Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. JUDUL PERCOBAAN
pembuatan kalium nitrat dan natrium klorida
B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Membuat kalium nitrat dan natrium klorida
2. Menguji tingkat kemurnian kalium nitrat dan natrium klorida
C. LANDASAN TEORI
Kalium (potassium) yang terdapat di alam bersifata sedikit radioaktif karena
mengandung kira- kira 0,02% isotop radioaktif
40
yang membusuk. Kalium nitrat merupakan padatan putih dengan struktur kristal
ortorombik atau aragonite (Wikipedia. 2011).
Natrium (sodium) adalah logam alkali yang terbesar dibutuhkan untuk
keperluan industri. Seperti logam-logam alkali yang lain, natrium tidak ditemukan
dalam keadaan murni di alam karena reaktivitasnya yang tinggi (Sugiarto, 2003 : 89).
Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit, adalah senyawa
kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling
mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraseluler pada banyak organism
multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering
digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Sodium Chlorida atau natrium
klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotic
yang tinggi (Wikipedia.2010).
Sebagian besar senyawaan alkali larut dalam air, sehingga uji pengendapan
tidak mungkin dipakai untuk identifikasi. Untungnya, setiap logam alkali
menghasilkan warna nyala dan karakteristik apabila senyawaan alkali dimasukkan
dalam nyala api. Energy tertentu nyala api diserap oleh electron- electron dalam
atom logam hingga terjadi eksitasi, dan kembalinya electron ke peringkat dasar
membebaskan energy nyala yang khas, sesuai dengan energy transisi elektronik
yang unuk bagi dirinya sendiri. Sebagi contoh, warna nya;la natrium merupakan
hasil emisi foton (energy) ketika electron dalam orbital 3p 1 (dalam peringkat
tereksitasi) kembali ke orbital 3s1 (dala peringkat dasar). Hadirnya electron 3p1 ini
berasal dari reaksi pembakaran dalam nyala api yang ditangkap oleh ion Na + dalam
senyawanya (Sugiyarto. 2003:86).
Senyawa- senyawa kalium, sebaiknya kloridanya, mewarnai nyala Bunsen
yang tak cemerlang menjadi lembayung (lila). Nyala kuning yang dihasilkan oleh
natrium dalam jumlah sedikit mengganggu warna lembayung itu, tetapi dengan
memandang nyala melalui dua lapisan kaca kobalt yang biru, sinar-sinar natrium
yang kuning akan diserap sehingga nyala kalium yang lembayung kemerahan jadi
terlihat (Svehla. 1990: 310)
Deposit natrium nitrat (saltpeter) dalam jumlah yang besar terdapat di Chili.
Senyawa ini terurai dengan evolusi oksigen pada 500oC menurut persamaan reaksi :
2NaNO3 (S)
2 NaNO2(S) + O2 (g)
Kalium nitrat dipreparasi dari kloridanya dengan natrium nitrat menurut reaksi :
KCl (aq) + 2NaNO3 (aq)
Proses ini dilangsungkan pada temperature dibawah 100 0 C, karena paling rendah
kelarutannya pada temperature kamar. KNO 3 dapat dipisahkan dengan kristalisasi
bertingkat (Sugiyarto. 2003:99).
Prinsip kristalisasi selektif ini sangat bergantung pada berbagi factor yaitu
kesetimbangan kelarutan, temperature dan konsentrasi kesetimbangan. Kalium
nitrat dapat dibuat dengan mencampurkan larutan jenuh NaNO 3 dengan larutan
jenu KCl ( Tim Dosen Kimia Anorganik. 2012:8)
6 buah
b. Pembakar spiritus
3 buah
c.
3 buah
1 buah
2 buah
Spatula
g. Batang pengaduk
2 buah
3 buah
h. Neraca analitik
i.
Gelas kimia 50 ml
6 buah
j.
3 buah
k. Cawan penguap
3 buah
l.
1 buah
Rak tabung
m. Pipet tetes
6 buah
n. Botol semprot
1 buah
o. Thermometer 1100C
1 buah
p. Corong biasa
1 buah
q. Botol pial
6 buah
r.
s.
Ose
1 buah
2. BAHAN
a. Kalium klorida (KCl)
b. Nartrium notrat (NaNO3)
c.
Aquades
Es batu
j.
k. tissue
E. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan KNO3 dan NaCl
Perlakuan I
a. Melarutkan 15 gram KCl dalam 50 ml air panas 980C.
b. Melarutkan 15 gram NaNO3 dalam 50 ml air panas 980C.
c. Mencampurkan kedua larutan diatas.
d. Menguapkan larutan dalam cawan penguap sampai terbentuk kristal (x).
e. Memisahkan kristal (x) dari filtratnya.
f.
g.
h.
i.
j.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
c. Uji adanya ion nitrat pada kristal (x) dan kristal (y)
1) Melarutkan kira-kira 0,01 gram kristal (x) dan kristal (y) dengan 2 ml air dalam
tabung reaksi yang berbeda.
2) Menambahkan 2 ml larutan jenuh FeSO4
3) Mengalirkan 1 ml H2SO4 melalui pinggir dalam tabung dengan posisi tabung pada
keadaan miring.
