Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Ulasan
Ulasan | An-Nafri
BAB 1
Tentang Tauhid
Allah berseru kepada hamba-Nya.
(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).
BAB 2
Ujian
<*> Hikmah yang terkandung di balik penciptaan
dunia dan ujian bagi manusia<*>
Al-Imam An-Nafri mengatakan : Bahwa tubuh (Jasad)
itu adalah suatu hakikat yang akan sirna dan bahwa
tubuh itu merupakan batu ujian yang diciptakan oleh
Allah untuk menguji Ruh.
Sifat-sifat manusiawi dengan apa yang ada padanya
dari syahwat-syahwat dan keinginan-keinginan serta
kemauan-kemauan yang di ikuti dengan pelanggaranpelanggaran, adalah juga sebagai cobaan dan ujian
dari tujuan Roh.
Tiada wujud yang sebenarnya, kalau di tilik dari sifat
manusia yang dikaitkan dengan kemanusiaan, tetapi
yang ada hanyalah daya yang merangsang untuk
menguji Ruh agar dapat diketahui dan dikenal sampai
di martabat yang dapat dicapai.
Apakah Ruh itu bisa mencapai nisbatnya kepada
Allah, lalu Roh mengarahkan segenap kemampuannya
untuk merindukan dan mencintai Allah, ataukah Roh
itu tertarik oleh jasad dengan memanjakan syahwatsyahwatnya.
8
U j i a n | An-Nafri
U j i a n | An-Nafri
An-Nafri | U j i a n
11
BAB 3
12
13
BAB 4
14
15
BAB 5
Huruf
Allah berseru kepada hamba-Nya.
(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).
Huruf dirangkai menjadi perkataan, dari perkataan
menjadi pendapatan; Pendapatan bersama dengan
perkataan akan menjadi bilangan. Pendapatan
disatukan dengan bilangan perkataan, dan bilangan
perkataan disatukan dengan bilangan pendapatan
menimbulkan kekuatan magis. Dan atas dasar hukum
Peringatan hal yang demikian adalah masuk dalam
kekufuran.
Hukum bilangan kata adalah hukum bantahmembantah (sengketa) yang satu berlawanan dengan
yang lain, hal demikian membawa kepada kepiluan
dan kecemasan, hal yang demikian adalah
kemustahilan belaka dan menjadikan ketergantungan
dan ke guncangan.
Asma (nama-nama) dan sifat-sifat dan Afal
(perbuatan-perbuatan) adalah hijab belaka atas Zat
Ilahiat. Karena sesungguhnya Zat Illahiat itu tidak
dapat menerima pembatasan. Zat Illahiat itu berada
pada tingkat ketinggian, sedang pelepasan
(Penanggalan - Tajried) dan Asma dan Sifat adalah
urut-urutan yang menurun (Tanazzilat).
16
H u r u f | An-Nafri
17
H u r u f | An-Nafri
19
H u r u f | An-Nafri
BAB 6
Arti Ayat
Dan Bahwa Hanya Kepada Tuhanlah Kesudahan
Segala Sesuatu (Qs. An Najm 53:42)
Allah berseru kepada hamba-Nya.
(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).
Engkau berhasil mendapatkan segala sesuatu
daripada Ku, maka dimanakah kekayaanmu???
Engkau ku luputkan dari segala sesuatu, maka
dimanakah kefakiranmu??
Aku yang melindungi engkau dari api neraka, maka
dimana letak ketenengan dirimu??
Ku menangkan engkau dari Surga, maka dimana
pula letak kenikmatanmu??
Hanya Aku ketenangan mu, dan di sisi Ku
kediamanmu, dan di anatara kedua tangan Ku tempat
berdirimu, andaikan engkau ingin mengetahui.
Akulah, kesudahn itu.
Dan tiada kebahagiaan tana kesudahan itu.
Ku ciptakan engkau untuk Ku... berada di sanding
Ku... supaya engkau menjadi tatapan pandangan Ku
dan Aku menjadi tujuan pandangan mu.
Aku tidak rela engkau hanya berada dalam
kedudukan berdzikir saja, atau ibadah saja, maka Ku
dirikan pintu-pintu dan jalan-jalan. Aku sampaikan
engkau agar dapat mencapai untuk melihat Ku,
sebagaimana ayat di bawah ini :
An-Nafri | Arti Ayat
21
22
BAB 7
23
BAB 8
Sebutan A K U
Tidak akan diucapkan kalimat AKU melainkan
oleh orang yang berkawan dengan kelengahan dan
oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat :
Ku, pesona dunia masih mencengkeram dirimu,
masing-masing akan menyambar dirimu dengan
seruan kepada zat dirinya, engkau masih saja dalam
kegaiban yang kelam daripada Ku.
Maka apabila engkau telah melihat AKU dan
Aku pun telah bernyata di hadapanmu, tetapkan
keteguhanmu, maka tiada Aku lagi malinkan AKU.
Telah ku ciptakan untukmu dan untuk sesuatu
menjadi tujuan, antara lain tujuan itu adalah Cintamu
kepada dirimu sendiri itulah tetesan faham (kalimat)
yang engkau warisi, kata-katamu aku adalah egomu
sendiri (AKU berlepas diri dari anggapan yang
demikian). Dan tidak lain Zat itu melainkan
kepunyaan Ku, dan tidak lain Aku itu kecuali untuk
Ku semata. AKULAH yang DIA itu AKU, adapun
hakikatmu, bukanlah zat dan bukan pula persoalan,
hanya sesungguhnya engkau berada pada pembagian
yang bersifat wahami (dugaan), hal ini disebabkan
karana caramu berpikir dan pencapaianmu pada
pendakian jiwa dan persoalan.
