Sie sind auf Seite 1von 19

ASKEP GANGGUAN

KEPRIBADIAN
by kelompok 2

Nama kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Dessy Ayu Armadani


Budi Cahyono
Robert Mukti
Siti Rahmawati
Laily Kurniawati
Cyntia Mediana
Hanan Jehha

(20121660002)
(20121660008)
(20121660012)
(20121660013)
(20121660015)
(20121660023)
(20121660120)

Definisi
Kepribadian adalah suatu gaya perilaku yang menetap

dan secara khas dapat dikenali pada setiap individu


Gangguan kepribadian merupakan suatu cirri

kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pula


hampir semua keadaan, menyimpang secara jelas dari
norma norma budaya, dan maladaptive serta
menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk.

Fa k t o r P e n y e b a b G a n g g u a n
Ke p r i b a d i a n
1. Faktor Genetika
2. Faktor Temperamental
3. Faktor Biologis, meliputi :

Hormon
Neurotransmitter
Elektrofisiologi
4. Faktor Psikoanalitik

Gejala
Gejala secara umum gangguan kepribadian berdasarkan kriteria dalam setiap

kategori yang ada. Secara umum gangguan ini klasifikasikan berdasarkan :


a) Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari social expectation.
b) Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu dan

berpengaruh pada situasi sosial.


c) Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distress
atau memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial
penting lainnya.
d) Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut dapat muncul
dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit
jiwa
e) Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul
yang disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.

Klasifikasi Gangguan Kepribadian


Kelompok Eksentrik/ Aneh
a.
Gangguan Kepribadian Paranoid
b.
Gangguan Kepribadian Skizoid
c.
Gangguan Kepribadian Skizotipal
2. Kelompok Dramatik, Emosional, Dan Kacau
d. Gangguan Kepribadian antisosial
e.Gangguan Kepribadian Ambang
f.Gangguan Kepribadian Histrionik
g.Gangguan Kepribadian Narissistik
3. Kelompok Pencemas Penakut
h.
Gangguan Kepribadian Menghindari
i.
Gangguan Kepribadian Dependen
j.
Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif
k.
Gangguan Pemusatan Perhatian/ Hiperaktivitas
1.

Resiko Gangguan Kepribadian


Individu yang tidak segera melakukan pengobatan, gangguan kepribadian dapat berdampak pada:
1.
Isolasi sosial, kehilangan sahabat-sahabat terdekat yang disebabkan ketidakmampuan untuk
menjalani hubungan yang sehat, rasa malu yang disebabkan putusnya hubungan dengan
masyarakat
2.
Bunuh diri, melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan
kepribadian ambang dan cluster B
3.
Ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan
4.
Depresi, kecemasan dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai resiko
berkembangnya problema psikologis lainnya
5.
Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian ambang
berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat pada seks bebas
beresiko atau terlibat dalam perjudian.
6.
Kekerasan atau bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan kepribadian paranoid dan
antisosial
7.
Tindakan kriminal. Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar melakukan
tindakan kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan dipenjara
8.
Gangguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari bila tidak mendapatkan
perawatan secara baik.

Treatment Bagi Gangguan Kepribadian

Treatment untuk gangguan kepribadian merupakan kombinasi dari pengobatan dan psikoterapi.
1.
Kelompok A
a. Paranoid
Psikoterapi Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok,
karena
itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien dan harus diingat bahwa
kejujuran merupakan halyang sangat penting
bagipasien. Farmakoterapi- Farmakoterapi
berguna dalam menghadapi agitasi
dan kecemasan. Pada sebagian besar kasus obat anti
anxietas seperti diazepam dapat digunakan.
b. Skizoid
Psikoterapi dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadiaan schizoid
mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu, mereka akan ikut
terlibat.
Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat
kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan berjalaannya waktu, anggota kelompok menjadi
penting bagi pasien schizoid dan dapaat memberikan kontak sosial. Farmakoterapi Dengan
antipsikotik dosis kecil, anti depresan dan psikostimulan
dapat digunakan dan efektif pada
beberapa pasien.

c. Skizotipal
Psikoterapi Pikiran yang aneh dan ganjil pada pasien gangguan kepribadian
skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati. Beberapa pasien terlibat dalam
pemujaan, praktek religius yang aneh. Ahli terapi tidak boleh menertawakan aktivitas
tersebut atau mengadili kepercayaan atau aktivitas mereka. Farmakoterapi Medikasi
antipsikotik mungkin berguna dalaam menghadap gagasan mengenai diri sendiri,
waham dan gejala lain dari gangguan dan dapaat digunakan bersama-sama psikoterapi.
Penggunaan haloperidol dilaporkan memberikan hasil positif.
2. Kelompok B
a. Antisosial
Psikoterapi - Jika pasien merasa berada diantara teman-teman sebayanya, tidak adanya
motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal itulah
kelompok yang menolong diri sendiri akan lebih berguna dibandingkan di penjara
dalam menghilangkan gangguan.
Farmakoterapi - digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul
seperti kecemasan, penyerangan dan depresi.

