Sie sind auf Seite 1von 24

BAB I

PENDAHULUAN

Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki
banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, mengisap, menelan,
persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang. 1,2,3,4 Lidah dapat
mencerminkan kondisi kesehatan seseorang sehingga digunakan sebagai indikator untuk
mengetahui kesehatan oral dan kesehatan umum pasien.3,4,5,6
Lidah dapat mengalami anomali berupa kelainan perkembangan, genetik, dan
enviromental.1 Penyakit-penyakit lokal dan sistemik juga mempengaruhi kondisi lidah
dan menimbulkan kesulitan pada lidah yang biasanya menyertai keterbatasan fungsi
organ ini.1,2 Lesi pada lidah memiliki diagnosa banding yang sangat luas yang berkisar
dari proses benigna yang idiopatik sampai infeksi, kanker dan kelainan infiltratif.
Bagaimanapun, lesi lidah yang terlokalisasi dan non-sistemik lebih sering dijumpai.7,8
Suatu studi epidemiologi dapat memberikan pemahaman mengenai prevalensi,
perluasan, dan keparahan suatu lesi pada suatu populasi. 9 Banyak penelitian yang telah
dilakukan oleh para peneliti di berbagai negara untuk mengetahui prevalensi kelainan
lidah.2 Angka prevalensi kelainan lidah berbeda di setiap daerah di seluruh dunia. Variasi
ini dapat disebabkan oleh perbedaan ras, jenis kelamin dan usia pada setiap populasi.
Demikian juga perbedaan dalam kriteria diagnostik, metodologi dan prosedur sampling
pada setiap penelitian.2,5,6,10,11,12

Penelitian mengenai kelainan lidah telah dilakukan di luar negeri seperti Iran,
Jordania, Israel, Hungaria, Turki, India dan Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan di negara-negara tersebut, kelainan-kelainan lidah yang paling sering
dijumpai pada pasien berupa hairy tongue, coated tongue, fissured tongue, bald tongue,
geographic tongue, median rhomboid glossitis, scalloped tongue, macroglossia, dan
ankyloglossia.
Motallebnejad, dkk dalam penelitiannya terhadap 1901 pasien di Iran
menemukan bahwa 672 atau 35,3% dari 1901 pasien memiliki kelainan lidah, 38,6%
pada wanita dan 47,7% pada pria. Secara rinci hasil penelitian yang diperoleh berupa
coated tongue 13,4%, fissured tongue 10%, crenation tongue 6,8%, geographic tongue
3,6%, ankyloglossia 2,7%, median rhomboid glossitis 2,7%, bald tongue 1,2%, hairy
tongue 1,2%, dan macroglossia 0,5%.6 Penelitian mengenai prevalensi hairy tongue,
coated tongue, fissured tongue, bald tongue, geographic tongue, median rhomboid
glossitis, scalloped tongue, macroglossia, dan ankyloglossia juga dilakukan oleh Avcu
dan Kanli. Mereka mendapati 2690 atau 52,5% dari 5150 pasien rawat jalan di Turki
memiliki kelainan lidah.5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Lidah Normal


Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari
epitel skuamosa berlapis. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan,
pengecapan dan bicara. Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa
yang membentuk papila-papila.13
Ada 4 tipe papila pada dorsum lidah : papila filiformis, papila fungiformis, papila
sirkumvalata dan papila foliata. Papila filiformis merupakan papila terkecil dan
berjumlah paling banyak. Papila itu berupa batang-batang ramping, seperti rambut,
bertanduk, tampak berwarna merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat
iritasi yang dialami lidah. Papila fungiformis lebih sedikit jumlahnya, warna merahnya
lebih cerah dan diameternya lebih lebar dibandingkan dengan papila filiformis. Papila
fungiformis tidak bertanduk, berbentuk bulat atau jamur dan sedikit menonjol. Papila ini
juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila ini paling banyak terdapat di tepi lateral dan
ujung anterior dari lidah. 13
Papila sirkumvalata adalah papila terbesar yang tampak sebagai papula-papula
berwarna merah muda 2 sampai 4 mm. Papula tersebut dikelilingi oleh suatu parit
sempit dan juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila-papila ini berjumlah 6 sampai
12 dan tersusun dalam suatu deretan berbentuk V di sepanjang ujung-ujung sulkus di sisi
posterior dorsum lidah. Papila-papila tersebut secara anatomis membagi lidah menjadi 2

bagian yang tidak sama, 2/3 anterior dan 1/3 posterior. 13


3

Pada sisi lateral daerah posterior lidah terdapat papila foliata. Papila-papila ini
seperti daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Terkadang tonsil
lingual yang meluas ke daerah ini dari akar dorsal posterior lidah dapat salah disebutkan
sebagai papila foliata. 13