24
Sebutan A K U | An-Nafri
An-Nafri | Sebutan A K U
25
BAB 9
Ilmu Pengetahuan
ILMU adalah merupakan satu upaya untuk mencapai
sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian dalam ulah
lingkungannya, dan penempuhannya diperlukan
adanya gerak dan perjalanan disertai tata tertib dan
peraturan-peraturannya yang tertentu yang ada
padanya; Yaitu ilmu pengetahuan yang membahas
tentang ketentuan-ketentuan.
Bilmaqadir = tentang kadar banyaknya.
Alkammiyat
=
dan
tentang
hubunganhubungannya
Al ilaqat = Akan tetapi ilmu itu agak lemah
terutama untuk mencapai teka-teki yang
memerlukan pemecahan, Apakah ini dan apakah
itu (Almahiyat), dan pula untuk mencapai hakikathakikat yang ada taraf kesudahannya. Dan ilmu itu
dalam persoalan ini kedudukannya tidak lebih dari
alat yang kurang mempunyai kesempurnaan yang
malahan kadang-kadang menyesatkan.
Al Imam An Nafri berkata :
Ilmu itu sendiri merupakan tirai penutup atas apa
yang sudah menjadikan pengetahuannya; yang
seyogyanya tidak demikian halnya.
Seorang yang banyak berilmu (Ulama) terdinding
oleh kesadarannya sendiri, sama halnya dengan si
26
27
28
29
(tidak
30
31
33
BAB 10
Rahasia
As-sir (rahasia), adalah laksana sesuatu yang
terselubung dalam kelembutan dan kehalusan, yang
tersembunyi di dalam diri manusia, halnya seperti
keadaan roh, hati dan matahati.
Kami biasa mengucapkan : Naiknya sudah sampai
pada pencapaian Rahasia Tuhan; ucapan ini rumus
untuk sebutan maut, yakni keluarnya roh dari tubuh.
Dan Allah berseru kepada hamba-Nya :
Hai hamba!! Sir mu yang tersembunyi
berkekuatan melebihi kekuatan bumi dan langit.
itu
R a h a s i a | An-Nafri
35
36
R a h a s i a | An-Nafri
BAB 11
Bersama Allah
37
BAB 12
Dengarkan Isi
Perjanjian Pengangkatanmu
Aku ditegakkan berdiri di antara kedua tangan Nya;
lalu ia berseru :
Tiada kufitrahkan padamu agar engkau tunduk
kepada ilmu pengetahuan, tiada pula Ku didik engkau
agar berdiri di depan pintu-pintu selain pintu Ku; tida
pula Aku mengambil kawan duduk semajelis agar
engkau mengajukan permohonan pada Ku untuk
duduk bersama selain Ku. Hendaklah engkau ketahui
siapakah engkau, maka pengetahuanmu tentang
dirimu adalah merupakan suatu peraturan bagimu
yang tiada akan roboh, dan suatu ketenangan untuk
mu yang tiada akan lenyap.
Engkau adalah hamba Ku.
Engkau hidup dengan Ku, karena tiupan roh Ku, dan
kepada Ku engkau kembali, dan dengan Ku engkau
akan bangkit, dan kepada Ku engkau bernasab. Ku
ciptakan engkau agar engkau menjadi tatapan
pandangan Ku, dan engkau akan menjadi pengurai
Nama-nama Ku; Ku ciptakan dunia ini untukmu dan
pula Ku sujudkan kepadamu; dan Ku ciptakan segala
sesuatu demi engkau, Ku bentuk engkau demi Aku
supaya engkau menjadi ahli Hadirat Ku; Ku pilih
engkau demi kemuliaan himpunan Ku; Ku gemarkan
engkau bersama Ku; Ku fitrahkan engkau sesuai
dengan gambaran Ku.
An-Nafri | Perjanjian Pengangkatanmu
39
41
42
BAB 13
Penglihatan
Allah berseru kepada hamba-Nya.
(Pahami QS.Al-Insylqaq 84.6).
Hai hamba! Menundukan kepala ke bawah, adalah
merupakan lalu-lintas dunia dan akhirat, dan
melepaskan pandangan adalah merupakan penjara
dunia dan akhirat (penglihatan adalah laksana penjara
dunia dan akhirat dalam arti jika penglihatanmu
engkau menjadikan sedemikian rupa, memandang
wajah ayu dan cantik, maka di balik wajah ayu dan
cantik terbukalah pintu penjara dan engkau menjadi
budaknya, maka engkau akan luput kehilangan arah
dari dunia dan akhirat).
Orang yang menoleh ke kanan dan ke kiri sudah
tidak layak lagi berjalan bersama Ku (karena dia
sudah disibukan oleh pikirannya yang tidak menyatu
lagi, sudah bercerai berai dan tidak lagi mendengar
kata-kata Ku).
Hai hamba ! Perihalah hatimu dari jurusan matamu,
kalau tidak, maka engkau tidak lagi dapat
memeliharanya untuk selama-lamanya.
