Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Petunjuk Umum, Buku 2 : Petunjuk Ringkas, dan Buku 3 : Kumpulan Formulir Kerja.
Manual ini disusun dengan anggaran DIP tahun 2002, Departemen Kimpraswil.
Dalam penulisan Manual ini penulis menyadari masih adanya kekurangankekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat kami hargai.
Masukan dan kritik tersebut sangat diperlukan untuk penyempurnaan manual ini
sebelum pemakaiannya diwajibkan. Akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat bagi
semua pihak yang terkait, untuk dapat meningkatkan kualitas pekerjaan khususnya
pekerjaan campuran beraspal panas.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penyusunan manual ini.
Jakarta,
Nopember 2002
Penulis:
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR.....................
ii
1.
2.
3.
4.
5.
1
1
2
2
2
3
5
5
5
5
6
6
6
6
7
7
8
8
9
11
Ruang lingkup...................................................................................................
Acuan normatif.................................................................................................
Istilah dan definisi.............................................................................................
Persyaratan......................................................................................................
Acuan operasionil pekerjaan campuran beraspal panas..................................
5.1. Pembuatan formula campuran kerja (FCK)...............................................
5.2. Kegiatan operasionil di unit produksi aspal...............................................
5.2.1. Tempat penimbunan agregat dan penampungan aspal................
5.2.2. Unit pencampur aspal.....................................................................
5.2.2.1 Bin dingin (cold bins)...............................................................
5.2.2.2 Pengering (dryer).....................................................................
5.2.2.3 Unit saringan panas (hot screen)............................................
5.2.2.4 Bin panas (hot bins).................................................................
5.2.2.5 Penimbangan (weigh hopper).................................................
5.2.2.6 Pencampur (mixer/pugmill)......................................................
5.2.2.7 Pemeriksaan hasil produksi AMP............................................
5.2.3. Kegiatan operasionil di lokasi kerja (di lapangan)..........................
5.2.3.1 Pekerjaan persiapan................................................................
5.2.3.2 Penghamparan campuran beraspal........................................
5.2.3.3 Pemadatan campuran beraspal..............................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
1
2
3
4
5
ii
3
4
8
9
11
1 Ruang lingkup
Manual pekerjaan campuran beraspal panas ini digunakan sebagai acuan operasional
untuk pekerjaan campuran beraspal panas pada pekerjaan prasarana transportasi,
terutama pada pekerjaan jalan. Manual ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan pemahaman tentang pekerjaan campuran beraspal panas yang akan
menghasilkan kualitas pekerjaan yang sesuai dengan standar yang berlaku. Manual
dilengkapi dengan ilustrasi dan foto yang tepat guna, mudah dipahami dan dilaksanakan,
terutama oleh pengguna yang terlibat dalam pelaksanaan campuran beraspal panas.
Buku manual ini disajikan dalam 3 buku yang terpisah, dengan ruang lingkup sebagai
berikut :
Buku 1
: Petunjuk umum
Menguraikan petunjuk umum acuan operasional pekerjaan campuran
beraspal panas berdasarkan teknologi yang terbaru dalam bidang pekerjaan
campuran beraspal panas. Dalam buku ini dijelaskan secara rinci dari semua
aspek mengenai campuran beraspal panas, dimulai dari pengetahuan umum
mengenai bahan campuran beraspal panas, produksi agregat di unit
pemecah batu,
pengujian kualitas di laboratorium dan di lapangan,
pembuatan formula campuran kerja, produksi campuran di unit pencampur,
sampai dengan penghamparan dan pemadatan di lapangan. Pada bagian
akhir dari manual ini dijabarkan secara ringkas mengenai sistem jaminan
mutu (quality assurance) untuk pekerjaan jalan, khususnya pekerjaan
campuran beraspal panas. Dalam lampiran disajikan kesalahan-kesalahan
umum yang banyak ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan pekerjaan
campuran beraspal panas.
Buku 2 :
Petunjuk ringkas
Menguraikan secara ringkas acuan operasional pekerjaan campuran
beraspal panas dengan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah
dipahami. Isinya merupakan rangkuman dari buku 1.
Buku 3 :
2 Acuan normatif
Manual ini menggunakan acuan dokumen SNI (Standar Nasional Indonesia), AASHTO (
American Association of State Highway and Transportation Officials), ASTM (American
Society for Testing and Materials), dan standar lainnya. Secara lengkap acuan yang
digunakan dijabarkan dalam Buku 1 : Petunjuk umum.
