Sie sind auf Seite 1von 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK K DENGAN KEJANG DEMAM


DI RUANG ANGGREK RSUD KOTA SALATIGA

I.

II.
III.

IDENTITAS DATA
Nama pasien
Tempat, tanggal lahir
Usia
Pendidikan
Alamat
Agama
No. Registrasi
Diagnosa Medis
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian

: Anak K
: Semarang, 3 Oktober 2006
: 7 tahun
: Sekolah Dasar ( SD )
: Mojo, Wiru RT 3 RW 2, Bringin, Semarang
: Islam
: 13 -14 - 256121
: Kejang Demam Simplek
: 3 Oktober 2013 pukul 07.46 WIB
: 3 Oktober 2013 pukul 15.00 WIB

Nama penanggung jawab


Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
Suku, bangsa
Hubungan dengan klien

: Ny. S
: 25 tahun
: SMA
: Swasta
: Islam
: Mojo, Wiru RT 3 RW 2, Bringin, Semarang
: Jawa, Indonesia
: Ibu kandung

KELUHAN UTAMA
Panas dan kejang.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mulai panas sejak tanggal 2 Oktober 2013 disertai kejang.
Malamnya muntah 1 kali. Mengetahui anaknya panas dan tidak kunjung turun
ditambah anak rewel terus, maka orang tua pasien memutuskan untuk membawa
pasien ke RSUD Kota Salatiga pada pagi harinya tanggal 3 Oktober 2013.
Pasien mengalami panas dan kejang secara mendadak disertai menggigil, mual
dan muntah 1kali, belum BAB, pasien tidak mengalami nyeri perut.

IV.

RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


Pasien pernah mengalami kejang pada saat umur 9 bulan, 1 tahun dan 2
tahun. Pasien pernah dirawat di RS Ambarawa 2 kali dan di RSUD Kota
Salatiga 2 kali dengan keluhan yang sama yaitu panas dan kejang. Pasien dahulu
terlahir secara normal. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit berbahaya dan

tidak memiliki riwayat alergi makanan, minuman dan obat-obatan. Imunisasi


yang didapatkan pasien saat kecil sudah lengkap.
V.

RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan
: Laki - laki
: Perempuan
:Garis keturunan
: Garis
perkawinan
7

: Pasien
: Tinggal serumah

Pasien merupakan
anak pertama dari pasangan Tn. A dan Ny. S. Ibu
7
pasien ( Ny. S ) dahulu saat kecil pernah mengalami panas dan kejang seperti
yang dialami oleh anaknya saat ini. Sedangkan Ayah klien maupun keluarga
yang lainnya tidak mempunyai riwayat panas kejang, alergi obat dan makanan
maupun penyakit berbahaya lainnya.
VI.

RIWAYAT SOSIAL
Pasien diasuh sendiri oleh Ayah ( Tn. A ) dan Ibunya ( Ny. S ) karena
pasien merupakan anak pertama dan ingin menikmati masa-masa perannya
sebagai orangtua untuk yang pertama kalinya. Pembawaan pasien secara umum
manja dan rewel. Pasien tinggal di area perkampungan yang bersih dan
bangunan rumah pasien sudah memenuhi standar kesehatan, ada jendela yang

VII.

cukup, lingkungan bersih dan air bersih.


KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosa Medis
Kejang demam simplek.
2. Tindakan Operasi
Tidak ada tindakan operasi yang direncanakan.
3. Obat-Obatan
a. Infus KA EN 3B
= 12 tpm
b. Injeksi Ceftriaxon
= 2 x 500 mg
c. Injeksi Ranitidin
= 2 x ampul
d. Injeksi Ondansetron = 3 x 2 mg
e. Sanmol Per Oral
= 3 x 2 sdt
4. Tindakan Keperawatan
a. Memonitor KU dan VS
b. Memonitor tetesan infus
c. Memberikan kompres hangat
d. Menganjurkan bedrest
e. Menganjurkan banyak minum air putih
f. Memberikan terapi dari dokter sesuai indikasi

5. Hasil Laboratorium
a. Pemeriksaan Hematologi. Tanggal 3 Oktober 2013.
Parameter

Hasil

Satuan

Nilai Normal

11,0

x103/L

Eritrosit (AE)