Hai hamaba! Peliharalah matamu, niscaya Ku jaga
hatimu (Yakni Ku pelihara hatimu dari ketidaktetapan
dan ketidakmantapan)
An-Nafri |
43
44
Penglihatan | An-Nafri
BAB 14
45
46
| An-Nafri
BAB 15
47
48
| An-Nafri
BAB 16
49
50
BAB 17
51
BAB 18
53
55
BAB 19
An-Nafri |
57
BAB 20
Hijab Hijab
Hijab-hijab Zat Ilahiat itu, dala lima :
1.
Hijab A yan (Ayan = segala mahluk yang
diciptakan oleh Allah).
2.
Hijab Ilmu
3.
Hijab Huruf
4.
Hijab Asma (Nama-nama)
5.
Hijab Kejahilan (kebodohan)
Dunia dan akhirat dan apa yang ada di antara
keduanya dari makhluk-makhluk, adalah hijab Ayan
dan setiap ain (mata) dari kesemuanya itu adalah
hijab Ayan atas dirinya sendiri dan hijab atas
selainnya.
Dan Hijab Ilmu dikembalikan pada hijab ayan,
karena ilmu itu hasil pembahasan terhadapnya dan
terhadap pada peraturan-peraturannya.
Dan hijab huruf adalah hijab hukum...
Dan Asma (nama-nama) adalah hijab atas apa yang
dinamai..
Terakhir adalah Hijab Kejahilan (kebodohan) yang
mana tidak dapat diungkapkan melainkan pada Hari
Kebangkitan (Hari kiamat).
58
BAB 21
1.
Hai hamba Bila engkau telah menghilangkan
(melalaikan) hikmat kebijaksanaan apa yang telah
engkau ketahui, maka apa yang akan ngkau perbuat
dengan ilmu yang tiada engkau ketahui itu ?
2.
Hai hamba! Kesedihan yang menimpa dirimu,
adalah kesedihan yang sebenar-benarnya, (yakni bilai
engkau telah melalaikan Daku, maka sesungguhnya
engkau telah melalaikan sesuatu yang tiada lagi
gantinya).
3.
Hai hamba! Jika bukan karena Shomad Ku
(shomad = kesudahan dari semua pinta), niscaya
engkau tidak menemukan tujuan permintaanmu. Dan
jika bukan karena Dawam Ku (dawam = yang terus
menerus tanpa hentinya) niscaya engkau bosan,
4.
Hai hamba! Aku lebih utama bagimu daripada
apa yang Kunyatakan, sedangkan engkau lebih utama
bagi Ku dari apa yang Ku sembunyikan.
5.
Tanda ampunanku di dalam suatu ujian, ialah
bahwa ujian itu menjadi suatu ilmu pengetahuan
bagimu.
An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah
59
6.
Siapa yang Ku bodohkan, Ku beri dalih dengan
kejahilan, Aku bermuslihat dengan ilmu pengetahuan
Ku terhadap siapa yang Ku bodohkan.
7.
Hai Hamba! Andaikan Ku beritahukan padamu
apa yang terkandung di dalam penglihatanmu itu,
maka pastilah engkau akan merasa sedih masuk ke
dalam surga.
8.
Hai Hamba! Barang siapa yang sudah melihat
Ku, maka ia akan dapat melampaui ucapan dan
diam dan melangakahi Ilmu pengetahuan dan
kebodohan dan melangkahi epmbatasan.
9.
Hai Hamba! Manakala engkau memohon,
hendaklah engkau berdiri menghadap kepada Ku,
niscaya engkau Ku beri, Jangan sekali-kali engkau
berdiri menghadap kepada permohonanmu, yang
demikian membuatmu terhijab dan Ku tolak.
10. Aku sendiri adalah bukti nyata, dan tiada
selain Ku yang dapat dijadikan bukti.
11. Tanda-tanda keyakinan adalah keteguhan, dan
tanda-tanda keteguhan adalah keamanan dalam
menghadapi bahaya.
12. Siapa yang menyembah kepada Ku demi wajah
Ku, niscaya akan kekal. Siapa yang menymbah pada
Ku karena takut siksa Ku, niscaya akan berhenti tanpa
kelanjutan; dan siapa yang menyembah pada Ku
karena rakus dalam kenikmatan Ku, niscaya akan
putus.
60
61
63
65
66
67
dengan
Kemuliaan,
Keperkasaan.
yang
berhijab
dengan
69
72. Hai hamba! Apabila Aku menjadi terangcemerlang bagimu, nicaya akan putus segala sebab
musabab, dan apabila engkau telah melihat Ku,
niscaya akan putus segala nisbah.
73. Aku telah menguji engkau antara ilmu Ku dan
ilmumu, dan Ku uji pula antara hukum Ku dan
hukummu.
74. Pengetahuan-pengetahuan yang bersumber dari
selain Ku, dapat diingkari oleh pengetahuanpengetahuan yang berasal daripada Ku.
75. Ucapan segala sesuatu merupakan hijabnya,
apabila berkata, maka segala sesuatu terhijab oleh
ucapannya sendiri.
76. Makrifat
yang
bersikap
diam
dapat
menghukum, dan makrifat yang berbicara dapat
menyeru.
77. Aku lebih dekat dari apa yang dirasakan dengan
ilmu pengetahuan, dan Aku lebih jauh untuk dicapai
dengan ilmu penegetahuan.
