Sie sind auf Seite 1von 7

Sifat Fisik Alkana

Sifat fisik alkana. Alkana merupakan suatu senyawa organik. Alkana merupakan suatu hidrokarbon
yang bersifat jenuh, dikarenakan tidak mempunyai ikatan rangkap. Alkana hanya terdiri dari
atomkarbon dan hidrogen dengan rumus empiris CnH2n+2. Di sini akan dibahas sifat-sifat fisik dari
senyawa alkana pada umumnya.

Wujud Alkana
1. Semua alkana tidak berwarna dan memiliki bau yang khas.
2. Alkana rantai pendek (C1 sampai C4) berupa gas, rantai sedang (C3 sampai C17) berupa
cairan dan jika lebih panjang berbentuk padatan.
3. Titik didih alkana meningkat seiring kenaikan berat molekul. Hal ini dikarenakan
meningkatnya gaya van der Waals sebanding dengan kenaikan berat molekul.

4. Cabang alkana menyebabkan penurunan luas permukaan yang mengakibatkan penurunan


gaya van der Waals. Itulah sebabnya titik didih pentana > isopentana > neopentana
5. Titik leleh alkana tidak menunjukkan keteraturan. Alkana dengan jumlah atom karbon genap
memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai jumlah atom karbon ganjil.
6. Kecenderungan abnormal pada titik leleh mungkin karena alkana dengan atom karbon ganjil
memiliki atom karbon di sisi berlawanan. Jadi alkana dengan atom karbon genap dapat
dikemas erat dalam kisi kristal membuat gaya tarik antarmolekul menjadi lebih besar.

Massa Jenis Alkana


Massa jenis alkana meningkat seiring kenaikan berat molekul dan berakhir maksimal pada 0,76
g/mL. Dengan kata lain massa jenis alkana yang paling besar adalah 0,76 g/mL. Jadi semua alkana
lebih
ringan
dari
air.

Kelarutan Alkana
Alkana bersifat non polar sehingga tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar
misalnya C6H6 (benzena) , CCl4 (karbon tetraklorida) dll.

Golongan Alkana
Pengertian Alkana
Senyawa organik yang paling sederhana adalah hidrokarbon. Hidrokarbon hanya terdiri dari dua
unsur, yaitu karbon (C) dan hidrogen (H). Hidrokarbon jenuh atau yang disebut dengan alkana
adalah hidrokarbon yang keseluruhan ikatannya adalah ikatan tunggal. Masing-masing karbon
membentuk empat ikatan dan masing-masing hidrogen membentuk satu ikatan dengan karbon.
Ikatan pada masing-masing hidrokarbon adalah tetrahedral, dengan sudut ikatan 109,5. Hasilnya,
alkana rantai panjang akan membentuk pola zig zag.

Alkana Rantai Lurus


Rumus umum alkana adalah CnH2n+2 dimana n adalah jumlah atom karbon pada molekul alkana. Ada
dua buah cara untuk menulis rumus struktur. Sebagai contoh, buatana dapat dituliskan sebagai
CH3CH2CH2CH3 atau CH3(CH2)2CH3.

Jumlah Karbon

Nama

Rumus Molekul

Rumus Struktur

Metana

CH4

CH4

Etana

C2 H 6

CH3CH3

Propana

C3 H 8

CH3CH2CH3

Butana

C4H10

CH3CH2CH2CH3

Pentana

C5H12

CH3CH2CH2CH2CH3

Heksana

C6H14

CH3(CH2)4CH3

Heptana

C7H16

CH3(CH2)5CH3

Oktana

C8H18

CH3(CH2)6CH3

Nonana

C9H20

CH3(CH2)7CH3

10

Dekana

C10H22

CH3(CH2)8CH3

Tata Nama Alkana

Nama induk alkana diambil dari rantai terpanjang

Jika ada dua atau lebih rantai yang panjangnya sama, maka diambil yang mempunyai
cabang terbanyak.

Rantai karbon dihitung dari cabang terdekat.

Jika ada dua macam cabang yang dekatnya sama, maka dihitung dari cabang terdekat
berikutnya.

Jika ada cabang yang sama, maka ada awalan sesuai dengan jumlah cabang yang sama,
yaitu di-, tri- tetra- berturut-turut untuk dua, tiga, dan empat cabang yang sama.

Alkana Bercabang

Cabang (substituen) yang mempunyai cabang, dinomori dari karbon substituen yang
melekat pada rantai induk.

Penomoran substituen dimulai dari karbon yang melekat pada rantai induk.

Keseluruhan nama dari cabang substituen ditulis dalam kurung, dengan didahului nomor
yang mencerminkan induk yang mana karbon itu bergabung.

Substituen ditulis urut abjad. Untuk mengurutkan sesuai abjad, abaikan awalan (di-, tri,
tetra-) tetapi jangan abaikan posisi seperti iso- dan tert-

Alkana Siklis

Rantai induk ditentukan dari karbon yang membentuk cincin terbesar (misal, sikloalkana
adalah sikloheksana)

Ketika dua cincin bergabung, cincin yang lebih besar adalah yang menjadi rantai induk,
sedangkan yang kecil menjadi cabang sikloalkil.