Gambar 2.1 Papila-papila lidah 14

Gambar 2.2 Lidah normal 15

2.2 Definisi Coated Tongue


Coated tongue adalah suatu keadaan dimana permukaan lidah terlihat berwarna
putih atau berwarna lain yang merupakan tumpukan dari debris, sisa-sisa makanan dan
mikroorganisme yang terdapat pada permukaan dorsal lidah. 16,17 Lidah merupakan
habitat bagi mikroorganisme rongga mulut yang banyak berkolonisasi di dorsum
lidah.17 Bakteri yang berkolonisasi pada lidah memainkan peranan penting pada
pembentukan volatile sulvur compounds yang dapat menyebabkan bau mulut.
Pasien yang lebih tua memiliki prevalensi yang lebih sering untuk coated tongue
dari pada pasien yang lebih muda. Perubahan pola diet, ketidakmampuan fisik untuk
menjaga oral hygiene dengan baik, dan penurunan jumlah aliran saliva akan
menyebabkan akumulasi dari debris oral. Selain itu dikatakan pula bahwa ketebalan
coated tongue akan semakin bertambah pada pasien penderita penyakit periodontal.
Leukosit meningkat pada saliva pasien dengan penyakit periodontal, dan lekosit akan
terakumulasi pada permukaan lidah. Coated tongue akan menyebabkan terjadinya
penumpukan bakteri, bau mulut dan sensasi rasa pada lidah kurang peka.18

2.3 Klasifikasi Coated Tongue


Beberapa metode yang telah digunakan untuk menggolongkan coated tongue
untuk mengetahui etiologi dan tingkat keparahannya, meliputi:
1. Boys, dkk menggolongkan coated tongue pada estimasi ketebalan selaput pada
bagian dorsal lidah melalui pemeriksaan visual yaitu : berat, sedang, ringan atau
tidak ada.

2. Miyazaki, dkk menggolongkan coated tongue berdasarkan distribusi daerah yang


tertutupi selaput, meliputi : skor 0, tidak terlihat; 1, kurang dari sepertiga
permukaan dorsum lidah; 2, kurang dari dua pertiga permukaan dorsum lidah; 3,
Lebih dari dua pertiga permukaan dorsal lidah.

Gambar 2.3 Skor 0, tidak terlihat; 1, kurang dari sepertiga permukaan dorsum lidah; 2,
kurang dari dua pertiga permukaan dorsum lidah; 3, Lebih dari dua pertiga permukaan
dorsal lidah.

3. Chen menggolongkan coated tongue berdasarkan warna, yaitu: putih, kuning,


abu-abu dan hitam.

Gambar 2.4 Derajat coated tongue: putih, kuning abu-abu dan hitam
2.4 Etiologi Coated Tongue
Secara mikroskopis pembentukan coated tongue berhubungan erat dengan
tingkat multipikasi sel epitel, kuantitas dari desmosom dan granul pada selaput
membrane.18 Berikut adalah beberapa predisposisi terjadinya coated tongue 19:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Edentulous
Diet makanan lunak
Oral hygiene yang buruk
Puasa
Demam
Xerostomia
Konsumsi berbagai obat

2.5 Patofisiologi Coated Tongue


Pada dasarnya, permukaan atas lidah adalah daearah yang rentan iritasi. Iritasi ini
sering disebabkan oleh minuman yang terlalu panas atau makanan yang kasar. Hal
tersebut menyebab bagian permukaan lidah membentuk perlindungan berupa lapisan

dari keratin yang telah mati. Dalam keadaan normal jumlah keratin yang diproduksi
sama dengan keratin yang mengelupas (telah mati). Pada keadaan tidak normal
keseimbangan tersebut terganggu sehingga menyebabkan coated tongue. Coated tongue
juga dapat disebabkan oleh diet makanan lunak yang menyebabkan keratin tidak
terangsang untuk mengelupas (AOMP, 2005).