4) Mengamati perubahan yang terjadi.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan KNO3 dan NaCl
Perlakuan I
I. 15 g KCl + 50 ml aquades 980 C
larutan tak berwarna
0
II. 15 g KNO3 + 50 ml aquades 98 C
larutan tak berwarna
diuapkan dan disaring
Larutan I + larutan II
kristal putih halus, filtrate
diuapkan dan disaring
diuapkan dan disaring
kristal putih halus, filtrate
kristal putih berbentuk
jarum.
Massa kristal putih halus, kristal x (NaCl) = 21 gram
Massa kristal putih berbentuk jarum, kristal y (KNO3) = 10,3 gram
Perlakuan II
I.
15 g KCl + 50 ml aquades pada suhu kamar
berwarna
II.
larutan tak
larutan tak
berwarna
Larutan I + larutan II
kristal putih
kristal putih
filtrate
kristal
Perlakuan I
Perlakuan II
Perlakuan III
x
y
Kuning
Ungu
ungu
Kuning
Ungu
kuning
Perlakuan I
Perlakuan II
Perlakuan III
x
y
Endapan putih
Endapan putih
Endapan putih
Endapan putih
kristal
Perlakuan I
Perlakuan II
Perlakuan III
x
y
Pada perlakuan I diperoleh massa NaCl 21 gram dengan rendemen 190,3%, dan
kristal KNO3 10,3 gram dengan rendemen 577,76%. Rendemen NaCl > 100%
disebabkan kristal masih basah ketika ditimbang, selain itu kristal NaCl yang
diperoleh tidak murni. Pada perlakuan II diperoleh massa NaCl 10 gram dengan
rendemen 90,66% dan massa KNO3 9 gram dengan rendemen 50,47%, sedangkan
pada perlakuan III diperoleh massa NaCl 8,5 gram dengan rendemen 77,06% dan
massa kristal KNO3 8,1 gram dengan rendemen 45,42%.
Reaksi- reaksi yang terjadi pada pembuatan KNO3 dan NaCl adalah:
NaNO3(S)
H O
2
KCl (S)
H O
2
KNO3 (S)
NaCl (S)
dalam larutan
H+
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa hanya kristal x pada perlakuan II,
yaitu kristal KNO3 yang tidak membentuk endapan putih. Halini menunjukkan
bahwa kristal KNO3 yang diperoleh pada perlakuan I (kristal y) dan pada perlakuan
III ( kristal x) tidak murni karena membentuk endapan putih yang menandakan
bahwa dalam kristal mengandung ion Cl-.
Pengujian kemurnian kristal yang ketiga adalah pengujian adanaya ion nitrat.
Setiap kristal yang diperoleh dari setiap perlakuan dilarutkan dalam air untuk
mengionisasi garam menjadi ion-ion penyusunnya. Kedalam setiap larutan
ditambahkan 2 ml larutan jenuh FeSO 4 kemudian ditambahkan H2SO4 pekat sebagai
katalis. Jika di dalam larutan terdapat ion NO 3- maka akan terbentuk cincin ungu
[Fe(NO)]2+ menurut persamaan reaksi:
2 NO3- + 4 H2SO4 + 6 FeSO4
2Fe3+ + 3 SO42-
Fe2(SO4)3
Fe3+ + e
Fe2+ + NO
Fe2+
[Fe(NO)]2+ (cincin coklat)
Kristal NaCl terbentuk pada suhu tinggi sedangkan kristal KNO 3 terbentuk pada
suhu rendah.
c.
Pada uji nyala, NaCl memancarkan warna nyala kuning dan KNO 3 memancarkan
warna nyala ungu.
d. Kristal NaCl berupa kristal putih halus berwarna putih, kristal KNO 3 berbentuk
jarum berwarna putih.
e. Adanya ion Cl- pada kristal ditandai dengan terbentuknya endapan putih AgCl jika
direaksikan dengan AgNO3.
f.
Adanya ion nitrat pada kristal, membentuk cincin coklat dalam larutannya jika
direaksikan dengan FeSO4 dan dikatalis dengan H2SO4 pekat.
2. SARAN
Kristal sebelum ditimbang, sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu agar diperoleh
rendemen yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Svehla. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media
Pustaka
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar: Jurusan
Kimia FMIPA UNM
Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip pemurnian dan pengkristalan garam dapur NaCl?
C. Tujuan Percobaan
Memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam dapur NaCl
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Natrium Chlorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan oleh
masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai industri kimia.
Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium Chlorida sebagai bahan bakunya
adalah industri Chlor Alkali. Produk utama dari industri ini adalah chlorine (Cl2) dan
Natrium Hidroksida (NaOH), yang banyak dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri pulp
dan kertas, tekstil, deterjen, sabun dan pengolahan air limbah(Dina Lesdantina).
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5 0C.Natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya
dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk Natrium
Hidroksida dan Hidrogen. Dalam garam-garamnya natrium berada sebagai kation monovalen
Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut
dalam air (Vogel, 1979).
Di bidang teknik kimia seringkali bahan padat harus dipisahkan dari larutan atau
lelehan, tanpa mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam fasa cair tersebut. Seringkali
juga bahan padat kristalin yang mengandung pengotor harus dibersihkan atau harus
dihasilkan bentuk-bentuk kristal tertentu, untuk maksud tersebut proses kristalisasi dapat
digunakan. Kristal adalah bahan padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur. Yang
dimaksud kristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan atau
lelehan. Hasil kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau dikecilkan
ukurannya (Bernaseoni, 1995).
