Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya referat pada
kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak ini. Kami juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pembimbing kami, yaitu dr.Effendi, SpA atas bimbingan dan waktu
yang telah diberikan kepada kami.
Referat dengan judul Meconium Aspiration Syndrome ini membahas mengenai sindroma
klinis akibat aspirasi mekonium pada bayi yang lahir dengan air ketuban yang terkontaminasi
dengan mekonium. Terdapat peningkatan mortalitas dan morbiditas pada neonatus yang lahir
dengan aspirasi mekonium ini, yang sebenarnya kematian dapat dicegah dengan penanganan
yang tepat.Tatalaksana pada aspirasi mekonium telah berkembang secara progresif dengan
dikemukakannya patofisiologi yang mendasari terjadinya aspirasi mekonium tersebut.Oleh sebab
itu, melalui referat ini kami mencoba membahas secara singkat mengenai gejala dan tanda
aspirasi mekonium pada neonatus, serta penanganannya.
Namun demikian, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
referat ini. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dan semoga
referat ini dapat membantu berbagai pihak yang turut membaca.
Atas perhatiannya,kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Patofisiologi Meconium Aspiration Syndrome...4
Gambar 2.2. Fenomena Ball-valve..5
BAB I
PENDAHULUAN
Meconium-stained amniotic fluid (MSAF) terjadi pada 13% dari seluruh kelahiran hidup,
dimana insidensi MSAF biasanya terjadi pada neonatus dengan usia gestasi 37 minggu atau
lebih, terutama pada neonatus yang post-matur dan neonatus dengan kecil masa kehamilan.
Sekitar 5-10% dari nonatus dengan MSAF mengalami Meconium Aspiration Syndrome
(MAS).Insidens dan tingkat keparahan MAS ditentukan oleh pendekatan obstetrik dan neonatal
pada bayi yang lahir dengan MSAF. Terjadinya MAS meningkatkan mortalitas dan morbiditas
pada neonatus.Saat ini telah terdapat perkembangan mengenai MAS dan tata lakasana yang
berkaitan dengan patofisiologi yang mendasarinya.Tata laksana ini mencakup tatalaksana MAS
intrapartum dan tatalaksana setelah bayi lahir. Perkembangan ini diharapkan dapat meningkatkan
survival ratepada neonatus dengan MAS, terutama pada negara berkembang, dimana MAS
masih merupakan salah satu masalah utama.1,2
MAS dapat mengancam jiwa, dan sering berkomplikasi gagal napas, kebocoran udara
paru, dan persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN). Pendekatan pada
pencegahan MAS telah berubah dengan berjalannya waktu, dengan kolaborasi antara dokter
spesialis kandungan dan spesialis pediatrik dalam membentuk pondasi perawatan bayi.
Penggunaan surfaktan dan NO telah menunjukkan penurunan mortalitas dan morbiditas bayi
dengan MAS.1
Pendekatan dalam mencegah MAS telah berkembang dalam 30 tahun terakhir. Pada akhir
tahun 1970, semua bayi yang lahir dengan MSAF, menjalani pengisapan saluran napas atas
sebelum lahir bahu bayi dan lalu menjalani intubasi trakeal dan pengisapan endotrakeal di kamar
bersalin. Sekarang, pengisapan saluran napas atas tidak lagi direkomendasikan, dan hanya bayi
yang kondisinya sangat buruk yang diintubasi untuk pengisapan endotrakeal. Saat ini, insidensi
dan mortalitas telah menurun secara signifikan karena adanya perbaikan pada managemen
obstetrik intrapartum dan resusitasi postnatal bayi yang lahir dengan MSAF. MAS dinilai bukan
sebagai penyebab tunggal dari gangguan postnatal yang dapat dicegah dengan pengisapan trakea
rutin di ruang bersalin, namun sebagai gangguan multifaktorial yang kompleks dengan faktor
antenatal dan juga intrapartum.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Meconium-stained Amniotic Fluid dan Meconium Aspiration Syndrome
