Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Republik Indonesia
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN DEREGULASI
SEPTEMBER 2015
7 Oktober 2015
7
6.3
122.00
120.00
118.00
116.00
114.00
112.00
110.00
108.00
106.00
104.00
6.4
6.5
6.11
5.81
6
6.17
5.72
20,14%
6.02
5.5
5.62
5.22
5.01 5.01
5
5.12
125
4.72
4.5
4.67
120
115
110
4
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2015
Sumber: BPS
105
100
7%
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Ekonomi Indonesia Q-II/2015 tumbuh 4.67%, melambat dibanding capaian Q-II/2014 yang tumbuh 5.03% dan Q-I/
2015 yang tumbuh 4.72%.
Konsumsi rumah tangga Q-I/2015 tumbuh 4,70% yoy, Q-II/2015 tumbuh 4,97% yoy, menurun dibandingkan dengan
rata-rata tingkat pertumbuhan 5,3% tahun 2014. Padahal porsi kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB
sebesar 55%, sehingga menjadi mesin penggerak perekonomian nasional.
Ekspor menurun relatif tajam selama SI/2015 sebesar -11,86% (yoy), sehingga kenaikan surplus perdagangan pada SI/2015
sebesar USD 4,35 Milyar atau meningkat 485,34% (yoy) disebabkan oleh tingginya penurunan impor pada periode yang sama
sebesar -17,81% (yoy).
Ekspor tidak berperan banyak dalam surplus perdagangan, bahkan trend neraca perdagangan non migas selama 2010-2014
adalah -21,17%. Ekspor juga tidak berperan dalam meningkatkan volume perdagangan karena trend volume perdagangan
sebesar 3,53% lebih banyak dikontribusi oleh trend impor sebesar 6,14%. Share volume perdagangan Indonesia sejak dulu
masih rata-rata 1% dari volume perdagangan dunia.
2004
34.10
2005
31.00
2006
29.40
2007
29.80
24.14
24.58
26.36
24.59
23.98
23,78
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
15.0%
10.0%
5.0%
0.0%
-5.0%
Q-I/
2012
Q-II/
2012
Q-III/
2012
Q-IV/
2012
Q-I/
2013
Q-II/
2013
Q-III/
2013
Q-IV/
2013
Q-I/
2014
Q-II/
2014
Q-III/
2014
Q-IV/
2014
Q-I/
2015
Q-II/
2015
Konsumsi Pemerintah
7.7%
16.8%
-2.0%
-0.1%
3.0%
3.2%
12.4%
7.9%
6.1%
-1.5%
1.3%
2.8%
2.2%
2.3%
PMTB
7.0%
10.1%
9.5%
9.8%
7.9%
5.5%
6.0%
2.1%
4.7%
3.7%
3.9%
4.3%
4.3%
3.6%
Konsumsi RT
12.0%
13.0%
12.1%
10.8%
11.8%
10.9%
12.9%
13.2%
11.9%
11.7%
8.9%
9.4%
7.9%
8.4%
Selama S-I/2015 pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga dan PMTB mengalami penurunan.
Sumber Data: BPS diolah Kemenko Perekonomian
50
RATA-RATA SHARE
TERHADAP PDB
Konsumsi
8.8%
Pemerintah
Konsumsi
55.5%
Rumah Tangga
PMTB
32.1%
RATA-RATA
PERTUMBUHAN
PDB
5.5%
5
40
4
30
3
20
2
10
Q-I/
2012
Q-II/
2012
Q-III/
2012
Q-IV/
2012
Q-I/
2013
Q-II/
2013
Q-III/
2013
Q-IV/
2013
Q-I/
2014
Q-II/
2014
Q-III/
2014
Q-IV/
2014
Q-I/
2015
Q-II/
2015
9.09
8.3
11.14
6.84
8.65
9.21
11.47
6.79
8.02
9.32
11.58
6.59
8.87
PMTB
31.42
32.29
32.67
34.13
31.25
31.9
31.04
32.39
30.87
31.4
31.05
33.38
32.65
32.28
54.34
53.58
54.47
56.08
55.75
55.47
55.70
56.25
56.75
55.84
55.03
56.90
56.04
54.67
6.11
6.16
6.08
6.03
5.61
5.6
5.57
5.58
5.14
5.08
5.03
5.02
4.72
4.67
Konsumsi Pemerintah
PDB
II.
III.
1.04
1.63
3.36
Industri Pengolahan
1.63
2.85
3.82
3.8
14.33
8.06
3.48
3.11
4.69
20.91
13.26
0.07
Source:
Indonesian
Sta8s8cs
Bureau
(BPS);
h<p://www.bps.go.id/
linkTabelSta8s/view/id/
1202
(accessed
04
October
2015)
9.86
*)
Preliminary;
**)
Very
Preliminary
1.16
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
1. Industri pengolahan memilki peran terbesar pada pembentukan PDB nasional di setiap tahunnya
namun terus menurun dimana pada tahun 2005 porsi peran Industri sebesar 28,09% sedangkan
pada bulan Mei 2015 menjadi 20.91%.
2. Subsektor Industri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB selama 5 tahun terakhir
(2011-2015) secara berurutan adalah: Industri Makanan dan Minuman, Industri Barang Logam,
Industri Alat Angkutan, Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional dan Industri Tekstil dan
Pakaian Jadi.
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
-5.00
-10.00
2011
2012
2013
2014
8.79
11.64
9.22
2.92
0.06
8.91
8.66
12.78
5.10
3.89
4.43
7.78
6.37
4.26
14.95
3.94
3.01
2.65
10.98
10.33
4.07
9.54
10.17
8.45
6.49
6.04
6.58
1.53
2.83
-4.09
10
8.91
8.46
7.78
7.54
6.55
6.18
6
3.99
Nilai
2.69
2.65
2.55
1.81
2
0
2
4.6
-0.4
-2
-2.04
-4
-4.09
-6
Sumber
:
BPS
diolah
Kemenperin
10
11
12
13
14
15
10
11
12
13
14
Industri Furnitur
15
Pertumbuhan sektor industri non-migas Indonesia pada SM-I/2015 sebesar 5,26% menurun 0,29% jika dibandingkan
dengan semester yang sama pada tahun 2014, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai oleh industri Barang logam
sebesar 8.91%, industri makanan dan minuman sebesar 8.45%, industri kimia farmasi sebsar 7.78% serta industri
logam dasar sebesar 7.54%. Sedangkan cabang yang mengalami penurunan adalah Industri Furniture, Kertas, dan
Tekstil dan Pakaian Jadi.
11
LAPANGAN USAHA
NILAI PRODUKSI
KAPASITAS
TERPASANG
UTILISASI (%)
769,992,617,135
164,160,209,682
185,634,515,084
1,052,790,707,858
244,335,564,311
230,003,083,675
45,927,707,561
55,727,737,990
82.41
39,996,495,087
58,013,503,150
68.94
104,519,302,570
122,925,559,578
85.03
375,702,504,646
469,359,938,196
80.05
170,674,079,703
75.31
84,524,266,808
105,120,678,560
80.41
101,653,758,571
158,876,529,557
63.98
268,652,870,776
75.29
25,695,212,555
208,306,528,994
15,570,236,156
23,170,502,656
29,883,269,438
261,447,931,295
21,427,680,361
33,787,940,233
4
5
6
73.14
67.19
80.71
85.99
79.67
72.66
68.58
12
Jumlah Industri
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013*
Luar Jawa
3989
4028
3717
3717
3734
5120
4931
4487
4071
3816
3930
4038
4168
Jawa
17413
17118
16607
16901
16995
24348
23067
21207
20397
19529
19440
19554
19773
Total
21396
21146
20234
20685
20729
29468
27998
25694
24468
23345
23370
23592
23941
Luar
Jawa:
(17,41%)
Jawa:
(82,59%)
13
Ketertinggalan teknologi
Inefisiensi biaya logistik dan biaya administrasi (selling and general administration expenses)
Gangguan impor
14
NO
Sektor
2010
Perub.(%) Peran.
2015 2015/2014 (%) 2015
2011
2012
2013
2014
5.165,80
5.569,20
5.713,00
5.770,60
0,02
3,99
2014
I.
PERTANIAN
II.