1 dari 12
4 Persyaratan
Untuk menjamin keberhasilan suatu proyek, terlebih dahulu harus dipenuhi suatu
persyaratan minimum menyangkut aspek manajeman dan aspek teknis. Persyaratanpersyaratan ini mengacu pada penerapan Quality Assurance (QA) berdasarkan ISO9000 (SNI 19-9001) dan Peryaratan umum kompetensi laboratorium (SNI 19-170252000). Persyaratan yang tercantum dapat di bagi menjadi dua, diantaranya yang
dianggap penting dan berhubungan langsung yaitu :
a)
Persyaratan manajemen
Sistem manajemen proyek jalan disyaratkan memperhatikan hal sebagai berikut :
-
b) Persyaratan teknis
Faktor-faktor teknis yang menentukan keberhasilan proyek untuk mencapai mutu
yang disyaratkan, antara lain meliputi :
- Persyaratan personil (kualifikasi personil memenuhi syarat)
- Persyaratan peralatan (alat telah diperiksa dan laik pakai, daftar periksa peralatan
pada Buku 3 : Petunjuk umum dapat digunakan)
- Persyaratan bahan (bahan telah diperiksa dan memenuhi syarat, formulir
pengujian pada Buku 3 : Petunjuk umum dapat digunakan)
- Persyaratan lingkungan kerja (misalnya penerangan cukup, terlindung dari angin
dan getaran khususnya untuk penimbangan contoh uji)
- Pengendalian mutu berjalan sesuai dengan ketentuan, dengan jumlah dan
frekwensi sesuai dengan persyaratan spesifikasi.
- Pelaporan
Persyaratan lain yang penting adalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja,
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2 dari 12
Kegiatan :
Mulai
Periksa 1
- FCK / JMF telah
disetujui (lihat Pasal
5.1)
- peralatan baik dan laik
pakai (AMP, alat
penghampar dan alat
pemadat)
- bahan tersedia dalam
jumlah cukup dan telah
memenuhi syarat
Permintaan untuk
mulai melakukan
pekerjaan (request)
Periksa
1
tidak
Pengendalian
lalu-lintas (4)
kegiatan 2
- tidak diperkenankan
bekerja pada saat
turun hujan
kegiatan 3
- lihat Pasal 5.2.3.1
Periksa 4
- pengatur dan
pengaman lalu-lintas
telah siap
Pencampuran (5)
Penghamparan (6)
Pemadatan
(7)
kegiatan 5
- lihat Pasal 5.2.2
Perbaikan (9)
tidak
kegiatan 6
- lihat Pasal 5.2.3.2
Periksa
8
kegiatan 7
- lihat Pasal 5.2.3.3
Periksa 8
- periksa toleransi
ketebalan, kerataan
kemiringan, kepadatan
Ya
Pengukuran,
pembayaran
kegiatan 9
- perbaikan atau
pembongkaran sesuai
kondisi
Pemeliharaan
rutin
Selesai
3 dari 12
Mulai
Evaluasi jenis
campuran dan
persyaratannya
Kesesuaian
mutu bahan dengan
spesifikasi
tidak
Ganti bahan
tidak
Perbaikan alat
atau ganti alat uji
tidak
Perbaikan gradasi,
jika perlu ganti
bahan
ya
Kesesuaian
peralatan dengan standar
pengujian
ya
Kesesuaian
karaktristik campuran
dengan spesifikasi
ya
tidak
ya
Campuran beraspal
mudah dipadatkan
tidak
ya
Pengesahan FCR
menjadi FCK
(Selesai)
4 dari 12
Selama proses pembuatan formula campuran kerja (FCK / JMF), beberapa hal penting
yang perlu mendapat perhatian adalah :
a) Bahan yang digunakan telah memenuhi syarat spesifikasi, perhatikan kepipihan dan
kebersihan agregat yang digunakan.
b) Peralatan yang digunakan laik pakai, gunakan daftar periksa seperti yang
dicantumkan pada Buku 3:Petunjuk umum, untuk pemeriksaan alat pemecah batu
(stone crusher), unit pencampur aspal (AMP), dan alat penghampar (finisher).
c) Peralatan laboratorium yang digunakan harus memenuhi syarat, seperti dimensi dan
kalibrasi.
Pengujian mutu aspal seharusnya dilakukan secara berkala terhadap aspal yang baru
datang sebelum dimasukkan ke dalam tangki (ketel) penyimpanan, namun hal ini tidak
pernah/jarang sekali dilakukan, padahal aspal yang digunakan belum tentu seluruhnya
memenuhi persyaratan, adakalanya beberapa parameter mutu aspal tidak terpenuhi
seperti titik lembek dan penetrasi. Dengan mutu aspal yang tidak memenuhi persyaratan
akan mengakibatkan perkerasan beraspal tidak berumur sesuai rencana.
