Sie sind auf Seite 1von 44

HIPERTENSI

PEMBIMBING : DR. TUTI, SP.PD


OLEH : MAHDY FARRAS
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Cianjur
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta 2015

DEFINISI
Penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah.
Sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg
Pada lanjut usia, sistolik >160 mmHg dan diastolik
>90 mmHg

HYPERTENSION FACTS

Mempengaruhi 1 miliar orang di seluruh


dunia
AS - sekitar 1 dari 3 orang dewasa, 73
juta mengidap hipertensi
usia 55 tahun keatas mempunya resiko
lebih besar
penyebab kematian terbesar (MI, stroke,
penyakit pembuluh darah)

ETIOLOGI
Hipertensi primer (esensial/idiopatik)
Hipertensi sekunder
Ginjal (5%)
Sekresi hormonal (1-2%)

BLOOD PRESSURE
CLASSIFICATION (JNC VII)

TANDA DAN GEJALA


Meskipun disebut the silent killer
Terdapat tanda dan gejala :

sakit kepala,
epistaksis (mimisan)
pusing/migrain,
rasa berat ditengkuk,
sukar tidur,
mata berkunang kunang,
lemah dan lelah,
tekanan darah > 140/90 mmHg

Kidney
Renal Insufficiency
ESRD / Gagal Gnjal

Heart
Left Ventricular
Hypertrophy

Hypertension

Chronic Heart Failure


Myocardial Infarction
Congestive Heart
Disease
Arrhythmia

Vessel
Arteriosclerosis
Peripheral Vascular Disease
Coronary Heart Disease

Brain
Stroke

SASARAN KERUSAKAN ORGAN


Target Gagal Organ
Kerusakan tergantung
pada:

seberapa tinggi
tekanan darah

Mata
retinopathy

Ginjal
Gagal Ginjal

Otak
stroke

Jantung
Peny.Jantung Koroner
Pembesaran Jantung kiri
Gagal Jantung

Berapa lama tidak


terkontrol dan
tertangani

Peripheral arterial disease

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis : protein,
leukosit, eritrosit dan
silinder
Hemoglobin dan
hematokrit
Elektrolit darah : kalium
Ureum/kreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
EKG

TSH
Leukosit darah
Trigliserda, HDL, dan
kolesterol LDL
Kalsium dan fosfor
Foto toraks
Ekokardiograf
Ekokardiograf-Doppler

TATALAKSANA HIPERTENSI

PENANGANAN HIPERTENSI
Tekanan darah target adalah <140/90 mmHg yang berhubungan dengan
penurunan komplikasi penyakit kardiovaskuler. Pada pasien dengan hipertensi
dan diabetes atau panyakit ginjal, target tekanan darahnya adalah <130/80
mmHg.

KRISIS
HIPERTENSI

LATAR BELAKANG
Hipertensi Masalah kesehatan masyarakat

dunia
Beberapa penulis 1% dari penderita
hipertensi akan mengalami krisis hipertensi
Majalah the Lancet dan WHO Kejadian krisis
hipertensi akan m dari 0,26% th 2000
0,29% th 2025 pd penduduk dewasa di dunia
Untuk mencegah kerusakan organ akibat krisis
hipertensi di Indonesia perlu dilakukan upaya
pengenalan dini dan penatalaksanaan krisis
hipertensi yang disepakati bersama.

DEFINISI
Krisis hipertensi
Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole 180 mmHg dan/atau diastole 120
mmHg), pd penderita hipertensi, yg membutuhkan
penanggulangan atau penanganan segera.

KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI


1.

Hipertensi emergensi
Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan
organ target yang progresif. Di perlukan
tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun
waktu menit/jam. Dengan parenteral
2. Hipertensi urgensi
Kenaikan TD mendadak yg tidak disertai
kerusakan organ target. Penurunan TD harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.
Dengan oral

MANIFESTASI KLINIS KRISIS HIPERTENSI


1.

Neurologi:
Sakit kepala, hilang/ kabur penglihatan, kejang,
defsit neurologis fokal, gangguan kesadaran
(somnolen, sopor, coma).
2. Mata:
Funduskopi berupa perdarahan retina, eksudat
retina, edema papil.
3. Kardiovaskular
Nyeri dada, edema paru.

4.

5.

Ginjal:
Azotemia, proteinuria, oligouria.
Obstetri
Preklampsia dengan gejala berupa gangguan
penglihatan, sakit kepala hebat, kejang, nyeri
abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan
oliguri, serta gangguan kesadaran/ gangguan
serebrovaskuler.