Mekonium merupakan akumulasi debris yang steril, kental, tidak berbau, dan
berwarna hitam-hijau, yang berasal dari usus janin sejak usia kehamilan 10-16 minggu atau
sekitar usia kehamilan tiga bulan. Komponen utama dari mekonium adalah air (sekitar 7280%), sel-sel yang berasal dari saluran cerna dan kulit, musin dari gastrointestinal, rambut
lanugo, lemak dari verniks kaseosa, cairan amnion, sekresi intestinal, blood-group-specificglycoproteins, empedu, dan metabolit dari obat. Selain itu, mekonium juga mengandung zatzat proinflamasi seperti tumor necrosis factors- (TNF-), interleukin-1 (IL-1), IL-6, dan
IL-8.3,4
Normalnya, proses defekasi pada janin berkurang pada usia kehamilan 16 minggu dan
menghilang pada usia kehamilan 20 minggu, dimana ini berhubungan dengan proses
inervasi dari persarafan anus. Hingga usia kehamilan 34 minggu, pasase mekonium
berangsur-angsur kembali lebih aktif, dan mencapai normal saat 24-48 jam setelah lahir. 5
Hal inilah yang menyebabkan mekonium pada cairan amnion jarang didapati sebelum usia
kehamilan 34 minggu dan lebih banyak didapati pada usai kehamilan cukup bulan serta portmatur (mencapai sekitar 30%). Pasase mekonium ini bergantung pada peristaltik usus,
relaksasi dari sfingter anus, dan usia kehamilan, dimana pada usia kehamilan kurang dari 34
minggu, mekonium biasanya belum mencapai kolon desending dan anus.Keadaan
didapatinya mekonium pada cairan amnion disebut sebagai meconium-stained amniotic fluid
(MSAF).6,7
Disebut sebagai aspirasi mekonium apabila ditemukan adanya mekonium di bawah
pita suara.Meconium Aspiration Syndrome (MAS) didefinisikan sebagai suatu gangguan
nafas pada bayi yang baru lahir denganMSAF tanpa disertai penyebab distress nafas
lainnya.3,5,8Literatur lain, mendefinisikan MAS sebagai gangguan nafas pada 4 jam pertama
settelah bayi lahir, dimana adanya peningkatan kebutuhan oksigen, serta ditandai dengan
gambaran MAS pada pemeriksaan radiografi thoraks.9 Mekonium dapat teraspirasi ketika
terjadi fetal gasping atau nafas dalam yang terstimulasi oleh hipoksia dan hiperkapnia.
Aspirasi mekonium sebelum dan saat proses kelahiran dapat membuat obstruksi jalan nafas,
mengganggu pertukaran gas, dan menyebabkan severe respiratory distress.2
2.2. Epidemiologi Meconium Aspiration Syndrome
Insidensi MSAF bervariasi dari 8% sampai 20% dari seluruh kelahiran.3 Insidensi
MSAF pada bayi preterm sangat rendah. Kebanyakan bayi dengan MSAF berusia 37
minggu atau lebih, dan hampir seluruh bayi dengan MSAF adalah bayi postmatur dan kecil
usia kehamilan. Sekitar 5-10% dari nonatus dengan MSAF mengalami MAS.MSAF
berhubungan dengan meningkatnya risiko kelainan respiratori dan hampir 50%
membutuhkan ventilasi mekanis.3,4
2.3. Patofisiologi Meconium Aspiration Syndrome
MAS terjadi karena aspirasi mekonium pada waktu janin menarik napas intrauterin
atau pada saat bayi bernapas saat lahir. Hipoksia akibat stres janin dapat menstimulasi
aktivitas kolon, yang menyebabkan pasase mekonium dan juga menstimulasi gerakan
menarik napas pada janin yang mengakibatkan teraspirasinya mekonium selama dalam
rahim.2,10
Patofisiologi MAS merupakan hal yang kompleks. Mekonium yang teraspirasi dapat
mempengaruhi pernapasan normal melalui beberapa mekanisme, yaitu: (1) obstruksi jalan
napas akut, (2) disfungsi atau inaktivasi surfaktan, (3) pneumonitis kimiawi dengan
pelepasan vasokonstriktif dan mediator inflamasi, dan (4) persistent pulmonary
hypertension of the newborn (PPHN) dengan shunt kanan-ke-kiri ekstrapulmoner. Gangguan
yang terjadi pada fungsi paru pada MAS adalah hipoksemia dan penurunan komplians paru.