4,39

x106/L

Hemoglobin (Hb)

11,0

g/dL

Hematokrit (Ht)

32,7

MCV
MCH
MCHC
Trombosit

74,5
25,1
33,6
307

fL
Pg
g/dL
x103/L

LED I jam

28

mm

LED II jam

58

mm

4,5 11,0
L= 4,5 5,5
P= 4 5
L= 14 18
P= 12 - 16
L= 40 - 54
P= 38 - 47
35 - 100
28 31
30 - 35
150 450
L= 3 8
P= 6 11
L= 5 18
P= 6 20

Golongan Darah
Eosinofil
Basofil
Batang
Segmen
Limposit
Monosit

AB
0
0
0
85
10
5

%
%
%
%
%
%

Pemeriksaan
Leukosit (AL)

14
01
25
36 66
22 40
48

b. Pemeriksaan Imuno / Serologi. Tanggal 3 Oktober 2013


Parameter Pemeriksaan
WIDAL
- Salmonella typhi O
- Salmonella paratyphi AO
- Salmonella paratyphi BO
- Salmonella paratyphi CO
- Salmonella typhi H
- Salmonella paratyphi AH
- Salmonella paratyphi BH
- Salmonella paratyphi CH
VIII.

Hasil
1/80

Nilai Normal
< 1/160 atau
kenaikan titer
kurang dari 4 kali

Negatif
1/80
1/160

PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL GORDON


1. Persepsi Kesehatan dan Pola Manajemen Kesehatan
Pasien terlahir normal dan mendapatkan imunisasi lengkap. Setiap
pasien absen sekolah karena demam, keluarga pasien menjaga kesehatan
dengan selalu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan. Tidak ada

keluarga pasien yang tinggal serumah merokok. Anak bisa bermain mobilmobilan dan bermain bersama teman-temanya. Apabila ada keluarga yang
sakit, yang dilakukan keluarga adalah membawa ke rumah sakit terdekat.
2. Nutrisi Pola Metabolic
Pasien mendapatkan ASI Eklusif selama 6 bulan, setelah itu dilanjutkan
dengan pemberian susu formula. Selama dan sebelum sakit, pasien tidak
kehilangan selera makanya. Pasien dalam sehari makan 3x porsi penuh habis.
Pasien tidak mengkonsumsi jenis-jenis vitamin. Kebiasaan anak makan
disuapi. Berat badan anak 22 kg.
3. Pola Eliminasi
Pasien BAB rutin, selama sakit pasien rutin, tetapi kadang encer kadang
padat. Tetapi setelah mendapatkan terapi dari dokter untuk mengatasi
masalah pencernaanya, BAB kembali normal. BAB klien dalam sehari tidak
ada gangguan. Pasien tidak memakai diapers, saat ingin BAK/BAB, pasien
dibantu ibu atau neneknya ke kamar mandi.
4. Aktivitas -Pola Latihan
Selama sakit pasien hanya rutin disibin tiap pagi dan sore. Sebelum sakit
pasien mandi rutin pagi dan sore. Pasien tiap pagi saat tidak sakit mandi,
sarapan, berangkat sekolah, bermain, nonton tv, dll. Pasien masih tampak
manja dalam hal apapun, masih bergantung kuat pada orang tuanya.
5. Pola Istirahat - Tidur
Selama sakit pasien hanya tidur kurang lebih 7 jam. Saat sakit, pasien
lebih banyak rewel. Saat tidur, pasien lebih banyak ada pada posisi
terlentang.
6. Pola Kognitif dan Persepsi
Respon anak secara umum adalah baik, vocal suara pasien jelas dan
lantang. Pasien dapat menyampaikan kebutuhan lapar, haus, nyeri dan tidak
nyaman yang dia rasakan.
7. Koping Pola Toleransi Stress
Pasien merasa ingin cepatpulang dari rumah sakit karena dirumah sakit
ada beberapa aturan dan kebijakan yang membuat pasien kurang nyaman.
Seperti penunggu pasien yang dibatasi, jam besuk yang telah ditentukan, dan
diet makanan yang telah diprogamkan. Pola penanganan masalah anak yang
dilakukan yaitu mengajak anak bermain keluar kamar.
8. Pola Konsep Diri
Pasien meras sedih karena harus dirawat inap di rumah sakit. Klien
selalu ingin dekat dengan ibu dan tantenya.
9. Pola Peran Hubungan

Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan lisan atau gerak tubuh
walaupun sering menangis.
10. Pola Seksual Seksualitas
Pasien berjenis kelmin laki laki dan belum masuk masa pubertas.
11. Nilai Pola Keyakinan
Pasien beragam islam. Pasien dan keluarga yakin dan percaya ALLAH
SWT dan perawat yang merawat pasien dapat membantu memulihkan
kondisi pasien.
IX.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesadaran: CM. Rewel, gemuk.
2. Tanda Tanda Vital
S
= 39,2 C
N
= 140 x/menit
RR
= 98 x/menit
TD
= 110/80 mmhg
3. BB = 22 kg
TB = 110 cm
4. Lingkar Kepala = 40cm
5. Kepala = Normocepal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, persebaran
rambut rata.
6. Mata = Simetris, tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
7. Hidung = Simetris, cuping hidung (-), pembesaran polip (-), pilek (-)
8. Telinga = Simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, bersih.
9. Mulut = Simetris, mukosa bibir lembab, bersih, lidah kotor
10. Tengkuk dan Leher = Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

11. Dada
a. Paru-paru
I = Simetris, tidak ditemukan retraksi dada, tidak ada lesi.
P = Vocal fremitus normal, tidak ada nyeri tekan.
P = Sonor
A = Vesikuler
b. Jantung
I = Detak tidak terlihat
P = Tidak ada nyeri tekan, letak jantung normal, tidak ada
pembesaran
P = Pekak
A= Lup-Dup S1 S2 normal
c. Abdomen
I = Simetris, gemuk, tidak ada lesi
A = Peristaltik 15 x/menit
P = Tidak ada nyeri tekan

P = Tympani
12. Punggung = Simetris, tidak ada lesi
13. Genetalia = Lubang anus ada, tidak ada ruam, tidak ada perdarahan, bersih,
tidak bau, pasien berjenis kelamin laki-laki.
14. Ekstremitas
Atas = Kekuatan otot baik, tidak oedema, tidak sianosis, tidak ada lesi,
tangan kiri terpasang infus KA-EN 3B 12 tpm, tanda-tanda infeksi (-).
Bawah = Kekuatan otot baik, tidak oedema, tidak sianosis, tidak ada lesi.
15. Kulit = Mukosa kulit lembab, turgor baik, tekstur halus, tidak ada lesi dan
nyeri tekan, akral panas, warna kemerahan.
X.

DATA IMUNISASI
No
1
2
3

Jenis Imunisasi
Hb 0 Polio 1
BCG
DPT I Polio 2 Hb 1 -> DPT +

Usia Anak
0 7 bulan
0 1 bulan
1 3 bulan

Tempat Imunisasi
Posyandu
Posyandu
Posyandu

Hb
DPT 2 Polio 3 Hb 2 -> DPT +

3 4 bulan

Posyandu

Hb
DPT 3 Polio 4 Hb 3 -> DPT +

4 5 bulan

Posyandu

Hb

XI.

XII.

INFORMASI LAIN
1. Obat Per Oral (Sanmol = 3 x 2 sdt)
2. Obat Parenteral / Infus
a. Infus KA-EN 3B = 12 tpm
b. Injeksi Ranitidin = 2 x ampul
c. Injeksi Ondansentron = 3 x 2 mg
d. Injeksi Ceftriaxon = 2x 500 mg
3. Diet
Bubur halus
4. Pembedahan
(-)
5. Terapi Radiasi
(-)
6. Kemoterapi
(-)
ANALISA DATA
No.

Tgl / Jam

Data Fokus

Problem

Etiologi

1.

03.10.13
16.00 WIB

DS

Ibu

mengatakan Resiko

Kejang

anaknya mengeluh panas Injury / cidera


disertai kejang dan mual.

Hipertermi

Muntah 1 kali.
DO : Klien tampak rewel

Proses
penyakit

dan gelisah. S = 39,2oC,


akral

2.

03.10.13
16.30 WIB

panas,

kulit

kemerahan,

140

x/menit
DS : Ibu

mengatakan Resiko infeksi

anaknya mengeluh masih

Proses
infeksi

panas dan mual.