78. Aku ditegakkan berdiri di antara kedua tangan
Nya, lalu ia pun mengajukan pertanyaan : Apakah
engkau melihat selain Ku? Kujawab : Tidak....... Lalu
ia berkata pula : Sekali-kali tiadalah engkau dapat
melihat Ku melainkan di antara kedua tangan Ku.
Inilah dia! Engkau menyingkir dan melihat kepada
selain Ku, niscaya engkau tidak akan melihat Ku
lagi....... Bila engkau melihatnya (selain Ku), maka
An-Nafri | Apa apa yang diserukan Allah
71
73
75
76
77
79
Berada di sisi Ku
Maka aku akan bersamamu. Akulah yang akan
menghadapi rintangan dan halangan.
109. Bermula adalah tahap penyaksian (Al
musyahadah) dengan menafikan khatir (lintasan hati)
kemudian menafikan makrifat, lalu menafikan dirinya
sendiri yang bermakrifat, terakhir menafikan aku
(Al ana).
80
81
82
83
baiknya : Jadilah
pelukisnya
lukisan
agar
dilihat
oleh
85
134. Engkau telah mengenal Ku, dan mengenal ayatayat Ku. Barangsiapa yang telah mengenal ayat-ayat
Ku, maka ia pun telah bebas lepas dari tanggungan
alasan apapun. Bila engkau sedang duduk, jadikanlah
ayat-ayat Ku berdiri di sekatarmu; dan jangan keluar
jika engkau keluar, keluar pulalah engkau dari
benteng Ku. (Yang dimaksud dengan ayat adalah
kamimat Tauhid).
135. Adab sopan santun para wali-wali itu, ialah
mereka tiada mengurusi sesuatu dengan kemauan
keras, sekalipun mereka mengetahui dengan tinjauan
akal dan budi luhurnya.
136. Bila engkau di datangi oleh panggilan
hatimudan engkau lengah tiada melihat Ku, maka
sesungguhnya engkau sudah dilambai oleh lidah api
Ku, maka sebagaimana yang dilakukan oleh para
wali-wali Ku (orang-orang yang beriman dan
bertakwa) niscaya akan Ku perlakukan terhadap
padamu sebagaimana layaknya Aku memperlakukan
para wali Ku, maka katakanlah :
YA Allah! Inilah malapetaka uji cobaan Mu! Maka
ku harapkan kelembutan Mu, terhadap padaku, dan
limpahkanlah kasi sayang Mu, padaku.
137. Orang yang berdiri di hadirat Ku, melihat
makrifat itu baikan arca-arca, dan melihat ilmu
bagaikan azlam (anak panah peramal nasib).
138. Ilmu yang mantap tak berbeda dengan kejahilan
yang mantap.
86
87
89
mencerai-beraikanmu
lenyapkan.
berarti
engkau
akan
Ku
90
91
93
95
96
97
Kedustaan
hati
adalah
menginginkan
keinginan-keinginan.
99
BAB 22
101
103
104
BAB 23
105
107
109
BAB 24
111
113
(6)
BAB 25
Kesabaran
Pintu yang terdekat dengan pintu Ku adalah pintu
kesabaran. Demikianlah kata Tuhan kepadaku: Tiada
pintu lagi antar Ku dan antaranya, dan pintu-pintu lain
berada di belakang pintu sabar. Setiap pintu satu
hijab, dan pintu kesabaran tidaklah berhijab, maka
hendaklah engkau iqamah di dalamnya.
Engkau menginginkan Tuhanmu?
Hendaklah engkau memandang kepada Nya dan
bersabar, hingga Dia yang mendahuli!
Engkau menginginkan Tuhan mu?
Hendaklah engkau memandang kepada Nya dengan
kekhusukan, sampai Dia yangmengajakmu!
Tutur Tuhan kepadaku : Bila engkau menjadi seorang
yang mulaia dengan kesabaran atas Ku dan kesabaran
atas Ku itu menjadikan engkau mulia; Karena
sesungguhnya engkau telah berdiri di Gerbang
Kesabaran, berarti engkau berdiri di kemuliaan, maka
ucapkanlah kalimat-kalimat kesabaran. Dan kata Nya
: Kalimat-kalimat pintu kesabaran ialah : Ya... Tuhan
ku! Engkaulah yang berkuasa berbuat atas segala
sesuatu.
IA telah mendatangi hamba Nya dengan suruhan :
Hendaklah engkau mengerjakan sesuatu ini dan itu!! I
An-Nafri | K e s a b a r a n
115
K e s a b a r a n | An-Nafri
An-Nafri | K e s a b a r a n
117
BAB 26
PELINDUNGKU
DARI
HAWA
119
BAB 27
120
BAB 28
Akal Budi
Akal budi itu menjelaskan kepadaku : Kediamanku di
dalam hikmat kebijaksanaan, rumah hikmat
kebijaksanaan tiada berpintu, dan tiada pagar, mudah
dimasuki ... kebenaran dan kebatilan tiada berbeda,
yang indah dan yang buruk dapat memasukinya.
Sluruh rumah dipenuhi dengan pintu-pintu dan itulah
rumah tanpa atap tanpa naungan, tiada juga tanah
untuk dasar rumah itu, segala sesuatu bebas masuk ke
dalam, segala sesuatu boleh berkata sesuka hati,
pengaduan apapun ku terima, boleh saja aku dimusuhi
dan aku berada di setiap kemauan.