Oksigenasi yang buruk disebabkan oleh kombinasi antara mismatch ventilasi dan perfusi,
shunt intrapulmoner yang disebabkan atelektasis regional, dan shunt ekstrapulmoner yang
berhubungan dengan PPHN.10,11,12,13
Goldsmith JP. Continuous Positive Airway Pressure and Conventional Mechanical Ventilation in the Treatment of
Meconium Aspiration Syndrome. Di dalam: Lawson EE, Martin GI, Vidyasagar D, editor. Proceedings of the First
International Conference for Meconium Aspiration Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.Journal of
Perinatology.Vol 28.Supp 3. 2008.
Hal ini akan menginduksi inflamasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
stimulasi oksidatif neutrofil serta makrofak alveolus, yang dapat merusak parenkim paru
atau menyebabkan kebocoran vaskular. Hal ini mengakibatkan terjadinya pneumonitis
toksik dan edema hemoragik pulmoner.9,8,11 Ketidakseimbangan ventilasi akibat obstruksi
parsial, atelektasis, ataupun pneumonitis akan mengakibatkan terjadinya retensi dari
karbodioksida dan hipoksemia.3
Kontaminasi intrapulmoner oleh mekonium secara akut menginduksi respon hipertensi
paru, dimana hal ini bergantung pada konsentrasinya.Sebanyak 15-20% bayi dengan MAS
menunjukkan adanya PPHN. PPHN pada bayi dengan MAS disebabkan oleh (1)
vasokonstriksi pulmoner karena hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis (2) hipertrofi kapiler
postasinar sebagai hasil dari hipoksia kronis intrauterin, dan (3) vasokonstriksi pulmoner
sebagai hasil dari inflamasi pulmoner.Akan tetapi kerusakan paru tidak berhuubungan
dengan jumlah mekonium pada jaringan paru, melainkan pada derajat hipoksia dan asidosis
pada saat lahir. Ghidini dan Spong menyatakan bahwa MAS berat tidak disebabkan oleh
aspirasi mekonium, melainkan disebabkan oleh proses patologis lain yang terjadi dalam
rahim, seperti asfiksia kronik, infeksi, atau hipertensi paru persisten.8,9
2.4. Manifestasi Klinis dan Faktor RisikoMeconium Aspiration Syndrome
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya MAS, yaitu
kehamilan post-term, dimana pada janin yang post-term terjadi peningkatan motilitas dan
fungsional dari sistem gastrointestinalsehingga hal ini menyebabkan terjadinya pengeluaran
mekonium intra-uterin. Selain karena maturitas sistem gastrointestinal yang lebih baik,
kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko MAS adalah terstimulasinya refleks vagal
akibat dari kompresi tali plasenta atau kompresi kepala, serta adanya stress pada janin,
dimana terjadi aspirasi terjadi saat janin berusaha untuk menarik nafas dalam. 2,3,16Faktor dari
keadaan ibu yang juga mempertinggi angka kejadian MAS adalah hipertensi, termasuk
keadaanpre-eklampsia dan eklampsia, diabetes mellitus, adanya penyakit paru dan/atau
jantung kronis, serta ibu yang merokok, dimana pada faktor-faktor tersebut terjadi gangguan
uteroplasenta akibat gangguan pada pembuluh darah yang menyebabkan lebih mudahnya
terjadi hipoksia pada janin.12
Manifestasi klinis dari MAS dapat dilihat dari warna kuning kehijauan pada kuku jari
tangan, tali pusat, serta kulit dan adanya tanda-tanda gangguan pernafasan, seperti takipnea,
6
perlahan ke jalan nafas perifer. Mekanisme ini menyebabkan udaa dapat masuk
melalui meconium saat inspirasi, namun tertahan di distal saat ekspirasi
menyebabkan air trapping. Pada akhirnya hal ini akan meningkatkan resistensi
ekspiratorik paru, kapasitas residu fungsional,dan diameter anterposterior dada.
Atelektasis regional juga terbentuk dari obstruksi total jalan napas kecil. Daerah
sekitarnya sering sebagian terhalang dan overexpanded, yang menyebabkan
kebocoran udara dan pneumotoraks pneumomediastinum. Fenomena saluran napas
obstruktif mennimbulkan temuan klasik radiografi MAS yang ditunjukkan pada
gambaran berikut.14
Diambil dari: Klingner MC, Kruse J. Meconium Aspiration Syndrome: Pathopysiology and Prevention. Journal
of the American Board of Family Medicine. 1999.