INDUSTRY
-7,58
80,73
III.
MINING
-8,81
15,26
3,02
11,3
61,14
0,01
-7,48
100
OTHERS
TOTAL EKSPOR NON-MIGAS
5.001,90
Trend(%)
2010-2014
9,9
13
18,7
16,3
10,3
Rata-rata ekspor produk industri selama 5 tahun (2010-2014) adalah 113 Miliar USD atau 76,5%
dari total ekspor non migas Indonesia selama periode tersebut, dengan trend 2,86% tetapi selama
Januari-Juli 2015 ekspor produk industri menurun -7,58% (yoy).
16
HS/SEKTOR
15 LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI
27 BAHAN BAKAR MINERAL
85 MESIN/PERLATAN LISTRIK
71 PERHIAASAN/PERMATA
40 KARET DAN BARANG DARI KARET
87 KENDARAAN DAN BAGIANNYA
84 MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK
64 ALAS KAKI
44 KAYU, BARANG DARI KAYU
62 PAKAIAN JADI BUKAN RAJUTAN
48 KERTAS/KARTON
26 BIJIH, KERAK, DAN ABU LOGAM
61 BARANG-BARANG RAJUTAN
38 BERBAGAI PRODUK KIMIA
39 PLASTIK DAN BARANG DARI
PLASTIK
55 SERAT STAFEL BUATAN
29 BAHAN KIMIA ORGANIK
03 IKAN DAN UDANG
73 BENDA-BENDA DARI BESI DAN
BAJA
94 PERABOT, PENERANGAN RUMAH
LAIN-LAIN
TOTAL EKSPOR NON MIGAS
2010
2011
16.286,40
18.499,90
10.373,20
1.425,10
9.339,70
2.899,90
4.986,70
2.501,80
2.935,40
3.611,00
4.186,20
8.139,70
2.889,90
1.806,50
2.150,10
21.607,20
27.230,70
11.145,40
2.561,70
14.321,10
3.328,60
5.749,50
3.301,90
3.374,70
4.149,70
4.169,40
7.330,90
3.541,10
3.577,40
2.513,70
2.075,20
2.690,10
1.687,20
1.468,00
2.545,90
3.815,90
2.045,20
1.905,80
2012
2013
2014
2.327,80
2.760,20
2.389,80
2.152,00
2.331,50
3.158,20
2.620,20
2.232,90
-7,86
-21,84
-12,12
24,23
-21,08
13,02
-13,85
11,16
-1,55
-2,89
-2,49
498,02
-7,22
-36,74
-14,31
Peran.
(%)
2015
14,29
12,71
6,3
4,6
4,46
4,02
3,82
3,34
2,97
2,97
2,69
2,48
2,46
2,01
1,74
1,44
-0,03
10,92
10,08
1.338,80
1.324,00
1.231,00
1.129,10
-0,13
-34,92
-15,23
-15,48
1,71
1,69
1,57
1,44
-4,49
-8,08
-7,48
1,37
21,34
100
Trend(%)
2010-2014
Jan-Jul
2014
1.340,60
2.034,30
1.452,20
1.335,90
Perub.(%)
2015
2015/2014
Tidak ada perkembangan produk ekspor baru Indonesia selama 5 tahun dalam komposisi produk
utama ekspor Indonesia.
17
HS/KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
2014
Trend(%)
2010-2014
Jan-Jul
2014
16.286,40
21.607,20
21.229,60
19.181,40
21.037,00
85 MESIN/PERLATAN LISTRIK
10.373,20
11.145,40
10.764,80
10.438,40
9.745,70
-1,89
5.620,50
71 PERHIAASAN/PERMATA
1.425,10
2.561,70
3.204,90
2.725,50
4.619,40
27,3
9.339,70
14.321,10
10.456,00
9.381,10
7.088,30
2.899,90
3.328,60
4.856,90
4.567,20
84 MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK
4.986,70
5.749,50
6.103,10
64 ALAS KAKI
2.501,80
3.301,90
2.935,40
2015
-7,86
17,71
4.939,00
-12,12
7,80
2.905,60
3.609,70
24,23
5,70
-9,29
4.435,30
3.500,40
-21,08
5,53
5.213,70
16,06
2.790,60
3.153,90
13,02
4,98
5.968,50
5.969,10
4,05
3.476,30
2.995,00
-13,85
4,73
3.524,60
3.860,40
4.108,40
12,17
2.359,70
2.623,00
11,16
4,14
3.374,70
3.448,50
3.633,00
4.070,50
7,55
2.367,30
2.330,60
-1,55
3,68
3.611,00
4.149,70
3.749,20
3.906,20
3.932,40
1,11
2.399,30
2.329,90
-2,89
3,68
4.186,20
4.169,40
3.937,20
3.756,60
3.743,80
-3,22
2.166,50
2.112,50
-2,49
3,34
LAIN-LAIN
39.465,40
48.478,40
44.848,40
45.611,60
47.801,30
-11,88
38,71
INDUSTRY
113.029,70
117.329,50
-7,58
80,73
10 48 KERTAS/KARTON
Perub.(%) Peran.(%)
2015/2014
2015
Umumnya ekspor produk utama industri mengalami penurunan selama Januari-Juli 2015
dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, kecuali alas kaki dan kendaraan bermotor.
18
9.0%
Keterangan
8.0%
7.0%
3.9%
6.0%
3.9%
3.4%
2.6%
2.2%
3.0%
2.0%
1.0%
2.2%
1.9%
1.5%
0.5%
0.4%
1.1%
1.5%
2009
2010
2.2%
2.2%
0.5%
0.5%
0.6%
2.0%
1.8%
1.8%
1.7%
2011
2012
2013
2014
Sumber : Trademap
Philippina
Thailand
2012
2013
2014
58.420
68.418
67.645
67.871
70.951
157.779
203.497
190.032
182.552
176.293
37%
34%
36%
37%
40%
0.5%
0.0%
Indonesia
2011
4.0%
5.0%
4.0%
2010
Singapura
Keterangan
2010
2011
58.420
2012
68.418
2013
67.645
2014
67.871
70.951
1%
1%
1%
1%
(Juta
USD)
Peran sektor industri terlihat kecil, karena perbedaan definisi antara klasifikasi WTO tentang produk
manufaktur dengan BPS untuk produk industri. Namun demikian, pangsa ekspor manufaktur
Indonesia tidak berkembang di kisaran 1% dari total impor dunia terhadap produk manufaktur.
19
SHARE EKSPOR
IMPOR DUNIA
INDONESIA TERHADAP
(RIBU USD)
IMPOR DUNIA
KODE HS
DESKRIPSI
'2701
Coal; briquettes, ovoids & similar solid fuels manufactured from coal
18.697.800
113.234.229
17%
'1511
17.464.905
35.398.365
49%
'2711
Petroleum gases
17.180.283
447.067.462
4%
'2709
9.271.214 1.502.034.440
1%
'4001
4.744.753
18.124.040
26%
'8703
2.641.590
698.781.623
0%
'1513
2.484.350
6.234.379
40%
'4412
2.372.471
14.777.695
16%
'3823
'2713
2.367.121
9.284.953
25%
2.309.578
20.974.846
11%
Sumber : Trademap
20
HS Code
yang Tidak
Diekspor
Indonesia
10%
HS Code
yang
Diekspor
Indonesia
90%
HS Code
yang Tidak
Diekspor
Indonesia
12%
HS Code
yang
Diekspor
Indonesia
88%
Sumber : Trademap
21
22
SEKTOR
Mei 2014
P
Mei 2015
% (I)
Mei 2014
P
Mei 2015
120
4.928,9
292
7.972,8
61,76
271
1.287,1
17
190,4
64
1.688,7
786,78
89
81,9
304
195
70,6
-13,76
55
55,4
-215,67
2,7
27
12,3
360,47
31
21,4
54
134,3
528
180,53
170
468,1
412,8
-11,83
13,86
89
239,6
174,4
-27,23
164,3
193
158
62
456,0
177,50
275
460,4
541
609,9
32,47
-100
701,7
6063,92
126
421,6
206
373,4
-11,44
22,6
100
70
53,9
3.218,6
90
8,7
-83,85
1.886
2.508,9
3.
