Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
I.
II.
III.
IDENTITAS DATA
Nama pasien
Tempat, tanggal lahir
Usia
Pendidikan
Alamat
Agama
No. Registrasi
Diagnosa Medis
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
: Anak K
: Semarang, 3 Oktober 2006
: 7 tahun
: Sekolah Dasar ( SD )
: Mojo, Wiru RT 3 RW 2, Bringin, Semarang
: Islam
: 13 -14 - 256121
: Kejang Demam Simplek
: 3 Oktober 2013 pukul 07.46 WIB
: 3 Oktober 2013 pukul 15.00 WIB
: Ny. S
: 25 tahun
: SMA
: Swasta
: Islam
: Mojo, Wiru RT 3 RW 2, Bringin, Semarang
: Jawa, Indonesia
: Ibu kandung
KELUHAN UTAMA
Panas dan kejang.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mulai panas sejak tanggal 2 Oktober 2013 disertai kejang.
Malamnya muntah 1 kali. Mengetahui anaknya panas dan tidak kunjung turun
ditambah anak rewel terus, maka orang tua pasien memutuskan untuk membawa
pasien ke RSUD Kota Salatiga pada pagi harinya tanggal 3 Oktober 2013.
Pasien mengalami panas dan kejang secara mendadak disertai menggigil, mual
dan muntah 1kali, belum BAB, pasien tidak mengalami nyeri perut.
IV.
RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan
: Laki - laki
: Perempuan
:Garis keturunan
: Garis
perkawinan
7
: Pasien
: Tinggal serumah
Pasien merupakan
anak pertama dari pasangan Tn. A dan Ny. S. Ibu
7
pasien ( Ny. S ) dahulu saat kecil pernah mengalami panas dan kejang seperti
yang dialami oleh anaknya saat ini. Sedangkan Ayah klien maupun keluarga
yang lainnya tidak mempunyai riwayat panas kejang, alergi obat dan makanan
maupun penyakit berbahaya lainnya.
VI.
RIWAYAT SOSIAL
Pasien diasuh sendiri oleh Ayah ( Tn. A ) dan Ibunya ( Ny. S ) karena
pasien merupakan anak pertama dan ingin menikmati masa-masa perannya
sebagai orangtua untuk yang pertama kalinya. Pembawaan pasien secara umum
manja dan rewel. Pasien tinggal di area perkampungan yang bersih dan
bangunan rumah pasien sudah memenuhi standar kesehatan, ada jendela yang
VII.
5. Hasil Laboratorium
a. Pemeriksaan Hematologi. Tanggal 3 Oktober 2013.
Parameter
Hasil
Satuan
Nilai Normal
11,0
x103/L
Eritrosit (AE)
4,39
x106/L
Hemoglobin (Hb)
11,0
g/dL
Hematokrit (Ht)
32,7
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
74,5
25,1
33,6
307
fL
Pg
g/dL
x103/L
LED I jam
28
mm
LED II jam
58
mm
4,5 11,0
L= 4,5 5,5
P= 4 5
L= 14 18
P= 12 - 16
L= 40 - 54
P= 38 - 47
35 - 100
28 31
30 - 35
150 450
L= 3 8
P= 6 11
L= 5 18
P= 6 20
Golongan Darah
Eosinofil
Basofil
Batang
Segmen
Limposit
Monosit
AB
0
0
0
85
10
5
%
%
%
%
%
%
Pemeriksaan
Leukosit (AL)
14
01
25
36 66
22 40
48
Hasil
1/80
Nilai Normal
< 1/160 atau
kenaikan titer
kurang dari 4 kali
Negatif
1/80
1/160
keluarga pasien yang tinggal serumah merokok. Anak bisa bermain mobilmobilan dan bermain bersama teman-temanya. Apabila ada keluarga yang
sakit, yang dilakukan keluarga adalah membawa ke rumah sakit terdekat.
2. Nutrisi Pola Metabolic
Pasien mendapatkan ASI Eklusif selama 6 bulan, setelah itu dilanjutkan
dengan pemberian susu formula. Selama dan sebelum sakit, pasien tidak
kehilangan selera makanya. Pasien dalam sehari makan 3x porsi penuh habis.
Pasien tidak mengkonsumsi jenis-jenis vitamin. Kebiasaan anak makan
disuapi. Berat badan anak 22 kg.
3. Pola Eliminasi
Pasien BAB rutin, selama sakit pasien rutin, tetapi kadang encer kadang
padat. Tetapi setelah mendapatkan terapi dari dokter untuk mengatasi
masalah pencernaanya, BAB kembali normal. BAB klien dalam sehari tidak
ada gangguan. Pasien tidak memakai diapers, saat ingin BAK/BAB, pasien
dibantu ibu atau neneknya ke kamar mandi.
