Sie sind auf Seite 1von 4

A.

Drainase Lahan Pertanian


Bagi kepentingan pertanian, drainase atau pembuangan air kelebihan tersebut
sangat penting, tujuannya untuk mengatur tata air dalam tanah terutama di daerah/zona
perakaran tanaman, agar dengan demikian perkembangan akar tanaman berada dalam
keadaan yang menguntungkan.
Pembuangan air kelebihan (air irigasi, air hujan, genangan - genangan) perlu
dilakukan, karena dengan tindakan atau perlakuan demikian banyak diharapkan terjadinya
perbaikan aerasi tanah, yang akan menjadikan lingkungan kehidupan mikro- organisme
tanah lebih baik. Lingkungan kehidupan mikroorganisme yang baik dapat membantu
kesuburan tanah, karena mikroba dalam kegiatan-kegiatannya akan mem- bentuk senyawasenyawa yang diperlukan oleh tanaman. Sebaliknya tanaman membantu menambah bahanbahan organik yang diperlukan untuk kegiatan hidup mikroorganisme tanah tadi. Dengan
ber-langsungnya proses kimia dan fisika tanah, maka kesuburan kimia dan fisika tanah
akan bertambah baik (Kartasapoetra dkk., 1994).
Kelebihan genangan di petakan sawah disebabakan oleh: hujan lebat, limpasan air
irgasi atau drainase, rembesan dari saluran irigasi (Kalsim, 1995).
Maksud drainase ditinjau dari bidang pertanian telah dikemukakan, yaitu untuk
mengalirkan kelebihan air hujan, air pengairan (irigasi) atau genangan air lain dari suatu
lahan pertanian. Jumlah kelebihan air yang harus dialirkan/disalurkan dalam waktu tertentu
dikenal sebagai koefisien drainase atau modulus drainase, yang dinyatakan dalam suatu
tinggi air selama kurun waktu 24 jam, dan kapasitas saluran drainase dirancang dan
diperhitungkan berdasarkan besarnya koefisien drainase (Kartasapoetra dkk., 1994).
B. Hal yang Mempengaruhi Modulus Pembuang
Modulus pembuang atau koefisien pembuang adalah jumlah kelebihan air yang
harus dibuang per satuan luas per satuan waktu. Modulus pembuang tergantung pada:
-

curah hujan selama periode tertentu


pemberian air irigasi pada waktu itu
kebutuhan air untuk tanaman
perkolasi tanah
genangan di sawah-sawah selama atau pada akhir periode yang bersangkutan
luasnya daerah
sumber-sumber kelebihan air yang lain.
C. Metode Perhitungan

Dalam penentuan nilai modulus drainase ada tiga metode yang biasa digunakan
yaitu:
1. Memplotkan curah hujan maksimum harian
2. Simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian di petakan sawah
3. Rumus dari Departemen Pekerjaan Umum.
Penggunaan masing-masing metode tersebut tergantung dari kondisi tempat dan
data yang bisa digunakan.
1. Memplotkan hujan maksimum untuk beberapa hari berturutan pada berbagai periode
ulang dan penentuan tinggi genangan maksimum yang masih diijinkan seperti pada
gambar:

Gambar 1.
Kedalaman, lama hujan dan frekwensi dalam penentuan Modulus Drainase untuk padi
sawah
2. Simulasi tinggi genangan harian dengan neraca air harian di petakan sawah
berdasarkan persamaan:
Wli = WLi-1 + Ri + IR + Qini - Pi - ET - Qoi
dimana:
Wli

: Tinggi genangan air di petakan sawah pada hari ke i (mm/hari)

Wli-1 : Tinggi genangan air di petakan sawah pada hari sebelumnya (mm/hari)
Ri

: Hujan harian ke i (mm/hari)

Qini

: Limpasan dari petakan lain pada hari ke -i (mm/hari)

IRi

: Air irigasi yang diberikan pada hari ke - i (mm/hari)

Pi

: Perkolasi pada hari ke - i mm/hari) ETi : Evapotranspirasi pada hari ke i

(mm/hari)
Qoi

: Drainase yang dilakukan pada hari ke i (mm/hari)

Kriteria yang dilakukan dalam perhitungan tinggi genangan :


-

Untuk WLi WLMAX :

Jika (WLi - WLMAX) Qo, selanjutnya dipakai WLi = (WLi - Qo)


Jika (WLi - WLMAX) < Qo, selanjutnya dipakai WLi = WLMAX
-

Untuk WLMIN < WLi < WLMAX, selanjutnya dipakai WLi = Wli

Tadah hujan :

Jika WLi < 0, selanjutnya dipakai WLi = 0

Beririgasi :

Jika WLi < WLMIN, selanjutnya dipakai WLi = WLOP


WLMAX

: tinggi genangan maksimum

WLMIN

: tinggi genangan minimum

WLOP

: tinggi genangan optimum setelah pemberian air irigasi

Kemudian modulus pembuang tersebut adalah:


Dm = Qoi/n
Dimana
Dm

: Modulus draianse (mm/hari)

Qoi

: Drainase yang dilakukan pada hari ke i (mm//hari)

: jumlah hari berurutan (Kalsim, 1995)

3.

Penggunaan

rumus

dari Departemen Pekerjaan Umum yaitu pada

persamaan:
D(n) = R(n)T + n (IR - ET - P) S
dimana:
n

: Jumlah hari berturut-turut

D(n)

: pengaliran air permukaan selama n hari, mm

R(n)T : curah hujan dalam n hari berturut-turut dengan periode ulang T tahun, mm

IR

: pemberian air irigasi, mm/hari

ET

: evapotranspirasi, mm.hari

: perkolasi, mm/han

: tambahan genangan, mm.

Das könnte Ihnen auch gefallen