5,4
100
37
17,5
4.
Industri Kayu
2,7
25
28,7
952,11
23
5.
12
1.446,6
32
655,8
-54,67
6.
7.
8.
26
2.510,9
95
7.043,6
41
1.171,3
89
1.333,6
14
1.436,0
50
2.772,5
93,07
47
9.
26
366,8
110
3.337,3
809,95
2,6
11,4
27
4.928,9
18
11.
12.
264
12.067,6
811
-84,37
Industri Makanan
Industri Tekstil
% (I)
201,2
1.
2.
10.
PMA
25.562,8
111,83
1,231
-22,05
Nilai investasi PMDN sektor industri s.d Mei 2015 sebesar Rp 25,56 triliun atau tumbuh sebesar 111,83% dibanding Mei Tahun 2014
sebesar Rp 12,06 triliun. Investasi sektor industri memberikan kontribusi sebesar 59,54% dari total investasi PMDN s.d Mei 2015
sebesar Rp 42,93 triliun. Tetapi nilai investasi PMA sektor industri s.d Mei 2015 mencapai USD 2,50 milyar atau menurun sebesar
-22,05% dibandingkan Mei 2014 sebesar USD 3,21 milyar. Investasi PMA sektor industri memberikan kontribusi sebesar 34,03% dari
total investasi PMA s.d Mei 2015 sebesar USD 7,37 milyar.
24
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Industri PMDN
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Industri PMA
Sumber: BKPM
PMDN, terjadi penurunan penyerapan TKI dari sebesar 279.099 tahun 2012 menjadi hanya 124.135 tahun
2014 (turun sebesar 56%).
PMA, terjadi penurunan penyerapan TKI dari sebesar 510.540 tahun 2012 menjadi hanya 222.345 tahun
2014 (turun sebesar 56%).
25
I.1
1. Tujuan: Kebijakan Deregulasi ini diarahkan untuk mendorong daya saing industri, dengan
a. Pemulihan Efisiensi: Memulihkan dan meningkatkan kegiatan industri/utilisasi kapasitas industri,
dan menghilangkan distorsi industri yang membebani konsumen, dengan melepas tambahan
beban regulasi dan birokrasi bagi industri, seperti: mempermudah pengadaan bahan baku hasil
pertanian, perikanan, perkebunan, dan pertambangan; menghilangkan kewajiban pendaftaran
produk jadi; uji teknik produkjadi; mendorong perluasan kegiatan industri baru melalui
pengembangan kawasan industri; kemudahan investasi sektor industri; memperlancar
pengadaan impor komponen/kelengkapan untuk keperluan ekspor industri; menghilangkan
duplikasi pemeriksaan fisik untuk kelancaran ekspor dan distribusi produk industri, dsb;
b. Penyelesaian Kesenjangan Daya Saing: Mempercepat penyelesaian kesenjangan daya saing
industri dibandingkan dengan kondisi daya saing negara lain, seperti mempermudah birokrasi
pengadaan lahan, memperkuat sistem pembiayaan usaha, memperkuat fungsi ekonomi
koperasi, meningkatkan kegiatan wisata, membenahi sistem pengupahan, penurunan harga gas,
konversi BBM ke BBG untuk nelayan, percepatan izin investasi listrik 35.000 MW, dsb;
c. Mendorong Keunggulan: Menciptakan inisiatif baru untuk mendorong keunggulan daya saing
industri, seperti: fasilitas perpajakan untuk mendorong sektor angkutan, pengembangan pusat
logistik berikat, inland FTA, dsb, sehingga industri nasional mampu bertahan di pasar domestik
dan berekspansi ke pasar ekspor.
27
28
KEMUDAHAN
INVESTASI
PP : 1
RPP : 2
Perpres : 3
Inpres : 2
Permen : 21
Perdirjen : 1
TOTAL 30 PERATURAN
EFISIENSI
INDUSTRI
PP : 5
RPP : 1
Perpres : 3
Permen : 36
Perke : 2
Perdirjen : 1
SE : 1
TOTAL 49 PERATURAN
KELANCARAN
PERDAGANGAN
DAN LOGISTIK
PP : 1
RPP : 1
Perpres : 1
Permen : 5
TOTAL 8 PERATURAN
KEPASTIAN
BAHAN BAKU
SUMBER
DALAM
NEGERI
29
SEKTOR ENERGI:
- Penyediaan penjualan solar
eceran, BBG bagi nelayan,
penurunan harga gas untuk
industri tertentu
PENYEDIAAN TANAH:
- Persyaratan HGU, HGB, HPAT
- Pengaturan Kepemilikan Tanah
- Persyaratan dan Perluasan Lingkup Kerja
PPAT
- Pengaturan Penggunaan Tanah Terlantar
- Persyaratan Izin Memiliki Rumah Tinggal
oleh Orang Asing
- Efisiensi Biaya Pengurusan Tanah
- Pengadaan Tanah untuk Umum
- Petunjuk Pengadaan Tanah
Penguatan fungsi
PTSP dalam
pelayanan perizinan
dan non perizinan
serta percepatan
proyek strategis
nasional
KEMUDAHAN SEKTOR
KEHUTANAN:
- Tata Cara Peruntukan Hutan
- Penggunaan Kawasan Hutan
- Pinjam Pakai Kawasan Hutan
KEMUDAHAN
INVESTASI
KEPASTIAN USAHA
HORTIKULTURA:
- Grandfather Clause
untuk Investasi
Hortikultura
- Wisata Agro
Hortikultura
- Kewajiban Divestasi
Usaha Perkebunan
30
REVITALISASI BUMN
PENINGKATAN PERAN
PERUMNAS; DAN
Penggabungan PT.Reasuransi
Umum Indonesia ke Dalam PT.
Reasuransi Indonesia Utama
Penegasan Harga
Gas Bumi oleh
Pemerintah
EFISIENSI
INDUSTRI
Pengaturan Sistem
Pengkajian atau
Pengupahan
Inland FTA
Reformasi
kawasan industri
PERIZINAN:
- Penghilangan Rekomendasi,
IP, LS, Wajib SNI barang
tertentu
- API sebagai identitas Importir
- Penegasan Penghilangan
IUOP bagi Kegiatan cut and fill
Pengaturan
Sumber Daya Air
Besaran Rasio
Hutang dan
Modal untuk
Perhitungan PPh
31
KEMUDAHAN
WISATA:
- Penghapusan CAIT
- Perubahan
Ketentuan Bebas
Visa Kunjungan
API sebagai
Identitas tunggal
Importir dan SIUP
sebagai indentitas
eskportir
Kelancaran ekspor
produk industri dengan
menghilangkan
perizinan, persyaratan
dan duplikasi
pemeriksaan
Pusat Logistik
Berikat
KELANCARAN
PERDAGANGAN
DAN LOGISTIK
Fasilitas KITE untuk
IKM
Otomasi
Pengawasan
Peredaran Obat
dan Makanan
Kemudahan impor
bahan baku untuk
industri dan
pengawasan impor
barang konsumsi
32
Perikanan dan
Kelautan: garam,
efisiensi usaha
nelayan
KEPASTIAN
BAHAN BAKU
SUMBER
DALAM
NEGERI
PERTAMBANGAN:
Kemudahan
pengadaan scrap
PERTANIAN:
Pengadaan langsung
benih holtikultura
33
I.2
KEMENTERIAN/LEMBAGA
JUMLAH REGULASI
PP
Perpres
Inpres
Permen
Lainnya
1.
Kemenko Perekonomian
2.
Kementerian Perindustrian
3.
Kementerian Perdagangan
4.
Kementerian Keuangan
5.
Kementerian Pertanian
6.
Kementerian ESDM
7.
8.
9.
Kementerian Ketenagakerjaan
10.
Kementerian Perhubungan
11.
Kementerian PU PR
12.
Kementerian Kesehatan
13.
Kementerian Pariwisata
14.
Kementerian KUKM
15.
BKPM
16.
BPOM
134
Total Regulasi
TOTAL
REGULASI
2
14
30
15
2
32
10
10
1
5
3
5
1
1
2
29
17
11
11
96
29
34
37
38
II.
2.
3.
Rmodal ventura.
4.