Engkau telah memasuki Hadirat itu dan engkau telah
meninggalkan aku dengan Nur cahaya maqammu,
tetapi aku tetap bersamamu, aku tidak akan
meninggalkan engkau, karena maqamku itu ada di
dalammu, maka tiada ku terima pemberitahuan
apappun daripadamu dan aku pun tidak mengerti
sikapmu... demikianlah penjelasan akal.
(Akal budi itu suatu alat untuk mengenal dan
mengetahui sesuatu, serta menjadi tali penghubung
pula, dan kesudahannya ia dapat mencapai hikmat
kebijaksanaan untuk membina dan menyusun dengan
satu perhitungan yang tepat. Dan inilah batasbatasnya serta melangkahi dengan berupaya menuju
An-Nafri | Akal Budi
121
122
BAB 29
123
124
BAB 30
Penglihatan KUN
Hendaklah engkau terbang menuju kepada Ku Wahai
hamba Ku! Jika engkau tidak sanggup maka
Menyebranglah Wahai yang lemah.
Jika kedua cara di atas tidak mampu engkau lakukan,
maka cara terakhir adalah menjeritlah kepada Ku.
Wahai yang karam! Hingga engkau tiba di maqam
tempatmu berdiri pada Ku, agar dengan demikian Ku
angkat engkau ke tempat penghentian sebelum
KUN (jadilah).
Baik yang engkau lihat maupun yang engkau dengar
di tempat penghentian, itu semua adalah ilmu Ku,
tidak dapat engkau mengetahui dalam maqam mu
yang rendah.
Yang sudah engkau ketahui adalah giliranmu yang
pertama, yaitu kehidupanmu di dunia ini, hal ini
jangan hendaknya engkau datang pada Ku dengan
sesuatu dari apa-apa yang telah terungkap padamu.
Dan sesungguhnya, Aku akan mengeluarkan engkau
kepada kekuasaan kerajaan Ku dalam kehidupan di
akhirat.
Adapun giliran mu yang ke dua, adalah dari apa yang
tidak engkau ketahui dan tidak akan Ku beritahukan
An-Nafri | Penglihatan KUN
125
126
BAB 31
127
128
BAB 32
Nafsu
Aku telah ditegakkan berdiri di hadapan nafsu, maka
kulihat kekuasaan serta kerajaan keseluruhannya,
lengkap disertai dengan bangunan-bangunan,
mahligai-mahligai dan ku lihat di samping nasfu
ilmu seluruhnya, Makrifat semuanya, Akal
budi dengan kecerdasannya, kesemuanya itu sebagai
pelayan-pelayannya, nama-nama, huruf sebagai
tentaranya dan pembantu-pembantunya.
Dan Tuhan bertutur kata kepadaku : Nafsu itu adalah
musuhmu! Maka jangan mengajak berbicara! Ajakan
bicaramu akan disertai ilmu, sesungguhnya tiadalah
engkau dapat mengajaknya bicara melainkan dengan
ilmu, sedangkan ilmu itu bala tentaranya dan akal
budi itu pelayan-pelayannya, nafsu itu tidak putusputusnya berbicara, Ia tidak dapat diam lalu
mendengarkan dengan baik; Bila engkau ajak bicara
ia pura-pura mendengarkan, sedangkan ia hanya mau
mendengarkan kata dan suara hatinya, serta
keinginan-keinginannya sendiri saja.
Dan Tuhan melanjutkan tutur kata Nya : Bila engkau
mau menaklukkan nafsu itu dan menguasai raumahrumahnya, bila engkau mau menundukan nafsu, maka
jangan sekali-kali mengajaknya berbicara, dan
sembunyikan
laparnya,
sebagaimana
ia
menyembunyikan kenyangnya. Sembunyikan di balik
belakang di mana ia memanggilnya serta merta
An-Nafri | N a f s u
129
meninggalkan tentaranya dan meninggalkan mahligaimahligainya, dan balik kembali membawa persoalan
yang sama, yaitu mengajakmu bicara tentang
persoalan lapar, bukan persoalan yang lain, maka
jangan disahuti bicaranya dan jangan pula
menyambutnya, karena sesungguhnya bila engkau
melayaninya bicara atau menjawab bagaikan engkau
memberi peluang padanya untuk menarikmu dan
merangsangmu,
lalu
ia
akan
berani-berani
mengeluarkanmu dari pada apa yang selama ini
engkau rahasiakan dan sembunyikan.
Dan bila ia telah berhasil mengeluarkan mu daripada
apa yang engkau rahasiakan dan sembunyikan,
niscaya ia akan memperoleh kemenangan. Dan
andaikan engkau mengajaknya bicara dengan ilmu,
niscaya ia akan mengalahkanmu, karena ilmu dan
makrifat itu adalah bala tentaranya.
Itulah perumpamaan tentang nafsu, ibarat engkau
mengejar-ngejar musuhmu yang berada di hadapan
antara kedua tanganmu, sehingga apabila engkau
dapat menduduki dan menguasai rumah-rumahnya
niscaya ia akan keluar menyelonong dari belakang
punggung mu. Maka hendaklah engkau merahasiakan
dan menyembunyikan laparnya nafsu dan hendaklah
engkau
tetap
berteguh
merahasiakan
dan
menyembunyikan,
sebaliknya
jangan
engkau
merahasiakan dan menyembunyikan kedudukan dan
kemauan nafsu itu, karena dengan demikian engkau
akan keluar dari merahasiakan (laparnya) kepada
merahasiakan,
dan
menyembunyikan
kepada
menyembunyikan.