5 dari 12
6 dari 12
7 dari 12
Bin dingin :
- kalibrasi bukaan
- pemisah antar bin (agregat
tidak bercampur)
- kelengkapan (penggetar,
tenaga pembersih)
Pengering (dryer) :
- pembakaran sempurna
(lihat warna asap)
- kontrol temperatur
- sudu-sudu (mangkok)
pengaduk baik
- sudut kemiringan dryer
Pemeriksaan :
- perhatikan tampak visual campuran
- periksa temperatur camp. di atas truk
- bak truk bersih dan pengangkutan
dilindungi dengan terpal
8 dari 12
Setelah permukaan siap, maka dilakukan pemasangan lapis resap pengikat (prime
coats) atau lapis perekat (tack coats).
Kegiatan :
Mulai
Periksa 1-4
- periksa bahan aspal
apakah sesuai dengan
persyaratan
- periksa kesiapan alat
penyemprot (asphalt
distributor)
- periksa manual
- periksa hasil pekerjaan
sebelumnya
Permintaan untuk
mulai melakukan
pekerjaan (request)
Periksa
1-4
tidak
Ya
Pengendalian Lalulintas
Kesiapan permukaan
jalan (7)
Perbaikan
No
kegiatan 5
- perlindungan terhadap
struktur, kerb dan
lainnya agar tidak
terkotori
kegiatan 6
- tidak diperkenankan
bekerja pada saat
turun hujan
kegiatan 7
- permukaan yang rusak
telah diperbaiki terlebih
dahulu
- permukaan bersih dari
kotoran, lempung dll
Periksa
8
Ya
Periksa 8
- periksa toleransi
sesuai spesifikasi
Pemeliharaan (9)
kegiatan 9
- pemeliharaan dan
proteksi harus
dilakukan sebelum
dilakukan pelapisan
dengan campuran
beraspal
Pengukuran,
pembayaran
Selesai
9 dari 12
Kontinuitas aliran campuran beraspal yang terlalu sedikit atau berlebih dapat
mempengaruhi tekstur dan keseragaman campuran.
- Pelat sepatu (screed) harus dipanaskan pada awal operasi, untuk mencegah
hasil penghamparan yang tampak kasar dan bertekstur terbuka.
- Tinggi jatuh pemadat tumbuk dan pemilihan frekuensi penumbuk getar akan
mempengaruhi tekstur permukaan yang diperoleh.
b) Pemeriksaan campuran beraspal secara visual
Beberapa indikasi dari penyimpangan campuran beraspal dapat dilihat secara visual
dan diperiksa sebelum dilakukan penghamparan, yaitu :
- Berasap biru; asap biru yang keluar dari campuran berasapal di atas truk
pengangkut atau
terlihat pada pemasok (hopper) alat penghampar
mengindikasikan terjadinya kelebihan panas (overheating).
- Campuran beraspal tampak kaku; tampak visual campuran beraspal yang kaku
mengindikasikan campuran tersebut telah dingin.
- Permukaan campuran beraspal di atas bak truk tampak rata; pada umumnya
permukaan campuran beraspal di atas bak truk membentuk bukit. Jika permukaan
tersebut terlihat rata, maka kemungkinan campuran beraspal kelebihan aspal atau
kadar air.
- Campuran beraspal tampak kering / berwarna coklat;
campuran yang
mengandung terlalu sedikit aspal biasanya tampak kering dan berwarna
kecoklatan.
- Campuran beraspal beruap; campuran beraspal masih mengandung kadar air.
Kelebihan kadar air juga akan menyebabkan campuran beraspal terlihat seperti
kelebihan aspal.
- Segregasi; segregasi mungkin terjadi akibat kesalahan penanganan.
- Terkontaminasi; campuran beraspal dapat terkontaminasi
solar yang
disemprotkan pada dasar bak truk. Campuran beraspal juga dapat terkontaminasi
plastik atau lainnya.
c) Pelaksanaan penghamparan
Jika diperlukan pengaturan screed (perubahan ketebalan), maka harus dilakukan
secara bertahap. Jika diperlukan penambahan lebar penghamparan, maka pada
bagian pelebaran tersebut harus terjangkau ulir pembagi untuk menghindari
terjadinya segregasi.
Pekerjaan manual dengan penebaran hanya boleh dilakukan jika penghamparan
dengan alat finisher sulit atau tidak bisa dilakukan dengan baik. Penebaran dengan
tangan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya segregasi.
Selama pelaksanaan penghamparan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Temperatur campuran beraspal harus diperiksa pertama kali di atas truk, kemudian
di periksa kembali setelah penghamparan sebelum pemadatan.
- Tekstur permukaan harus seragam dan baik. Tekstur yang kurang baik dapat
disebabkan oleh campuran beraspal terlalu dingin, jika terjadi pada awal
penghamparan kemungkinan pelat screed tidak dipanaskan.
- Kerataan permukaan harus sesuai. Penghamparan yang tidak menerus dapat
menyebabkan permukaan tidak rata pada sambungan. Gradasi yang tidak sesuai,
perubahan kecepatan penghamparan, dan dorongan dari truk saat pengisian juga
dapat menyebabkan permukaan tidak rata.