Pembentukan konsorsium pembiayaan industri berorientqsi ekspor dan ekonomi kreatif serta usaha
5.
6.
Harga BBM
Harga Avtur, LPG 12 kg, Pertamax, dan Pertalite efektif turun sejak 1 Oktober 2015.
Harga BBM jenis solar diturunkan sebesar Rp 200 per liter, sehingga harga eceran BBM jenis
solar bersubsidi akan menjadi Rp 6.700 per liter. Penurunan harga BBM jenis solar juga akan
berlaku untuk BBM jenis solar non-subsidi. Keputusan ini berlaku 3 hari sejak pengumuman ini.
Harga BBM jenis premium tetap, yakni Rp 7.400 per liter (Jamali) dan Rp 7.300 (di luar Jamali).
40
Harga Gas
Harga gas untuk pabrik dari lapangan gas baru ditetapkan sesuai dengan kemampuan daya beli
industri pupuk, yakni sebesar US$ 7 mmbtu (Million British Thermal Unit). Sedangkan harga gas untuk
industri lainnya (seperti petrokimia, keramik, dsb) akan diturunkan sesuai dengan kemampuan industri
masing-masing. Penurunan harga gas dimungkinkan dengan melakukan efisiensi pada sistem
distribusi gas serta pengurangan penerimaan negara atau PNBP gas. Meski demikian, penurunan
harga gas ini tidak akan mempengaruhi besaran penerimaan yang menjadi bagian perusahaan gas
Kontrak Kerja Sama.
Penurunan harga gas untuk industri tersebut akan efektif berlaku mulai 1 Januari 2016. Karena masih
harus mengubah aturan tentang PNBP-nya, ujar Darmin .
Harga Listrik
Tarif listrik untuk pelanggan industri I3 dan I4 akan mengalami penurunan tarif mengikuti turunnya
harga minyak bumi (Automatic Tariff Adjustment).
Diskon tarif hingga 30% untuk pemakaian listrik mulai tengah malam pukul 23:00 hingga pagi hari
pukul 08:00, pada saat beban sistem ketenagalistrikan rendah.
Penundaan pembayaran tagihan rekening listrik hingga 60% dari tagihan selama setahun dan
melunasi 40% sisanya secara angsuran pada bulan ke-13, khusus untuk industri padat karya
41
V.
Dalam rangka meningkatkan akses wirausahawan kepada kredit perbankan, melalui program Kredit
Usaha Rakyat (KUR), pemerintah telah menurunkan tingkat bunga KUR dari sekitar 22% menjadi 12%
persen. Pada paket kebijakan ini, para keluarga yang memiliki penghasilan tetap atau pegawai,
dipertegas dapat menerima KUR untuk sektor usaha produktif. Menurut Darmin Nasution, Melalui
perluasan penerima KUR ini, pemerintah berharap akan muncul para wirausahawan baru.
Untuk menunjang perekonomian di bidang pertanahan, Kementerian ATR/BPN merevisi Permen Nomor
2 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam
Kegiatan Penanaman Modal.
2.
42
Proposal, pendirian perusahaan, alas Hak Tanah menjadi persyaratan awal untuk dimulainya
kegiatan lapangan;
Ada persyaratan yang dapat menyusul sampai dengan sebelum diterbitkannya Keputusan
tentang Hak Penggunaan Lahan
c)
Hak Guna Usaha (HGU) dari 30 90 hari 20 hari kerja (s/d 200 ha) atau 45 hari kerja (>
200 ha)
Perpanjangan/ pembaruan HGU dari 20 50 hari 7 hari kerja (s/d 200 ha) atau 14 hari kerja
(> 200 ha)
Permohonan Hak Guna Bangunan/ Hak Pakai dari 20 50 hari kerja 20 hari kerja (s/d 15
ha) atau 30 hari kerja (>15 ha)
Perpanjangan/ pembaruan Hak Guna Bangunan/ Hak Pakai dari 20 50 hari kerja 5 hari
kerja (s.d 15 ha) atau 7 hari kerja (>15 ha)
e) Dalam perpanjangan hak penggunaan lahan yang didasarkan pada evaluasi tentang pengelolaan
dan penggunaan lahan, termasuk audit luas lahan, oleh yang bersangkutan tidak lagi memakai
persyaratan seperti awal permohonan.
43
JUMLAH IZIN
Peraturan Pemerintah
41
Peraturan Presiden
RENCANA
REALISASI
19
SISA IZIN
(per 6 Okt 2015)
22
4
Instruksi Presiden
Peraturan Menteri Perindustrian
38
17
13
25
125
47
28
97
11
6
3
14
14
256
86
41
215
44
JUM49H IZIN
YANG DIHILANGKAN
RENCANA
REALISASI
SISA IZIN
(per 6 Okt 2015)
Kemudahan Investasi
44
44
Efisiensi Industri
49
22
16
33
150
52
22
128
13
10
TOTAL REGULASI
256
86
41
215
45
LAMPIRAN
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
SISA
19
14
1.
PP Kawasan Industri
KLASIFIKASI
Mendorong keunggulan
Pemulihan efisiensi
1
Izin peralihan Hak Pakai
atas tanah negara
1
Izin Peruntukan
penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan
pemanfaatan tanah
negara bekas tanah
terlantar
-
1
Izin peralihan Hak Pakai
atas tanah negara
1
Izin Peruntukan
penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan
pemanfaatan tanah negara
Penyelesaian kesenjangan
daya saing
Pemulihan efisiensi
Pemulihan efisiensi
Pemulihan efisiensi
Mendorong keunggulan
47
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
SISA
6
- Ijin Usaha
Pertambangan (IUP)
- IUP Eksplorasi
- IUP Operasi Produksi
- Izin Usaha
Pertambangan
Khusus (IUPK)
- IUPK Eksplorasi
- IUPK Operasi
Produksi
10
Mendorong keunggulan
11
Mendorong keunggulan
Mendorong keunggulan
12
KLASIFIKASI
Pemulihan efisiensi
6
Pemulihan efisiensi
- Ijin Usaha Pertambangan
(IUP)
- IUP Eksplorasi
- IUP Operasi Produksi
- Izin Usaha
Pertambangan Khusus
(IUPK)
- IUPK Eksplorasi
- IUPK Operasi Produksi
48
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
13
Mendorong keunggulan
14
Penyelesaian kesenjangan
daya saing
15
16
JUMLAH IZIN
SISA
KLASIFIKASI
Penyelesaian kesenjangan
daya saing
Pemulihan efisiensi
49
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
SISA
KLASIFIKASI
17
Penyelesaian kesenjangan
daya saing
18
Pemulihan efisiensi
19
Pemulihan efisiensi
20
21
5
- Pendaftaran
penanaman modal
- Izin prinsip
- Izin usaha
- Izin usaha perwakilan
perusahaan
perdagangan asing
- Izin kantor perwakilan
perusahaan asing
5
-Pendaftaran penanaman
modal
- Izin prinsip
- Izin usaha
- Izin usaha perwakilan
perusahaan perdagangan
asing
- Izin kantor perwakilan
perusahaan asing
Pemulihan efisiensi
Pemulihan efisiensi
50
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
SISA
KLASIFIKASI
22
Pemulihan efisiensi
23
Pemulihan efisiensi
24
25
1
Izin pinjam pakai
kawasan hutan
1
Izin pinjam pakai kawasan
hutan
Pemulihan efisiensi
Pemulihan efisiensi
51
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
SISA
KLASIFIKASI
REGULASI
JUMLAH IZIN
26
3
-Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu pada
Hutan Tanaman Industri
-Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu pada
Hutan dalam Hutan Alam
-Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Restorasi
Ekosistem dalam Hutan
Alam
27
28
Pemulihan efisiensi
29
Pemulihan efisiensi
30
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
3
Pemulihan efisiensi
-Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan
Tanaman Industri
-Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan
dalam Hutan Alam
-Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Restorasi