130
N a f s u | An-Nafri
An-Nafri | N a f s u
131
BAB 33
133
BAB 34
135
BAB 35
Bukti Nyata
Tuhan ku berseru kepadaku :
(1)
Ilmu Ku itu menceraikanmu daripada Ku, dan karunia
Ku memalingkanmu daripada Ku; Hendaklah engkau
menjadi dengan Ku (bukan dengan ilmu Ku dan
bukan dengan karunia Ku); Ku nyatakan ini padamu
tanpa sebab yang menghukum, yang mana hukum itu
telah nyata dalam segala sebab, Engkaupun akan
memikul segala sesuatu yang mana segala sesuatu itu
tiada sanggup memikulmu, dan engkau akan meliputi
segala yang nyata tidak dapat meliputi engkau.
(2)
Bukti nyata Bukanlah suatu perkataan, dan ia
dalam perkataan; bukan pula ilmu dan ia dalam ilmu,
bukan pula makrifat, tetapi ia di dalam makrifat.
(3)
Bukti nyata itu, ialah yang dapat dengannya engkau
mengenal
dalam
engkau
melihat
dengan
penglihatanmu pada Ku, dan makrifat itu ialah apa
yang dengannya engkau dapat mengenal dalam
kegaiban Ku; Makrifat itu juru bicara Ku untuk bukti
Ku yang nyata, sedang Bukti nyata itu juru bicara
Berdiri Ku sendiri (Qoyyumiati); Dan Diam itu,
136
137
(8)
Siapa yang tidak mau menyerahkan kepada Ku apa
yang telah diketahui, niscaya akan Ku buka apa yang
telah diketahui, niscaya akan Ku buka baginya pintupintu pendapat tentang hal yang berkaitan dengan
pengetahuan, lalu ia condong memasukinya, dan akan
Ku dorong masuk ke dalamnya, maka terhijablah ia.
(9)
Jika keterbatasan-keterbatasan itu memberikan
kepadamu, maka kumpulkanlah, dan jika Aku yang
memberikan kepadamu, maka jangan dikumpulkan.
( 10 )
Jangan engkau berpisah dari pendapat yang
bermaksud hanya tertuju kepada Ku semata-mata,
hendaklah lisan keadaanmu selalu dan selamanya
atas... Ilahi Hanya Engkaulah maksud tujuanku;
Dengan demikian engkau akan memenangkan dengan
sesuatu kekuatan yang tak terkalahkan, bahkan dirimu
sendiri akan menaatimu.
( 11 )
Jika engkau telah mengetahui dan meyakini sepenuh
keyakinan, maka hindarkan dirimu dari menghukum
dan serahkanlah hukum itu kepada Ilmu Ku karena
sesungguhnya tiada hukum melainkan Kepunyaan Ku.
139
BAB 36
Merantau
Bila engkau ditimpa kemurungan karena panggilanpanggilan dirimu, hendaklah engkau bertenang
dengan istrimu, jika masih juga belum hilang,
datangilah orang seilmu denganmu, kalaupun belum
juga hilang pergilah ke ahli makrifat, orang-orang
saleh, jika masih juga belum hilang kemurunganmu,
merantaulah di muka bumi,
Jika dengan perantauanmu masih juga hilang
kemurunganmu, maka lazimilah berdiri di depan
Pintu Ku, jika belum juga hilang, maka bersabarlah...
Jika belum juga hilang, maka bersabarlah,, jika belum
juga hilang, maka bersabarlah, niscaya akan terbuka
Nur-Nya bagimu dan tiadalah engkau akan keluar
darpada Nya atas sesuatu yang memurungkan....
sekali lagi bersabarlah dan nantikan... (dengan
kesabaran).
140
M e r a n t a u | An-Nafri
BAB 37
141
BAB 38
142
143
BAB 39
145
146
BAB 40
147
148
BAB 41
149
150
BAB 42
151
BAB 43
153
BAB 44
155
BAB 45
DOA
YA Tuhanku !
Denganku daku hina; Dengan Mu daku mulia;
Denganku aku papa; Dengan Mu aku kaya;
Denganku daku lemah; Dengan Mu daku perkasa.
Tiada yang dapat mengetahui kehinaanku,
kepapaanku, dan kelemahanku selain Mu.
Maulaya! Makrifat dalam hati menuntut demi untuk
Mu atas diriku, sedangkan daku khusuk di ambang
gerbang pintu Mu, bersujud di dalam lapangan Mu
nan luas, ku datang menghampiri Mu dengan penuh
noda dan dosa, Ku mohon maaf ampunan Mu serta
kemurahan Mu, ku minta tersingkapnya tabir penutup
untuk bertobat dan kembali pada Mu.
Malulaya! Andaikan Engkau pikulkan atas pundakku
beban dosaku.... tidaklah bumi dapat mengangkatku,
156
157
BAB 46
BAB 47
159
160
161
163
BAB 48
165
BAB 49
166
BAB 50
DIA
167
168
D I A | An-Nafri
BAB 51
169
BAB 52
arif
dianugrahi
penyaksian
171
173
TENTANG HIJAB
175
177
179
(2)
Jangan hendaknya engkau berlaku kejam atas siapa
pun dengan zat dirimu. Ingatlah!! Keperkasaan itu
bukan kepunyaanmu; Keperkasaan itu adalah milik
Ku sendiri.
