Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
pneumonia
umumnya
adalah
bakteri
tipik
terutama
kejadian pneumonia terbagi atas dua kelompok besar yaitu faktor instrinsik dan
faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi umur, jenis kelamin, status gizi, berat
badan lahir rendah, status imunisasi, pemberian ASI, dan pemberian vitamin A.
Faktor ekstrinsik meliputi kepadatan tempat tinggal, polusi udara, tipe rumah,
ventilasi, kelembaban, letak dapur, jenisbahan bakar, penggunaan obat nyamuk,
asap rokok, penghasilan keluarga serta faktor ibu baik pendidikan, umur ibu,
maupun pengetahuan ibu. Salah satu sumber media penularan penyakit
pneumonia adalah kondisi fisik rumah serta lingkungannya yang merupakan
tempat hunian dan langsung berinteraksi dengan penghuninya (PDPI, 2013).
Adapun penalaksanaan dibagi menjadi penatalaksanaan umum dan
penatalaksaan khusus. Pengobatannya terdiri dari antibiotik dan pengobatan
suportif.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
subsegmental,
bronkus
terminalis,
bronkiolus,
dan
bronkiolus
adalah
peradangan
pada
parenkim
paru yang
2.2.3 Etiologi
Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah (Bradley et.al., 2011) :
5
1. Faktor Infeksi
a. Pada neonatus: Streptokokus group B, Respiratory Sincytial Virus (RSV).
b. Pada bayi :
1) Virus: Virus parainfluensa, virus influenza, Adenovirus, RSV,
Cytomegalovirus.
2) Organisme atipikal: Chlamidia trachomatis, Pneumocytis.
3) Bakteri: Streptokokus pneumoni, Haemofilus influenza,
Mycobacterium tuberculosa, Bordetella pertusis.
Pada anak-anak :
1) Virus : Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, RSV
2) Organisme atipikal : Mycoplasma pneumonia
3) Bakteri: Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosis
d. Pada anak besar dewasa muda :
1) Organisme atipikal: Mycoplasma pneumonia, C. trachomatis
2) Bakteri: Pneumokokus, Bordetella pertusis, M. tuberculosis
2. Faktor Non Infeksi.
c.
penyakit yang berat seperti AIDS dan respon imunitas yang belum berkembang
pada bayi dan anak merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.
2.2.4 Klasifikasi
Adaun pembagian pneumonia adalah sebagai berikut
1.
a. Pneumonia lobaris
b. Pneumonia interstitialis
c. Bronkopneumonia
2. Berdasarkan asal infeksi
a. Pneumonia yang didapat dari masyarkat (community acquired
pneumonia = CAP)
b. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based pneumonia)
3. Berdasarkan mikroorganisme penyebab
a. Pneumonia bakteri
b. Pneumonia virus
c. Pneumonia mikoplasma
d. Pneumonia jamur
4. Berdasarkan karakteristik penyakit
a. Pneumonia tipikal
b. Pneumonia atipikal
5. Berdasarkan lama penyakit
a. Pneumonia akut
b. Pneumonia persisten
2.2.5 Patogenesis Bronkopneumonia
Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan
paru. Terdapatnya bakteri di dalam paru merupakan ketidakseimbangan antara
daya tahan tubuh sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat
timbulnya infeksi penyakit.
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui
jalan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
jaringan sekitarnya. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu
proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu :
1. Stadium I/Hiperemia (4 12 jam pertama/kongesti)
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai di reabsorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami kongesti.
4. Stadium IV/Resolusi (7 11 hari)
Pada stadium IV/resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
2.2.6 Manifestasi Klinik
bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40C dan
mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu,
pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak
akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk
kering kemudian menjadi produktif (Bennete, 2013).
Dalam
pemeriksaan
fisik
penderita
pneumonia
khususnya
getaran fremitus selama jalan napas masih terbuka, namun bila terjadi perluasan
infeksi paru (kolaps paru/atelektasis) maka transmisi energi vibrasi akan
berkurang.
3.
4.