DO : S = 39,2oC, anak
tampak rewel, leukosit =
11,0
XIII.

RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Resiko injury / cedera berhubungan dengan kejang.
2) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
3) Resiko infeksi berhubungan dengan proses infeksi.

XIV.

INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Tanggal /
Tujuan dan K. H.
Dx.
Jam
1,2 03.10.13 Setelah dilakukan
17.00 WIB
tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam,

Intervensi
1. Observasi keadaan

1. Memutuskan

umum dan kesadaran

tindakan yang tepat.

pasien.

Akral panas dan kulit

pasien tidak kembali

kemerahan tanda anak

mengalami kejang dan

2. Beri ganjalan pada

suhu tubuh klien

lidah klien.
3. Jauhkan benda-

kembali normal.
K. H. =
- S = 36,5 s.d. 37,5oC
- Akral hangat
- Kulit tdk kemerahan
- N = 80 s.d. 120 x/mnt
- Tidak kejang lagi
- Anak tidak rewel
- Tidak terjadi injury

Rasional

benda berbahaya dari


jangkauan klien.
4. Beri kompres
hangat.
5. Anjurkan minum air
putih.

masih panas.
2. Mempertahankan
jalan nafas.
3. Mencegah terjadinya
resiko injury.
4. Membantu
menyerap panas lewat
proses konduksi.
5. Menggantikan cairan

Ttd

tubuh yg hilang akibat


6. Catat suhu pasien
tiap 30 menit sekali
sampai angka normal

3.

03.10.13 Setelah dilakukan


17.30 WIB
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
tidak terjadi infeksi.
KH :
a. Tidak ditemukan
tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, tumor,
dolor, fungsiolesa)
b. Leukosit dalam batas
normal
c. Anak tampak tenang

penguapan cairan
berlebih.
6. Mengontrol tindakan
keperawatan dan

vital sign.
7. Berikan terapi dari

pengobatan sesuai

dokter sesuai indikasi.

dengan kondisi klien.


7. Membantu

1. Observasi keadaan

pemulihan kondisi.
1. Mengetahui kondisi

umum dan kesadaran

klien dan memutuskan

pasien.

tindakan tepat

2. Kaji secara dini

selanjutnya.
2. Mencegah terjadinya

tanda-tanda infeksi.
3. Cuci tangan

infeksi berlanjut.
3. Mencegah pajanan

sebelum dan sesudah


melakukan tindakan.
4. Desinfeksi selang

bakteri, kuman maupun


virus penyebab infeksi.
4. Mencegah infeksi.

infus setiap sebelum


dan sesudah
memberikan injeksi
via selang infus.
5. Berikan terapi dari
dokter sesuai indikasi.

XV.

5. Antibiotik dapat
mencegah / meengatasi
infeksi.

IMPLEMENTASI

No. Tanggal /
Implementasi
Dx.
Jam
1,2 03.10.13 1. Mengobservasi keadaan umum dan
18.00 WIB
kesadaran pasien.
2. Memberi ganjalan pada lidah klien.
3. Menjauhkan benda-benda
berbahaya dari jangkauan klien.
4. Memberi kompres hangat.

Respon Hasil
S : Klien mengatakan pusing.
O : KU= rewel, CM
S:O : Kejang < 5 menit.
S:O : Keluarga klien kooperatif.
S : Klien mengatakan klien minta
nasi goreng buatan ibunya sendiri.

Ttd

5. Menganjurkan banyak minum air


putih.
6. Mencatat suhu pasien tiap 30 menit
sekali sampai angka normal vital sign.

7. Memberikan terapi dari dokter


sesuai indikasi.

O : Klien tampak rewel, gelisah.


S : Klien mengatakan mau
minum air putih.
O : Klien tampak minum air putih
di dot besar.
S : Ibu klien mengatakan anaknya
mengeluh tidak enak badan.
O : Klien tampak gelisah, akral
hangat, N = 140 x/menit.
18.30 WIB = 382oC
19.00 WIB = 38oC
19.30 WIB = 375oC
20.00 WIB = 373oC
S : Ibu klien mengatakan anaknya
mengeluh tidak enak badan.
O : Pasien tampak minum obat

3.