(3)
Aku ditegakkan berdiri di dalam sesuatu, maka oleh
Nya aku di bawah kepada nama-nama, akupun
ditegakkan berdiri dalam nama-nama itu, lalu aku
dibawa pula ke arti mankna-arti makna itu, setelah
itu aku dibawa pula ke arti makna-arti makna itu,
setelah itu aku dibawa kepada diriku dan
ditegakkan berdiri pula di dalamnya.
Dari diriku aku dibawa ke dunia akupun
ditegakkan berdiri pula di dalamnya, dari dunia aku
dibawa ke syirik dan kufur Dan kata Nya : Bila
kemauna-kemauanmu berkisar dalam lingkaran itu,
jangan diharap engkau dapat masuk ke Hadirat Ku....
dan Ia berkata Tengoklah kepada kemauan keraskemauan keras itu! Maka kulihat kemauan keras
yang tidak berdiri di antara kedua tangan ya, akan
berdiri di antara kedua tangan iblis.... mau ataupun
tidak.... dan aku lihat iblis melambai sambil menyeru
kepada kemauan-kemauan keras itu kepada dirinya
masing-masing.
Lambaian itu pun disetujui, maka berdirilah di anatara
kedua tangannya dalam keadaan terhijab dengan diri
dirinya sendiri.
Ia berkata kepadaku : Aku yang memanggil
kemauan-kemauan keras itu kepada Ku bukan
180
181
183
(10)
Tinggalkan dirimu ! Dalam engkau meninggalkan
dirimu, engkau akan memperoleh kemenangankemenangan atasnya (bila engkau merasa cukup,
sudah tidak lagi membutuhkan pada dirimu, walau
dirimu dalam kebinasaan sekali pun, itulah arti
kemenangan atas dirimu).
(11)
Luput ketinggalan suatu nasib bersama keluputan dari
keridaan, adalah merupakan suatu penyakit.
(12)
Ada kebiasaan yang bersumber dari dosa-dosa yang
dilakukan kelompok manusia-manusia, dapat
membentuk arca-arca sembahan, yang mana sumber
kekuasaan arca-arca itu atas manusia-manusia
disebabkan karena kebiasaan yang dilakukan berulang
kali. Misalnya apa yang dilakukan oleh orang-orang
Samiri yang telah membentuk dari perhiasanperhiasan yang dicuri oleh Bani Israel berupa se
ekor anak sapi yang dapat mengeluarkan suara
lenguhan.
(13)
Hai hamba ! Bila engkau mengenal Aku, maka
tinggalkanlah apa-apa selain Ku, sekalipun ap yang
selain Ku itu pernah melihat Ku, dan tinggalkan pula
apa yang pernah dilihatnya, walaupun dengan Ku ia
datang... Ha hamba! Bila engkau merasakan
ketentraman dengan perkenalan kepada selain Ku,
184
(14)
Syarat keridaan itu ialah penilaian sama antara
penolakan dan pemberian.
(15)
Ilmu itu lisan lahir, dan makrifat itu lisan bathin
(16)
Hukum kenyataan itu seluruhnya adalah ketakutan...
Dan bahaya itu mendapingi setiap hukum (karena
segala yang nyata dari apa yang lahir itu akan
berkesudahan pada kelenyapan.
(17)
Ilmu minuman jiwa; makrifat itu minuman hati;
Hukum itu minuman akal; dan Kepuasan itu minuman
Ruh
(18)
Kejahilan itu lintasan hati di dalam ilmu; Ilmu itu
lintasan hati di dalam karifat; Makrifat itu lintasan
hati di dalam perkenalan; pekenalan itu lintasan hati
di dalam waqwah; Waqwah itu kesudahan, tiada lagi
bahaya dan tiada pula lintasan hati,
(19)
Akal itu merupakan alat bagi ilmu; Ilmu itu
merupakan alat bagi makrifat; makrifat itu merupakan
alat bagi perkenalan; dan perkenalan itu bukanlah alat
An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan
Martabat martabatnya
185
186
187
(24)
Lemparkan apa yang dengannya Aku rahasiakan, dan
lemparkan apa yang dengannya Aku nyatakan.....
Engkau adalah lebih mulia atas Ku daripada apa yang
telah dan akan Ku katakan kepadamu, maka
bagaimmana engkau memikul dan membawanya
kepada Ku, sedangkan engkau lebih perkasa di sisi Ku
daripada apa yang telah dan akan engkau katakan
kepada Ku; Maka janganlah engkau menjadi
kendaraan bagi selain Ku, niscaya engkau di dampingi
oleh derita dan malapetaka yang akan berembunyi di
dalam afiat itu. Jadilah engkau untuk Ku, bukan untuk
tutur kata Ku (yakni keikhlasan dalam menuju zat ...
untuk Zat Allah jangan ada sessuatu yang lain).
(25)
Alah berseru kepada hambanya yang dikatakan
yang ia kikir atas maqam manapun -... Wahai hamba
Ku! Engkau akan dipanggil oleh setiap ariff kepada
makrifatnya; Sedangkan itu adalha hak Ku atasnya;
maka janganlah engkau keluar dari makrifatmu
berpindah ke makrifatnya, itu adalah hak Ku atasmu.
(26)
Segala kenyataan yang telah nyata itu maqamnya
berada di belakangmu... di balik hatimu... maka
dudukanlah masing-msing itu di maqamnya...