Pemurnian larutan garam sangat dipengaruhi oleh rasio Ca/Mg, bila rasionya terlalu
kecil ataupun terlalu besar mengakibatkan pengendapan impuritis tidak dapat berlangsung
dengan baik. Rasio Ca/Mg paling baik diperoleh sebesar 2. Dari penelitian ditemukan bahwa
penambahan flokulan cukup mempengaruhi penurunan kadar Ca+2, dan relatif sedikit
mempengaruhi penurunan kadar Mg+2 dan TSS. Pada rasio Ca/Mg sebesar 2, kadar Mg+2
sudah berada dibawah limit atas baku mutu larutan garam, tanpa perlu penambahan flokulan.
Sedangkan kadar Ca+2 dan TSS masih dua kali lebih dari limit atas bila tanpa flokulan, tetapi
masih sedikit diatas limit atas untuk Ca+2 dan dua kali diatas limit atas untuk TSS bila
menggunakan flokulan(Bahruddin,2003).
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda dan
sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan. Pengaruh dalam penelitian ini adalah
hubungan yang mempengaruhi antara penggunaan garam dapur (NaCl) dalam media
pendingin dalam kadar yang bervariasi terhadap kekerasan pada proses pengerasan baja V155. Bahan pendingin yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang ditambahkan
garam dapur (NaCl) dengan kadar NaCl masing-masing yaitu: 9 %, 16 % dan 23 %(Taufan
Rizal,2005).
BAB III
METEDOLOGI PRATIKUM
A. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal Oktober 2012 di Laboratorium
terpadu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
Timbangan
Gelas kimia 250ml
Gelas ukur 50 ml
Pemanas lisrik/spritus
Corong
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
Kristal garam dapur pasaran
Serbuk kapur CaO 1 gram
Larutan (BaOH)2 encer secukupnya
Larutan HCl
Aquades 150 ml
Asam sulfat pekat
-
(NH4)2CO3
C. Prosedur Kerja
akuades
- Dimasukkan dalam gelas beker dan didihkan
- Dimasukkan 20 gram garam dapur sambil diaduk
- Dipanaskan sampai mendidih kemudian disaring
Filtrat larutan garam
residu
- Ditambahkan 0,25 gram CaO
-Ditambahkan larutan Ba(OH)2 encer tetes demi tetes
-Ditambahkan 30 gram per liter (NH4)2CO3
-Disaring
filtrat
residu
-Dinetralkan dengan larutan HCl
-Diukur pHnya dengan kertas lakmus
-Diuapkan sampai kering
-Ditimbang berat kristal murni sebagai berat ekperimen
Rendamen = 65,15%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Dik : Berat garam teoritis = 15 g
Berat gelas kimia kosong = 29, 790 gr
Berat gels kimia + garam = 42,813 gr
t: % rendamen?
X 100% %
Penye: % rendamen = Berat eksperimen
Berat teortis
X 100%
= 13,023 gr
20 gr
= 65,115%
Reaksi :
2NaCl + CaO CaCl2 + Na2O
- Na2O + CaCl2 + Ba(OH)2 CaO + 2NaOH + BaCl2
- CaO + 2NaOH + BaCl2 + (NH4)2CO3 NaCl +
- Ba(OH)2 + HCl BaCl2 + H2O - 2NaCl + NH4Cl NaCl + NH3 + Cl2 matan
B.
Pembahasan
NaCl merupakan Natrium Klorida merupakan nama kimia dari garam dapur. Garam
dapur merupakan senyawa kimia yang tersusun dari 2 unsur, logam natrium (Na) dan gas klor
(Cl). Bila dipisahkan, kedua zat itu punya sifat yang berbeda. Natrium merupakan logam
yang sangat reaktif. Bila bereaksi dengan air, akan menimbulkan ledakan. Maka, Natrium
harus disimpan di media khusus yaitu minyak tanah. Sedangkan gas Klor merupakan gas
berwarna hijau yang beracun dan bila terhirup dapat menimbulkan gangguan paru-paru.
Kedua zat tersebut memang dapat merugikan jika berdiri sendiri. Namun jika direaksikan
pada suhu dan tekanan yang ekstrim, keduanya menjadi garam dapur yang bermanfaat. Hal
ini diakibatkan karena adanya pengaruh dari anion-anion yang diikat oleh Na dalam NaCl
sehingga menyebabkan sifat dari Na hilang. Dalam padatan ionik seperti kristal yang tersusun
dari ion-ion akan terjadi tarik-menarik antara kation dan anion yaitu gaya elektrostatik
Coulomb serta tolak menolak ion sejenis. Keseimbangan antara kedua hal ini yaitu, tarikmenarik dan tolak-menolak ini menghasilkan energi kisi kristal. NaCl merupakan salah satu
senyawa halida yang menunjukkan bahwa jarak antar ion adalah jumlah jari-jari ion positif
dan jari-jari ion negatif, sehingga jumlah ini digunakan untuk menerangkan struktur dari
kristal ioniknya.
Rekristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari campuran/pengotornya dengan
cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok.
Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan
kelarutan zat pencampur/pencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu sama lain,
kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya. Kristal
adalah kumpulan dari satuan-satuan kecil yang disebut sel satuan dan ion-ion dinyatakan
sebagai titik-titik. Satu lagi perbedaan nyata dari senyawa NaCl berbentuk kristal dengan ionion ynag menyusunnya, yaitu jari-jari kristal NaCl< jari-jari ion Na + atau Cl-. Hal ini
disebabkan dalam kristalnya, terjadi menarik antara kation dengan anion yang memperkecil
jarak jari-jari antar ionnya. Jadi, struktur oktahedral NaCl ini akan bertumpuk dengan
semakin banyaknya atom Na dan Cl yang bergabung sehingga menghasilkan kristal NaCl.
Perlakuan pertama yang kami lakukan adalah melarutkan garam dengan
menggunakan air yang telah dipanaskan yang bertujuan agar garam terurai sempurna.
Garam dapur yang dilarutkan dalam akuades panas tersebut akan terurai menjadi ionionnya yakni, ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-). Garam yang telah terurai kami saring
dan mangmbil filtranya yang akan digunakan untuk proses selanjutnya yaitu proses
pengendapan.
Filtrat yang kami peroleh tadi kami tambahkan 0,2 gram kalsium oksida (CaO).
Fungsi dari penambahan kalsium oksida ini adalah untuk mengendapkan zat-zat pengotor
seperti zat pengotor yang di dalamnya mengandung ion Ca2+, Fe3+, dan Mg2+ yang terdapat
dalam garam dapur.
Selanjutnya ke dalam filtrat tadi kami tambahkan lagi dengan larutan barium
hidroksida Ba(OH)2. Penambahan larutan ini bertujuan untuk menghilangkan endapan atau
mencegah terbentuknya endapan lagi, akibat penambahan kalsium oksida sebelunya.
Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya.
Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan
suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung dari
suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi
pelarutnya.
Pada filtrat tadi juga kami tambahkan dengan amonium karbonat (NH 4)2CO3.
Penambahan ini bertujuan agar larutan tersebut menjadi jenuh. Tahap selanjutnya adalah
melakukan penyaringan untuk memisahkan endapan yang merupakan zat pengotor yang
terdapat dalam larutan tersebut. Kemudian filtrat yang diperoleh (bersifat basa), dinetralisasi
dengan larutan yang bersifat asam yaitu HCl encer.
Setelah diencerkan filtrat yang telah dihasilkan kami uapkan sampai terbentuk kristalkristal garam yang akan kami ukur nilai rendamenya. Nilai rendamen yang kami peroleh
yaitu 65.115%.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Prinsip pemurnian NaCl dengan metode rekristalisasi adalah memisahkan NaCl dari
zat-zat pengotor berdasarkan perbedaan daya larut keduanya dalam pelarut tertentu seperti
CaO, Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3. Zat-zat pengotor yang telah terikat dalam pelarut yang sesuai
dan mengendap sehingga dapat dipisahkan dengan NaCl melalui penyaringan.
DAFTAR PUSTAKA
Bernaseoni,G. 1995. Teknologi Kimia. PT Padya Pranita. Jakarta.
Bahruddin, Zulfansyah, Aman, Ilyas Arin & Nurfatihayati. 2003. Penentuan Rasio Ca/Mg Optimum
pada Proses Pemurnian Garam Dapur. Laboratorium Teknologi Produk, Laboratorium
Proses Pemisahan & Pemurnian, Laboratorium Teknik Reaksi Kimia, Jurusan Teknik Kimia,
FT, Universitas Riau, Pekanbaru.
Lesdantina, Dina dan Istikomah. 2009. Pemurnian Nacl Dengan Menggunakan Natrium Karbonat .
Siminar Tugas Akhir S1 Teknik Kimia UNDIP. Jurusan Teknik Kimia.Fak. Teknik.
Universitas Diponegoro.
Rizal Taufan. 2005. Pengaruh Kadar Garam Dapur (Nacl) Dalam
Media Pendingin Terhadap Tingkat Kerasan Pada Proses Pegerasan Baja V-155. Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang
PERCOBAAN 2
PEMURNIAN BAHAN MELALUI KRISTALISASI
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristalisasi dan penerapannya pada
garam dapur.
II.
DASAR TEORI
2.1
Kristalisasi
Merupakan suatu metode untuk pemurnian zat dengan pelarut dan dilanjutkan dengan
Rekristalisasi
Merupakan suatu pembentukan kristal kembali dari larutan atau leburan dari material
yang ada.
Sebenarnya rekristalisasi hanyalah sebuah proses lanjut dari kristalisasi. Apabila
kristalisasi (dalam hal ini hasil kristalisasi) memuaskan rekristalisasi hanya bekerja apabila
digunakan pada pelarut pada suhu kamar, namun dapat lebih larut pada suhu yang lebih
tinggi. Hal ini bertujuan supaya zat tidak murni dapat menerobos kertas saring dan yang
tertinggal hanyalah kristal murni.
(Fessenden, 1983)
2.3
1.
2.
3.
4.
5.
Mengeringkan kristal
(Fessenden, 1983)
2.4. Cara Memilih Pelarut yang Cocok untuk Proses Rekristalisasi adalah :
a.
Pelarut yang dipilih sebaiknya hanya melarutkan zat zat yang akan
dimurnikan dalam keadaan panas, sedangkan pengotornya tidak larut
dalam pelarut
tersebut.
b.
dapat
akan dimurnikan.