2.6 Gambaran Klinis Coated Tongue


Gambaran coated tongue secara klinis berupa selaput (lesi plak) yang menutupi
bagian permukaan atas lidah. Selaput ini dapat berwarna putih kekuningan sampai
berwarna coklat. Selaput terdiri dari akumulasi bakteri, debris makanan, lekosit dari
poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel. Selaput ini dapat hilang pada pengerokan
tanpa meninggalkan daerah eritem. Coated tongue dapat muncul dan hilang dalam waktu
yang singkat.19

Gambar 2.5 Coated Tongue


2.7 Diagnosa Banding Coated Tongue
Lesi coated tongue harus dibedakan candidiasis, hairy leukoplakia, dan hairy
tongue 19:
1. Candidiasis
8

Candidiasis merupakan infeksi oportunistik yang disebabkan oleh


pertumbuhan berlebih dari Candida albicans. Pertumbuhan candidiasis berlebih
dapat disebabkan oleh iritasi kronis, kebersihan mulut yang kurang baik, dan
xerostomia. Lesi ini tampak sebagai plak mukosa berwarna putih, difus, dan
bergumpal yang dapat dikerok namun meninggalkan permukaan eritem, kasar,
atau berdarah. Pada kondisi candidiasis Daerah rongga mulut yang biasanya
terkena adalah dorsum lidah, palatum, dan sudut bibir.
2. Hairy Leukoplakia
Hairy leukoplakia adalah suatu temuan benar-benar mirip leukoplakia
yang menunjukkan infeksi dan imunosupresi dari HIV. Lesi ini terutama terletak
pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal dan
ventralnya. Berasal dari virus Epstein-Barr. Lesi ini membentuk kupasan seperti
rambut dari lapisan permukaan parakeratotik serta menimbulkan plak berkerut
tebal dan luas berwarna putih. Tepinya tidak berbatas jelas dan lesi ini tidak
hilang bila dikerok.
3. Hairy Tongue
Hairy tongue merupakan pemanjangan dari papilla fiiformis yang
membuat dorsum lidah tampak seperti berambut. Hairy tongue dapat berwarna
putih, kuning, coklat atau hitam. Warna tersebut adalah akibat dari faktor-faktor
intrinsik (organism kromogenik) dan ekstrinsik (warna makanan dan tembakau).
Lesi tersebut biasanya mulai dari dekat foramen caecum pada permukaan dorsal
lidah , menyebar ke lateral dan ke anterior. Papila filiformis yang terlibat akan
berubah warna dan memanjang sampai beberapa millimeter. Hairy tongue
9

biaanya tanpa gejala, namun dalam keadaan yang parah hairy tongue dapat
menyebabkan gatal pada lidah.

2.8 Terapi Coated Tongue


Terapi untuk coated tongue adalah sebagai berikut 19:
1. Terapi faktor yang melatarbelakangi terjadinya coated tongue
2. Meningkatkan oral hygiene
3. Membersihkan lidah
Metode membersihkan lidah dapat dilakukan dengan menggunakan
instrument tongue-scraping yang terbuat dari bahan plastik, atau dapat digunakan
bagian cekung dari sendok sebagai alternatif. Membersihkan lidah dengan sikat
gigi pun dapat dilakukan, metode ini sangat mudah dan dapat mengurangi rasa
mual saat membersihkan lidah. Berikut ini adalah tahap-tahap membersihkan
lidah dengan tongue scraper :
1) Keluarkan lidah dari mulut sepanjang-panjangnya
2) Perhatikan daerah dengan akumulasi debris pada lidah, debris biasanya
terletak pada daerah paling posterior pada dorsum lidah
3) Letakkan tongue scraper seposterior mungkin pada dorsum lidah
4) Tongue scraper dipastikan dapat menyentuh seluruh permukaan lidah
5) Berikan tekanan pada scraper sambil mendorong tongue scraper ke depan
perlahan-lahan
6) Bersihkan tongue scraper dari debris dengan air mengalir
7) Ulangi prosedur scraping sampai debris tak dapat diambil lagi
10

8) Bersihkan dan keringkan tongue scraper

2.9 Kasus
2.9.1 Kasus I
A. Data Umum Pasien
Nama

: Nn. D

Nomor Rekam Medik

: 2011-0XXXX

Usia

: 21 tahun

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Jenis Kelamin

: perempuan

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Mahasiswa

Alamat Rumah

: Jl. sekeloa

Tanggal Pemeriksaan

: 28 juli 2012

B. Anamnesa
Pasien wanita usia 21 tahun datang ke poli penyakit mulut RSGM dengan
keluhan terdapat selaput putih kekuningan pada permukaan lidah sejak lama, namun
baru menyadari 1 minggu yang lalu. Pasien suka dengan makanan pedas dan minum es,
pasien meminum air putih kurang dari 8 gelas perhari. 2 hari yang lalu pasien merasa
badannya demam, namun pasien tidak meminum obat untuk menurunkan demamnya.
pasien mengaku tidak pernah membersihkan lidah dan menyikatnya, sekarang pasien
tidak sedang meminum obat-obatan, dan pasien ingin lidahnya dibersihkan.