Ekosistem dalam Hutan Alam
-
Pemulihan efisiensi
52
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
31
32
JUMLAH IZIN
-
-
SISA
KLASIFIKASI
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
33
5
Permohonan
pengesahan akta
pendirian Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
Permohonan Pendirian
Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
Permohonan
pengesahan Unit Jasa
Keuangan Syariah
Permohonan
persetujuan pembukaan
Kantor Cabang
Permohonan ijin
perubahan pola
operasional menjadi
sistem syariah untuk
konversi data keuangan
5
Penyelesaian
- Permohonan pengesahan kesenjangan daya saing
akta pendirian Koperasi
Jasa Keuangan Syariah
- Permohonan Pendirian
Koperasi Jasa Keuangan
Syariah
- Permohonan pengesahan
Unit Jasa Keuangan
Syariah
- Permohonan persetujuan
pembukaan Kantor Cabang
- Permohonan ijin perubahan
pola operasional menjadi
sistem syariah untuk
konversi data keuangan
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
53
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
34
2
- Menunjuk gubernur sebagai
pejabat untuk dan atas nama
Menteri Koperasi dan UKM dlm
pengesahan akta pendirian,
perubahan anggaran dasar, dan
pembubaran koperasi yang
anggotanya berdomisili lebih
dari 1 kab/kota dalam propinsi
- Menunjuk bupati untuk dan atas
nama Menteri Koperasi dan
UKM dlm pengesahan akta
sebagai pejabat dlm
pengesahan akta pendirian,
perubahan anggaran dasar, dan
pembubaran koperasi yang
anggotanya berdomisili di
wilayah bersangkutan
35
1
Menugaskan Deputi
Kelembagaan Kemen
Koperasi dan UKM sebagai
pejabat untuk dan atas nama
Menteri Koperasi dan UKM
dlm pengesahan akta
pendirian, perubahan
anggaran dasar, dan
pembubaran koperasi yang
anggotanya berdomisili lebih
dari 1 propinsi
IZIN YANG
DIHILANGKAN
Merevisi ketentuan yang
memberi wewenang
gubernur dan bupati dalam
dlm pengesahan akta
pendirian, perubahan
anggaran dasar, dan
pembubaran koperasi
Merevisi ketentuan
yang Menugaskan
Deputi Kelembagaan
Kemen Koperasi dan
UKM dalam dlm
pengesahan akta
pendirian, perubahan
anggaran dasar, dan
pembubaran koperasi
SISA
2
pengesahan akta
pendirian, perubahan
anggaran dasar, dan
pembubaran koperasi
adalah wewenang
pemerintah pusat
KLASIFIKASI
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
Penyelesaian
1
kesenjangan daya saing
pengesahan akta
pendirian, perubahan
anggaran dasar, dan
pembubaran koperasi
adalah wewenang
pemerintah pusat
54
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
36
REGULASI
JUMLAH IZIN
1
Pejabat di tingkat
Propinsi dan
Kabupaten/Kota
berwewenang untuk
menerbitkan
Surat Keputusan
pengesahan akta
pendirian koperasi
IZIN YANG
DIHILANGKAN
Merevisi ketentuan
yang memberi
wewenang Pejabat di
tingkat Propinsi dan
Kabupaten/Kota
berwewenang untuk
menerbitkan
Surat Keputusan
pengesahan akta
pendirian koperasi
SISA
KLASIFIKASI
Penyelesaian
1
kesenjangan daya saing
pengesahan akta
pendirian, perubahan
anggaran dasar, dan
pembubaran koperasi
adalah wewenang
pemerintah pusat
37
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
38
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
55
KEMUDAHAN INVESTASI
IZIN YANG
DIHILANGKAN
NO
REGULASI
39
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
40
Penyelesaian
kesenjangan
41
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
42
JUMLAH IZIN
SISA
KLASIFIKASI
56
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
IZIN YANG
DIHILANGKAN
SISA
43
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
44
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
45
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
46
2
- Izin Usaha Kegiatan
Simpan Pinjam
- Izin pembukaan Kantor
Cabang
2
- Izin Usaha Kegiatan
Simpan Pinjam
- Izin pembukaan
Kantor Cabang
KLASIFIKASI
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
57
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
IZIN YANG
DIHILANGKAN
SISA
47
1
Rekomendasi oleh
dinas sebagai syarat
Calon Koperasi Skala
Besar
48
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
49
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
50
51
1
Izin Operasional
Penyelenggaraan
Inkubator Wirausaha
1
Rekomendasi oleh
dinas sebagai syarat
Calon Koperasi Skala
Besar
KLASIFIKASI
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
1
Penyelesaian
Izin Operasional kesenjangan daya saing
Penyelenggaraan
Inkubator
Wirausaha
58
KEMUDAHAN INVESTASI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
IZIN YANG
DIHILANGKAN
SISA
52
KLASIFIKASI
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
59
EFISIENSI INDUSTRI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
IZIN YANG
DIHILANGKAN
SISA
KLASIFIKASI
53
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
54
Pemulihan Efiensi
55
Pemulihan Efiensi
56
57
58
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
59
Penyelesaian
kesenjangan daya saing
60
Pemulihan Efiensi
61
Pemulihan Efiensi
1
Clearance and
Approval for
Indonesian Territory
(CAIT)
1
Pemulihan Efiensi
Clearance and
Approval for
Indonesian Territory
(CAIT)
1
Izin tinggal kunjungan
1
Pemulihan Efiensi
Izin tinggal kunjungan
60
EFISIENSI INDUSTRI
NO
REGULASI
62
Permendag yang merevisi Permendag No. 53/MDAG/PER/7/2015 tentang Tekstil Dan Produk
Tekstil Batik Dan Motif Batik, untuk
menghilangkan rekomendasi dari Kemenperin
63
JUMLAH IZIN
4
- Importir Terdaftar Tekstil dan Produk
Testil Batik dan Motif Batik
- Persetujuan Impor
- Rekomendasi
- Verifikasi Surveyor
-
-
-
-
-
-
-
-
-
64
65
Permendag yang merevisi Permendag No. 15/MDAG/PER/3/2007 tentang ketentuan impor mesin
multifungsi berwarna, mesin fotokopi berwarna
dan printer berwarna sebagaimana telah diubah
dengan permendag no. 7/M-DAG/PER/2/2012,
untuk menghilangkan rekomendasi Kemenperin
9
Perusahaan Pemakai langsung
Perusahaan Rekondisi
Perusahaan Remanufakturing
Perusahaan Penyedia Peralatan
Kesehatan
Izin usaha
Izin edar
Persetujuan impor
Rekomendasi
Verifikasi surveyor
6
- Importir terdaftar cakram optik
- Verifikasi surveyor
- Rekomendasi importir mesin dan
peralatan mesin
- Rekomendasi importasi bahan baku
cakram dan cakram optik kosong
- Rekomendasi HAKI untuk importasi
cakram optik isi
- Persetujuan impor
SISA
3
- Importir Terdaftar Tekstil dan
Produk Testil Batik dan Motif
Batik
- Persetujuan Impor
- Verifikasi Surveyor
1
Rekomendasi
-
-
-
-
-
-
-
-
6
- Importir terdaftar cakram
optik
- Verifikasi surveyor
- Rekomendasi importir
mesin dan peralatan mesin
- Rekomendasi importasi
bahan baku cakram dan
cakram optik kosong
- Rekomendasi HAKI untuk
importasi cakram optik isi