(Cahyono, 1998)
Penguapan bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalizir solvent atau zat pelarut sisa
yang terdapat pada filtrat.
c. Evaporasi Adiabatis
Metode ini digunakan dalam ruang vakum, larutan dipanaskan, dimasukkan dalam
tempat vakumyang mana tekanan total lebih rendah dari tekanan uap solvennya. Pada suhu
saat larutan dimasukkan ke ruang vakum solven akan menguap dengan cepat dan penguaapan
itu akan menyebabkan pendinginan secara adiabatis.
d. Salting Out
Prinsipnya adalah menambah suatu zat untuk mengurangi zat yang akan dikristalkan.
Pengeluaran garam dari larutan dengan zat baru ke dalam larutan bertujuan menurunkan daya
larut solven terhadap suhu pada pengatur tersebut. Peningkatan harga k, jika kedalam suatu
larutan ditambah dengan zat elektrolit.
(Cahyono, 1998)
2.6
Pengendapan bisa dilakukan untuk pemisahan , untuk melakukan pemisahan ini suatu
reagansia yang sesuai ditambahkan, yang membentuk endapan dengan hanya satu atau
beerapa ion yang ada dalam larutan, kemudian endapan dapat disaring dan dicuci, tergantung
sebagian besar pada struktur morfologi endapan yaitu bentuk dan ukuran kristal. Bentuk
kristal struktur yang sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum-jarum. Sangat
menguntungkan karena mudah dicuci setelah disaring.
(Vogel, 1985)
2.9 Kelarutan Endapan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan
endapan berupa kristal atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaring atau
sentrifug. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi
molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu,
tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan komposisi pelarutnya.
(Vogel, 1985)
2.10 Larutan Jenuh
Spesifikasi larutan jenuh adalah larutan yang titik bekunya tidak mengganggu.
Kejenuhan membuat kristalisasi sangat efektif dengan penyaringan dan pemisahan.
(Fischer, 1957)
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang sudah
ditentukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut dan zat-zat yang tidak terlarut.
(Keenan, 1990)
2.11 Sifat Kristal Ion NaCl
Kristal garam dapur terbentuk kubus, karena NaCl mengkristal dengan kisi kubus.
Ionnya terletak pada tapak kisi yang ada diantara sesama terutama bersifat elektrostatik,
karena gaya elektrostatiknya kuat maka kristal NaCl memiliki energi yang besar. Kristal NaCl
relatif keras, bila terkena pukulan cenderung berantakan, sebab bidang-bidang ion selalu
bergeser, bergerak dari keadaan tarik-menarik menjadi tolak-menolak.
(Brady, 1994)
2.12 Pengaruh Penurunan Suhu pada Proses Terjadinya Kristal
a. Bila penurunan suhu berjalan dengan cepat maka kecepatan tumbuh inti kristal lebih cepat
daripada kecepatan pertumbuhan kristal sehingga kristal yang diperoleh kecil, rapuh, dan
banyak.
b. Bila penurunan suhu dilakukan secara perlahan, maka kecepatan pertumbuhan kristal lebih
cepat daripada kecepatan pertumbuhan inti kristal sehingga kristal yang dibebaskan besarbesar, liat, dan elastis
(Austin,1986)
2.13 Ko Presipitasi
Bila suatu endapan memisah dari lariutan, keadaanya tidak selalu sempurna murni,
dapat mengandung bermacam-macam zat pencemar, tergantung dari sifat-sifat endapan dan
kondisi pengendapan. Pencemaran endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam
larutan induk,dinamakan pengendapan ikut (Ko-Presipitasi). Ada dua yang penting yang
menyebabkan terjadinya ko-presipitasi yaitu adsorbsi partikel-partikel asing pada permukaan
kristal yang sedang tumbuh dan okulasi partikel-partikel asing sewaktu proses pertumbuhan
kristal.
(Vogel,1990)
2.14 Post Presipitasi
Beberapa endapan diendapkan dengan perlahan-lahan dan larutan berada dalam
keadaaan lewat jenuh untuk waktu yang sangat lama. Ketika kalsium oksalat diendapkan
ditengah-tengah ion magnesium dalam jumlah yang lebih banyak, endpan pada mulanya
praktis murni, tetapi jika dibiarkan tetap bersentuhan dengan larutan, magnesium oksalat
pelan-pelan terbentuk (dan adanya endapan kalsium oksalat cenderung mempercepat proses
ini). Jadi, endapan kalsium oksalat menjadi tercemar karena post-presipitasi magnesium
oksalat.
(Vogel,1990)
2.15 Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Larutan jenuh suatu garam yang juga memgandung garam tersebut yang tak larut
dengan berlebihan merupakan suatu sistem kesetimbangan terhadap hukum kegiatan massa
dapat diberlakukan. Misalnya, jika endapan perak klorida ada dalam kesetimbangan dengan
larutan jenuh, maka:
AgCl
Ag+ + Cl-
Ini merupakan kesetimbangan heterogen karena AgCl ada dalam fase padat, sedangkan
ion Ag+ dan Cl- ada dalam fase terlarut. Tetapan kesetimbangannya,
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tak berubah dan dimasukkan dalam
tetapan baru, Ks yang dinamakan hasil kali kelarutan:
Ks = [Ag+][Cl-]
Jadi, hasil kali kelarutan ion perak dan klorida adalah konstan.
(Vogel,1990)
2.16 Pemurnian dengan Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan metode pemurnian suatu kristal dari pengotor-pengotornya.
