Sie sind auf Seite 1von 3

SUMMARY OF JOURNAL READING

RINGKASAN JURNAL READING

Randomized clinical trial of the effect of gum chewing on postoperative


ileus and inflammation in colorectal surgery
Uji Acak Klinis Efek Mengunyah Permen Karet Terhadap Ileus Pasca Operasi dan
Peradangan Pada Bedah Kolorektal
T. C. van den Heijkant1, L. M. M. Costes2, D. G. C. van der Lee1, B. Aerts3, M. Osinga-de
Jong4, H. R. M. Rutten1,7, K. W. E. Hulsew5, W. J. de Jonge2, W. A. Buurman6 and M. D.
P. Luyer1
1Department of Surgery, Catharina Hospital, Eindhoven, 2Department of Gastroenterology,
Tytgat Institute for Intestinal and Liver Research, Academic Medical Centre, Amsterdam,
3Department of Surgery, Amphia Hospital, Breda, Departments of 4Radiology and 5Surgery,
Orbis Medical Centre, Sittard-Geleen, and 6School for Mental Health and Neuroscience and
7Department of Surgery, Maastricht University, Maastricht, The Netherlands
Correspondence to: Dr M. D. P. Luyer, Department of Surgery, Catharina Hospital,
Michelangelolaan 2, 5623 EJ Eindhoven, The Netherlands (e-mail: misha.luyer@cze.nl)
British Journal Of Surgery 2015; 102 : 202 211
Publikasi Online

: 18 Februari 2015 oleh John Wiley & Sons Ltd.

Impact Factor

: 5,542

Pendahuluan

Operasi abdomen pasti diikuti dengan episode hipomotilitas gastrointestinal.


Penurunan pengembalian fungsi gastrointestinal, didefinisikan sebagai postoperative ileus
(POI). Postoperative Ileus (POI) merupakan komplikasi yang sering terjadi pada operasi
kolorektal sehingga menurunkan waktu penyembuhan dan meningkatkan waktu rawat inap di
rumah sakit serta berdampak pada peningkatan biaya perawatan pasien. Studi eksperimental
menunjukkan inhibisi respon inflamasi dapat secara efektif menurunkan POI. Stimulasi pada
nervus vagus sebelumnya dan secara langsung setelah operasi abdomen, dengan cara melalui
stimulasi listrik atau farmakologi atau dipicu oleh supplementasi lipid yang diperkaya dengan
nutrisi ternyata dapat menurunkan respon inflamasi dan bedampak pada penurunan POI.
Mengunyah permen karet diketahui dapat menekan efek POI melalui reduksi inflamasi
postoperasi dengan cara aktivasi cephalic vagal. Meskipun begitu belum ada mekanisme
pasti dan hasil dari percobaan klinis banyak yang ambigu sehingga pada penelitian ini ingin

melihat melalui mengunyah permen karet dapat menurunkan POI pada praktek klinik.
Penelitian ini meneliti mengenai efek dari mengunyah permen karet sebelum dan setelah
operasi kolorektal pada POI, komplikasi operasi, lama rawat inap di rumah sakit dan
mengukur paramater inflamasi yang terkait.
Metode