C. Riwayat Penyakit Sistemik


Penyakit jantung

: YA/TIDAK

Hipertensi

: YA/TIDAK
11

Diabetes Mellitus

: YA/TIDAK

Asma/Alergi

: YA/TIDAK

Penyakit Hepar

: YA/TIDAK

Kelainan GIT

: YA/TIDAK

Penyakit Ginjal

: YA/TIDAK

Kelainan Darah

: YA/TIDAK

Hamil

: YA/TIDAK

Kontrasepsi

: YA/TIDAK

Lain-lain

: YA/TIDAK

D. Riwayat Penyakit Terdahulu


Disangkal

E. Kondisi Umum
Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Suhu

: Afebris

Tensi

: 110/70 mmHg

Pernafasan

: 18 x/menit

Nadi

: 78 x/menit

F. Pemeriksaan Ekstra Oral


Kelenjar Limfe
Submandibula

: kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Submental

: kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Servikal

: kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/12

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/Mata

: konjungtiva : anemis, pupil : isokhor, sklera : non ikterik

TMJ

: Deviasi ke kanan

Bibir

: TAK

Wajah

: simetri/asimetri

Sirkum Oral

: TAK

Lain- lain

: TAK

G. Pemeriksaan Intra Oral


Kebersihan Mulut : baik/sedang/buruk
plak +/-

Kalkulus +/-

stain +/-

Gingiva

: TAK

Mukosa Bukal

: TAK

Mukosa Labial

: TAK

Palatum Durum

: TAK

Palatum mole

: TAK

Frenulum

: TAK

Lidah

: Terdapat selaput putih kekuningan pada 2/3 dorsum lidah, tidak


terasa sakit, mudah dikerok dan tidak meninggalkan daerah
eritem

Dasar Mulut

: TAK

H. Status Gigi Geligi


18
48

17
47

16
46

15
45

14
44

13
43

12
42

11
41

21
31

22
32

23
33

24
34

25
35

26
36

27
37

28
38

I. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi

: TDL

Darah

: TDL
13

Patologi Anatomi : TDL


Mikrobiologi

: TDL

J. Diagnosis
Diagnosis : Coated Tongue a/r 2/3 dorsum lidah

K. Rencana Perawatan dan Perawatan


1) Pro OHI
2) Pro penggunaan tongue scraper 2 x sehari setelah sikat gigi
3) Pro asupan seimbang makanan nutrisi dan asupan cairan
4) Pro kontrol 1 minggu

Gambar 2.6 Gambaran klinis coated tongue pasien

L. Kontrol
Pasien datang 2 minggu yang lalu dengan keluhan terdapat selaput putih
kekuningan pada permukaan lidahnya. Pasien telah melakukan instruksi yang
diberikan pada kunjungan pertama, menggunakan tongue scrapper 2x sehari setelah
menyikat gigi, asupan simbang makan lunak dan berserat dan asupan cairan yang

14

cukup. Selaput kekuningan pada permukaan lidah pasien sudah hilang dan sekarang
pasien datang untuk kontrol.

Gambar 2.7 Gambaran coated tongue setelah kontrol

2.9.2 Kasus II
A. Data Umum Pasien
Nama

: Nn. D

Umur

: 21 tahun

Alamat

: Jl. Kemang VI blok B.63 RT.05 RW.06, Pekayon Jaya,


Bekasi Selatan.

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status

: Belum Menikah

No. Rekam Medis

: 2010-04950

Pekerjaan

: Mahasiswa

Tanggal Pemeriksaan : 26 Mei 2011


B. Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan lidah berwarna putih kekuningan, terasa kotor dan
bau, tidak ada rasa sakit. Pasien mengaku lidahnya sudah putih sejak lama, namun baru
menyadari hal tersebut adalah kelainan sejak 1 minggu lalu. Pasien merasa keluhannya

15

bertambah parah apabila sedang sakit demam dan minum obat-obatan antibiotik. Pasien
mengaku tidak pernah membersihkan lidah dan menyikatnya, dan pasien tidak pernah
mengobati keluhannya ke dokter. Keluhan demikian terdapat pula pada ibu pasien.
Sekarang pasien ingin lidahnya dibersihkan.

