Sie sind auf Seite 1von 36

ABSES PERIAPIKAL

oleh:
Ferry Krisnamurti, S.Ked
Audrey Witari, S.Ked
Fadlia, S.Ked
Pembimbing :
drg.Irma Kusumawati

STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Syaipul Bahri
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Anggrek Karang Asam Rt. 07 Rw. 03 Tanjung Enim
Kab. Muara Enim
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : Sarjana
Ruangan : Yasmin D
MRS: 09-09-2015

ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : Pasien dikonsulkan dari
bagian atau Departemen Penyakit Dalam
RSMH untuk dilakukan pemeriksaan gigi
dan mulut untuk mengevaluasi dan
tatalaksana bengkak pada gusi pasien.
b.Keluhan Tambahan : Pasien
mengeluhkan sulit untuk membuka
mulutnya.

c. Riwayat Perjalanan Penyakit: Pasien dengan


diagnosis Adeno Ca Prostat + melena e.c gastric erosive
e.c NSAID. Pasien mengeluhkan bengkak pada gusi dan
nyeri sehingga pasien sulit untuk membuka mulutnya
sehingga dilakukan pemeriksaan terhadap gigi dan
mulut untuk melihat ada tidaknya fokal infeksi. Sejak
10 tahun SMRS penderita sering merasakan nyeri pada
gigi nya, nyeri tersebut dirasakan penderita berdenyutdenyut dan hilang timbul. Os mengatakan tidak
merasakan ngilu saat makan panas atau dingin. Pasien
selama ini tidak pernah memeriksaan gigi ke dokter gigi.

Penderita juga mengeluhkan giginya sering goyang, lalu


penderita sering menggoyangkan giginya tersebut
hingga patah. Sejak 1 bulan yang lalu penderita
mengalami bengkak pada gusi dan berobat ke dokter
gigi di tanjung enim, penderita diberikan obat kemudian
bengkak tersebut hilang perlahan. Saat ini Os kembali
mengalami bengkak dan nyeri pada gusi, nyeri
dirasakan Os seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus.
Os mengatakan gigi kiri belakang bawahnya ada yang
goyang.

RIWAYAT PENYAKIT

RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat Perawatan Gigi dan Mulut Sebelumnya
- Riwayat cabut gigi (-)
- Riwayat tambal gigi (-)
- Riwayat trauma (-)
- Riwayat membersihkan karang gigi (-)

RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat Kebiasaan
Pasien menggosok gigi 2x sehari saat mandi
pagi dan mandi sore.
Kebiasaan mencongkel gigi yang berlubang
dengan tangan / benda asing (-)
Kebiasaan menggoyangkan gigi yang goyang
hingga patah sendiri.
Kebiasaan merokok (+)
Kebiasaan mengonsumsi permen atau coklat (-)

PEMERIKSAAN FISIK
( Selasa, 6 Oktober 2015)
Status Umum Pasien
Keadaan Umum Pasien : Tampak sakit sedang
Sensorium : Compos Mentis
Berat Badan
: 57 kg
Tinggi Badan : 166 cm
Vital Sign
Nadi : 80 x/menit, isi dan tegangan cukup
Respiratory Rate : 20 x/menit
Temperatur : 36,5 0C
Tekanan Darah : 140/80 mmHg

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Ekstra Oral:
Wajah.
Inspeksi: asimetris (+), trismus
(+)
Bibir: tidak ada kelainan
Pembesaran KGB: tidak ada.
Temporo-mandibula Joint:
Dalam batas normal, tidak
ada dislokasi dan clicking

Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa bukal : Terdapat abses pada regio kiri bawah


Mukosa palatum : Tidak ada kelainan
Mukosa labial : Tidak ada kelainan
Palatum : Tidak ada kelainan
Torsus palatinus : Tidak ada
Torsus mandibularis : Tidak ada
Lidah : Tidak ada kelainan
Dasar mulut : Tidak ada kelainan
Ginggiva : Gusi tampak merah, membengkak dan
mengeluarkan nanah (pus) disekitar gigi 3.7 dan gusi
tampak merah terutama pada gigi 1.6, 3.6 dan 4.6