Penggunaan Alkana
Senyawa alkana dekat dengan kehidupan manusia. Penerapan senyawa alkana dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut:

Metana untuk bahan bakar roket

Butana untuk pengisi korek api

Pentana banyak digunakan untuk kebutuhan industri

Heksana dapat digunakan untuk mengisolasi senyawa alam yang sifatnya non polar

Pentana (bensin) digunakan untuk kendaraan bermotor.

Iso-oktana adalah bensin dengan kualitas tinggi (biasa disebut pertamax)

Sebagai bahan pembuatan polimer

Sebagai intermediet dalam sintesis senyawa organik

Bilangan Oktan
Pada bahan bakar bensin, biasanya dikenal dengan bilangan oktan. Bilangan oktan adalah
menyatakan persentase kandungan senyawa iso-oktana di dalam bahan bakar bensin. Misalnya,

suatu pertamax mempunyai bilangan oktan 95. Hal itu berarti pertamax tersebut terdiri atas 95% isooktana
dan
sisanya
(5%)
pentana.
Semakin tinggi bilanagan oktan, maka semakin bagus. Bahan bakar bensin dengan bilangan oktan
rendah akan menghasilkan jelaga (arang) yang banyak.

Isomer Struktur Alkana


Pengertian Isomer Struktur
Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda (dalam
hal terikatnya atom-atom dalam molekul) disebut isomer-isomer struktur.

Contoh Isomer Struktur


Misalnya alkana dengan rumus molekul C4H10 mempunyai dua buah isomer struktur, yang masingmasing diberi nama butana dan 2-metilpropana (isobutana). Butana dan 2-metilpropana adalah dua
senyawa yang berbeda strukturnya dan mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang berbeda pula.

Rumus struktur butana (kiri) dan 2-metilpropana (kanan)

Kemampuan atom-atom karbon membentuk ikatan yang kuat dan stabil dengan atom-atom karbon
lain menghasilkan isomer-isomer struktur dengan jumlah yang sangat banyak. Alkana dengan rumus
molekul C5H12 mempunyai 3 isomer struktur, alkana dengan rumus molekul C 10H22 dan
C25H52berturut-turut mempunyai 75 dan hampir 37 juta isomer struktur.

Reaksi Terhadap Alkana


Alkana sangat tidak reaktif terhadap sebagian besar pereaksi. Alkana merupakan senyawa nonpolar
dan hanya memiliki ikatan-ikatan sigma yang kuat. Alkana dapat bereaksi dengan oksigen dan
halogen pada kondisi tertentu. Inilah beberapa reaksi yang bisa dilakukan terhadap senyawa
golongan alkana.

Oksidasi
Alkana bila bereaksi dengan oksigen dalam jumlah yang memadai (teroksidasi sempurna)
membentuk CO2 dan H2O disertai pembebasan panas. Contoh:
CH4 + 2 O2 CO2 + 2H2O + panas.

Halogenasi
Alkana bereaksi dengan halogen di bawah pengaruh panas atau sinar ultraviolet. Contoh:
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
Pada contoh reaksidi atas terjadipenggantian satu atom H pada metana oleh atom halogen. Reaksi
ini termasuk reaksi substitusi dan karena substitusinya halogen, maka disebut dengan halogenasi.
Melalui eksperimen, Markovnikov pada tahun 1875 memperoleh bukti bahwa dalam reaksi substitusi
terdapat perbedaan laju reaksi substitusi di antara atom-atom H dalam alkana, yaitu H 3 > H2 > H1.
Pada halogenasi (kecuali fluor), ternyata bahwa kereaktifannya dalam reaksi substitusi adalah klor >
brom > iod.

Nitrasi
Reaksi alkana dengan HNO3 pada suhu 150-475 C mengakibatkan terjadinya substitusi atom H
pada alkana oleh gugus -NO2 (gugus nitro). Reaksi substitusi semacam ini dinamakan reaksi
nitrasi,dan secara umum dituliskan dengan persamaan reaksi:
R-H + HO-NO2 R-NO2 + H2O
Seperti halnya halogenasi, atom-atom H dalam alkana berbeda laju reaksinya dalam nitrasi
sehingga hasil nitrasi cenderung membentuk campuran. Contoh:
CH3CH2CH3 + HNO3 CH3CH2CH2NO2 + CH3CH(NO2)CH3

Sulfonasi
Reaksi alkana dengan asam sulfat pekat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat dan
dituliskan dengan persamaan reaksi umum:
R-H + HO-SO3H RSO3H + H2O
Dalam reaksi di atas terjadi substitusi satu atom H pada alkana oleh gugus -SO 3H dan subsritusi ini
dinamakan sulfonasi. Dalam reaksi sulfonasi terbukti bahwa laju substitusi H 3 > H2 > H1.

Das könnte Ihnen auch gefallen