang
dihubungkan dengan aktivitas penyakit
80

Lupus diskoid
Terapi standar adalah fotoproteksi, antimalaria dan steroid topikal. Krim
luocinonid 5% lebih efektif dibadingkan
krim hidrokrortison 1%. Terapi dengan
hidroksiklorokuin efektif pada 48% pasien
dan acitrenin efektif terhadap 50% pasien.
Serositis lupus (pleuritis, perikarditis)
Standar terapi adalah NSAIDs (dengan
pengawasan ketat terhadap gangguan ginjal),
antimalaria
kadang-kadang diperlukan steroid dosis rendah .
81

Arthritis lupus
Untuk keluhan muskuloskeletal, standar terapi adalah
NSAIDs dengan pengawasan ketat terhadap gangguan
ginjal dan antimalaria. Sedangkan untuk keluhan myalgia
dan gejala depresi diberikan serotonin reuptake inhibitor
antidepresan (amitriptilin).
Miositis lupus
- kortikosteroid dosis tinggi (dimulai dengan prednison
dosis 1-2 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
-bila kadar komplemen meningkat mencapai normal, dosis
di tapering off secara hati-hati dalam 2-3 tahun sampai
mencapai dosis efektif terendah
- azathioprine

82

Fenomena Raynaud
Standar terapinya adalah calcium channel
blockers, misalnya nifedipin;? alfa 1
adrenergic-receptor antagonist dan nitrat,
misalnya isosorbid mononitrat.
Lupus nefritis
Azatioprin
Prednison
Siklofosfamid intravena
siklosporin
klorambusil
83

PROGNOSIS
angka survival untuk 10 thn : 90%

Penyebab kematian: karena gagal ginjal,


hipertensi maligna, kerusakan SSP,
perikarditis, sitopenia autoimun
Beberapa peneliti melaporkan bahwa 76%85% pasien LES dapat hidup selama 10
tahun
88% dari pasien mengalami sedikitnya
cacat dalam beberapa organ tubuhnya
secara jangka panjang dan menetap
84

Das könnte Ihnen auch gefallen