Sie sind auf Seite 1von 30

Presentasi

Utilitas
Water
Treatment
Oleh :
1.Astria Utami
2.Kiki Risky Midia

Air Asin/Air
Payau

Air Tawar

Perbedaan Antara Air Laut dan Air


Tawar
No.

Perbedaan

Air Laut

Air Tawar

1.

Kadar garam

Kadar garam sebanyak 3,5%

Tidak mengandung adar garam

2.

Kuantitas di bumi

97% air bumi merupakan air laut

3% air di bmi merupakan air


tawar

3.

Kepadatan

Air laut lebih padat dari pada air


tawar karena adanya kandungan
garam yang menamnah massa air
laut tersebut

Kepadatannya lebih rendah dari


air laut karena tidak ada
kandungan garam sehingga massa
nya tidak bertambah

4.

Kandungan ion

Air laut mengandung ion terlarut Kandungan ion terlarutnya lebih


lebih besar dari pada air tawar. rendah dari pada air laut
Ion-ion
yang
keberadaannya
melimpah di dalam air laut adalah
natrium, klorida, magnesium,
sulfat, dan kalsium

5.

Kandungan unsur kimia

Clorida (Cl), Natrium (Na), zat kapur, besi, timah, magnesium,


Magnesium (Mg), Sulfur (S), tembaga, sodium, chloride, dan
calium (Ca), Kalsium (K), Brom chlorine
(Br), Carbon (C), Cr, B

PENDAHULUAN

Desalinasi
adalah
proses
pemisahan yang digunakan untuk
mengurangi kandungan garam
hingga level tertentu.
Macam teknologi :
1.Distilasi
2.Filtrasi / membrane
3.Pertukaran ion

Klasifikasi Proses Desalinasi

PROSES DISTILASI (PENGUAPAN)


Air laut dipanaskan dan kemudian uap air
dihasilkan dikondensasi untuk memperoleh
air tawar.
Penguapan
air
memerlukan
panas
penguapan yang tertahan
pada uap air
yang terjadi sebagai panas laten.
Masalah yang timbul pada jenis sistem
distilasi adalah kerak dan karat pada
peralatan.

PROSES DESALINASI DENGAN RO (REVERSE


OSMOSIS)

Air laut dipompa dengan tekanan tinggi


kedalam modul membran osmosis yang
mempunyai dua buah outlet yakni air
garam dan air tawar.
Air yang akan masuk ke dalam membran
RO harus mempunyai kadar besi < 0.1
mg/l, pH harus dikontrol agar tidak terjadi
pergerakan calsium dan lainnya.

PROSES DESALINASI DENGAN METODE


PERTUKARAN ION

Salah satu penukar ion yang paling banyak


dikenal saat ini ialah zeolit alam , karena
zeolit
alam memiliki kapasitas tukar ion
yang tinggi dengan harga yang jauh lebih
murah.
Proses yang dilakukan pada penelitian ini
masih skala laboratorium sehingga harus
diintegrasi ke skala yang lebih besar agar
dapat diaplikasikan di masyarakat untuk
digunakan dalam proses pengolahan air
payau.

Unit Desalinasi

Air laut di pompa menuju flash evaporator untuk


pemanasan awal.
Kemudian masuk ke brine heater yg berfungsi sebagai
heat exchanger.
Lalu akan di tampung di flash chamber untuk
penguapan.
Uap akan melewati demister yg berfungsi sebagai
pemisah uap air yang akan terdesalinasi.
Air akan terkondensasi di flash evaporator kemudian di
pompa ke tangki destilasi.
Brine akan di pompa ke tangki brine blowdown.

Diagram Unit Desalinasi

Alat
Unit pengolahan awal

pompa air baku


tangki reaktor (kontaktor)
saringan pasir
filter mangan zeolit
filter untuk penghilangan warna (color removal)
filter cartridge ukuran 0,5 m

Unit Osmosa Balik

pompa tekanan tinggi


membran Osmosa Balik
pompa dosing klorine
sterilisator ultra violet (UV)

Proses
Air baku (air laut) dipompa ke tangki reaktor
(kontaktor), sambil diinjeksi dengan larutan
klorin atau Kalium Permanganat agar zat Besi
atau Mangan yang larut dalam air baku dapat
dioksidasi menjadi bentuk senyawa oksida Besi
atau Mangan yang tak larut dalam air serta untuk
membunuh mikroorganisme yang dapat
menyebabkan biofouling (penyumbatan oleh
bakteri) di dalam membran Osmosa Balik.

Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat


agar senyawa Besi atau Mangan yang telah teroksidasi dan
juga padatan tersuspensi (SS) yang berupa partikel halus,
plankton dan lainnya dapat disaring. Air yang keluar dari
saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter Mangan Zeolit.
Dengan adanya filter Mangan Zeolit ini, zat Besi atau
Mangan yang belum teroksidasi di dalam tangki reaktor
dapat dihilangkan sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Zat Besi
dan Mangan ini harus dihilangkan terlebih dahulu karena
dapat menimbulkan kerak (scale) di dalam membran
Osmosa Balik.
Air dialirkan ke filter penghilangan warna. Filter ini
mempunyai fungsi untuk menghilangkan senyawa warna
dalam air baku yang dapat mempercepat penyumbatan
membran Osmosa Balik. Setelah melalui filter penghilangan
warna, air dialirkan ke filter cartridge yang dapat
menyaring partikel dengan ukuran 0,5 m

air dialirkan ke unit Osmosa Balik dengan


menggunakan pompa tekanan tinggi sambil
diinjeksi dengan zat anti kerak (antiskalant) dan
zat anti biofouling. Air yang keluar dari modul
membran Osmosa Balik yakni air tawar dan air
buangan garam yang telah dipekatkan.
Selanjutnya air tawarnya dipompa ke tangki
penampung sambil dibubuhi dengan klorine
dengan konsentarsi tertentu agar tidak
terkontaminasi kembali oleh mikroba, sedangkan
air garamnya dibuang lagi ke laut.