2.5.3. Ekokardiografi
Hipertensi pulmonal dengan akibatnya yaitu hipoksemia, shunt atrium kanan
ke kiri dan shunt duktus PDA, berhubungan dengan temuan pada bayi yang
mengalami MAS.2
2.6. Tatalaksana Meconium Aspiration Syndrome
2.6.1. Tatalaksana di ruang bersalin
Tatalaksana bayi yang lahir dengan MSAF di ruang bersalin didasarkan pada
asumsi bahwa terjadinya gangguan napas pada bayi disebabkan terutama karena
obstruksi jalan napas dan terpenuhinya alveolus dengan mekonium.9
2.6.1.1.
adanya
hipoksia
janin,
yang
merupakan
faktor
risiko
2.6.1.3.
10
diintubasi. Hasilnya adalah frekuensi MAS dan gangguan napas dalam bentuk
lain sama pada kedua kelompok.16
Dengan adanya publikasi dari hasil-hasil penelitian tersebut, Neonatal
Resuscitation Program dari American Academy of Pediatrics (AAP) dan
International Liaison Committee on Resuscitation (ILCOR) menyatakan
bahwa suction intrapartum dan suction endotrakeal post-natal pada bayi
dengan MSAF yang tampak aktif tidak direkomendasikan. Sekarang ini,
suction endotrakeal hanya direkomendasikan pada neonatus yang lahir
dengan MSAF, yang tidak aktif saat lahir.16
2.6.2. Tatalaksana di NICU
2.6.2.1. Temuan radiografi
Temuan radiologis tipikal yang mendeskripsikan bayi dengan MAS
adalah adanya ekspansi paru-paru dengan infiltrat luas.Tetapi, keparahan
temuan radiologis tidaklah mencerminkan keparahan klinis.Bayi dengan
kondisi klinis yang cukup parah dapat saja memiliki gambaran radiologis
yang minimal, dan pada kasus lainnya dengan temuan radiologis bermakna,
namun tanpa gejala klinis. Hubungan yang tidak nyata antara temuan
radiologis dan klinis ini membuktikan bahwa tingkat keparahan MAS tidak
bergantung pada obstruksi mekonium pada saluran pernapasan, dibandingkan
aspek lainnya pada MAS, contohnya adanya hipertensi paru yang berat.16
Pada kasus ringan, oksigen dapat diberikan sebagai bagian dari
tatalaksana hipertensi pulmonal.Oksigen konsentrasi tinggi perlu dihindari
untuk mencegah kerusakan paru, dan durasi terapi oksigen harus dibatasi
untuk menghindari kerusakan karena oksigen radikal bebas. Tidak terdapat
bukti yang merekomendasikan penggunaan continuous positive airway
pressure (CPAP) pada pasien dengan MAS, dan CPAP dapat meningkatkan
risiko terjadinya pneumotoraks.16
Tidak terdapat dukungan spesifik dalam strategi ventilasi mekanik
untuk bayi dengan MAS.Hiperventilasi dihindari karena hal itu dapat
membawa risiko lebih kebocoran udara dan perubahan yang merusak pada
aliran darah otak.paCO2 dipantau tetap antara 40-50 mmHg. Pada beberapa
bayi, mekonium disedot berulang kali melalui pipa endotrakeal selama 1 jam
pertama kehidupannya, yang mengindikasikan adanya obstruksi. Meskipun
11
Dukungan pernapasan
2.6.2.2.1. Terapi Oksigen
Pemberian
suplementasi
oksigen
merupakan
dasar
bayi
terhadap
alat
CPAP
bergantung
pada
12
7,25,
(c)
hipertensi
pulmonal,
(d)
circulatory
memperbaiki
oksigenasi,
sedangkan
jika
terdapat
13
digunakan karena kesulitan dalam mengatur ventilasi mekanik pada bayi cukup bulan
yang aktif.16
Natrium bikarbonat telah digunakan untuk meningkatkan pH dan menurunkan