Setelah itu mermaqamlah untuk Ku da engkau akan
didatangi oleh Beridi sendiri (Qoyyumiati), maka
engkau akan ditegakkan berdiri untuk Ku, dan engkau
188
(28)
Barang siapa yang telah melihat Ku, jika saja berdosa
maka dosanya lebih besar dari alam semesta; dan
beritakan tentang siksanya, bahwa derita siksanya
adalah seluruh penderitaan.
(29)
Ia bertutur kata kepadaku : Tidak Ku kirim
kepadamu ilmu-ilmu dan tidak pula makrifatmakrifat, bahkan Aku mengutusmu agat segaa sesuatu
itu menjadi untukmu kekuasaan (Rabbaniah)
melaksanakan pengiriman.... Hendaklah engkau
berdiri di Hadirat Ku, niscaya Aku lah yang langsung
memerintahmu dengan segala sesuatu, dan tidaklah
aku memerintah sesuatu terhadap kepadamu.
An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan
Martabat martabatnya
189
(30)
Aku telah dihentikan berdiri di dalam Hadirat Nya.
Dia adalah abadi demi keabadian, kekal demi
kekekalan, aku pun telah meluhat tirai dan tabir-tabir,
segala rupa penghijab, semua menghampar menutupi
wajah-wajah siapa saja yang memohon kepada Nya.
Aku telah melihat pula bagaimana kesemuanya itu
tersingkap bagi wajah siapa saja yang berserah diri
kepada Nya.
(31)
Bila engkau telah melihat kepada Ku, ketahuilah
bahwa penglihatan itu karena mata manusiawai,
bukan hukum manusiawi (yang tidak lengah
sedikitpun walau sebagai tawanan dari kebutuhan
manusiawi). Dan bila engkau tidak dapat melihat
kepada Ku, itu adalah dikarenakan pandangan mata
manusiawi.
(32)
Bila engkau memberantas kebutuhan itu dengan
sesuatu kelengahan, niscaya kebutuhan itu makin jadi.
Bila engkau memberantas kelengahan dengan
keinginan-keinginan, akan bertambahlah kelengahan
itu.
(33)
Bila engkau tinggal menetap di dalam penglihatanmu
kepada Ku, niscaya engkau akan membenci dirimu
sendiri sebagaimana engkau membenci musuhmu.
(34)
190
191
Adapun yang dilahirkan itu bersama-sama ilmuilmunya adalah merupakan hijab Ku, dan tidak Ku
beri nama kepada kenyataan-kenyataan itu untuk
memperkenalkan melainkan untuk menjadi hijab Ku.
Bila nama-nama itu dibuang, niscaya akan tertembus
oleh pandangan dan bila pandangan dapat menembus
berarti dapat mengenal.
(39)
Maulaya! Tiada Ilmu mu bebas merdeka dengan
melaksanakan perintah Mu, maka ilmu itu tentang Mu
dalam kebutaan. Bila engkau beri petunjuk, itulah
karunia Mu; Bila engkau menghijabnya, itulah hijab
Mu (alasan); itu semua adalah kepunyaan Mu, maka
ilmu itu tidak dapat menyaksikan kecuali kejahilan.
Para ulama Nya ... berjalan dengan Nya di dlam Nur
Cahaya Nya.
(40)
Sejauh-jauh kemauan keras itu masih berkaitan
dengan kebutuhan sehari-hari, dan siapa yang
merusaknya, maka jadilah rusak. Maka tiada jalan
keluar untuk menidadakan pemikiran tentangnya
sama sekali, karena sesungguhnya ia adalah asal
penderitaan yang dialami oleh manusia menurut
susunan manusiawinya.
(41)
Hakekat segala sesuatu itu adalah samar, karena
tiadanya kesanggupan. Manusia itu lenah, tiada daya
uneuk mengetahui dirinya, dan ia selalu luput untuk
192
193
(46)
Bukti dalil keyakinan itu ada empat.... penglihatan
nikmat, ketakutan hijab, penerimaan perkenalan dan
perpaling daripada siwa.
Pasak bagi hawa nafsu itu ada empat pula....
kekikiran, keserakahan, kesombongan dan panjang
angan-angan.
194
(47)
Keserakahan itu mengiri segala sesuatu kecuali
makrifat, dan makrifat itu meniadakan segala sesuatu
itu kecuali keetakutan.
(48)
Keyakinan dan taqwa itusaling berdampingan, apabila
salah satu gaib, niscaya gaib pula yang lain.
Kesabaran dan kerelaan itu adalah berdampingan, bila
salah satu gaib, yang lain gaib pula. Dan Khalwah
(tapa menyepi menyendiri) dan ibadah itu
berdampingan, bila salah satu gaib, gaib pulalah yang
lain.
(49)
Ilahi Telah musnah segala kenyataan-kenyataan,
maka tiada yang dapat bertahan berhadapan dengan
keabadian Mu, dan telah terbentang di hamparan
bagian-bagian yang terakhir, maka tiadalah kuasa
bertahan di hadapan sifay Qiam Mu (berdiri Mu
sendiri).
(50)
Hai hamba! Siapa yang telah paham tentang Ku,
niscaya Ku buat perhitungan kepadanya tentang air
dan jiwa.
(51)
An-Nafri | Maqam maqam mereka yang telah sampai dan
Martabat martabatnya
195
196