FAKTOR RISIKO
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat
atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita deng anrangsangan simpatis yg
tinggi seperti luka bakar berat,
phaechromocytoma, penyakit kolagen,
penyakit vaskuler, trauma kepala.
Penderita hipertensi dengan penyakit
parenkim ginjal

PENDEKATAN AWAL PD KRISIS HIPERTENSI


Anamnesis
R/ hipertensi (awal hipertensi, jenis obat anti
hipertensi, keteraturan konsumsi obat).
Ganguan organ (kardiovaskuler,
serebrovaskular, serebrovaskular,
renovaskular, dan organ lain).

Pemeriksaan fsik
Sesuai dengan organ target yang terkena
Pengukuran TD di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat
ekstremitas
Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak
bruit
Pembuluh darah besar, bising jantung dan
ronki paru.
Pemeriksaan neurologis umum

PEMERIKSAAN LABORATORIUM AWAL DAN


PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium awal:
a. Urinalisis
b. Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan
elektrolit.
Pemeriksaan penunjang: ekg, foto toraks
Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan:
CT scan kepala, ekokardiogram, ultrasonogram.

PENETAPAN DIAGNOSTIK
Walau biasanya pd krisis hipertensi ditemukan TD
180/120 mmHg perlu diperhatikan kecepatan
kenaikan TD tersebut dan derajat gangguan
organ target yang terjadi.

TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI


Penatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di
rumah sakit, namun dapat dilaksanakan di tempat
pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan
dengan pemberian obat anti hipertensi oral.

TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI


Harus dilakukan di RS dgn fasiltas pemantauan
yg memadai
Pengobatan parenteral diberikan secara bolus
atau infus sesegera mungkin
TD harus diturunkan dalam hitungan menit
sampai jam dengan langkah sbb:
a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata
(mean arterial blood pressure) diturunkan 2025%.

b. 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan


sampai 160/100 mmHg.
c. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai
<140/90 mmHg bila tidak ada gejala
iskemia organ.

MAP : sistole + 2 x diastole


3

KRISIS HIPERTENSI

1.Peningkatan TD mendadak
2.Sistolik >180 dan atau diastolik >120 mmHg
3. Memerlukan penanganan segera
Apakah disertai kerusakan organ?
Ditemukan gejala penurunan kesadaran, gangguan penglihatan, sakit
kepala, kejang-kejang, sesak nafas, nyeri dada, edem atau perdarahan
papil, dll.
YES
Hipertensi emergency
(disertai kerusakan organ)
Penurunan TD menit/jam
obat parenteral
ICU
1 amp 10mg perdipine
dilarutkan dalam 50cc pelarut.
Tetesan diberikan dari dosis
terendah 0,5mcg/kgBB/menit.

NO
Hipertensi urgency (tidak
ada kerusakan organ)
penurunan TD 24-48 jam
obat oral
RAWAT
INAP
2 amp 10 mg perdipine
dilarutkan dalam 100cc pelarut.
Tetesan diberikan dari dosis
terendah 0,5mcg/kgBB/menit.

OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN PADA


HIPERTENSI EMERGENSI
Clonidin (catapres) IV (150 mcg/ampul)
a. Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan
infus glucosa 5% 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15
menit dapat dinaikkan 4 tetes sampai TD yg
diharapkan tercapai.
b. Bila TD target tercapai pasien diobservasi
selama 4 jam kemudian diganti dg tablet
clonidin oral sesuai kebutuhan.

c. Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak,


tetapi diturunkan perlahan-lahan oleh karena
bahaya rebound phenomen, dimana TD naik
secara cepat bila obat dihentikan.

Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mg/ampul )


a. Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit
kemudian diteruskan dg infus 50 mg/jam
selama 20 menit.
b. Bila TD telah turun >20% dari awal, dosis
diberikan 30 mg/jam sampai target tercapai.
c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-10 mg/jam
dg observasi 4 jam kemudian diganti dg tablet
oral.

Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10 mg/ampul)


a. Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus.
b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6
mcg/kgBB/menit sampai target TD tercapai.
Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat
diberikan dalam cairan infus dg dosis 2 mg menit.
Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IV
Diberikan dlm cairan infus dg dosis 0,25-10.00
mcg/kg/menit.

THANK YOU!!

Das könnte Ihnen auch gefallen