Sie sind auf Seite 1von 8

CSR DAN PEMERINTAH INVESTOR MASA DEPAN GERAKAN

SOSIAL
ABSTRAK
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang
wajib dilakukan oleh setiap perusahaan dalam rangka melakukan hubungan
timbal

balik

dari

perusahaan

kepada

masyarakat

sekitar,

sedangkan

pemerintahlah yang mengatur UU yang mewajibkan perusahaan melakukan


hal tersebut, dan tugas mahasiswalah membantu berjalannya peraturan
pemerintah dan melaksanakan Tri Dharma mahasiswa. Bantuan-bantuan yang
didapatkan setelah terjalin hubungan antara tiga elemen tersebutlah yang
dapat

dijadikan

sebagai

sebuah

investasi

bagi

gerakan

sosial

yang

diselenggarakan oleh para mahasiswa.


Kata Kunci: Investasi, Hubungan, Tri Dharma

PENDAHULUAN
PENGANTAR
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam sumber daya alam dan
terdiri dari daerah daerah yang sangat luas. Sumber daya yang ada juga harus di imbangi
dengan teknologi yang maju untuk mengolahnya, tetapi Indonesia terlalu fokus terhadap
perkembangan kota-kotanya saja. Banyak desa yang memiliki potensi besar untuk mengolah
sendiri berbagai sumber daya alamnya, namun seharusnya pengelolaan sumber daya alam
tersebut

harus

didukung

dengan

teknologi-teknologi

yang

dapat

mengoptimalkan

pengelolaannya.Pembangunan daerah merupakan proses di mana pemerintah daerah dan


masyarakat mengelola berbagai sumberdaya yang ada untuk meningkatkan taraf ekonomi
daerah tersebut. Dengan meningkatnya taraf ekonomi daerah, hal tersebut tentu akan
meningkatkan taraf ekonomi nasional. Walaupun disebutkan bahwa dalam 10 tahun terakhir
pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan signifikan hingga Juli 2012, masih ada
27.360 daerah tertinggal (Depdagri, 2012). Angka tersebut senilai dengan 36% dari 76.000
daerah atau desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Proporsi daerah tertinggal dari total
daerah di Indonesia tersebut menunjukkan bahwa pembangunan di Indonesia masih belum
merata sehingga dibutuhkan perhatian khusus untuk memajukan daerah daerah tertinggal.
Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan tertinggi yang memiliki peran dan fungsi

khusus yang berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Salah satu fungsi perguruan tinggi
digambarkan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menyatakan bahwa perguruan tinggi
harus mampu berkarya dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat. Dalam hal pembangunan daerah yang telah disebutkan, perguruan tinggi
merupakan salah satu lembaga yang juga bertanggung jawab untuk menyukseskan
pembangunan daerah. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merupakan salah satu dari
212 perguruan tinggi negeri yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai salah satu perguruan
tinggi terbesar di Indonesia, ITS juga dituntut untuk berkarya ditengah masyarakat baik dalam
bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan
rencana strategis ITS yang menyatakan bahwa ITS harus mampu memberikan kontribusi
nyata dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kesejahteraan masyarakat melalui
kegiatan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Oleh karena itu, pihak ITS mendelegasikan mahasiswa tingkat ketiga, angkatan 2011
sebagai tim ITS Bangun Desa Teknologi Tepat Guna untuk berkontribusi kepada masyarakat
melalui ITS Bangun Desa Teknologi Tepat Guna. ITS Bangun Desa Teknologi Tepat Guna
adalah program pengabdian masyarakat berbasis implementasi teknologi pada daerah yang
dianggap berpotensi dan layak dikembangkan. Dalam ITS Bangun Desa Teknologi Tepat
Guna, akan dilakukan berbagai kegiatan yang mencakup penelitian, pendidikan, dan
pengabdian masyarakat dengan melibatkan civitas akademika ITS. ITS Bangun Desa
Teknologi Tepat Guna diharapkan akan menjadi kegiatan yang mampu merealisasikan fungsi
Tri Dharma Perguruan Tinggi ITS secara konkrit sehingga ITS mampu berkontribusi dalam
pembangunan daerah dan pembangunan nasional. ITS Bangun Desa merupakan salah satu
Social Movement yang dinaungi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (BEM ITS) yang akan merealisasikan kewajiban mahasiswa untuk mengabdi
kepada bangsa dan negara.
Gerakan Sosial merupakan perilaku kolektif yang ditandai kepentingan bersama dan
tujuan jangka panjang, yaitu untuk mengubah atau mempertahankan masyarakat atau institusi
yang ada di dalamnya. Ciri lain Gerakan Sosial ialah penggunaan cara yang berbeda diluar
institusi yang ada (Kamanto Sunarto, 2004: 199).Gerakan sosial adalah suatu upaya yang
kurang lebih keras dan teroganisir yang dilakukan oleh orang-orang yang relatif besar
jumlahnya, entah untuk menimbulkan perubahan, entah untuk menentangnya (Rafael Raga
Maran, 2001: 65) Banyak sekali definisi gerakan sosial yang ada dari beberapa ahli, namun
disini akan membahas pentingya mahasiswa menjalin hubungan dengan CSR(Coorporate