4. Aktivitas -Pola Latihan
Selama sakit pasien hanya rutin disibin tiap pagi dan sore. Sebelum sakit
pasien mandi rutin pagi dan sore. Pasien tiap pagi saat tidak sakit mandi,
sarapan, berangkat sekolah, bermain, nonton tv, dll. Pasien masih tampak
manja dalam hal apapun, masih bergantung kuat pada orang tuanya.
5. Pola Istirahat - Tidur
Selama sakit pasien hanya tidur kurang lebih 7 jam. Saat sakit, pasien
lebih banyak rewel. Saat tidur, pasien lebih banyak ada pada posisi
terlentang.
6. Pola Kognitif dan Persepsi
Respon anak secara umum adalah baik, vocal suara pasien jelas dan
lantang. Pasien dapat menyampaikan kebutuhan lapar, haus, nyeri dan tidak
nyaman yang dia rasakan.
7. Koping Pola Toleransi Stress
Pasien merasa ingin cepatpulang dari rumah sakit karena dirumah sakit
ada beberapa aturan dan kebijakan yang membuat pasien kurang nyaman.
Seperti penunggu pasien yang dibatasi, jam besuk yang telah ditentukan, dan
diet makanan yang telah diprogamkan. Pola penanganan masalah anak yang
dilakukan yaitu mengajak anak bermain keluar kamar.
8. Pola Konsep Diri
Pasien meras sedih karena harus dirawat inap di rumah sakit. Klien
selalu ingin dekat dengan ibu dan tantenya.
9. Pola Peran Hubungan
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan lisan atau gerak tubuh
walaupun sering menangis.
10. Pola Seksual Seksualitas
Pasien berjenis kelmin laki laki dan belum masuk masa pubertas.
11. Nilai Pola Keyakinan
Pasien beragam islam. Pasien dan keluarga yakin dan percaya ALLAH
SWT dan perawat yang merawat pasien dapat membantu memulihkan
kondisi pasien.
IX.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesadaran: CM. Rewel, gemuk.
2. Tanda Tanda Vital
S
= 39,2 C
N
= 140 x/menit
RR
= 98 x/menit
TD
= 110/80 mmhg
3. BB = 22 kg
TB = 110 cm
4. Lingkar Kepala = 40cm
5. Kepala = Normocepal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, persebaran
rambut rata.
6. Mata = Simetris, tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
7. Hidung = Simetris, cuping hidung (-), pembesaran polip (-), pilek (-)
8. Telinga = Simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, bersih.
9. Mulut = Simetris, mukosa bibir lembab, bersih, lidah kotor
10. Tengkuk dan Leher = Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
11. Dada
a. Paru-paru
I = Simetris, tidak ditemukan retraksi dada, tidak ada lesi.
P = Vocal fremitus normal, tidak ada nyeri tekan.
P = Sonor
A = Vesikuler
b. Jantung
I = Detak tidak terlihat
P = Tidak ada nyeri tekan, letak jantung normal, tidak ada
pembesaran
P = Pekak
A= Lup-Dup S1 S2 normal
c. Abdomen
I = Simetris, gemuk, tidak ada lesi
A = Peristaltik 15 x/menit
P = Tidak ada nyeri tekan
P = Tympani
12. Punggung = Simetris, tidak ada lesi
13. Genetalia = Lubang anus ada, tidak ada ruam, tidak ada perdarahan, bersih,
tidak bau, pasien berjenis kelamin laki-laki.
14. Ekstremitas
Atas = Kekuatan otot baik, tidak oedema, tidak sianosis, tidak ada lesi,
tangan kiri terpasang infus KA-EN 3B 12 tpm, tanda-tanda infeksi (-).
Bawah = Kekuatan otot baik, tidak oedema, tidak sianosis, tidak ada lesi.
15. Kulit = Mukosa kulit lembab, turgor baik, tekstur halus, tidak ada lesi dan
nyeri tekan, akral panas, warna kemerahan.
X.
DATA IMUNISASI
No
1
2
3
Jenis Imunisasi
Hb 0 Polio 1
BCG
DPT I Polio 2 Hb 1 -> DPT +
Usia Anak
0 7 bulan
0 1 bulan
1 3 bulan
Tempat Imunisasi
Posyandu
Posyandu
Posyandu
Hb
DPT 2 Polio 3 Hb 2 -> DPT +
3 4 bulan
Posyandu
Hb
DPT 3 Polio 4 Hb 3 -> DPT +
4 5 bulan
Posyandu
Hb
XI.
XII.