- Persetujuan impor
KLASIFIKASI
Pemulihan Efiensi
8
Pemulihan Efiensi
Perusahaan Pemakai langsung
Perusahaan Rekondisi
Perusahaan Remanufakturing
Perusahaan Penyedia Peralatan
Kesehatan
Izin usaha
Izin edar
Persetujuan impor
Verifikasi surveyor
-
Pemulihan Efiensi
Pemulihan Efiensi
61
EFISIENSI INDUSTRI
IZIN YANG
DIHILANGKAN
NO
REGULASI
66
4
- Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI
(SPPT-SNI)
-Verifikasi Cara Produksi Pangan Olahan
yang Baik (CPPOB)
- Sertifikat Sistem Manajemen Mutu
(Sertifikat SMM)
- Kewajiban penjualan minyak goreng sawit
dalam bentuk kemasan
67
4
2
-Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI
-Surat Pendaftaran Jenis
(SPPT-SNI)
Kaca Pengaman
-Surat Pendaftaran Barang (SPB)
-Surat Keterangan Kaca
-Surat Pendaftaran Jenis Kaca Pengaman
Pengaman Non SNI
-Surat Keterangan Kaca Pengaman Non SNI
2
-Sertifikat Produk
Penggunaan Tanda SNI
(SPPT-SNI)
-Surat Pendaftaran
Barang (SPB)
Pemulihan Efiensi
68
2
1
-Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI
- Surat Keterangan Kaca
(SPPT-SNI)
Lembaran Non SNI
-Surat Keterangan Kaca Lembaran Non SNI
1
- Sertifikat Produk
Penggunaan Tanda SNI
(SPPT-SNI)
Pemulihan Efiensi
2
1
-Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI
-Surat Keterangan Kaca
(SPPT-SNI)
Lembaran Non SNI
-Surat Keterangan Kaca Lembaran Non SNI
1
- Sertifikat Produk
Penggunaan Tanda SNI
(SPPT-SNI)
Pemulihan Efiensi
69
JUMLAH IZIN
4
- Sertifikat Produk
Penggunaan Tanda SNI
(SPPT-SNI)
-Verifikasi Cara Produksi
Pangan Olahan yang Baik
(CPPOB)
- Sertifikat Sistem
Manajemen Mutu (Sertifikat
SMM)
- Kewajiban penjualan
minyak goreng sawit dalam
bentuk kemasan
SISA
-
KLASIFIKASI
Pemulihan Efiensi
62
EFISIENSI INDUSTRI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
IZIN YANG
DIHILANGKAN
70
6
3
-Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI
- Surat Keterangan Kaca
(SPPT-SNI)
Lembaran Non SNI
-Surat Keterangan Kaca Lembaran Non SNI
71
2
- SPPT-SNI
- SNI dan LSPro pada produk dan
kemasan selang kompor LPG
1
SNI dan LSPro pada produk
dan kemasan selang kompor
LPG
72
2
- SPPT-SNI
- SNI pada setiap produk plastik - Tangki
Air Silinder Vertikal Polietilena (PE)
1
- SNI pada setiap produk
plastik - Tangki Air Silinder
Vertikal Polietilena (PE)
73
2
- SPPT-SNI
- surat pertimbangan teknis dan
pemeriksaan teknis Rubber seal/karet
perapat untuk katup tabung LPG yang
non SNI
1
- Surat pertimbangan teknis
dan pemeriksaan teknis
Rubber seal/karet perapat
untuk katup tabung LPG
yang non SNI
74
2
- SPPT-SNI
- Surat pertimbangan teknis bagi produk
melamin non SNI wajib
1
- Surat pertimbangan teknis
bagi produk melamin non
SNI wajib
SISA
KLASIFIKASI
3
Pemulihan
- Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Efiensi
SNI (SPPT-SNI)
Pemulihan
Efiensi
Pemulihan
Efiensi
Pemulihan
Efiensi
Pemulihan
Efiensi
- SPPT-SNI
- SPPT-SNI
- SPPT-SNI
- SPPT-SNI
63
EFISIENSI INDUSTRI
NO
REGULASI
JUMLAH IZIN
IZIN YANG
DIHILANGKAN
75
2
1
- SPPT-SNI
- Rekomendasi atas impor
- Rekomendasi atas impor produk yang
produk yang spesifikasinya
spesifikasinya tidak sama dengan SNI wajib tidak sama dengan SNI
wajib
76
3
- Rekomendasi untuk mendapatkan fasilitas
pembebasan bea masuk atas impor
mesin, barang dan bahan untuk
pembangunan industri
- Rekomendasi untuk mendapatkan fasilitas
pembebasan bea masuk atas impor
mesin, barang dan bahan untuk
pengembangan industri
- Pertimbangan teknis dari Direktur Jenderal
Pembina Industri
77
SISA
1
- SPPT-SNI
KLASIFIKASI
Pemulihan
Efiensi
3
Pemulihan
Perlu penegasan definisi
- Rekomendasi untuk mendapatkan
Efiensi
pada ketentuan pertimbangan
fasilitas pembebasan bea masuk
teknis dari Ditjen Pembina
atas impor mesin, barang dan bahan
Industri
untuk pembangunan industri
- Rekomendasi untuk mendapatkan
fasilitas pembebasan bea masuk
atas impor mesin, barang dan bahan
untuk pengembangan industri
- Pertimbangan teknis dari Direktur
Jenderal Pembina Industri
Pemulihan
Efiensi
64
REGULASI
78
79
80
81
82
JUMLAH IZIN
YANG DIHILANGKAN
SISA
KLASIFIKASI
Mondorong keunggulan
1
Izin Usaha Niaga Bahan
Bakar Gas
1
Izin Usaha Niaga Bahan
Bakar Gas
Mondorong keunggulan
Mondorong keunggulan
1
Izin Usaha Niaga Umum
Elpiji
1
Izin Usaha Niaga Umum
Elpiji
Mondorong keunggulan
Mondorong keunggulan
65
REGULASI
83
84
85
86
JUMLAH IZIN
YANG
DIHILANG
KAN
SISA
KLASIFIKASI
Pemulihan
Efisiensi
5
1
- Eksportir Terdaftar Produk Industri
Kehutanan
Verifikasi
- Eksportir Terdaftar Produk Industri
Surveyor
Kehutanan
- Surat Persetujuan Ekspor
- Dokumen V-Legal (Deklarasi Ekspor)
- Verifikasi Surveyor
4
Pemulihan
- Eksportir Terdaftar Produk Industri Efisiensi
Kehutanan
- Eksportir Terdaftar Produk Industri
Kehutanan
- Surat Persetujuan Ekspor
- Dokumen V-Legal (Deklarasi
Ekspor)
-
-
-
-
-
-
-
7
Importir Produsen Beras
Importir Terbatas Beras
Persetujuan Ekspor
Persetujuan Impor
Rekomendasi
Verifikasi Surveyor
Label
6
1
- Verifikasi - Importir Produsen Beras
Surveyor - Importir Terbatas Beras
- Persetujuan Ekspor
- Persetujuan Impor
- Rekomendasi
- Label
Pemulihan
Efisiensi
-
-
-
-
4
Eksportir Terdaftar
Rekomendasi
Pre-Export Notification (PEN)
Verifikasi Surveyor
3
1
- Verifikasi - Eksportir Terdaftar
Surveyor - Rekomendasi
- Pre-Export Notification (PEN)
Pemulihan
Efisiensi
66
REGULASI
JUMLAH IZIN
YANG
DIHILANGKAN
SISA
87
5
- Importir Produsen
Produk Kehutanan
- Importir Terdaftar
Produk Kehutanan
- Persetujuan Impor
- Rekomendasi
- Deklarasi Impor
3
2
- Persetujuan - Importir Produsen Produk
Kehutanan
Impor
- Importir Terdaftar Produk
-
Kehutanan
Rekomendas
-
Deklarasi Impor
i
88
2
- Importir Terdaftar
Produk Tertentu
- Verifikasi Surveyor
1
- Verifikasi
Surveyor
89
1
- Verifikasi surveyor
(verifikasi surveyor
terhadap ekspor CPO
dan turunannya yg
dilakukan oleh surveyor
tidak mengurangi
kewenangan DJBC utk
melakukan pemeriksaan
pabean
90
3
- Importir Produsen Gula
- Rekomendasi
- Verifikasi Surveyor
1
- Rekomendasi
1
- Importir Terdaftar Produk
Tertentu
KLASIFIKA
SI
Pemulihan
Efisiensi
Pemulihan
Efisiensi
1
Pemulihan
- Verifikasi surveyor
Efisiensi
(verifikasi surveyor
terhadap ekspor CPO dan
turunannya yg dilakukan
oleh surveyor tidak
mengurangi kewenangan
DJBC utk melakukan
pemeriksaan pabean
2
- Importir Produsen Gula
- Verifikasi Surveyor
Pemulihan
Efisiensi
67
JUMLAH IZIN
REGULASI
YANG DIHILANGKAN
SISA
KLASIFIKASI
91
Permendag yang merevisi Permendag No. 52/MDAG/PER/7/2015 tentang Ketentuan Impor Tekstil
dan Produk Tekstil, untuk menghilangkan
rekomendasi dan persyaratan dokumen penyerta
barang impor, seperti NPWP, TDP, SIUP/IUI.