10
Crackles adalah bunyi non musikal, tidak kontinyu, interupsi pendek dan
berulang dengan spektrum frekuensi antara 200-2000 Hz. Bisa bernada tinggi
ataupun rendah (tergantung tinggi rendahnya frekuensi yang mendominasi), keras
atau lemah (tergantung dari amplitudo osilasi) jarang atau banyak (tergantung
jumlah crackles individual) halus atau kasar (tergantung dari mekanisme
terjadinya).
Crackles dihasilkan oleh gelembung-gelembung udara yang melalui sekret
jalan napas/jalan napas kecil yang tiba-tiba terbuka.
11
fibrinosa atau supuratif terjadi bila fokus peradangan berhubungan dengan pleura,
tetapi ini tidak biasa. Dengan meredanya penyakit, konsolidasi dapat larut bila
tidak ada pembentukan abses, atau dapat menjadi terorganisasi meninggalkan sisa
fokus fibrosis.
Secara histologis, reaksi itu terdiri dari eksudat supuratif yang memenuhi
bronki, bronkioli dan rongga alveolar yang berdekatan. Netrofil dominan dalam
eksudasi ini dan biasanya hanya didapatkan sejumlah kecil fibrin. Seperti yang
diharapkan, abses ditandai oleh nekrosis dari arsitektur dasar.
2.2.9 Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut (Bradley et.al.,
2011):
1. Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
2. Panas badan
3. Ronkhi basah halus-sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax meninjikkan gambaran infiltrat difus
5. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm 3 dengan limfosit
predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang predominan)
2.2.10 Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri
dalam rongga thorax (seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau
penyebaran bakteremia dan hematologi. Meningitis, artritis supuratif, dan
osteomielitis adalah komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi
(Bradley et.al., 2011).
2.2.11 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumonia khususnya bronkopneumonia pada anak
terdiri dari 2 macam, yaitu penatalaksanaan umum dan khusus (IDAI, 2012)
1.
Penatalaksaan Umum
a. Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai sesak nafas hilang
12
Penatalaksanaan Khusus
a.
b.
Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi,
takikardi, atau penderita kelainan jantung
c.
13
BAB III
LAPORAN KASUS
14
Nama
: An. Az
Umur
: 6 bulan 14 hari
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
: , Jombang
MRS
: 3 januari 2015
No. RM
: 24-06-36
jam : 16.15
3.2 Anamnesis
3.2.1 Keluhan Utama
sesak
3.2.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien kiriman IGD dengan keluhan sesak, sesak mulai 2 hari SMRS,
sebelumnya pasien mengeluh panas badan mulai
11.00. pasien juga mengeluh batuk dan pilek mulai jumat tanggal 31-1214. Dibawa ke dr. Soewarsi, Sp.A dan diberi puyer tapi demam tidak reda.
BAB lebih sering dari biasanya, ampas (+) sejak tanggal 2-1-2015, Mual
(-), mumtah (-). BAK terakhir jam 16.00. BAB terakhir jam 14.00 warna
kuning, lembek.
3.2.4 Riwayat pengobatan
Berobat ke bidan tapi demam tidak reda
3.2.5 Riwayat penyakit dahulu
Tidak pernah mengalami sakit ini sebelumnya
3.2.6 Riwayat penyakit keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit
batuk-batuk lama ataupun sesak napas
3.2.7
Riwayat Sosial
15
Riwayat gizi :
Sejak lahir diberi ASI dan susu formula
: lemah, rewel
kesadaran
: somnolen
Tanda Vital
RR
: 64 x / menit.
Suhu
: 39C
Berat Badan
: 6,68 kg
Tinggi Badan
: 60 cm
Status gizi
: Baik
Pemeriksaan Fisik:
Kepala
Leher
16
Thoraks
Cor
Pulmo
Abdomen
Inspeksi
: timpani
Palpasi
tekan (-).
