Sie sind auf Seite 1von 5

LO 1

Ada berbagai macam tipe space maintainer, yang secara umum bisa dikelompokkan menjadi dua
katagori, lepasan dan cekat (Foster, 1997). Klasifikasi space maintainer menurut Snawder 1980 adalah
(a) space maintainer cekat dengan band, (b) space maintainer cekat tanpa band atau dengan etsa asam,
(c) space maintainer lepasan denganband atau semi-cekat, (d) space maintainer lepasan tanpa band,
(e) space maintainer fungsional atau dapat dikunyah, dan (f) space maintainer non fungsional
(Hprimaywati, 2008; AAPD, 2009).
Menurut Finn (1962), tipe space maintainer dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) jenis space
maintainer yaitu;

1.

Space maintainer lepasan (removable), cekat (fixed) dan semi cekat (semi-fixed)

2.

Space maintainer dengan band dan tanpa band

3.

Space maintainer fungsional dan non fungsional

4.

Space maintainer aktif dan pasif

5.

Space maintainer kombinasi dari tipe di atas

Indikasi penggunaan space maintainer antara lain (Finn, 1973).

1.

Apabila terjadi kehilangan gigi sulung dan gigi penggantinya belum siap erupsi
menggantikan posisi gigi sulung tersebut dan analisa ruang menyatakan masih terdapat ruang
yang memungkinkan untuk gigi permanennya.

2.

Jika ada kebiasaan yang buruk dari anak, misalnya menempatkan lidah di tempat yang
kosong atau menghisap bibir maka pemasangan space maintainer ini dapat diinstruksikan
sambil memberi efek menghilangkan kebiasaan buruk.

3.

Adanya tanda-tanda penyempitan ruang.

4.

Kebersihan mulut (OH) baik.

5.

Adapun waktu yang tepat penggunaan space maintainer adalah segera setelah kehilangan
gigi sulung. Kebanyakan kasus terjadi penutupan ruang setelah 6 bulan kehilangan gigi.

Adapun kontra indikasi space maintainer antara lain (Finn, 1973).

1.

Tidak terdapat tulang alveolar yang menutup mahkota gigi tetap yang akan erupsi.

2.

Kekurangan ruang untuk erupsi gigi permanen.

3.

Ruangan yang berlebihan untuk gigi tetapnya erupsi.

4.
5.

Kekurangan ruang yang sangat banyak sehingga memerlukan tindakan pencabutan dan
perawatan ortodonti.
Gigi permanen penggantinya tidak ada (agenisi).

Pada beberapa keadaan penggunaan space maintainer tidak diaplikasikan pada anak, yaitu jika gigi yang
tanggal sebelum waktunya adalah gigi insisif sulung, maka pemasangan space maintainer tidak perlu
karena pertumbuhan daerah ini ke arah transversal sangat laju dan pergeseran gigi-gigi kaninus ke arah
mesial hampir tidak ada (Moyers, 1972). Selain itu, alasan tidak diperlukan aplikasi space
maintainer adalah sebagai berikut :

1.

Jika tonjolan dan dataran inklinasi dari gigi-gigi di samping gigi yang dicabut itu sudah
mengunci sedemikian rupa sehingga pergeseran ke arah tempat yang kosong itu sudah dengan
sendirinya terhalang.

2.

Jika pergeseran ke arah tempat yang kosong itu dapat memperbaiki oklusi dari molar
pertama permanen.

3.

Jika pergeseran ke tempat yang kosong dapat memperbaiki adanya gigi depan
yang crowded.

4.

Pada anak dengan usia yang masih sangat muda sehingga sulit kerjasama dengan dokter
gigi.

LO 2
Indikasi pit dan fissure sealant
Gigi posterior sulung dan permanen yang mempunyai pit dan fisura dalam dan
sempit
Pada pemeriksaan klinis atau radiografi tidak terdapat karies interpoximal yang perlu
direstorasi
Pasien yang memiliki karies tinggi pada gigi sulung dengan diperkiraan gigi
permanent akan karies
Gigi dimana antagonisnya terdapat karies yang mempunyai bentuk morfologi hampir
sama
Gigi posterior dimana terdapat karies oklusal pada gigi sebelahnya
a. Dalam, pit dan fisura retentif
b. Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal
c. Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnya
d. Tidak adanya karies interproximal
e. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
f. Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.
Sedangkan kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah
a. Self cleansing yang baik pada pit dan fisura
b. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang memerlukan perawatan
c. Banyaknya karies interproximal dan restorasi
d. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi saliva
e. Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun. (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 459-61) Pertimbangan lain dalam
pemberian sealant juga sebaiknya diperhatikan.Umur anak berkaitan dengan waktu awal erupsi gigi-gigi tersebut.