Campuran senyawa yang akan dimurnikan dilarutkan dalam pelarut tang bersesuaian dalam
temperatur yang dekat dengan titik didihnya. Selanjutnya untuk memishkan pengotor atau zat
lain dari zat yang diinginkan dilakukan penyaringan sampai terbentuk kristal.
(Cahyono,1991)
2.17 An approach to prevent aggregation during the puriWcation and
crystallization of wild type acyl coenzyme A: Isopenicillin N
Penicillium chrysogenum
acyltransferase from
enzim ini selama satu dekade. Dalam studi ini, kami menampilkan suatu
(Basri, 2003)
b. CaO
o Berat molekul : 56,08 g/mol
o Titik didih : 2850 0C
o Densitas : 3,37 g/cm3
o Titik leleh : 2572 0C
o Bentuk kristal putih, dapat menyerap CO 2 dan H2O, dapat bereaksi dengan CO2 membentuk
CaCO3 .
(Pudjaatmaka, 2002)
c. HCl
o Berat molekul : 36,47 g/mol
o Densitas : 1,268 g/cm3
o Titik leleh : -119,29 0C
o Titik didih : 114,61 0C
o Berbau khas, tidak berwarna, korosif, asam kuat.
(Basri, 2003)
d. H2SO4
o Berat molekul : 98,08 g/mol
o Titik didih : 190 0C
o Tidak berbau, higroskopis, korosif, asam kuat, tidak berwarna.
(Daintith, 1990)
e. H2O
o Berat molekul : 18 g/mol
o Densitas : 1,08 g/cm3
o Titik beku : 0 0C
o Titik didih : 100 0C
o Polar, sebagai pelarut universal.
(Basri, 2003)
f. Ba(OH)2 encer
o Berat molekul : 171,28 g/mol
o Densitas : 3,743 g/cm3
o Titik leleh : 78 0C
o Korosif, basa kuat, dalam padatan berupa kristal putih dan transparan.
(Basri, 2003)
g. (NH4)2CO3
o Padatan kristal dan berwarna putih,
o Monohidrat
o Larut dalam air dingin
o Digunakan sebagai pewarna dalam pembuatan wol serta dalam
soda kue.
(Arsyad, 2001)
III.
METODE PERCOBAAN
3.1
3.1.1 Alat
a. Timbangan
b. Gelas beker
c. Pemanas listrik
d. Pengaduk
e. Corong
f. Kertas saring
g. Kertas pH
3.1.2 Bahan
a. Kristal garam dapur pasaran
b. CaO
c. Ba(OH)2 encer
d. (NH4)2CO3
e. HCl
f. H2SO4
g. H2O
3.2
Gambar alat
Corong
Timbangan
Gelas Beaker
Kompor Listrik
Pengaduk
3.3
Skema kerja
Endapan
Larutan
GelasBeker
Larutan1
Larutan2
Residu
Kertas Saring
Filtrat
Gelas
Penambahan 0,5 g
CaO
Penambahan Ba(OH)2
Penambahan 30g/L
Beker
(NH4)2 CO3
Pengadukan
Penyaringan
Pengamatan
Pembandingan dengan pengendapan
Hasil
Kristal
Penimbangan
Perhitungan
Hasil
IV DATA PENGAMATAN
N
Perlakuan
Hasil
O
1
Perlakuan awal
20 g NaCl + 62,5 mL aquades panas diaduk Garam melarut
dan dipanaskan sampai mendidih
Larutan NaCl di saring
dinetralkan
Larutan berwarna
keruh
Endapan agak larut
Warna larutan putih
putih
Hipotesis
Percobaan yang berjudul Pemurnian Bahan melalui Kristalisasi ini bertujuan untuk
mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristalisasi dan penerapannya pada
pemurnian garam dapur kasar. Prinsip dari kristalisasi melalui penguapan adalah perbedaan
kelarutan antara zat yang dimurnikan dengan zat-zat pengotornya dalam suatu pelarut
tertentu. Metode pengendapan ini menggunakan prinsip kerja yang digunakan adalah
penambahan ion-ion sejenis yaitu ion Cl- yang akan memperkecil kelarutan suatu larutan
hingga jenuh dan samapai Ksp terlampaui agar terjadi endapan NaCl. Hasil dari percobaan ini
adalah akan didapatnya gatam NaCl yang lebih putih dan bersih dari pada garam dapur
pasaran.
VI
PEMBAHASAN
Percobaan pemurnian bahan melalui kristalisasi bertujuan untuk mempelajari salah satu
metode pemurnian yaitu rekristalisasi dan penerapannya pada pemurnian garam dapur kasar.
Pada garam dapur kasar masih terdapat pengotor pengotor, sehingga perlu dilakukan suatu
pemurnian dengan cara memisahkan garam murni dari pengotor
pengotornya dengan
cara rekristalasisasi, pada umumnya pengotor yang terkandung dalam garam NaCl adalah
Ca2+, Mg2+,Al3+, SO42-, I2, dan Br2. Metode pada percobaan ini adalah pengendapan dan
penguapan. Prinsip dari percobaan ini adalah perbedaan daya larut antara zat yang akan
dimurnikan (NaCl kasar) dengan zat-zat pengotor yang terkandung dalam garam NaCl kasar
agar didapatkan NaCl murni.