C. Riwayat Penyakit Sistemik


Penyakit jantung

: YA/TIDAK

Hipertensi

: YA/TIDAK

Diabetes Mellitus

: YA/TIDAK

Asma/Alergi

: YA/TIDAK

Penyakit Hepar

: YA/TIDAK

Kelainan GIT

: YA/TIDAK

Penyakit Ginjal

: YA/TIDAK

Kelainan Darah

: YA/TIDAK

Hamil

: YA/TIDAK

Kontrasepsi

: YA/TIDAK

Lain-lain

: YA/TIDAK

D. Riwayat Penyakit Terdahulu


Disangkal

E. Kondisi Umum
Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Suhu

: Afebris

Tensi

: 100/70 mmHg

Pernafasan

: 18 x/menit
16

Nadi

: 94 x/menit

F. Pemeriksaan Ekstra Oral


Kelenjar Limfe
Submandibula

: kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Submental

: kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Servikal

: kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Mata

: konjungtiva : anemis, pupil : isokhor, sklera : non ikterik

TMJ

: Deviasi ke kanan

Bibir

: TAK

Wajah

: simetri/asimetri

Sirkum Oral

: TAK

Lain- lain

: TAK

G. Pemeriksaan Intra Oral


Kebersihan Mulut : baik/sedang/buruk
plak +/-

Kalkulus +/-

stain +/-

Gingiva

: Oedema pada anterior RB

Mukosa Bukal

: TAK

Mukosa Labial

: TAK

Palatum Durum

: Torus pada 1/3 posterior palatum

Palatum mole

: TAK

Frenulum

: TAK

Lidah

: Terdapat selaput berwarna putih kekuningan a/r dorsum lidah


anterior sampai posterior

Dasar Mulut

: TAK

17

H. Status Gigi Geligi


18
48

17
47

16
46

15
45

14
44

13
43

12
42

11
41

21
31

22
32

23
33

24
34

25
35

26
36

27
37

28
38

I. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi

: TDL

Darah

: TDL

Patologi Anatomi : TDL


Mikrobiologi

: TDL

J. Diagnosis
Diagnosis : Coated Tongue a/r 2/3 dorsum lidah

K. Rencana Perawatan dan Perawatan


1) Pro OHI
2) Pro penggunaan tongue scraper 2 x sehari setelah sikat gigi
3) Pro scalling RA dan RB
4) Pro kontrol 1 minggu

Gambar 2.8 Gambaran klinis coated tongue pasien

18

L. Kontrol
Dua minggu yang lalu pasien datang dengan keluhan lidah berwarna putih
kekuningan, terasa kotor dan bau. Pasien mengaku lidahnya sudah putih sejak lama,
namun baru menyadari hal itu adalah kelainan sejak seminggu sebelum perawatan.
Keluhan pasien dirasa bertambah parah bila pasien sakit demam dan minum obat-obatan
antibiotik. Pada kunjungan pertama kurang lebih 2 minggu yag lalu pasien diberikan
perawatan berupa OHI dan instruksi penggunaan tongue scraper 2 kali/ hari setelah
menyikat gigi.

Gambar 2.9 Gambaran coated tongue setelah kontrol

19

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki
banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, mengisap, menelan,
persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang.
Coated tongue adalah suatu keadaan dimana permukaan lidah terlihat berwarna
putih atau berwarna lain yang merupakan tumpukan dari debris, sisa-sisa makanan dan
mikroorganisme yang terdapat pada permukaan dorsal lidah. Lidah merupakan habitat
bagi mikroorganisme rongga mulut yang banyak berkolonisasi di dorsum lidah. Bakteri
yang berkolonisasi pada lidah memainkan peranan penting pada pembentukan volatile
sulvur compounds yang dapat menyebabkan bau mulut.
Pasien yang lebih tua memiliki prevalensi yang lebih sering untuk coated tongue
dari pada pasien yang lebih muda. Perubahan pola diet, ketidakmampuan fisik untuk
20

