Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor transportasi telah dikenal sebagai salah satu sektor
indikatif yng sangat berperan dalam pembangunan ekonomi
yang menyeluruh. Perkembangan sektor ini akan secara
berlangsung
mencerminkan
pertumbuhan
pembangunan
pertumbuhan
kendaran
bermotor,
ternyata
pengrusakan
pendemaran
udara
lingkungan
akibat
(terkait
transportasi)
disini
masalah
terbukti
tidak
saja. Namun, kita juga dapat melihat lebih luas lagi bahwa
tindakan-tindakan
tersebut
berdampak
bagi
hidup
dan
kehidupan.
udara
akibat
transportasi?
4. Bagaimana cara mencegah pencemaran udara akibat
transportasi?
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan
dari
menyelesaikan
penulisan
tugas
makalah
Mata
Kuliah
ini
adalah
Penyehatan
untuk
Udara-A
yang
ditimbulkannya
terhadap
lingkungan
dan
kesehatan manusia.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah
pengetahuan
kita
mengenai
pencemaran
udara,
jenis-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran Udara
Udara merupakan komponen alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup. Tanpa udara, tak mungkin ada makhluk hidup yang bisa bertahan
hidup. Secara umum udara dimaknai sebagai campuran berbagai gas yang
tidak berwarna dan tidak berbau yang memenuhi ruang dipermukaan bumi.
Sebagai faktor yang penting dalam kehidupan, saat ini kualitas udara telah
mengalami perubahan yang seiring dengan meningkatnya pembangunan fisik
kota dan pusat-pusat industri, sehingga sudah banyak terkontaminasi oleh
berbagai sumber pencemar kualitas udara. Perubahan lingkungan udara pada
umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar
(berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Masuknya zat
pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran
hutan, letusan gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garamdari laut; juga
sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya aktivitas
transportasi, industri, pembuangan sampah, baik akibat proses dekomposisi
ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga.
Pembangunan fisik kota dan berdirinya pusat-pusat industri disertai
dengan
melonjaknya
produksi
kendaraan
bermotor,
mengakibatkan
sektor
transportasi
memegang
peran
yang
sangat
besar
lalu
lintas
yang
disertai
dengan
hambatan-hambatan
(kemacetan), pola jalan-berhenti yang sering, kecepatan aliran lalu lintas dan
seterusnya akan secara langsung mempengaruhi besarnya emisi unsure-unsur
tercemar yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Di lain pihak, jenis dan
karakterisktik perangkat mesin, sistem pembakaran, jenis bahan bakar
5
merupakan faktor yang akan menentukan tingkat emisi pencemar yang keluar
dari setiap jenis kendaraan.
Pengendalian pencemaran udara perkotaan karenanya mempunyai
implikasi yang luas, mencakup aspek perencanaan kota sendiri sistem
transportasi, sarana dan alat transportasi serta sistem bahan bakar yang
digunakan.
Faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor
transportasi terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara
a. Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat atau (eksponensial).
b. Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan
yang ada.
c. Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat
terpusatnya kegiatan-kegiatan perekonomian dan perkantoran di pusat
kota.
d. Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota
yang ada, misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin
e.
f.
g.
h.
i.
j.
sarana transportasi. Kendaraan bermotor dalam hal ini merupakan salah satu
sumber pencemar yang terkait dengan sistem dan sarana transportasi.
Dasar dalam penetapan kebijakan pengendalian pencemaran udara pada
dasarnya mencakup banyak pertimbangan, baik dalam aspek teknik dan
teknologi pengendaliaannya sendiri, maupun aspek ekonomi dan sosial yang
akan terkait dengan strategi pengendaliaan dan teknologi pengendaliaan yang
diterapkan. Aspek kelembagaan dalam pelaksanaan strategi tersebut menjadi
pertimbangan dasar lainnya, meliputi bentuk kelembagaan, mekanisme dan
pelaksanaan operasionalnya. Selain itu perlu pula dipertimbangkan bahwa
masalah pencemaran udara perkotaan merupakan masalah yang melibatkan
berbagai sektor dalam kegiatan perkotaan yang ada dalam penerapan dan
pelaksanaan suatu strategi penanggulangan masalah pencemaran udara, yaitu
bahwa suatu program penanggulangan yang terpadu dan komprehensif perlu
dilalukan.
Kendaraan bermotor adalah sumber langsung yang mengemisikan
pencemar ke atmosfer, sedangkan jumlah trip dan kendaraan perkilometer
yang menentukan besaran emisi, lebih banyak ditentukan, oleh faktor
perkotaan dalam sistem transportasi yang ada.
Pengendalian pencemaran akibat kendaraan bermotor akan mencakup
upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun tak langsung, yang dapat
menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif. Dua
pendekatan strategis yang mungkin diterapkan adalah:
a. Penurunan laju emisi pencemar dari setiap kendaraan untuk setiap
kilometer jalan yang ditempuh, atau,
b. Penurunan jumlah dan kerapatan total kendaraan didalam suatu daerah
tertenntu.
Upaya pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor
mencakup upaya-upaya pengendalian baik langsuhng maupun tidak langsung,
akan dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif
antara lain (Sudrajad, 2006):
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penanggulangan dampak lingkungan yang timbul, maupun peningkatan
efisiensi penggunaan energi secara tuntas hanya dapat dilakukan dengan
mulai dari faktor generik penyebabnya. Bila hal ini tidak dapat terlaksana,
penanggulangan yang dilakukan hanya akan bersifat sementara dan berjangka
waktu pendek. Umumnya upaya remedial yang dilakukan juga hanya akan
membawa perbaikan yang bersifat lokal, atau bahkan sering memindahkan
masalah ke tempat lain.
Jenis mesin pada kendaraan bermotor berbahan bakar bensin ternyata
berpengaruh terhadap besarnya emisi yang dihasilkan. Mesin kendaraan yang
memiliki kapasitas lebih besar akan mengeluarkan zat-zat pencemar yang
lebih besar. Tetapi sebaliknya kendaraan yang berkapasitas lebih kecil akan
menghasilkan opacity yang lebih rendah.
Rekayasa transportasi dan lalulintas pada dasarnya telah mensyaratkan
kriteriia yang ditujukan untuk mengurangi atau mitigasi dampak yang
mungkin timbul terhadap lingkungan. Criteria dan persyaratan mengenai
pengendalian kebisingan, kecepatan rata-rata, jalur hijau antara lain ditujukan
untuk mengurangi dampak lingkungan yang timbul.
3.2 Saran
Solusi atau saran untuk mengatasi polusi udara kota, terutama ditujukan
pada pembenahan sektor transportasi dengan tanpa mengabaikan sektor-sektor
lain. Maka, tidak ada kata lain kecuali harus mau belajar dari kota-kota besar
lain di dunia yang telah berhasil menurunkan polusi udaran dan angka
kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya. Di antaranya, dengan
pembatasan izin bagi angkutan umum kecil, dengan memperbanyak kendaraan
angkutan masal; seperti bus dan kereta api, diperbanyak. Kemudian, control
10
DAFTAR PUSTAKA
Sastrawijaya, A. Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta. Penertbit PT
Rineka Cipta.
Soedomo, Moestikahardi. 2001. Pencemaran Udara. Bandung. Penerbit ITB.
http://ejournal.stmttrisakti.ac.id/index.php/JMTRANSLOG/article/download/27/51
tanggal 11 Oktober 2015 pukul 14:30)
11
(Diakses
pada