Pemeriksaan Intra Oral


Malposisi
: (-)
Maloklusi
: (-)
Debris
: (+) di seluruh kuadran/regio
Plak
: (+) di seluruh kuadran/ region
Kalkulus
: (+) di gigi posterior pada seluruh regio.
Hubungan rahang : ortognati
Missing teeth : (+), 2 7, 2 8, 4 7, 4 8

STATUS LOKALIS

Odontogram

TEMUAN MASALAH
Abses periapikal pada gingival 3.7
Plak di semua kuadran atau regio
Calculus pada gigi posterior semua regio/
kuadran
Gangren radiks pada gigi 3 5, 3 7, 4 4
Karies Dentin disertai periodontitis grade II
pada gigi 1 6, 3 6, 4 6

RENCANA TERAPI
Abses periapikal
Insisi abses + Ab
Gangren radiks pada gigi 3 5, 3 7, 4 4
Pro ekstraksi
Karies dentin disertai
periodontitis grade II pada gigi 1 6, 3 6, 4 6
Pro ekstraksi + konservatif

Prognosis
Gigi 1 6 Quo ad Vitam & fungsionam
bonam
Gigi 3 5 Quo ad Vitam & fungsionam
bonam
Gigi 3 6 Quo ad Vitam & fungsionam
bonam
Gigi 3 7 Quo ad Vitam & fungsionam
bonam
Gigi 4 4 Quo ad Vitam & fungsionam
bonam
Gigi 4 6 Quo ad Vitam & fungsionam
bonam

: Dubia ad
: Dubia ad
: Dubia ad
: Dubia ad
: Dubia ad
: Dubia ad

HASIL KONSUL
Terdapat fokal infeksi pada gigi pasien ditemukan abses e.c sisa
akar pada gigi 3.7 dengan diagnosis Gangren radix- pro
ekstraksi, ditemukan sisa akar pada gigi 3.5 pro ekstraksi,
ditemukan sisa akar pada gigi 4.4 pro ekstraksi, ditemukan
karies dentin disertai periodontitis grade II pada gigi 1.6, 3.6
dan gigi 4.6 pro ekstraksi+ konservatif.
Saran
Sebaiknya dilakukan ekstraksi gigi 3 7 jika keadaan umum
memungkinkan dan abses sudah mereda, untuk sementara
pasien diberikan antibiotika dan antiinflamasi sesuai TS.
Disarankan untuk melakukan scaling untuk membersihkan
calculus

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI GIGI

ABSES PERIODONTAL
Abses periodontal adalah suatu inflamasi
purulen yang terlokalisir pada jaringan
periodonsium.

KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi abses
Abses gingival
Abses periodontal
Abses perikoronal

Berdasarkan jalannya lesi


Abses periodontal akut
Abses periodontal kronis

Berdasarkan jumlah abses


Abses periodontal tunggal
Abses periodontal multipel

ABSES PERIODONTAL

ABSES PERIODONTAL

ETIOLOGI
Abses periodontal berhubungan dengan periodontitis
Abses periodontal tidak berhubungan dengan periodontitis

ABSES PERIODONTAL

MANIFESTASI KLINIS

Gigi terasa sensitif kepada air sejuk atau panas.


Rasa pahit di dalam mulut.
Nafas berbau busuk.
Kelenjar leher bengkak.
Bagian rahang bengkak (sangat serius).
Suhu badan meningkat tinggi dan kadang-kadang menggigil
Denyut nadi cepat atau takikardi
Nafsu makan menurun sehingga tubuh menjadi lemas (malaise)
Bila otot-otot perkunyahan terkena maka akan terjadi trismus
Sukar tidur dan tidak mampu membersihkan mulut

ABSES PERIODONTAL

PATOGENESIS
Abses gingival sebenarnya adalah komplikasi daripada karies gigi.
Bisa juga disebabkan oleh trauma gigi (misalnya apabila gigi patah
atau hancur). Email yang terbuka menyebabkan masuknya bakteri
yang akan menginfeksi bagian tengah (pulpa) gigi. Infeksi ini
menjalar hingga ke akar gigi dan tulang yang menyokong gigi.
Infeksi menyebabkan terjadinya pengumpulan nanah (terdiri dari
jaringan tubuh yang mati, bakteri yang telah mati atau masih hidup
dan sel darah putih) dan pembengkakan jaringan dalam gigi. Ini
menyebabkan sakit gigi. Jika struktur akar gigi mati, sakit gigi
mungkin hilang, tetapi infeksi ini akan meluas terus menerus
sehingga menjalar ke jaringan yang lain.