Kelebihan
Mengurangi kebutuhan laboratorium,
Dapat mencapai pada tekanan tinggi,
Dapat mengurangi kandungan garam, karbonat, total
hardness, sulfat, dan nitrat dari air baku. Zat-zat yang
tidak terlarut dalam air juga dipisahkan seperti koloid dan
bakteri.
Untuk umpan padatan total terlarut di bawah 400 ppm,
osmosis balik merupakan perlakuan yang murah.
Untuk umpan padatan total terlarut di atas 400 ppm,
dengan penurunan padatan total terlarut 10% semula,
osmosis balik sangat menguntungkandibanding dengan
deionisasi.
Untuk umpan berapapun konsentrasi padatan total terlarut,
disertai kandungan organic lebih daripada 15 g/liter,
osmosis balik sangat baik untuk praperlakuan deionisasi.
Osmosis balik sedikit berhubungan dengan bahan kimia,
sehingga lebih praktis.

Kekurangan
sering terjadinya penyumbatan (fouling/clogging)
perawatannya lebih mahal dibandingkan dengan
pengolahan secara konvensional
Air baku harus diolah terlebih dahulu untuk
menghilangkan partikel
membutuhkan material dan alat dengan kualitas
standar yang tinggi
terdapat kemungkinan terjadi pertumbuhan
bakteri pada membran itu sendiri.

Air Gambut
Air gambut adalah air yang kandungan bahan organik
alamiahnya tinggi, terutama
asam humat dan asam fulvat. Oleh karena itu diperlukan unit
pengolahan untuk
menghilangkan bahan-bahan ini, misal slow sand filter (bila
kandungan koloid
rendah) atau adsorpsi karbon aktif atau reverse osmosis. Jika
air gambut tersebut
mengandung koloid tinggi, maka diperlukan unit pengolahan
berupa koagulasi - flokulasi sedimentasi filtrasi.
Gambar 9.5 dan 9.6 menunjukkan diagram alir proses
pengolahan air gambut.

PROSES DIAGRAM ALIR AIR GAMBUT


1. Netralisasi

Yang dimaksud dengan netralisasi adalah


mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air
gambut, yang paling murah dan mudah adalah
dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari
pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air
baku yang bersifat asam juga untuk membantu
efektifitas proses selanjutnya.

2. Aerasi
Yang dimaksud dengan aerasi yaitu
mengontakkan udara dengan air baku agar
kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air
baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara
memben tuk senyawa besi dan senyawa mangan
yang dapat diendapkan. Disamping itu proses aerasi
juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun
yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan,
Carbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya. Reaksi
oksidasi Besi dan Mangan oleh udara dapat ditulis
sebagai berikut:
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+ 8 H+
tak larut
Mn2+ + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+
tak larut

3. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar
kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna
organik, lumpur halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat
mengendap. Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan
pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya Al2(SO4)3.18 H2O. (berupa
kristal berwarna putih).
Reaksi koagulasi dengan Tawas secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut
:
Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(HCO3)2 ==> 2 Al(OH)3 +3 Ca(SO4) + 6 CO2 + 18
H 2O
alkalinity
Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2 ==> 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 + 18 H2O
mengendap

Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan


alumunium hidroksida, Al(OH)3 yang berupa partikel padat
yang akan menarik partikel - partikel kotoran sehingga
menggumpal bersama-sama, menjadi besar dan berat dan
segera dapat mengendap. Cara pembubuhan tawas dapat
dilakukan sebagai berikut yaitu : sejumlah tawas/ alum
dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan kedalam air
baku lalu diaduk dengan cepat hingga merata selama
kurang lebih 2 menit. Setelah itu kecepatan pengadukkan
dikurangi sedemikian rupa sehingga terbentuk gumpalan gumpalan kotoran akibat bergabungnya kotoran
tersuspensi yang ada dalam air baku. Setelah itu dibiarkan
beberapa saat sehingga gumpalan kotoran atau disebut flok
tumbuh menjadi besar dan berat dan cepat mengendap.

4. Pengendapan
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan
sampai gumpalan kotoran yang terjadi
mengendap semua (+ 45 - 60 menit). Setelah
kotoran mengendap air akan tampak lebih jernih.
Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat
dibersihkan dengan membuka kran penguras
yang terdapat di bawah tangki.

5. Penyaringan
Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan
kotoran dapat diendapkan semua. Butiran gumpalan
kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan
mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan
ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk
mendapatkan air yang betul-betul jernih harus
dilakukan proses penyaringan.
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang
telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang
terdiri dari saringan pasir.

Das könnte Ihnen auch gefallen