shunt kanan-ke-kiri, yang hal ini juga merupakan terapi empiris, bukan berdasarkan
penelitian ilmiah.15Obat-obatanvasoaktif sering digunakan untuk meningkatkan
tekanan darah sistemik atau memperbaiki kontraktilitas jantung.16
Nitrit oksida digunakan untuk hipertensi paru.Respon bayi dengan MAS
terhadap nitrit oksida bergantung pada area paru yang dapat dicapai oleh gas
tersebut.Namun, NO diindikasikan pada bayi aterm dengan hipoksia karena gagal
respirasi tanpa kelainan struktur jantung.16,18
2.6.4. Surfaktan
Beberapa penelitian menilai keuntungan penggunaan surfaktan pada model
hewan dengan hasil yang kontroversial. Beberapa percobaan klinis mengevaluasi
pemberian bolus surfaktan dosis tinggi pada bayi.15,19
Pemberian bolus surfaktan tidak direkomendasikan sebagai tatalaksana rutin
bayi dengan MAS, hanya digunakan pada bayi dengan penyakit parenkimal dan
gagal napas berat.Beberapa laporan kasus dan penelitian kecil melakukan tindakan
lavase bronkoalveolar dengan surfaktan pada bayi dengan MAS.Teori yang
mendasari teknik ini adalah potensi pembuangan mekonium, neutrofil, protein sisa,
dan sebagainya, meninggalkan surfaktan dosis terapeutik dalam paru-paru pada akhir
prosedur. Hasil dari penelitian ini optimis, namun teknik tersebut berisiko dan harus
dicoba pada percobaan klinis besar, sebelum dapat direkomendasikan sebagai terapi
rutin.15
2.6.5. Steroid
Berdasarkan penelitian yang menduga bahwa mekonium menimbulkan respon
inflamasi pada jaringan paru,15,20,21 steroid telah dicobakan pada bayi dengan MAS.
Hasil dari penelitian tersebut tidak membuahkan kesimpulan, dan komplikasi dari
obat-obatan tersebut telah diketahui. Masih belum terdapat bukti ilmiah yang
bermakna yang dapat merekomendasikan penggunaan steroid sebagai terapi rutin
MAS.15
2.6.6. Antibiotik
14
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Nama
: By. Ny. T
Umur
: 1 hari
15
Nama Ayah
: Tn Ah.S
Umur
: 33 thn
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Kontruksi
Nama Ibu
: Ny. T
Umur
: 30 thn
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Jombatan Jombang
Register
: 25-51-68
Anamnesis
- Riwayat kehamilan ibu
Aktivitas selama kehamilan tidak melakukan pekerjaan yang berat, hanya melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti memasak menyapu, mengepel dan mencuci.
16
THIU inpartu kala II lama, lahir spt B. Tidak langsung menangis, ketuban meconial.
- Riwayat persalinan
Antropometri:
BBL
: 3370
Panjang Badan
: 51 cm
Lingkar kepala
: 34 cm
Lingkar abdomen
: 31 cm
Ballard Score
20
17
20
Pemeriksaan Fisik
0 KU
0 HR
: 170x
0 RR
: 62x
0 Suhu
: 36,3 C
0 CRT
: < 2detik
18
Sistem saraf:
0
Gerak tangis
: lemah
Tingkat kesadaran
: gelisah
Tonus
: normal
Pupil
Sistem pernafasan:
0 Warna kulit
0 Kecepatan nafas
: ireguler
0 Dinding dada
0 Pernafasan
: spontan
0 Suara nafas
: vesikuler
0 Down score
19
0 Total
:4
Sistem cardiovaskular:
0 Suara jantung : teratur
0 Auskultasi
0 CRT
:<2 detik
Sistem gastrointestinal:
0 Bising usus
: ada, 6x/menit
: terpasang UCC
0 Genetalia
0 Anus
: ada
Pemeriksaan laboratorium :
20