ABSES PERIODONTAL

PATOGENESIS
Penyebaran Abses
Periostitis
Abses Gingival
Abses subperiosteal
Fascial abscess

ABSES PERIODONTAL

Penegakan Diagnosis
ANAMNESIS
Rasa nyeri(mulai dari rasa ketidaknyamanan yang ringan sampai rasa
nyeri hebat) , gigi yang ekstrusi dan meningkatnya kegoyangan gigi.
PEMERIKSAAN FISIK
pembengkakan gingival , gingiva yang lunak, membengkak dan sensitif
terhadap perkusi pada gigi yang bersangkutan
supurasi
RADIOLOGI
Pemeriksaan radiografi dapat memperlihatkan adanya tampilan tulang
interdental yang normal atau kehilangan sebagian tulang hingga
terjadinya kerusakan tulang yang parah dan melibatkan sebagian
besar gigi yang bersangkutan.

ABSES PERIODONTAL

TATALAKSANA
Farmakoterapi
Dental procedures
Surgery

ABSES PERIODONTAL

TATALAKSANA
Kehilangan Gigi
Penyebaran Infeksi
Infeksi kejaringan lunak (selulitis fasial, angina Ludwig).
Infeksi kejaringan tulang (osteomielitis mandibula atau maksila).
Infeksi ke bagian tubuh lain menyebabkan abses serebral,
endokarditis, pneumonia, dll.
Dapat terjadi sepsis

ANALISIS KASUS
Tn. SB, 61 tahun AdenoCarcinoma prostat + melena e.c gastric erosive
e.c NSAIDkemoterapi siklus ke 6
Bengkak pada gusi pasien
Sulit membuka mulut akibat bengkak tersebut
Riwayat perjalanan penyakit pada pasien yaitu sejak 10 tahun yang lalu
penderita sering merasakan nyeri pada gigi nya, nyeri tersebut dirasakan
penderita berdenyut-denyut dan hilang timbul. Os mengatakan tidak merasakan
ngilu saat makan panas atau dingin. Pasien selama ini tidak pernah memeriksaan
gigi ke dokter gigi. Penderita juga mengeluhkan giginya sering goyang, lalu
penderita sering menggoyangkan giginya tersebut hingga patah. Sejak 1 bulan
yang lalu penderita mengalami bengkak pada gusi dan berobat ke dokter gigi di
tanjung enim, penderita diberikan obat kemudian bengkak tersebut hilang
perlahan. Saat ini Os kembali mengalami bengkak dan nyeri pada gusi, nyeri
dirasakan Os berdenyut-denyut dan terus menerus. Os mengatakan gigi kiri
belakang bawahnya ada yang goyang.

ANALISIS KASUS

Bengkak pada gusi, nyeri disertai pipi yang juga ikut membengkak
penjalaran abses.
Penyebab pemeriksaan inspeksi, sondase, chlor etil, perkusi dan palpasi.
Pasien mengeluhkan bengkak ini dialaminya untuk yang kedua kali, sebelumnya
penderita telah mengalami bengkak 1 bulan yang lalu, dan sembuh setelah
diberikan obat oleh dokter fokus infeksi dari penyebab abses ini belum hilang
sehingga bengkak ini dapat berulang kembali.
Rasa sakit saat ia menggosok gigi, terkadang juga gusi berdarah ketika
menggosok gigiinflamasi pada jaringan lunak disekitar gigi baik itu dapat berupa
gingivitis dan periodontitis atau menggosok gigi ini memberikan stimulasi yang
merangsang serabut saraf sehingga rasa nyeri timbul
Suspek inflamasi jaringan periodontal kebiasaan oral hygiene pasien yang
buruk berupa kebiasaan gosok gigi 2 kali sehari, namun setiap mandi pagi dan sore
saja, pasien tidak pernah menggosok gigi sebelum tidur, tidak pernah sama sekali
memeriksakan gigi ke dokter gigi dan juga adanya kebiasaan menggoyangkan
giginya yang goyang hingga patah menggunakan tangan.
Faktor- faktor tersebut sangat berhubungan dengan mudahnya terbentuk plak,
calculus dan juga memberikan port dentry untuk mikroorganisme yang nantinya
akan menyebabkan caries dental dan inflamasi pada jaringan periodontal. .