B. Ambang
Psikoterapi Terapi perilaku digunakan pada pasien gangguan kepribadian ambang
untuk mengendalikan impuls dan ledakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan
terhadaap kritik dan penolakan. Latihan keterampilan social, khususnya dengan video
tape, membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan mereka mempengaruhi
orang lain, hal ini untuk meningkatkan perilaku interpersonal mereka. Farmakoterapi
Antipsikotik dapat digunakan untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan dan
episode psikotik yang singkat. Antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi yang
sering ditemukan pada pasien.
c. Gangguan Kepribadian Historinic
Psikoterapi Pasien dengan gaangguan kepribadian histrionic seringkali tidak
menyadari perasaan mereeka yang sesungguhnya. Psikoterapi berorientasi
psikoanaliasis,baik dalam kelompok atau individual. Farmakoterapi dapat
ditambahkan jikaa gejala adalah menjadi sasarannya, seperti penggunaan antidepresan
untuk depresi dan keluhan somatic, obat anti anxietas untuk kecemasan dan
antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.

d. Gangguan Kepribadian Narsistik


Psikoterapi Mengobati gangguan kepribadiaan naarsistik sukaar karena
pasien harus meninggalkaan narsismenya jika ingin mendapatkan kemajuan
Farmakoterapi Lithium (eskalith) digunakaan pada pasien yang memiliki
pergeseran mood sebagai bagian dari gambaran klinis. Dan karena rentan
terhadap depresi, maka antidepresan juga dapat digunakan
3. Kelompok C
a. Menghindar/ Avoid
Psikoterapi Melatih ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat
mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka
dan untuk meningkatkan harga diri mereka. Farmakoterapi - Beberapa pasien
tertolong oleh penghambat beta, seperti atenolol (Tenormin), untuk mengatasi
hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang cenderung tinggi pada pasien
dengan gangguan kepribadian menghindar, khususnya jika mereka
menghadapi situasi yang menakutkan.

b. Dependen
Psikoterapi Terapi yang digunakan yaitu melalui proses kognitif behavioral,
dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih ketegasan dan
menumbuhkan rasa percaya diri. Farmakoterapi Benzodiazepine dan obat
serotonergik dapat berguna.
c. Obsesif Kompulsif
Psikoterapi Pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif seringkali tahu
bahwa mereka sakit dan mencari pengobatan ataas kemauaan sendiri.
Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu mengarahkan, sangat dihargai oleh
pasien gangguan ini. Farmakoterapi Clonazepam (klonopin) adalah suatu
benzodiazepine dengan anti konvulsan, pemakaian obat ini untuk menurunkan
gejala pada pasien dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif parah.

Asuhan
keperawatan
pada gangguan
kepribadian

Pengkajian
a. Identifikasi pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat pribadi
e. Riwayat keluarga
f. Pemeriksaan status mental
g. Penampilan umum
h. Kesadaran
i. Perhatian
j. Orientasi

Diagnosa Keperawatan
(nanda)

Harga diri rendah berhubungan


dengan menarik diri
Resiko perilaku kekerasan terhadap
diri sendiri atau orang lain b/d
perilaku kekerasan

intervensi Keperawatan
1. Harga diri rendah b/d menarik diri
a. Tujuan jangka panjang: klien mengekspresikan
perasaan dan ketakutannya
b. Tujuan jangka pendek : klien
mengidentifikasikan dan mendiskusikan aspek diri
yang positif.
2. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
atau orang lain b/d perilaku kekerasan
Tujuan :Klien melaporkan ketiadaan perilaku atau
pikiran merusak diri
Klien menyatakan keinginannya melukai diri sendiri
atau orang laintetapi tidak melukainya.

Diagnosa
Keperawatan

Intervensi

Rasional

Dorong klien untuk membicarakan situasi


yang menimbulkan perasaan tidak
nyaman.

Mengakui perasaan negatif


atau masalah yang tidak
terpecahkan dapat membantu
klien mengatasi isu-isu yang
menjadi perhatiannya.

Dorong klien untuk mendiskusikan


ketakutan gagal dan aspek-aspek diri
sendiri yang dipikir tidak diinginkan.

Eksplorasi diri dapat menyediakan daya


tilik terhadap area permasalahan dan
mengidentifikasikan isu-isu yang tidak
terpecahkan di masa lalu.

Dorong klien untuk membuat rencana


spesifik untuk mengubah perilaku
disfungsional atau menyelesaikan
masalah.

Klien mungkin mempunyai


keterbatasan kemampuan untuk
menyusun strategi mengubah perilaku
disfungsional atau mungkin tidak
mampu melihat cara-cara alternatif
untuk menyelesaikan masalah tanpa
bantuan.

Diagnosa
Keperawatan

Intervensi

Rasional

Bangun lingkungan yang aman dengan


menyingkirkan semua benda-benda yang
mungkin berbahaya bagi klien dan
lingkungannya.

Keamanan adalah prioritas utama


bagi klien yang cendrung merusak.

Buat lingkungan klien menjadi tenang dan


tidak bersifat merangsang.

Sebuah lingkungan yang tenang


dan tidak merangsang mengurangi
perilaku agresif klien

Dorong klien untuk menyatakan perasaan


agresifnya.

Verbalisasi perasaan marah


membantu klien bersentuhan
dengan situasi yang menyakitkan.

THANK YOU !
Any Question ?

Das könnte Ihnen auch gefallen