Hemoglobin
: 15,2 g/dl
Lekosit
: 23.400 /cmm
Hematokrit
: 16,9%
Eritrosit
: 4.390.000 jt/ul
Trombosit
: 209.000 /cmm
Eosinofil
:1%
Basofil
:-
Batang
:-
Segmen
: 66%
Limfosit
: 24%
Monosit
: 9%
Diagnosis
-
BCB SMK
Observasi Meconeal Aspiration Syndrome
Planning
0 Terapi :
0 Thermoregulasi
0 Perawatan BBL
0 Inj Vit K 1 mg
0 Tetes mata gestamicin dextra/sinistra
0 CPAP 8cm H2O, FIO2 40
0 infus D10 300cc/24jam
0 Ca glukonas 15cc/24jam
0 Viccilin sx 2x250 mg
21
0 Gentamisin 1x15 mg
0 Puasa
0 Diagnosa :
0 DL
0 BGA
0 Foto thorax
0 Kultur darah
0 GDA
Monitoring
0 KU bayi
0 Vital sign
0 Nutrisi
0 Perawatan tali pusat
(1) 12/01/2014
(2) 11/10/2014
22
(3) 12/11/2014
O BB: 3370 gr
KU: lemah
GT: (+) lemah
HR:170x/mntT:36,7RR:62x
/mnt
CRT <2 detik SpO2 86%
Kepala. anemis- Icteruscyanosis- dispneu+
Thorax . simetris, retraksi
(+/+),Rhonkhi-/Wheezing-/Cor: s1s2 tunggal,
murmur(-), gallop(-)
Abdomen : supel,
Hepar/Lien tak teraba,
Bising Usus (+) Normal,
meteorismus(-)
Extremitas: akral hangat,
edema-,cyanosis-
BB: 3505 gr
KU: lemah
GT: (+) lemah
HR:168x/mntT:36,5RR:60x
/mnt
CRT <2 detik SpO2 88%%
Kepala. anemis- Icteruscyanosis- dispneuThorax . simetris, retraksi
(+/+),Rhonkhi-/Wheezing-/Cor: s1s2 tunggal,
murmur(-), gallop(-)
Abdomen : supel,
Hepar/Lien tak teraba,
Bising Usus (+) Normal,
meteorismus(-)
Exrtemitas: akral hangat,
edema-,cyanosis-
BB: 3375 gr
KU: lemah
GT: (+) lemah
HR:160x/mntT:37,3RR:56x
/mnt
CRT<2 detik SpO2 90%
Kepala. anemis- Icteruscyanosis- dispneuThorax . simetris, retraksi
(+/+),Rhonkhi-/Wheezing-/Cor: s1s2 tunggal,
murmur(-), gallop(-)
Abdomen : supel,
Hepar/Lien tak teraba,
Bising Usus (+) Normal,
meteorismus(-)
Extremitas: akral hangat,
edema-,cyanosis-
P Thermoregulasi
-Thermoregulasi
- Thermoregulasi
-Injeksi vitamin K 1 mg
- perawatan bayi+tali pusat
-Perawatan bayi + tali
IM
- infus D10 1/5 NS
pusat
-Gentamicyn 2% tetes
200cc/24jam
mata 1 tetes mata kanan
-Ca glukonas 15cc/24jam
- Infus D10 250 cc/24
dan kiri
-Viccilin sx 2x250 mg
jam
-infus D10 300cc/24jam
- Gentamisin 1x15 mg
-Ca glukonas 15cc/24jam -Ca glukonas 15cc/24jam - O2 nasal Canul 1
-Viccilin sx 2x250 mg
liter/menit
-Viccilin sx 2x250 mg
-Gentamisin 1x15 mg
-ASI/PASI 20cc/2jam
- Gentamisin 1x15 mg
-CPAP 8cm H2O, FiO2
- Cek DL. CRP
- O2 nasal canul 2
40
liter/menit
- puasa
-ASI/PASI 10cc/2jam
23
(4) 13/10/2014
(5) 14/10/2014
(6) 15/11/2014
BB: 3340 gr
Keadaan Umum: cukup
Gerak Tangis: (+) cukup
HR:155x/mnt
T:36,5RR:42x/mnt
CRT <2 detik
Kepala. anemis- Icteruscyanosis- dispneuThorax . simetris, retraksi
(-/-),Rhonkhi-/- Wheezing-/Cor: s1s2 tunggal, murmur(-),
gallop(-)
Abdomen : supel, Hepar/Lien
tak teraba, Bising Usus (+)
Normal, meteorismus(-)
Extremitas: akral hangat,
edema-,cyanosis-
BB: 3375 gr
Keadaan Umum: cukup
Gerak Tangis: (+) cukup
HR:155x/mnt
T:36,5RR:48x/mnt
Kepala. anemis- Icteruscyanosis- dispneuThorax . simetris, retraksi
(-),Rhonkhi-/- Wheezing-/Cor: s1s2 tunggal, murmur(-),
gallop(-)
Abdomen : supel, Hepar/Lien
tak teraba, Bising Usus (+)
Normal, meteorismus(-)
Extremitas: akral hangat,
edema-,cyanosis-
BB: 3350 gr