ANALISIS KASUS
Penjalaran Abses:
PeriapikalPada Kasus (nekrosis pulpa berupa gangrene radiks pada gigi 3.7)
Periodontal
Perikoronal.
Saat dikonsulkan ke Poli Gigi dan Mulut keadaan umum pasien tampak kompos mentis, nadi 80
x/m, pernafasan 20 x/m, suhu 36,50 C dan tekanan darah 140/80 mmHg. Pada pemeriksaan
ekstra oral dijumpai bentuk wajah yang asimetris karena adanya bengkak pada pipi sebelah
kiri pasien, pasien juga tidak bisa membuka mulutnya secara lebar (trismus) hal ini
kemungkinan dapat diakibatkan oleh 2 hal yaitu akibat nyeri tersebut atau dapat diakibatkan
oleh penyebaran abses pada otot-otot di rongga mulut. Pada pemeriksaan intraoral bagian
mukosa bukal dijumpai adanya abses yang menyebar dari gingival. Ditemukan Gingivitis
marginalis generalisata yang berarti terdapat inflamasi pada jaringan lunak disekitar gigi
berupa gusi yang tampak merah, membengkak, abrasi, dan mudah berdarah pada regio
posterior gigi namun belum memberikan kerusakan pada tulang. Pada pasien dijumpai plak
(+) pada semua kuadran / regio , didapatkan kalkulus pada gigi posterior atas dan bawah
pada semua kuadran, missing teeth (+) pada gigi 2.7, 2.8, 4.7, 4.8.

Pada status lokalis ditemukan adanya gangren radiks (+) pada gigi 3.5,
3.7, 4.4 yang berarti terdapat sisa akar pada gigi 3.5, 3.7 dan 4.4
yang merupakan tempat subur bagi perkembangbiakan bakteri.,
Ditemukan adanya karies dentin disertai periodontitis grade II gigi
1.6, 3.6, 4.6 hal tersebut didasarkan pada pemeriksaan yang
didapatkan hasil lesi mencapai D4 (dentin), pemeriksaan sondase
dan perkusi (+) pada gigi 1.6, 3.6, dan 4.6. Periodontitis Grade II
menandakan terjadinya inflamasi pada jaringan periodontal yang
telah menimbulkan kerusakan pada tulang sehingga gigi tersebut
pada pemeriksaan mobilisasi dapat bergerak dalam arah vestibular
maupun oral > 1 mm.

ANALISIS KASUS

Dari anamnesis dan pemeriksaan ekstraoral dan intraoral didapatkan


abses pada regio gingival-buccal kiri dengan fokal infeksi terdekat berupa
gangren radiks pada gigi 3.7, plak pada semua regio, kalkulus pada gigi
posterior pada semua regio, gingivitis marginalis, gangren radiks 3.5, 4.4,
karies dentin disertai periodontitis grade II pada gigi 1.6, 3.6, 4.6.
Rencana terapi yang diberikan pada pasien ini adalah pro ekstraksi
gangren radiks dan karies dentin dilanjutkan dengan pro konservasi seperti
penambalan gigi, kemudian juga dilakukan pro scalling untuk
membersihkan plak dan calculus. Selain dilakukan beberapa rencana
tindakan juga dilakukan perawatan dengan menjaga oral hygiene pasien.
Mengedukasikan kepada pasien mengenai oral hygiene untuk mengatasi
adanya komplikasi yang lebih lanjut. Edukasi juga dilakukan pada pasien
dalam pemilihan makanan seperti menghindari makanan yang keras,
terlalu panas dan yang mengandung banyak gula seperti yang dikonsumsi
dalam intensitas sering dan jumlah yang banyak, pasien juga diajarkan
cara menyikat gigi yang benar dan teratur serta pentingnya memberitahu
kepada pasien mengenai kunjungan ke dokter gigi setiap 6 bulan

TERIMA KASIH

Das könnte Ihnen auch gefallen