Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Studi kelayakan bisnis sangat perlu dilakukan jika mendirikan suatu bisnis atau usaha. Studi kelayakan
bisnis sering disebut juga sebagai feasible study. Studi ini merupakan salah satu pertimbangan dalam
pengambilan keputusan, apakah menerima/menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Suatu
usaha yang diusulkan/direncanakan dikatakan layak jika dalam pelaksanaannya dapat memberikan
manfaat finansial maupun sosial.
Dalam analisis ini, tentunya memerlukan beberapa indikator, diantaranya adalah NPV, IRR, dan Payback
Period.
1. NPV
NPV (net present value) merupakan nilai dari proyek yang bersangkutan yang diperoleh berdasarkan
selisih antara cash flow yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan. NPV > 0 (nol)
usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan. NPV < 0 (nol) usaha/proyek tidak layak (feasible)
untuk dilaksanakan. NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam
bentuk present value. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya
operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan. Contoh :
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak
ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana
investasi sebesar Rp 75.000.000,. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan
salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.15.000.000,. Berdasarkan
pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000, dengan biaya
modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan
NPV?
Dalam perhitungan NPV, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dan menggunakan cash flow
diagram.
Cara 1 :
PV = 16.949.153 + 14.363.689 + 12.172.617 + 10.315.778 + 8.742.184 + 6.556.638
= 69.100.059
NPV = PV OO = 69.100.059 75.000.000 = 5.899.941
Cara 2 :