(M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 459-61)


Pertimbangan lain dalam pemberian sealant juga sebaiknya diperhatikan. Umur
anak berkaitan dengan waktu awal erupsi gigi-gigi tersebut. Umur 3-4 tahun
merupakan waktu yang berharga untuk pemberian sealant pada geligi susu; umur
6-7 tahun merupakan saat erupsi gigi permanen molar pertama; umur 11-13 tahun
merupakan saatnya molar kedua dan premolar erupsi. Sealant segera dapat
diletakkan pada gigi tersebut secepatnya. Sealant juga seharusnya diberikan pada

gigi dewasa bila terbukti banyak konsumsi gula berlebih atau karena efek obat dan
radiasi yang mengakibatkan xerostomia (Norman O. Harris, 1999: 245-6).
Bahan fissure sealant :
- Monomer : Bisphenol Glicydil Methacrylate (Bis-GMA)
- Katalis
: Benzoin Methyl Ether
Sifat Bahan Sealant
Aplikasi mudah dan tahan lama
Tidak toxis dan iritasi --> biokompatibilitas baik
Pengkerutan polimerisasi kecil
Tidak mudah larut
Penyerapan air rendah
Mempunyai koefisien termal ekspansi sama dengan struktur gigi
Viskositas rendah --> mudah penetrasi kedalam pit dan fisura
Teknik Fissure Sealant

Tahap 1 Pemilihan gigi yang akan dilakukan tindakan fissure sealant.


Tahap 2 Pemilihan bahan yang akan digunakan.
Tahap 3 Gigi dibersihkan menggunakan dental prophylaxis yang bebas gliserin dan

florida.Gigi kemudian dibersihkan dari pasta profilaksis dan debris dengan semprotan air.
Tahap 4 Gigi diisolasi menggunakan rubber dam pada kwadran yang akan dilakukan fissure

sealant.
Tahap 5 Gigi dikeringkan. Aplikasikan larutan asam fosfat menggunakan kuas kecil selama 60

detik. ( untuk gigi sulung 120 detik).


Tahap 6 Setelah dilakukan etsa asam, gigi dibersihkan dengan semprotan air dan udara selama

30 detik kemudian dibersihkan lagi dengan semprotan udara.


Tahap 7 Pengeringan merupakan tahap yang penting, hasil etsa asam telah kering dan bebas

dari semua kontaminasi, karena kontaminasi akan menghambat perlekatan sealant dengan
permukaan email berwarna keputihan,
Tahap 8 Aplikasi sealant dengan menggunakan kuas kecil atau aplikator khusus pada seluruh

permukaan yang telah dietsa.


Tahap 9 Setelah polimerisasi, sealant diperiksa menggunakan sonde berujung tumpul, atau

dapat menggunakan burnisher berujung bulat dan kecil yang dilakukan secara hati-hati. Jangan
menekan instrumen dengan keras pada permukaan sealant.
Tahap 10 Cek oklusi dengan articulating paper.

ion

Berdasarkan bahan dasarnya, Sealant dibedakan menjadi :


1. Bisphenol A-glycidyl methacrylate (Bis-GMA)
2. Cyanoacrylate, Polyurethane (semen glass-ionomer).
Dari data klinis yang diperoleh oleh berbagai ahli, didapatkan dari bahan bahan sealant diatas, yang paling berhasil
adalah sealant yang bahan dasarnya dari resin Bis-GMA dan semen glass ionomer.

Glass Ionomer
a. Digunakan pada geligi sulung
b. Kekuatan kunyah relatif tidak besar
c. Pada insidensi karies tinggi
d. Gigi yang belum erupsi sempurna
e. Area yang kontaminasi sulit dihindari
f. Pasien kurang kooperatif

Resin Bis-GMA
a. Digunakan pada geligi permanen
b. Kekuatan kunyah besar
c. Insidensi karies relatif rendah
d. Gigi sudah erupsi sempurna
e.Area bebas kontaminasi atau mudah dikontrol
f. Pasien kooperatif, karena banyaknya tahapan yang
membutuhkan waktu
lebih lama.
Ford.Pitt T.R Restorasi gigi Edisi 2, EGC: Jakarta, 1993.
LO3
Topika aplikasi adalah pemberian fluor dengan cara pengulasan pada permukaan
gigi
Alat dan bahan yang di gunakan
Alat :
polesh,cotton roll, cotton pellet, polishing agent, dappen glass, 4 serangkai,
cheepblower, lampu spiritus, saliva ejector, tongue holder
Bahan:
1.Disclosing solution
2.fluor
TAHAP-TAHAP
1.Gigi diolesi disclosing
2.Seluruh gigi dibersihkan, scaling dan polesh
3.Gigi diblokir dgn cotton rool
4. pasang tongue holder

5.Gigi dikeringkan dgn udara hangat dgn cheepblower


6.Ulaskan larutan fluor pd seluruh permukaan gigi
7.Diamkan selama 3-5 menit
8.Setelah selesai pasien dianjurkan berkumur-kumur ringan

Intruksi
Jangan kumur2 dengan kuat
Jangan langsung gosok gigi
Jangan makan dan minum selama 1 jam

Das könnte Ihnen auch gefallen