3
- Impor Produsen Tekstil
dan Produk tekstil
- Rekomendasi
- Verifikasi Surveyor
1
- Rekomendasi
- Penyederhanaan
identifikasi
2
Pemulihan Efisiensi
- Impor Produsen
Tekstil dan Produk
tekstil
- Verifikasi Surveyor
92
4
- Importir Produsen
STPP
- Angka Pengenal
Importir Produsen
- Rekomendasi
- Verifikasi oleh Tim
2
- Rekomendasi
- Verifikasi oleh Tim
2
- Importir Produsen
STPP
- Angka Pengenal
Importir Produsen
Pemulihan Efisiensi
93
4
- Importir Produsen Besi
atau Baja
- Importir Terdaftar Besi
atau Baja
- Verifikasi Surveyor
- Pertimbangan Tekns
2
2
- Verifikasi Surveyor
- Importir Produsen
- Pertimbangan Tekns
Besi atau Baja
- Importir Terdaftar
Besi atau Baja
Pemulihan Efisiensi
94
5
- Importir Produsen
ban
- Importir Terdaftar
Ban
- Persetujuan Impor
- Rekomendasi
- Verifikasi Surveyor
Pemulihan Efisiensi
-
-
-
-
-
95
3
1
Permendag yang merevisi Permendag No. 55 /MDAG/PER/9/2014 untuk menghilangkan surat
- Importir Terdaftar
- Rekomendasi
rekomendasi Kemenperin untuk impor produk Barang
Barang Berbasis Sistem
Berbasis Sistem Pendingin
Pendingin
- Rekomendasi
5
Importir Produsen ban
Importir Terdaftar Ban
Persetujuan Impor
Rekomendasi
Verifikasi Surveyor
- Verifikasi Surveyor
2
Pemulihan Efisiensi
- Importir Terdaftar
Barang Berbasis
Sistem Pendingin
- Verifikasi Surveyor
68
REGULASI
JUMLAH IZIN
96
97
98
YANG DIHILANGKAN
Penegasan peran
Pemda dalam
pengaturan penjualan
minol
9
- Eksportir TerdaftarProduk
Integrasi pemeriksaan
PertambanganHasil Pengolahan teknis Bea Cukai oleh
dan Pemurnian
LS
- Persetujuan Ekspor
- Izin Usaha Pertambangan
- Izin usaha Pertmabangan
Operasi Produksi
- Izin Usaha Pertambangan
khusus
- Izin Usaha Pertambangan
Khusus Operasi Produksi
- Izin Usaha Industri
- Verifikasi Surveyor
- Rekomendasi
2
- API-P
- API-U
SISA
KLASIFIKASI
Pemulihan
Efisiensi
9
- Eksportir TerdaftarProduk
PertambanganHasil
Pengolahan dan
Pemurnian
- Persetujuan Ekspor
- Izin Usaha Pertambangan
- Izin usaha Pertmabangan
Operasi Produksi
- Izin Usaha Pertambangan
khusus
- Izin Usaha Pertambangan
Khusus Operasi Produksi
- Izin Usaha Industri
- Verifikasi Surveyor
- Rekomendasi
Pemulihan
Efisiensi
1
1
- API merupakan
Penyederhanaan API-P dan
satu-satunya
API-U
identitas impor
yang merupakan
gabungan dari APIU dan API-P
Pemulihan
Efisiensi
69
REGULASI
JUMLAH IZIN
99
100
101
2
Permedag yang merevisi Permendag No
67/M-DAG/PER/11/2013 jo Permendag
- Surat Keterangan
No 10/M-DAG/PER/1/2014, untuk
Pencantuman Label Dalam
menghilangkan SKPLBI/SPKPLBI
Bahasa Indonesia
sebagai izin penggunaan label berbahasa - Surat Pembebasan
Indonesia menjadi pengawasan dengan
Kewajiban Pencantuman
sistem post audit di pasar dalam negeri
Label Dalam Bahasa
Indonesia
2
- Surat Keterangan
Pencantuman Label
Dalam Bahasa Indonesia
- Surat Pembebasan
Kewajiban Pencantuman
Label Dalam Bahasa
Indonesia
102
1
- Rekomendasi
-
-
-
-
4
Sertifikat Kesesuaian
Nomor Registrasi produk
Surat Pendaftaran barang
Nomor Pendaftaran Barang
SISA
YANG DIHILANGKAN
4
- Sertifikat Kesesuaian
- Nomor Registrasi produk
- Surat Pendaftaran
barang
- Nomor Pendaftaran
Barang
KLASIFIKASI
Pemulihan
Efisiensi
Pemulihan
Efisiensi
-
-
-
-
-
-
-
7
Importir Produsen Beras
Importir Terdaftar Beras
Persetujuan Eskpor
Persetujuan Impor
Rekomendasi
Verifikasi surveyor
Label
-
-
-
-
-
-
6
Importir Produsen Beras
Importir Terdaftar Beras
Persetujuan Eskpor
Persetujuan Impor
Verifikasi surveyor
Label
Pemulihan
Efisiensi
Pemulihan
Efisiensi
70
REGULASI
JUMLAH IZIN
YANG DIHILANGKAN
SISA
KLASIFIKASI
103
5
2
3
- Impor Produsen
- Importir Terdaftar Produk - Impor Produsen Produk
Produk Hortikultura
Hortikultura
Hortikultura
- Importir Terdaftar
- Rekomendasi
- Persetujuan Impor
Produk Hortikultura
- Verifikasi Surveyor
- Persetujuan Impor
- Rekomendasi
- Verifikasi Surveyor
Pemulihan
Efisiensi
104
3
1
- Importir predusen - Angka Pengenal Impor
yang memiliki
(Angka Pengenal
Importir Produsen
atau Angka
Pengenal Importir
Terbatas)
- Rekomendasi
- Persetujuan Impor
Pemulihan
Efisiensi
105
Permendag yang merevisi Permendag No. 83/MDAG/PER/12/2012 yang telah diubah terakhir kali
dengan Permendag No. 73/M-DAG/PER/10/2014
tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu, untuk
menghilangkan IT dan menggantinya dengan SPI
yang kemudian secara bertahap pengawasan
dilakukan melalui instrumen tarif
2
- Impor Terdaftar
Produk Tertentu
- Verifikasi surveyor
1
- Impor Produk Tertentu
2
- Rekomendasi
- Persetujuan Impor
1
- Verifikasi surveyor
Pemulihan
Efisiensi
71
REGULASI
106
107
10
1
- Eksportir Terdaftar Minyak Bumi dan Gas
Verifikasi Surveyor
Bumi
- Eksportir Terdaftar Bahan Bakar Lain
- Importir Terdaftar Minyak Bumi dan Gas
Bumi
- Importir Terdaftar Bahan Bakar lain
- Persetujuan Ekspor Minyak Bumi dan Gas
Bumi
- Persetujuan Ekspor Bahan Bakar Lain
- Persetujuan Impor Minyak Bumi dan Gas
Bumi
- Persetujuan Impor Bahan Bakar lain
- Rekomendasi
- Verifikasi Surveyor
9
- Eksportir Terdaftar Minyak Bumi dan
Gas Bumi
- Eksportir Terdaftar Bahan Bakar Lain
- Importir Terdaftar Minyak Bumi dan
Gas Bumi
- Importir Terdaftar Bahan Bakar lain
- Persetujuan Ekspor Minyak Bumi dan
Gas Bumi
- Persetujuan Ekspor Bahan Bakar Lain
- Persetujuan Impor Minyak Bumi dan
Gas Bumi
- Persetujuan Impor Bahan Bakar lain
- Rekomendasi
Pemulihan
Efisiensi
108
4
2
- Importir Produsen bahan Perusak Lapisan - Ketentuan IT
ozon
- Verifikasi Surveyor
- Importir Terdaftar Bahan Perusak Lapisan
ozon
- Rekomendasi
- Verifikasi Surveyor
2
- Importir Produsen bahan Perusak
Lapisan ozon
- Rekomendasi
Pemulihan
Efisiensi
JUMLAH
IZIN
3
- Persetujuan Impor
- Rekomendasi