Keadaan Umum: cukup
Gerak Tangis: (+) cukup
Nadi :148x/mnt
suhu :37
RR:50x/mnt
Kepala. anemis- Icteruscyanosis- dispneuThorax . simetris, retraksi
(-),Rhonkhi-/- Wheezing-/- Cor:
s1s2 tunggal, murmur(-),
gallop(-)
Abdomen : supel,
Hepar/Lien :ttb, Bising Usus (+)
Normal, meteorismus(-)
Extremitas: akral hangat,
edema-,cyannosis-
- Thermoregulasi
- Perawatan bayi + tali usat
- Viccilin sx 2x250 mg
- Gentamisin 1x15 mg
- ASI/ PASI 30cc/24 jam
-Thermoregulasi
-Thermoregulasi
- Perawatan bayi + tali usat
-Perawatan bayi + tali usat
- Viccilin sx 2x250 mg
- Viccilin sx 2x250 mg
- Amikasin 1x15 mg
- Amikasin 1x15 mg
- ASI atau PASI 30cc/24
- ASI atau PASI 30cc/24 jam
jam
- KRS
24
BAB IV
KESIMPULAN
MAS umumnya terjadi pada bayi yang lahir dengan MSAF, namun kejadian MAS ini
dapat dicegah dan diturunkan insidennya dengan penatalaksaan yang tepat dan sesuai.
Tatalaksana agresif, selain memperbaiki kondisi bayi dengan MAS, juga memiliki risiko
terjadinya efek samping yang tidak diinginkan, oleh karena itu pemilihan bayi yang akan
menjalani terapi agresif juga harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh.
25
DAFTAR PUSTAKA
Martin GI, Vidyasagar D. Introduction: Proceedings of the First International Conference for
Meconium Aspiration Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.
Burris HH. Meconium Aspiration. Di dalam: Cloherty JP, Eichenwald EC, Hansen AR, Stark
AR, editor. Manual of Neonatal Care.Ed-7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
2012.
Hachey WE.Meconium Aspiration. Di dalam: Gomella TL, Cunningham MG, Eyal FG, editor.
Neonatology: Management, Procedure, On-call, Problems, Diseases, and Drugs. Ed-6.
New York: McGraw Hill Medical Publishing. 2009.
Salvesen B. Pathophysiological and Immunological Aspects of Meconium Aspiration Syndrome.
Departement of Pediatric Research Instituteof Immunology Faculty of Medicine
University of Oslo. 2009.
Fanaroff AA. Meconium Aspiration Syndrome: Historical Aspects.Di dalam: Lawson EE, Martin
GI, Vidyasagar D, editor. Proceedings of the First International Conference for Meconium
Aspiration Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.Journal of Perinatology.Vol
28.Supp 3. 2008.
Yeh TF. Core Concepts: Meconium Aspiration Syndrome: Pathogenesis and Current
Management. American Academy of Pediatrics. 2010.
Ghidini A, Poggi SH. Pathophysiology of Meconium Passage Into The Amniotic Fluid. Elsevier.
2009.
Bhutani VK. Developing A Systems Approach to Prevent Meconium Aspiration Syndrome:
Lesson learned From Multinational studies. Di dalam: Lawson EE, Martin GI, Vidyasagar
D, editor. Proceedings of the First International Conference for Meconium Aspiration
Syndrome and Meconium-induced Lung Injury.Journal of Perinatology.Vol 28.Supp 3.
2008.
X Hu, Wei S, Fraser WD. Obstetric Approaches to the Prevention of Meconium Aspiration
Syndrome. Di dalam: Lawson EE, Martin GI, Vidyasagar D, editor. Proceedings of the
First International Conference for Meconium Aspiration Syndrome and Meconiuminduced Lung Injury.Journal of Perinatology.Vol 28.Supp 3. 2008.
26
27
28