Social Responsibility) dan pemerintah. Definisi CSR (Corporate Social Responsibility) adalah
suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan
tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana
perusahaan itu berada.Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan
lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial
dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada.Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena
strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR
timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih
penting daripada sekedar profitability.CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini
akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama
pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang
terkait dengan CSRmeliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan
sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan
kemampuan organisasi.Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan
dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah
dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan
politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,
pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate
Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi
fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya
besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan
kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan
proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.Jika kita telisik bahwa
gerakan sosial dan hal semacamnya yang dilakukan secara independen tanpa di bantu oleh
perusahaan yang bertanggung jawab akan sosial masyarakat dan pemerintah, gerakan sosial
tersebut akan sulit berkembang, berhenti atau gagal di tengah jalan,bahkan bisa disebut
dengan ilegal movement . Gerakan sosial yang dilakukan haruslah mendapatkan dana dan
kebutuhan lain seperti izin tempat,dll. Hal tersebutlah yang akan mudah didapat jika sudah
terjalin hubungan baik antara mahasiswa dengan CSR dan pemerintah.

ANALISIS MASALAH
1. Apakah mahasiswa perlu menjalin kerjasama dengan CSR dan pemerintah untuk
melaksanakan gerakan sosial?
2. Bagaimana seharusnya sikap mahasiswa guna terjalin hubungan yang baik antara CSR
dan pemerintah guna mendapatkan bantuan yang dapay dijadikan investasi gerakan sosial
yang dilakukan?

ISI
Berdasarkan analisis masalah yang ada dan hasil studi literatur, sudah menjadi kewajiban
sebagai mahasiswa untuk melaksanakan dan menjunjung tinggi Tri Dharmanya, salah satunya
dari social movement dan social development yang diadakan oleh mahasiswa sendiri,
berdasarkan analisis masalah pertama, CSR selaku pihak yang memperlancar social
movement dan social development yang ada, memang memiliki kewajiban mendukung dan
meningkatkan kualitas hidup di linkungan sekitar CSR, perlu diketahui bahwa sampai saat ini
belum ada kesamaan pandang mengenai konsep dan penerapan CSR, meskipun kalangan
dunia usaha menyadari bahwa CSR ini amat penting bagi keberlanjutan usaha suatu
perusahaan. Gurvy Kavei mengatakan, bahwa praktek CSR dipercaya menjadi landasan
fundamental bagi pembangunan berkelanjutan (sustainability development), bukan hanya bagi
perusahaan, tetapi juga bagi stakeholders dalam arti keseluruhan. Hal tersebut terlihat dari
berbagai rumusan CSR yaitu sebagai berikut :
1. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) menyebutkan CSR
sebagai continuing commitment by business to behave ethically and contribute to
economic development while improving the quality of life of the workforce and their
families as wol as of the local community and society at large. John Elkingstons
menegaskan Corporate Social Responsibility is a concept that organisation especially
(but not only) corporations, have an obligation to consider the interestts of costomers,
employees, shareholders, communities, and ecological considerations in all aspectr of
theiroperations. This obligation is been to extend beyond their statutory obligation to
comply with legislation.