Ekstremitas
17
Kesan
: Bronchopneumonia
3.5 Resume
Anak Az, 6 bulan 14 hari, Pasien kiriman IGD dengan keluhan sesak
sejak 2 hari SMRS., panas badan mulai sabtu 1-1-15 jam 11.00. pasien
batuk dan pilek mulai jumat tanggal 31-12-14. Diberi puyer tapi demam
tidak reda. BAB lebih sering dari biasanya, ampas + sejak tanggal 2-12015, . Mual (-), mumtah (-). BAK terakhir jam 16.00. BAB terakhir jam
14.00 warna kuning, lembek. Pemeriksaan fisik didapatkan suara pada
nafas menurun dan didapatkan ronkhi pada kedua lapang paru. Tampak
bercak-bercak infiltrat parahilus kanan-kiri
3.6 Diagnosis
Pneumonia
3.7 Diagnosis Banding
Bronkiolitis
18
Asma bronchiale
3.8 Planning
3.8.1 Planing Terapi:
Oksigen kanul 2 literpermenit
D10 NS 250 cc/24 jam
Viccilin sx 3x500
Meixam 3x250
Pyrec 3x 7 cc
Nebulizer+suction combivent/pulmicort 2x1amp selang seling
ASI atau susu formula
3.9 Monitoring
Keadaan umum dan vital sign
sesak
Keluhan Pasien
3.10 Edukasi :
Menginformasikan kepada keluarga pasien mengenai:
o Penyakit pasien pneumonia
o Tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan
o Menjelaskan macam-macam obat yang diberikan dan efeknya
o Prognosis dan komplikasi yang mungkin dapat terjadi
o Hindari jajan-jananan yang kurang kebersihannya
o Jika sudah keluar RS : kontrol rutin di poli anak
3.11 Prognosis
Prognosis pada pasien ini umumnya baik bila penanganan cepat, tepat,
adekuat dan dipicu dari kemauan pasien untuk sembuh
Perkembangan Harian
S
O
3-1-2015
4-1-2015
19
A
P
S
O
A
P
normal, timpani
Ekstremitas : akral hangat
5-1-2015
6-1-2015
pneumonia
O2 nasal 2lpm
Infus D5 NS 250cc/24j
Inj viccilin sx 3x 250mg
Nebulizer+suction combivent/pulmicort
2x1amp selang seling
Meixam 3x250
Pyrex 3x7 cc (K/P)
Asi / Pasi
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Anak Az, 6 bulan 14 hari, Pasien kiriman IGD dengan keluhan sesak
sejak 2 hari SMRS, panas badan mulai sabtu 1-1-15 jam 11.00. pasien batuk dan
pilek mulai jumat tanggal 31-12-14. Diberi puyer tapi demam tidak reda. BAB
lebih sering dari biasanya, ampas + sejak tanggal 2-1-2015, . Mual (-), mumtah
(-).
BAK terakhir jam 16.00. BAB terakhir jam 14.00 warna kuning, tidak
lembek. Pemeriksaan fisik didapatkan suara pada nafas menurun dan didapatkan
ronkhi pada kedua lapang paru. Tampak bercak-bercak infiltrat parahilus kanankiri
21
menggunakan
terapi
penicillin,
gentamisin,
parasetamol dan asi eksklusif. Penisilin adalah antibiotik yang bekerja sebagai
broadspectrum terhadap kuman gram positif dan negatif. Merupakan obat lini
pertama untuk infeksi ada anak. Gentamisin merupakan antibiotik golongan
22
aminoglikosida,
pemberian
golongan
penicilin
dikombonasikan
dengan
BAB V
Kesimpulan
Anak Az, 6 bulan 14 hari, Pasien kiriman IGD dengan keluhan sesak
sejak 2 hari SMRS, panas badan mulai sabtu 1-1-15 jam 11.00. pasien batuk dan
pilek mulai jumat tanggal 31-12-14. Diberi puyer tapi demam tidak reda. BAB
lebih sering dari biasanya, ampas + sejak tanggal 2-1-2015, . Mual (-), mumtah
(-). BAK terakhir jam 16.00. BAB terakhir jam 14.00 warna kuning, lembek.
Pemeriksaan fisik didapatkan suara pada nafas menurun dan didapatkan ronkhi
pada kedua lapang paru. Tampak bercak-bercak infiltrat parahilus kanan-kiri. Dari
situ ditarik suatu diagnosis yaitu pneumonia.
23
sx
3x
250mg,
inj
Meixam
3x
250mg,
Nebulizer+suction
DAFTAR PUSTAKA
Bennete
M.J.
2013.
Pediatric
Pneumonia.
24
25