6.1 Perlakuan Awal
Tujuan dari perlakuan awal adalah untuk melarutkan Kristal garam NaCl kasar yang
ada. Langkah pertama adalah memanaskan aquades hingga mendidih untuk mempermudah
melarutkan NaCl kasar. NaCl dapat larut dalam air karena NaCl bersifat polar dan merupakan
senyawa ionik, dimana senyawa ionik akan berbentuk ion ionnya di dalam larutanya, dan
harga Ksp dari senyawa NaCl lebih besar dibandingkan dengan hasil kali ion ionnya.
Kemudian pada aquades ditambahkan gram garam dapur kasar dan diaduk agar garam dapur
bisa larut sempurna dalam air. Larutan ini kemudian dipanaskan lagi sampai mendidih untuk
mempercepat proses pelarutan, karena pada pemanasan dapat meningkatkan gerakan partikel
partikel didalam larutan sehingga tumbukan antar partikel semakin cepat dan kelarutan
semakin cepat. Setelah mendidih, larutan garam dapur disaring dan diambil filtratnya.
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan filtrat dengan residu. Filtrat yang diperoleh dibagi
menjadi dua untuk proses kristalisasi melalui penguapan dan rekristalisasi melalui
pengendapan.
6.2 Kristalisasi melalui Penguapan
Pada metode kristalisasi melaui penguapan berprinsip pada perbedaan titik didih antara
pelarut dan titik leleh zat terlarut, dimana titik didih pelarut harus lebih kecil dari titik. Pada
metode ini, langkah pertama yang dilakukan adalah penambahan CaO ke dalam larutan 1
yang berisi filtrat hasil perlakuan awal. Penambahan CaO berfungsi untuk
memperbesar
perbedaan daya larut antara NaCl dan pengotornya, dimana CaO akan menarik ion Cl,
sehingga timbul endapan CaCl2 berwarna putih. Reaksinya:
2 NaCl(aq) + CaO(s) + H2O CaCl2 + 2 Na+ + 2 OH(Vogel,1990)
Ion Ca2+ bereaksi dengan zat-zat pengotornya karena ion Ca2+ mampu mengikat
karbonat atau sulfat. Kalsium Karbonat dapat mengendap karena Kspnya lebih kecil daripada
hasil kali konsentrasi [Ca2+][SO42-]. CaSO4 juga dapat mengendap karena Kspnya lebih kecil
daripada hasil kali konsentrasi [Ca2+][SO42-]. Ksp dari CaCO3 adalah 4,8 x 10 -9 dan Ksp dari
CaSO4 adalah 2,3 x 10 -4. Reaksinya:
CaO Ca2+ + O2Ca2+ + CO32- CaCO3
Ca2+ + SO42- CaSO4
(Vogel,1990)
Setelah penambahan CaO, selanjutnya ditambahkan Ba(OH)2 sampai tak terbentuk
endapan lagi. Penambahan ini bertujuan untuk memisahkan ion Cl - dari CaCl2. Ba(OH)2 juga
akan terurai menjadi Ba2+ dan OH- , OH- ini berfungsi mengikat pengotor Fe2+ dan Mg2+ yang
masih tersisa. Penambahan Ba(OH)2 tetes per tetes hingga tak ada endapan lagi bertujuan
untuk membuktikan bahwa ion Cl- yang terdapat dalam larutan telah berikatan semua dengan
Ba2+ sehingga menghasilkan endapan BaCl2. Reaksinya:
Ba(OH)2 Ba2+ + 2 OH(Vogel,1990)
2+
2+
Reaksi antara OH dengan Fe dan Mg :
Fe2+ + 2 OH- Fe(OH)2
Ksp = 4,8 x 10 -16
Mg2+ + 2 OH- Mg(OH)2
Ksp = 3,4 x 10 -11
(Vogel,1990)
Reaksi keseluruhannya :
2NaCl (aq) + CaO (s) + Ba(OH)2 (aq) + H2O BaCl2 + Na+ + 4OH- + Ca2+
(Vogel,1990)
Setelah penambahan Ba(OH)2 dilanjutkan dengan penambahan (NH 4)2CO3 yang
berfungsi untuk mengikat ion Ba2+ dan Ca2+ yang terdapat dalam larutan secara berlebih
sehingga diperoleh endapn putih kembali. Reaksinya:
Ba2+ + CO32- BaCO3
Ksp = 8,1 x 10 -9
2+
2Ca + CO3 CaCO3
Ksp = 4,8 x 10 -9
Reaksi secara keseluruhannya :
NH4)2CO3 BaCO3 + NH3 + Na2CO3 + CaCl2
(Vogel,1990)
Laruatan ini kemudian disaring dan diambil filtratnya. Penyaringan berfungsi untuk
memisahkan filtrat dengan residunya. Pada percobaan ini filtrat yang dihasilkan berwarna
putih keruh dan residunya berwarna coklat. Filtrat ini dinetralkan dengan HCl karena pada
penambahan reagen-reagen sebelumnya, filtrat menjadi bersifat basa sehingga perlu
dinetralkan dengan HCl agar pH larutan garam kembali netral (pH = 7). Sifat basa pada filtrat
karena adanya ion NH4+ yang berasal dari (NH4)2CO3, penetralan berfungsi agar garam dapat
terbentuk, karena pada dasarnya garam bersifat netral. Setelah netral, filtrat diuapkan
sampai kering untuk menghilangkan ionNH4 + dan H2O, sehingga terbentuk kristal NaCl yang
berwarna putih dengan berat 10,6 gram dan rendemen produknya 53%. Fungsi penguapan
adalah untuk menghilangkan zat pelarut dan ion ion lain yang mudah menguap.