03.10.13 1. Mengobservasi keadaan umum dan


19.00 WIB
kesadaran pasien.
2. Mengkaji secara dini tanda-tanda
infeksi.

penurun panas peroral ( sanmol ).


S : Ibu pasien mengatakan
anaknya mengeluh panas.
O : Kesadaran CM, rewel.
S : Ibu pasien mengatakan
anaknya mengeluh panas.
O : Akral pasien hangat. S =
373oC. Tidak ditemukan tanda-

3. Mencuci tangan sebelum dan


sesudah melakukan tindakan.
4. Mendesinfeksi selang infus setiap
sebelum dan sesudah memberikan
injeksi via selang infus.
5. Memberikan terapi dari dokter
sesuai indikasi.
1,2

04.10.13 1. Mengobservasi keadaan umum dan


15.00 WIB
kesadaran pasien.
4. Memberi kompres hangat.
5. Menganjurkan banyak minum air
putih.

tanda infeksi. Leukosit=11,0


S:O:S:O : Klien tampak tenang.
S:O : Klien tampak tenang, masuk
injeksi cefotaxim 250 mg via
selang infus.
S : Klien mengatakan minta
celana baru.
O : KU=rewel , CM
S : Klien mengatakan ingin cepat
pulang.
O : Klien tampak tenang.
S:O : Klien tampak minum air putih

6. Mencatat suhu pasien tiap 30 menit


sekali sampai angka normal vital sign.

di dot besar.
S : Ibu klien mengatakan anaknya
mengeluh tidak enak badan.
O : Klien tampak gelisah, akral

7. Memberikan terapi dari dokter


sesuai indikasi.

3.

04.10.13
16.00 WIB

1. Mengobservasi keadaan umum dan


kesadaran pasien.
2. Mengkaji secara dini tanda-tanda
infeksi.

hangat, N = 120-130 x/menit.


15.30 WIB = 374oC
16.00 WIB = 372oC
16.30 WIB = 37oC
17.00 WIB = 37oC
24.00 WIB = 394oC
24.30 WIB = 38oC
01.00 WIB = 3765oC
01.30 WIB = 372oC
S:O : Pasien tampak minum obat
penurun panas peroral ( sanmol ).
S:O : KU=baik, kesadaran CM
S:O : Akral pasien hangat. S = 37oC.
Tidak ditemukan tanda-tanda
infeksi. Leukosit=9,0

3. Mencuci tangan sebelum dan


sesudah melakukan tindakan.
4. Mendesinfeksi selang infus setiap

S:O:S:O : Klien tampak tenang.

sebelum dan sesudah memberikan


injeksi via selang infus.
5. Memberikan terapi dari dokter
sesuai indikasi.
1,2

05.10.13
06.00 WIB

1. Mengobservasi keadaan umum dan


kesadaran pasien.
4. Memberi kompres hangat.
5. Menganjurkan banyak minum air
putih.
6. Mencatat suhu pasien tiap 30 menit
sekali sampai angka normal vital sign.

S:O : Klien tampak tenang, masuk


injeksi cefotaxim 250 mg via
selang infus.
S : Pasien mengeluh pusing.
O : KU=rewel, lemah, CM
S:O : Klien tampak tenang. S=39oC
S:O : Klien tampak minum air putih
di dot besar.
S : Ibu klien mengatakan anaknya
mengeluh panas.
O : Klien tampak gelisah, akral
hangat, N = 140 x/menit.
06.00 WIB = 39oC
06.30 WIB = 375oC

7. Memberikan terapi dari dokter


sesuai indikasi.
3.

05.00
08.30 WIB

1. Mengobservasi keadaan umum dan


kesadaran pasien.
2. Mengkaji secara dini tanda-tanda
infeksi.

07.00 WIB = 37oC


S:O : Pasien tampak minum obat
penurun panas peroral ( sanmol ).
S : Pasien mengeluh pusing dan
ingin cepat pulang.
O : KU=lemah, kesadaran CM
S:O : Akral pasien hangat. S = 37oC.
Tidak ditemukan tanda-tanda

3. Mencuci tangan sebelum dan


sesudah melakukan tindakan.
4. Mendesinfeksi selang infus setiap
sebelum dan sesudah memberikan

infeksi. Leukosit=8,0
S:O:S:O : Klien tampak tenang.

injeksi via selang infus.


