Sie sind auf Seite 1von 4

Dharmawan

Angela Liana Dharmawan


Yuda Putri
Bahasa Indonesia 7
13 Desember 2013

Dampak Sosial Budaya di Tomoe Bagi Totto-chan


Karakter orang terbentuk berdasarkan lingkungan yang mereka tempati atau
yang mereka kenal. Karakter seseorang juga bisa berubah jika mereka berada di
lingkungan yang baru. Perubahan perubahan itu terkadang mengubah seseorang
menjadi positif dan lebih sukses. Terkadang orang orang tidak menyadari bahwa diri
mereka berubah, melainkan orang lain yang bisa melihatnya. Jangan bergabung
dengan kerumunan yang mudah. Anda tidak akan tumbuh. Pergi ke mana harapan dan
tuntutan yang dilakukan dan dicapai tinggi. (Rohn). Merubah diri sendiri itu hal yang
tidak mudah, tetapi jika mau mencoba untuk menjadi lebih baik, dibutuhkan tekad dan
kemauan yang sangat besar. Latar sosial budaya Sekolah Tomoe mempengaruhi
karakter Totto-chan menjadi seorang yang lebih ceria, mudah bersosialisasi dan lebih
percaya diri. Itulah ketiga dampak dari latar sosial budaya di Tomoe yang
mempengaruhi Totto-chan sehingga membuatnya menjadi lebih baik.
Menjadikan Totto-chan lebih ceria adalah salah satu dampak positif latar sosial
budaya di Tomoe. Dia menjadi lebih ceria dalam belajar dan beraktivitas di sekolah
karena lingkungan di Tomoe sesuai dan cocok dengan dirinya. Lingkungan di Tomoe
yang santai sangat cocok dengan Totto-chan. Juga sistem belajar Ketika Totto-chan
pertama kali datang, dia langsung terkagum dengan suasananya. Deretan jendela
gerbong gerbong itu berkilauan di tempa sinar matahari pagi. Tapi sepasang mata

Dharmawan
gadis cilik berpipi merah jambu yang memandanginya dari balik semak semak lebih
bercahaya lagi. (Kuroyanagi, 20). Itulah perasan Totto-chan ketika pertama kali
melihat Tomoe, yang ruang kelasnya berada di gerbong gerbong kereta yang sudah
tidak terpakai lagi. Dari awal Totto-chan datang, dia sudah sangat bersemangat dan
sudah menyukai lingkungan di Tomoe. Dari situ, bisa dilihat bahwa Totto-chan akan
cocok jika bersekolah disitu. Kedua kalimat itu mengartikan bahwa Totto-chan sangat
senang dan tidak sabar untuk sekolah di Tomoe.
Latar sosial budaya di Tomoe menjadikan Totto-chan lebih mudah
bersosialisasi. Lingkungan dan teman teman di Tomoe membuat Totto-chan menjadi
mudah bergaul, sehingga dia mempunyai lebih banyak teman dibandingkan saat ia
bersekolah di sekolah lamanya. Sekolah Tomoe mengajarkan murid murid untuk
menerima satu sama lain dan berteman dengan semuanya. Totto-chan tidak dianggap
berbeda atau tidak dikenal sebagai anak nakal di Tomoe. Kegiatan kegiatan di
Tomoe juga berpengaruh. Dari awal masuk sekolah, Totto-chan sudah berhasil
berkenalan dan berteman dengan salah satu murid di Tomoe. Dahulu, Totto-chan yang
selalu dianggap sebagai anak nakal dijauhi oleh teman temannya karena dia
dianggap tidak sama dengan mereka. Di Tomoe, tidak ada yang menjauhinya atau
membeda bedakan. Semuanya berteman dan bermain bersama. Aktivitas yang
diadakan

di

Tomoe

juga

kebanyakan

membutuhi

kerja

sama,

sehingga

membangkitkan pertemanan satu murid dengan yang lain. Kepala Sekolah dan guru
guru lain bergabung dengan anak anak, menjadi dua tim yang bertanding dalam
permainan Tarik Tambang. Mereka tarik menarik sambil berteriak, Tarik,
tarik! (133) Permainan Tarik Tambang yang diadakan di Hari Olahraga
membutuhkan kerjasama satu sama lain, tidak hanya dengan murid, juga dengan guru
guru. Kebersamaan mereka membuat Totto-chan engan mudah berkenalan dan

Dharmawan
berteman dengan yang lain. Kegiatan kegiatan kecil seperti ini berdampak sangat
besar bagi murid murid, khususnya Totto-chan.
Dampak latar sosial budaya yang berpengaruh pada Totto-chan dari Tomoe
adalah menjadi lebih percaya diri. Orang orang di Tomoe, apalagi Kepala Sekolah
adalah seseorang yang sangat menyemangati anak anak, termasuk Totto-chan. Mr.
Kobayashi selalu mendukung anak anak di Sekolah Tomoe dalam kegiatan apapun.
Karakter ini berdampak kepada karakter Totto-chan. Kau benar benar anak baik,
kau tahu itu, kan? (187) Itu yang selalu dikatakan Kepala Sekolah setiap kali dia
berpapasan dengan Totto-chan. Totto-chan selalu percaya jika Kepala Sekolah berkata
begitu. Kata kata Mr. Kobayashi yang sederhana itu bisa mengubah sudut pandang
terhadap dirinya sendiri. Hal hal seperti ini sangatlah penting bagi beberapa anak,
terutama Totto-chan karena dia dahulu dikenal sebagai anak yang nakal dan tidak ada
yang bias mengerti dan memahami dirinya. Sekarang, dia jadi merasa lebih dihargai
yang membuat dia tidak takut untuk berteman dan berbaur bersama yang lain.
Latar sosial budaya sekolah Tomoe mempengaruhi karakter Totto-chan
menjadi seorang yang lebih ceria, mudah bersosialisasi dan lebih percaya diri. Ketiga
dampak positif ini sangat mempengaruhi sifat dan perilaku Totto-chan sehari hari.
Dalam hal hal kecil, Totto-chan sendiri mengerti dia harus berubah dan dia ingin
menjadi seseorang yang lebih baik. Totto-chan tahu apa yang harus dia perbaiki dari
dirinya, dan Totto-chan mempunyai kemauan. Ada juga saat dimana Totto-chan
berubah secara mental maupun fisik karena pengaruh dari Sekolah Tomoe, karena
pengaruh dari teman teman dan Mr. Kobayashi. Hal ini membuktikan bahwa semua
orang, dewasa ataupun anak anak, bisa berubah dan berkembang dengan dibantu
ataupun berusaha sendiri.

Dharmawan
Referensi:
Jim Rohn Biography. Jimrohn.com. n.p, n.d. Web. 13 Des. 2013.
Kuroyanagi, Tetsuko. Totto-chan Gadis Cilik di Jendela. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008. Cetak.

Komentar:
Jumlah kata: 727
Angela, terima kasih telah menyelesaikan karangan argumentasi ini. Kamu adalah risk
taker yang berani untuk mengambil tema yang berbeda dari yang lain, hal ini sangat
Ibu Yuda hargai. Pilihan kata dan penggunaan kalimat formal cukup baik, begitu juga
fokus pembahasan. Namun kedalaman analisis harus lebih ditingkatkan.
Nilai: 6++

Das könnte Ihnen auch gefallen