- Verifikasi Surveyor
YANG DIHILANGKAN
SISA
Menghiangkan persyaratan
- Persetujuan Impor
kelengkapan dokumen SIUP, - Rekomendasi
TDP, NPWP, API utk
- Verifikasi Surveyor
mendapatkan persetujuan
impor
KLASIFIKASI
Pemulihan
Efisiensi
72
REGULASI
JUMLAH IZIN
YANG DIHILANGKAN
SISA
KLASIFIKASI
109
Permenperin No.60/M/IND/PER/7/2015
tentang Pemberlakuan SNI Biskuit
Secara Wajib
2
- Sertifikat Produk Penggunaan Tanda
SNI (SPPT-SNI)
- Sertifikat Sistem Manajemen Mutu
(Sertifikat SMM)
2
- Sertifikat Produk Penggunaan
Tanda SNI (SPPT-SNI)
- Sertifikat Sistem Manajemen
Mutu (Sertifikat SMM)
Pemulihan
Efisiensi
110
2
- Sertifikat Produk Penggunaan Tanda
SNI (SPPT-SNI)
- Sertifikat Sistem Manajemen Mutu
(Sertifikat SMM)
2
- Sertifikat Produk Penggunaan
Tanda SNI (SPPT-SNI)
- Sertifikat Sistem Manajemen
Mutu (Sertifikat SMM)
Pemulihan
Efisiensi
111
112
4
- Sertifikat Produk Penggunaan Tanda
SNI (SPPT-SNI)
- Sertifikat Hasil Uji (SHU)
- Surat Pendaftaran Tipe Ban (SPTB)
- Surat Pendaftaran Barang (SPB)
113
4
1
-Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI -Surat Pendaftaran Helm
(SPPT-SNI)
-Sertifikat Sistem Manajemen Mutu
(Sertifikat SMM)
-Sertifikat Hasil Uji (SHU)
-Surat Pendaftaran Helm
Pemulihan
Efisiensi
1
- Surat Pendaftaran Tipe Ban
(SPTB)
3
- Sertifikat Produk Penggunaan
Tanda SNI (SPPT-SNI)
- Sertifikat Hasil Uji (SHU)
- Surat Pendaftaran Barang
(SPB)
Pemulihan
Efisiensi
3
-Sertifikat Produk Penggunaan
Tanda SNI (SPPT-SNI)
-Sertifikat Sistem Manajemen
Mutu (Sertifikat SMM)
-Sertifikat Hasil Uji (SHU)
Pemulihan
Efisiensi
73
REGULASI
JUMLAH IZIN
YANG DIHILANGKAN
SISA
KLASIFIKASI
114
115
Mendorong
keunggulan
116
Mendorong
keunggulan
117
Mendorong
keunggulan
118
1
- Pendaftaran Nomor Induk
Perusahaan Pembebasan
(NIPER Pembebasan)
119
2
- Rumah dan town house dari Pelonggaran ketentuan
jenis nonstrata title dengan
luas bangunan 350 m2 atau
lebih.
- Apartemen, kondominium,
town house dari jenis strata
title, clan seJemsnya
dengan luas bangunan 150
m2 atau lebih.
2
- SPPT-SNI
- Surat pendaftaran jenis
semen, pertimbangan teknis
non SNI
1
- Surat pendaftaran jenis semen,
pertimbangan teknis non SNI
- Penetapan IP-IT Semen serta
pengendalian dilakukan dengan
post audit.
1
- SPPT-SNI
Pemulihan
Efisiensi
1
Mendorong
-Pendaftaran Nomor Induk keunggulan
Perusahaan Pembebasan
(NIPER Pembebasan)
2
- Rumah dan town house
dari jenis nonstrata title
dengan luas bangunan
350 m2 atau lebih.
- Apartemen,
kondominium, town
house dari jenis strata
title, clan seJemsnya
dengan luas bangunan
150 m2 atau lebih.
Mendorong
keunggulan
74
REGULASI
JUMLAH IZIN
YANG
DIHILANGKAN
SISA
KLASIFIKASI
120
Pemulihan
esiensi
121
Pemulihan
esiensi
122
Pemulihan
esiensi
123
2
-Pendaftaran pestisida
-Sertifikat Penggunaan
2
-Pendaftaran pestisida
Sertifikat Penggunaan
Pemulihan
esiensi
75
REGULASI
JUMLAH IZIN
YANG
DIHILANGKAN
2
Perlu
konrmasi
dari
Kementan
tentang
jenis
ijin
yang
dihilangkan
SISA
3
KLASIFIKASI
Pemulihan
esiensi
124
125
Pemulihan
esiensi
126
Pemulihan
esiensi
127
1
Kewajiban pencantuman informasi
kandungan Gula, Garam, dan Lemak,
serta pesan kesehatan pada Label
Pangan
1
Pemulihan
Kewajiban
pencantuman
informasi
esiensi
kandungan
Gula,
Garam,
dan
Lemak,
serta
pesan
kesehatan
pada
Label
Pangan
128
7
- Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut
(SIUPAL)
- Penerbitan Surat Izin Operasi Perusahaan
Angkutan Laut Khussu (SIOPSUS)
- Penetapan Badan Usaha Pelabuhan
- Surat Izin Usaha Perusahaan Salvage dan
Pekerjaan Bawah Air
- Izin Usaha Perekrutan dan Penempatan Awak
Kapal (IUPPAK)
- Izin Pengusahaan Bandar Udara Komersil
(Izin Badan Usaha Bandar Udara)
- Izin Usaha Angkutan Udara
7
Pemulihan
esiensi
- Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan
Laut (SIUPAL)
- Penerbitan Surat Izin Operasi Perusahaan
Angkutan Laut Khussu (SIOPSUS)
- Penetapan Badan Usaha Pelabuhan
- Surat Izin Usaha Perusahaan Salvage dan
Pekerjaan Bawah Air
- Izin Usaha Perekrutan dan Penempatan
Awak Kapal (IUPPAK)
- Izin Pengusahaan Bandar Udara Komersil
(Izin Badan Usaha Bandar Udara)
- Izin Usaha Angkutan Udara
5
- Izin Usaha Tanaman Pangan;
- Izin Usaha Hortikultura;
- Izin Usaha Perkebunan;
- Izin Usaha Peternakan;
- Izin Usaha Obat Hewan untuk
Produsen
76
REGULASI
JUMLAH IZIN
YANG DI
POSISI
KLASIFIKASI
Pemulihan
esiensi
129
130
1
SKI (Surat Keterangan Impor)
131
1
Pemulihan
SKI (Surat Keterangan esiensi
Impor)
-
Pemulihan
esiensi
77
REGULASI
JUMLAH IZIN
SISA
KET.
132
Pemulihan esiensi
133
Pemulihan esiensi
134
135
4
- Importir Produsen
limbah Non B3
- Eksportir Limbah
Non B3
- Rekomendasi
- Verifikasi Surveyor
1
- Rekomendasi
136
5
-Surat persetujuan
perdagangan gula
antar pulau
-Surat persetujuan
perdagangan gula
rafinasi antar pulau
- Rekomendasi
Kemenperin
- Rekomendasi kepala
dinas propinsi yang
kelebihan persediaan
gula
- Rekomendasi kepala
dinas propinsi yang
kekurangan
persediaan gula
5
-Surat persetujuan
perdagangan gula antar
pulau
-Surat persetujuan
perdagangan gula
rafinasi antar pulau
- Rekomendasi
Kemenperin
- Rekomendasi kepala
dinas propinsi yang
kelebihan persediaan
gula
- Rekomendasi kepala
dinas propinsi yang
kekurangan persediaan
gula
3
- Importir Produsen
limbah Non B3
- Eksportir Limbah Non
B3
- Verifikasi Surveyor
-
Pemulihan esiensi
Pemulihan esiensi
Pemulihan esiensi
78
REGULASI
JUMLAH IZIN
SISA
137
138
139
4
-Izin pemasukan dari
Menteri Perdagangan.
- Sertifikat veteriner
-Sertifikat halal
- Persyaratan negara asal
1
-Persyaratan negara asal
3
-Izin pemasukan dari Menteri
Perdagangan.
- Sertifikat veteriner
-Sertifikat halal
KET.
Pemulihan
esiensi
Pemulihan esiensi
Pemulihan esiensi
79