5. Memberikan terapi dari dokter

S:O : Klien tampak tenang, masuk

sesuai indikasi.

injeksi cefotaxim 250 mg via


selang infus.

XVI.

EVALUASI

No. Tanggal /
Evaluasi
Ttd
Dx.
Jam
1,2 03.10.13 S : Klien mengatakan pusing. Klien mengatakan klien minta nasi goreng
20.00 WIB
buatan ibunya sendiri. Klien mengatakan mau minum air putih. Ibu klien
mengatakan anaknya mengeluh tidak enak badan. Ibu klien mengatakan
anaknya mengeluh tidak enak badan.
O : Klien tampak rewel, gelisah. KU= rewel, CM Kejang < 5 menit.
Keluarga klien kooperatif. Klien tampak minum air putih di dot besar.
Klien tampak gelisah, akral hangat, N = 140 x/menit.
18.30 WIB = 382oC
19.00 WIB = 38oC
19.30 WIB = 375oC
20.00 WIB = 373oC
Pasien tampak minum obat penurun panas peroral ( sanmol ).
A : Masalah belum teratasi.

3.

03.10.13
20.15 WIB

P : Lanjutkan inervensi. (1,4,5,6,7)


S : Ibu pasien mengatakan anaknya mengeluh panas. Ibu pasien
mengatakan anaknya mengeluh panas.
O : Kesadaran CM, rewel. Akral pasien hangat. S = 37 3oC. Tidak ditemukan
tanda-tanda infeksi. Leukosit=11,0. Klien tampak tenang, masuk injeksi

1,2

04.10.13
17.00 WIB

cefotaxim 250 mg via selang infus.


A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi. (1,2,3,4,5)
S : Klien mengatakan minta celana baru. Klien mengatakan ingin cepat
pulang. Ibu klien mengatakan anaknya mengeluh tidak enak badan.
O : KU=rewel , CM, Klien tampak tenang. Klien tampak minum air putih
di dot besar. Klien tampak gelisah, akral hangat, N = 120-130 x/menit.
15.30 WIB = 374oC
16.00 WIB = 372oC
16.30 WIB = 37oC
17.00 WIB = 37oC
24.00 WIB = 394oC
24.30 WIB = 38oC
01.00 WIB = 3765oC
01.30 WIB = 372oC
Pasien tampak minum obat penurun panas peroral ( sanmol ).

3.

04.10.13
21.00 WIB

A : Masalah belum teratasi.


P : Lanjutkan inervensi. (1,4,5,6,7)
S:O : KU=baik, kesadaran CM, Akral pasien hangat. S = 37 oC. Tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi. Leukosit=9,0. Klien tampak tenang.
Klien tampak tenang, masuk injeksi cefotaxim 250 mg via selang infus.

1,2

05.10.13
09.00 WIB

A : Masalah belum teratasi.


P : Lanjutkan intervensi. (1,2,3,4,5)
S : Pasien mengeluh pusing. Ibu klien mengatakan anaknya mengeluh
panas.
O : KU=rewel, lemah, CM. Klien tampak tenang. S=39oC. Klien tampak
minum air putih di dot besar. Klien tampak gelisah, akral hangat, N = 140
x/menit.
06.00 WIB = 39oC
06.30 WIB = 375oC
07.00 WIB = 37oC
Pasien tampak minum obat penurun panas peroral ( sanmol ).
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan inervensi. (1,4,5,6,7)

05.10.13 S : Pasien mengeluh pusing dan ingin cepat pulang.


09.30 WIB O : Akral pasien hangat. S = 37oC. Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
Leukosit=8,0. KU=lemah, kesadaran CM. Klien tampak tenang. Klien
tampak tenang, masuk injeksi cefotaxim 250 mg via selang infus.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi. (1,2,3,4,5)

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK K DENGAN KEJANG DEMAM
DI RUANG ANGGREK RSUD KOTA SALATIGA

DISUSUN OLEH
1. INDAH SULISTYORINI - 11.0
2. NERRA WANDERA - 11.061
3. NURDIN SALEH - 11.0
4. SITI NUR PUJIATUN - 11.0
5. TRI DIAH AYU - 11.0

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO


SEMARANG
TAHUN 2013

Das könnte Ihnen auch gefallen