2. Penjelasan pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud


dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada
setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat
.
3. Pasal 1 angka 3 UUPT , tangung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.
Dari pengertian-pengertian CSR tampak belum adanya keseragaman ataupun persamaan
persepsi dan pandangan mengenai CSR. Terlihat dari ketentuan dalam UUPM dan UUPT,
melihat tanggung jawab sosial pada titik pandang yang berbeda. UUPM lebih menekankan
CSR sebagai upaya perusahaan untuk menciptakan harmonisasi dengan lingkungan di mana ia
beroperasi. Sedangkan UUPT justru mencoba memisahkan antara tanggung jawab sosial
dengan tanggung jawab lingkungan. UUPM bertolak dari konsep tanggung jawab perusahaan
pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom line). Namun demikian keduanya
mempunyai tujuan yang sama mengarah pada CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan
terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan.Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas maka CSR merupakan komitmen
perusahaan terhadap kepentingan pada stakeholders dalam arti luas dari sekedar kepentingan
perusahaan belaka. Dengan kata lain, meskipun secara moral adalah baik bahwa perusahaan
maupun penanam modal mengejar keuntungan, bukan berarti perusahaan ataupun penanam
modal

dibenarkan mencapai keuntungan dengan mengorbankan kepentingan-kepentngan

pihak lain yang terkait. Dengan adanya ketentuan CSR sebagai sebuah kewajiban dapat
merubah pandangan maupun perilaku dari pelaku usaha, sehingga CSR tidak lagi dimaknai
sekedar tuntutan moral an-sich, tetapi diyakinkan sebagai kewajiban perusahaan yang harus
dilaksanakan. Kesadaran ini memberikan makna bahwa perusahaan bukan lagi sebagai entitas
yang mementingkan diri sendiri, alienasi dan atau eksklusifitas dari lingkungan masyarakat,
melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan
sosial. Sehingga tidak berkelebihan jika ke depan CSR harus dimaknai bukan lagi hanya
sekedar responsibility karena bersifat voluntary, tetapi harus dilakukan sebagai mandatory
dalam makna liability karena disertai dengan sanksi.Menyikapi kondisi yang ada tersebut,
bahwa hukum sebagai produk kebijakan politik tidak selamanya merupakan conditio sine qua

non bagi tujuan yang hendak dicapai. Hal ini menunjukkan hukum mempunyai batas-batas
kemampuan tertentu untuk mengakomodasi nilai-nilai yang tumbuh dan hidup dalam
komunitas masyarakat, oleh karena itu Roscoe Pound menyatakan bahwa tugas hukum yang
utama dalah social engineering. Dalam doktrin ini dikatakan bahwa hukum harus
dikembangkan sesuai dengan perubahan-perubahan nilai sosial. Untuk itu sebaiknya diadakan
rumusan-rumusan kepentingan yang ada dalam masyarakat yaitu kepentingan pribadi,
masyarakat dan umum. Dengan demikian hukum bagi Roscoe Pound merupakan alat untuk
membangun masyarakat (law is a tool of social engineering). Sehingga hukum bukan saja
berdasarkan pada akal, tetapi juga pengalaman. Akal diuji oleh pengalaman dan pengalaman
yang dikembangkan oleh akal. Konteks tanggung jawab social (CSR) dalam hal ini ada
kewajiban bertanggung jawab atas perintah undang-undang, dan memperbaiki atau sebaliknya
memberi ganti rugi atas kerusakan apa pun yang telah ditimbulkan. Tanggung jawab social
berada pada ranah moral, sehingga posisinya tidak sama dengan hokum. Moral dalam
tanggung ajwab social lebih mengarah pada tindakan lahiriah yang didasarkan sepenuhnya
dari sikap batiniha, sikap inilah yang dikenal dengan moralitas yaitu sikap dan perbuatan
baik yang betul-betul tanpa pamrih. Sedangkan tanggung jawab hokum lebih menekankan
pada ksesuaian sikap lahiriah dengan aturan, meskipun tindakan tersbeut secara obyektif tidak
salah, barangkali baik dan sesuai dengan pandanan moral, hokum, dan nilai-nilai budaya
masyarakat. Namun demikian kesesuaian saja tidak dapat dijadikan dasar untuk menarik suatu
kesimpulan karena tidak tahu motivasi atau maksud yang mendasarinya.Bila dikaitkan dengan
teori tanggung jawab sosial dengan aktivitas perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa
tanggung jawab sosial lebih menekankan pada kepedulian perusahaan terhadap kepentingan
stakeholders dalam arti luas dari pada kepedulian perusahaan terhadap kepentingan
perusahaan belaka.Dengan demikian konsep tanggung jawab sosial lebih menekankan pada
tanggung jawab perusahaan atas tindakan dan kegiatan usahanya yang berdampak pada orangorang tertentu, masyarakat dan lingkungan di mana perusahaan- perusahaan melakukan
aktivitas usahanya sedemikian rupa, sehingga tidak berdampak negatif pada pihak-pihak
tertentu dalam masyarakat. Sedangkan secara positif hal ini mengandung makna bahwa
perusahaan harus menjalankan kegiatannya sedemikian rupa, sehingga dapat mewujudkan
masyarakat yang lebih baik dan sejahtera. Kondisi Indonesia masih menghendaki adanya CSR
sebagai suatu kewajiban hukum. Kesadaran akan adanya CSR masih rendah, kondisinya yang
terjadi adalah belum adanya kesadaran moral yang cukup dan bahkan seringkali terjadi suatu
yang diatur saja masih ditabrak, apalagi kalau tidak diatur. Karena ketaatan orang terhadap
hukum masih sangat rendah. CSR lahir dari desakan masyarakat atas perilaku perusahaan