menjaga oral hygiene dengan baik, dan penurunan jumlah aliran saliva akan
menyebabkan akumulasi dari debris oral. Selain itu dikatakan pula bahwa ketebalan
coated tongue akan semakin bertambah pada pasien penderita penyakit periodontal.
Leukosit meningkat pada saliva pasien dengan penyakit periodontal, dan lekosit akan
terakumulasi pada permukaan lidah. Coated tongue akan menyebabkan terjadinya
penumpukan bakteri, bau mulut dan sensasi rasa pada lidah kurang peka.
Metode membersihkan lidah dapat dilakukan dengan menggunakan instrument
tongue-scraping yang terbuat dari bahan plastik, atau dapat digunakan bagian cekung
dari sendok sebagai alternatif. Membersihkan lidah dengan sikat gigi pun dapat
dilakukan, metode ini sangat mudah dan dapat mengurangi rasa mual saat
membersihkan lidah.

3.2 Saran
1. Dokter gigi harus menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, sehingga
mampu memotivasi pasien untuk dapat bekerja sama dalam melaksanakan
perawatan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
2. Dokter gigi harus melakukan DHE (Dental Health Education) kepada pasien
mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut serta mengajarkan
bagaimana cara menyikat gigi dan lidah yang benar.

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Khozeimeh F, Rasti G. The prevalence of tongue abnormalities among the


school children in Borazjan, Iran. Dental Research Journal 2006; 3: 1-2.
2. Lynch MA, Brightman VJ, Greenberg MS, eds. Burkets oral medicine diagnosis
and treatment. 9th ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Company, 1994: 246-7, 250,
254,
3. Mojarrad F, Vaziri PB. Prevalence of tongue anomalies in Hamadan, Iran.
Iranian J Publ Health 2008; 37: 101.
4. Norton NS. Netters head and neck anatomy for dentistry. Philadelphia:
Saunders, 2007: 400, 417.
5. Avcu N, Kanli A. The prevalence of tongue lesions in 5150 turkish dental
outpatients. Oral Diseases 2003; 9: 188-9.

22

6. Motallebnejad M, Babaee N, Sakhdari S, Tavasoli M. An epidemiologic study of


tongue lesions in 1901 iranian dental outpatients. The Journal of Contemporary
Dental Practice 2008; 9: 73-5.
7. Anonymous.

2008.

6th

Student

Scientific

Conference

2008.

<http://dental.usm.my/ver2/images/stories/AOS/Vol_3/Issue2/7278_ssc_poster.p
df> (3 Februari 2014).
8. Field A, Longman L. Tyldesleys oral medicine. 5th ed. Oxford University Press,
2003: 68-71.
9. Mumcu G, Cimilli H, Sur H, Hayran O, Atalay T. Prevalence and distribution of
oral lesions: a cross sectional study in Turkey. Oral Diseases 2005; 11: 81-2.
10. Yarom N, Cantony U, Gorsky M. Prevalence of fissured tongue, geograpic
tongue and median rhomboid glossitis among israeli adults of different ethnic
origins. Dermatology 2004; 209: 88-90.
11. Darwazeh AMG, Pillai K. Prevalence of tongue lesions in 1013 jordanian dental
outpatients. Community Dent Oral Epidemiol 1993; 21: 323.
12. Vrs-Balog T, Vincze N, Bnczy. Prevalence of tongue lesions in hungarian
children. Oral Diseases 2003; 9: 84-5.
13. Langlais RP, Miller CS. Kelainan rongga mulut yang lazim. Alih Bahasa. Budi
Susetyo. Jakarta: Hipokrates, 1992: 42, 44, 46,48.
14. Anonymous.

2008.

<

http://www.scientificamerican.com/media/inline/...

C588EF21_arch1.gif> (3 Februari 2014).


15. Letha. 2009. < http://www.asianhealthsecrets.com/letha/?p=942> (3 Februari
2014).

23

16. Motallebnejad M, Babaee N, Sakhdari S. An epidemiologic study of tongue


lesions in 1901 iranian dental outpatients. The Journal of Contemp Dent Pract.
2008; 9 (7): 1-17
17. Anonymus. Hairy / coated tongue patient information. American Academy of
Oral and Maxillofacial Pathology. 2005: 1-2
18. Danser, MM et al. Tongue coating and tongue brushing: a literature review. Int J
Dent Hygiene 1, 2003; 151-158
19. Scully, C. Cawson, RS. 1995. Atlas Bantu Kedokteran Gigi Pemyakit Mulut.
Jakarta : Hipokrates

24

Das könnte Ihnen auch gefallen