6.3 Rekristalisasi melalui Pengendapan
2 HCl(g) + Na2SO4(aq)
(Vogel,1985)
Reaksi ini merupakan reaksi eksoterm yang ditandai dengan timbulnya panas pada
tabung reaksi. Gas HCl disalurkan ke dalam larutan II dengan pipa bengkok sehingga gas
HCl masuk ke dalam larutan untuk mengkondisikan larutan garam NaCl menjadi lewat jenuh
sehingga terbentuk endapan NaCl yang lebih murni.
Reaksinya :
NaCl(s)
Na+ + Cl(Vogel,1985)
Penambahan ion Cl- akan mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kiri atau kearah
NaCl hingga terbentuk endapan. Gas HCl dapat mengendapkan kristal NaCl karena pengaruh
ion sejenis Cl-. Adanya ion sejenis yaitu Cl- akan menambah konsentrasi ion Cl- dalam larutan
NaCl hingga Ksp terlampaui dan NaCl akan mengendap, akan tetapi pengotor pengotor lain
tidak terendapkan karena nilai Ksp dari pengotor pengotor lain lebih besar dibanding
dengan hasil kali ion - ionnya. Penambahan gelembung gas akan dihentikan apabila kristal
sudah tidak terbentuk lagi.hasil dari percobaan ini terbentuk 0.1 gram kristal NaCl yang
sangat bening.
6.3.1 Kelebihan dari metode pengendapan
Kristal yang terbentuk lebih cepat dan lebih murni dari pada menggunakan metode
penguapan karena pada metode pengendapan dihasilkan kristal NaCl tanpa zat pengotor.
6.3.2 Kelemahan dari metode Pengendapan
Rendemen yang dihasilkan lebih kecil daripada rendemen metode penguapan, karena
pada metode pengendapan NaCl yang terbentuk tidak mengandung pengotor - pengotornya,
sedangkan pada metode penguapan NaCl yang terbentuk masih terdapat pengotor pengotornya
Sedangkan faktor yang mempengaruhi pembentukan kristal yaitu :
1. Laju Pembentukan Inti
Dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju
pembentukan inti tinggi ,maka kristal yang terbentuk dalam jumlah yang besar tetapi tidak
satupun dari ini akan tumbuh menjadi kristal yang bentuknya besar. Jadi, endapan yang
terbentuk terdiri dari partikel-partikel yang lebih kecil.
2.
percobaan berukuran kecil, dan hasil yang didapatkan sedikit karena laju pertumbuhan kristal
kecil.
Melalui metode pengendapan, kristal yang dihasilkan akan lebih murni dibandingkan
dengan kristal yang dihasilkan melalui penguapan. Hal ini disebabkan karena kristal melalui
pengendapan tidak terkontaminasi oleh zat-zat pengotor (seperti Ba 2+,Ca2+, Mg2+) pada
endapan tersebut, karena pengotor pengotor tersebut tidak terendapkan atau masih dalam
bentuk ion ionnya. Sehingga kristal yang dihasilkan berwarna lebih putih dan kristalnya
mengkilap.
(Khopkar,1990)
Kecepatan terbentuknya kristal melalui pengendapan lebih cepat dibandingkan melalui
penguapan. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kristal,
antara lain:
a. Derajat Lewat Jenuh
Makin tinggi derajat lewat jenuh, maka makin besar kemungkinan untuk membentuk
inti baru. Sehingga makin cepat untuk membentuk kristal.
b. Jumlah Inti yang Ada atau Luas Permukaan Total
Jika kecepatan pembentukan kristal tinggi, maka jumlah inti yang dihasilkan ke dalam
bentuk kristal akan semakin banyak. Semakin luas permukaan total kristal, maka semakin
banyak larutan yang ditempatkan pada kisi kristal.
c. Pergerakan antara Larutan dan Kristal
Transportasi molekul atau ion dalam larutan (bahan yang akan dikristalisasi) dalam
larutan ke permukaan kristal dengan cara difusi dapat berlangsung semakin cepat jika derajat
lewat jenuh dalam larutan akan semakin besar.
d. Banyaknya Pengotor
Adanya pengotor akan memperlambat kecepatan untuk membentuk kristal. Pada
metode penguapan, pembentukan kristal lebih lama dibanding dengan metode pegendapan.
(Handojo,1995)
Rendemen yang diperoleh dari metode pengendapan adalah 0,5%
VII KESIMPULAN
7.1 Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu kristalisasi penguapan dan
rekristalisasi pengendapa.
7.2 Metode paling efektif yang dapat digunakan dalam percobaan ini adalah rekristalisasi mealui
pengendapan karena lebih efisien waktu dan kristal yang didapat lebih murni serta kekuatan
garamnya lebih kuat
7.3 Kristalisasi melalui penguapan rendemennya adalah 53 %
7.4 Rekristalisasi pengendapan rendemen prosentasenya adalah 0,5 %
Perhitungan
Kristalisasi melalui penguapan
Diketahui: mo = 20 g
mt = 10,6 g
Ditanya: rendemen prosentase?
Jawab:
Rendemen prosentase =
= 53%
Rekristalisasi melalui Pengendapan
Diketahui : mo = 20 gram
mt = 0,1 gram
Rendemen prosentase =
= 0,5%