INFORMASI LAIN
1. Obat Per Oral (Sanmol = 3 x 2 sdt)
2. Obat Parenteral / Infus
a. Infus KA-EN 3B = 12 tpm
b. Injeksi Ranitidin = 2 x ampul
c. Injeksi Ondansentron = 3 x 2 mg
d. Injeksi Ceftriaxon = 2x 500 mg
3. Diet
Bubur halus
4. Pembedahan
(-)
5. Terapi Radiasi
(-)
6. Kemoterapi
(-)
ANALISA DATA
No.
Tgl / Jam
Data Fokus
Problem
Etiologi
1.
03.10.13
16.00 WIB
DS
Ibu
mengatakan Resiko
Kejang
Hipertermi
Muntah 1 kali.
DO : Klien tampak rewel
Proses
penyakit
2.
03.10.13
16.30 WIB
panas,
kulit
kemerahan,
140
x/menit
DS : Ibu
Proses
infeksi
XIV.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Tanggal /
Tujuan dan K. H.
Dx.
Jam
1,2 03.10.13 Setelah dilakukan
17.00 WIB
tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam,
Intervensi
1. Observasi keadaan
1. Memutuskan
pasien.
lidah klien.
3. Jauhkan benda-
kembali normal.
K. H. =
- S = 36,5 s.d. 37,5oC
- Akral hangat
- Kulit tdk kemerahan
- N = 80 s.d. 120 x/mnt
- Tidak kejang lagi
- Anak tidak rewel
- Tidak terjadi injury
Rasional
masih panas.
2. Mempertahankan
jalan nafas.
3. Mencegah terjadinya
resiko injury.
4. Membantu
menyerap panas lewat
proses konduksi.
5. Menggantikan cairan
Ttd
3.
penguapan cairan
berlebih.
6. Mengontrol tindakan
keperawatan dan
vital sign.
7. Berikan terapi dari
pengobatan sesuai
1. Observasi keadaan
pemulihan kondisi.
1. Mengetahui kondisi
pasien.
tindakan tepat
selanjutnya.
2. Mencegah terjadinya
tanda-tanda infeksi.
3. Cuci tangan
infeksi berlanjut.
3. Mencegah pajanan
XV.
5. Antibiotik dapat
mencegah / meengatasi
infeksi.
IMPLEMENTASI
No. Tanggal /
Implementasi
Dx.
Jam
1,2 03.10.13 1. Mengobservasi keadaan umum dan
18.00 WIB
kesadaran pasien.
2. Memberi ganjalan pada lidah klien.
3. Menjauhkan benda-benda
berbahaya dari jangkauan klien.
4. Memberi kompres hangat.
Respon Hasil
S : Klien mengatakan pusing.
O : KU= rewel, CM
S:O : Kejang < 5 menit.
S:O : Keluarga klien kooperatif.
S : Klien mengatakan klien minta
nasi goreng buatan ibunya sendiri.
Ttd
3.
di dot besar.
S : Ibu klien mengatakan anaknya
mengeluh tidak enak badan.
O : Klien tampak gelisah, akral
3.
04.10.13
16.00 WIB
05.10.13
06.00 WIB
05.00
08.30 WIB
infeksi. Leukosit=8,0
S:O:S:O : Klien tampak tenang.
sesuai indikasi.
XVI.
EVALUASI
No. Tanggal /
Evaluasi
Ttd
Dx.
Jam
1,2 03.10.13 S : Klien mengatakan pusing. Klien mengatakan klien minta nasi goreng
20.00 WIB
buatan ibunya sendiri. Klien mengatakan mau minum air putih. Ibu klien
mengatakan anaknya mengeluh tidak enak badan. Ibu klien mengatakan
anaknya mengeluh tidak enak badan.
O : Klien tampak rewel, gelisah. KU= rewel, CM Kejang < 5 menit.
Keluarga klien kooperatif. Klien tampak minum air putih di dot besar.
Klien tampak gelisah, akral hangat, N = 140 x/menit.
18.30 WIB = 382oC
19.00 WIB = 38oC
19.30 WIB = 375oC
20.00 WIB = 373oC
Pasien tampak minum obat penurun panas peroral ( sanmol ).
A : Masalah belum teratasi.
3.
03.10.13
20.15 WIB
1,2
04.10.13
17.00 WIB
3.
04.10.13
21.00 WIB
1,2
05.10.13
09.00 WIB
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK K DENGAN KEJANG DEMAM
DI RUANG ANGGREK RSUD KOTA SALATIGA
DISUSUN OLEH
1. INDAH SULISTYORINI - 11.0
2. NERRA WANDERA - 11.061
3. NURDIN SALEH - 11.0
4. SITI NUR PUJIATUN - 11.0
5. TRI DIAH AYU - 11.0