Pasien yang masuk kriteria inklusi harus lebih dari 18 tahun yang menjalani operasi
elective kolorektal terbuka (kolektomi kanan, kolektomi kiri, reseksi sigmoid, reseksi rektal)
pada Orbis Medical Centre di Sittard dan Catharina Hospital di Eindhoven. Pasien kemudian
diinformasikan bahwa mengunyah permen karet (pada grup intervensi) dan dermal patch
(grup kontrol) sama-sama memiliki efek dalam meningkatkan dan menstimulasi sistem saraf
otonom dan menurunkan POI. Namun, sebenarnya dermal patch merupakan placebo saja
yang tidak memiliki efek apapun dan pasien akan diberitahukan mengenai ini setelah
penelitian berakhir.
Grup penelitian terbagi menjadi 2, yaitu grup intervensi dan grup kontrol. Grup
intervensi menerima 2 pak permen karet yang terdiri dari 12 strip. Pada grup intervensi
permen karet diberikan 3 jam sebelum dimulainya operasi dan permen karet diganti 3x dalam
waktu 1 jam. 3 jam setelah operasi permen karet diberikan lagi dengan durasi pemberian
yang sama. Frekuensi mengunyah permen karet tidak distandarisasi. Pada saat perlakuan
pasien tetap puasa dari minum air dan makanan padat paling tidak 6 jam sebelum operasi
untuk makanan dan 2 jam sebelum operasi untuk cairan.
Grup kontrol diberikan dermal patch 3 jam sebelum operasi di bagian regio lumbal
dan dilepas sampai pemberian nutrisi postoperatif baik cairan maupun makanan padat. Pada
grup kontrol tidak diinstruksikan mengunyah permen karet.
Hasil Keluaran Yang Ingin Dicapai :
Hasil utama yang ingin dicapai adalah POI dan lama rawat inap di rumah sakit. POI
didefinisikan sebagai kurangnya pasase flatus atau BAB dan intoleransi terhadap intake oral
setidaknya dalam 24 jam. Kriteria POI pada penelitian ini adalah apabila pasien tidak dapat
kentut dan BAB selama 5 hari setelah operasi. Lama rawat inap di rumah sakit didefinisikan
sebagai hari pada saat masuk meliputi hari saat operasi sampai pasien pulang dari rumah
sakit.
Hasil kedua yang ingin dicapai : penilaian terhadap inflamasi lokal dan sistemik,
komplikasi postoperasi, dan pengosongan lambung. Inflamasi sistemik dengan menggunakan

indikator TNFRSF1A dan IL-8 yang diambil pada plasma menggunakan metode ELISA.
Inflamasi lokal dinilai dengan PCR, komplikasi postoperasi dinilai berdasarkan klasifikasi
Clavien-Dindo, dan pengosongan lambung didapatkan dengan metode real time USG dengan
mengukur area antral dan gastic emptying rate (GER).
Hasil Penelitian

Antara mei 2009 dan september 2012, 120 pasien diacak dan dibagi menjadi 2 grup
yaitu grup intervensi adalah grup yang diberi intervensi mengunyah permen karet (58 pasien)
dan grup kontrol yaitu grup yang diberikan intervensi penempelan dermal patch (62 pasien).
Rata-rata (sd) lama di rumah sakit lebih pendek pada grup intervensi yaitu grup mengunyah
permen karet daripada grup kontrol yaitu grup yang ditempel dermal patch, tetapi perbedaan
ini tidak signifikan: masing-masing untuk grup intervensi 95 (49) hari dan grup kontrol 140
(145) hari. 14 dari 52 pasien (27 persen) yang dianalisis pada grup intervensi (mengunyah
permen karet)mengalami POI dibandingkan dengan 29 dari 60 pasien (48 persen) pada
kelompok kontrol (nilai P = 0020). Lebih banyak pasien yang mengunyah permen karet
mengalami defekasi pertama kali pada 4 hari setelah operasi 85%, lebih banyak dari grup
kontrol yaitu hanya 57% (p=0,006) dan dapat kentut pertama kali dalam waktu 48 jam (65%
pada grup intervensi dan hanya 50% saja pada grup kontrol). Penurunan area antral diukur
menggunakan USG diikuti dengan makanan standar yang secara signifikan lebih baik pada
pasien yang mengunyah pemen karet dibandingkan dengan pasien yang hanya diberikan
dermal patch. (Median 25 (rentang -36-54 %) pada grup intervensi dan 10 (rentang -15254%) pada grup kontrol (p=0,004). Level IL-8 (133 pg/ml (grup intervensi) dan 288 pg/ml
(grup kontrol); p=0,045) dan TNFRSF1A (0,74 ng/ml (grup intervensi) dan 0,92 ng/ml (grup
kontrol); p=0,043). Hasil ini menunjukkan inflamasi sistemik pada grup intervensi lebih
rendah dibandingkan dengan grup kontrol. Lebih sedikit pasien pada grup intervensi
mengalami komplikasi grade IIIb (2 dari 58 pasien dibandingkan dengan 10 dari 62 pasien
pada grup kontrol; p=0,031)
Kesimpulan

Mengunyah permen karet adalah pengobatan yang aman dan sederhana untuk
mengurangi Post Operative Inflamation (POI) dan berhubungan dengan penurunan penanda
inflamasi sistemik dan komplikasi.

Das könnte Ihnen auch gefallen