yang mengabaikan tanggung jawab sosial, seperti : perusakan lingkungan, eksploitasi sumber
daya alam, ngemplang pajak, dan menindas buruh. Lalu, kebanyakan perusahaan juga
cenderung membuat jarak dengan masyarakat sekitar.Jika situasi dan kondisi yang terjadi
masih seperti tersebut di atas, maka hukum harus berperan. Tanggung jawab perusahaan yang
semula adalah tanggung jawab non hukum (responsibility) akan berubah menjadi tanggung
jawab hukum (liability). Otomatis perusahaan yang tidak memenuhi perundang-undangan
dapat diberi sanksi. Hal tersebutlah yang menjadikan mahasiswa wajib membantu CSR guna
memenuhi kewajiban-kewajibannya, namun mengapa sulit sekali menjalin hubungan dan
mendapat kepercayaan dari CSR padahal pemerintah sudah membuatkan aturan dan UU
kewajiban CSR meningkatakan kualitas hidup di linkungan daerah perusahaan tersebut
beroperasi, maka apa sikap yang tepat bagi kita sebagai mahasiswa untuk menangani hal
tersebut. Sebagai mahasiswa yang melakukan dan melaksanakan social development atau
social movement agar dapat menjalin hubungan dengan CSR dan pemerintah hal pertama
yang harus dilakukan adalah benar-benar mengkosep dan mengkaji ulang apakah social
movement atau social development yang kita selanggarakan sesuai dengan tujuan dan
kewajiban CSR, selanjutnya melakukan sebuah kesepakatan dengan CSR jika sudah terjadi
kesepakatan maka tugas kita agar kesepakatan berjalan dengan lancar. Jika kesepakatan yang
ada sudah kita tepati maka akan dengan mudah menjalin kerjasama kembali dengan CSR.
Selanjutnya menjalin hubungan kita dengan pemerintah sangatlah mudah jika kita mematuhi
regulasi yang ada , hanya saja sering terjadi hambatan di bagian adiministrasi dan perijinan
dikarenakan berbagai faktor lingkungan. Semua masalah yang ada dapat kita selesaikan
dengan mudah hanya dengan membuat kesepakatan yang sama-sama menguntungakn semua
pihak tanpa mengutamakan keuntungan pribadi.
PENUTUP
Dari hasil kajian kami tentang pentingnya menjalin hubungan baik antara mahasiswa,
CSR, dan Pemerintah dapat ditarik kesimpulan bahwa menjalin hubungan baik merupakan
langkah awal terwujudnya kualitas hidup Negara Indonesia menjadi lebih baik.
Menumbuhkan rasa percaya antara tiga elemen tersebut untuk terus bersama-sama
mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Tidak mudah menjalin hubungan antara tiga elemen
tersebut dan harus memilki koordinasi yang baik antara mahasiswa itu sendiri, dan sulitnya
mahasiswa mendapat bantua dari CSR dikarenakan perbedaan konsep dan tujuan dengan
mahasiswa sehingga sulit menemui kesepakatan antara keduanya oleh karena itu mahasiswa
harus mengkaji terus dan mengonsep dengan baik kegiatan sosial yang dilakukan. Jika sudah

mencapai kesepakatan antara keduanya kita dapat dengan mudah menjalin hubungan dengan
pemerintah untuk melancarkan kegiatan sosial yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
http://komunikasi.us/index.php/course/strategic-corporate-communication/2058-corporatecommunication-public-affair
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-bisnis/84-tanggung-jawab-sosial-perusahaancorporate-social-responsibility-dan-iklim-penanaman-modal.html
http://www.amerta.id/2012/05/18/96/pengertian-csr-corporate-social-responsibilty.php
http://www.kompasiana.com/iyul/gerakan-sosial_552fba946ea834e5288b45a5

Das könnte Ihnen auch gefallen