- Kemiringan melintang dan memanjang harus diperhatikan terlebih pada daerah
tikungan.
- Sambungan melintang dan memanjang harus dibuat tegak lurus. Metoda yang
dilakukan dapat berupa pemotongan sambungan sebelum dimulainya
penghamparan, atau dengan menaruh balok atau kertas pada bagian sambungan.
10 dari 12
Pada saat penghamparan kembali, maka balok atau kertas tersebut diambil
sehingga diperoleh sambungan yang tegak. Untuk sambungan memanjang,
umumnya dipakai kayu atau baja siku untuk membentuk sambungan tegak.
Pintu masukan
bekerja baik
untuk mengatur
kontinuitas aliran
material
Penerimaan campuran :
-
Periksa tiket
pengiriman
periksa tampak
visual
periksa temperatur
Roda pendorong
bersih dan
berputar baik
Ulir pembagi
bekerja baik dan
kuantitas material
tidak berlebih atau
kurang
Operator
mengatur
ketebalan dan
kemiringan
sesuai
rencana
Penggetar screed
berfungsi baik
11 dari 12
- Ketebalan lapisan;
semakin tebal lapisan campuran beraspal
pemadatannya relatif semakin sulit (diperlukan usaha yang relatif lebih).
maka
b) Alat pemadat
- Mesin gilas roda baja; digunakan untuk pemadatan awal (breakdown rolling )
atau pemadatan akhir (finish rolling). Untuk pemadatan akhir harus digunakan
tandem dengan berat 8 10 ton.
- Mesin gilas roda karet penumatik ; digunakan untuk pemadatan antara
(intermediate rolling). Alat pemadat ini merupakan alat pemadat utama dalam
pemadatan campuran beraspal. Kepadatan campuran beraspal diperoleh setelah
berapa kali lintasan sesuai dengan hasil uji coba pemadatan pada FCK (JMF).
c) Prosedur pemadatan
Pemadatan campuran beraspal dilakukan dalam tiga operasi yang terpisah, seperti
berikut ini :
- Pemadatan awal (breakdown rolling); menggunakan mesin gilas roda baja.
Dimulai kurang lebih 0 10 menit setelah penghamparan.
- Pemadatan antara (intermediate rolling); menggunakan mesin gilas roda karet
pneumatik. Dimulai kurang lebih 5 15 menit setelah penghamparan.
- Pemadatan akhir (finish rolling); menggunakan mesin gilas roda baja. Dimulai
tidak lebih dari 45 menit setelah penghamparan.
Urutan pemadatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Pemadatan pada campuran beraspal yang tipis (kurang dari 5 cm)
Urutan pemadatannya adalah sebagai berikut :
-
sambungan melintang
ujung tepi
pemadatan awal mulai dari daerah yang terendah
pemadatan antara mulai dari daerah yang terendah
pemadatan akhir
sambungan melintang
pemadatan awal mulai dari 30 cm 40 cm dari tepi yang lemah
pemadatan antara mulai dari daerah yang terendah
pemadatan akhir
12 dari 12
DAFTAR PUSTAKA
Asphalt Institute, MS-2, 1993, Mix Design Methods, Asphalt Institute, Lexington,
Kentucky, USA.
Asphalt Institute, MS-22, 1993, Principles of Construction of Hot-Mix Asphalt
Pavements, Asphalt Institute, Lexington, Kentucky, USA.
Asphalt Institute, MS-4, 1985, The Asphalt Handbook, Asphalt Institute, Lexington,
Kentucky, USA.
Asphalt Institute, Superpave Series No. 2, 1996, Supervape Mix Design, Asphalt
Institute, USA.
Anwar Hadi, 2000, Sistem Manajemen Mutu Laboratorium, Sesuai ISO/IEC 17025:2000
General Requirement for the Competence of Testing and Calibration
Laboratories, PT Gramedia, Jakarta.
Bina Marga, 2000, Dokumen Kontrak : Spesifikasi Volume 3 , Bina Marga, Jakarta.
Bina Marga, 1999, Panduan Perencanaan Campuran Beraspal Berdasarkan Kepadatan
Mutlak , SK N0. 76/KPTS/Db/1999, Jakarta.
Bina Marga, 1988, Buku Pemeriksaan Peralatan Penghampar Aspal (Asphalt Finisher) ,
, Jakarta.
Bina Marga, 1988, Buku Pemeriksaan Peralatan Pencampur Aspal (Asphalt Mixing
Plant) ,
, Jakarta.
Bina Marga, 1988, Buku Pemeriksaan Peralatan Pemecah Batu (Stone Crusher) ,
, Jakarta.
Badan Standar Nasional Indonesia, 2000, Penulisan Standar Nasional Indonesia ,
BSN, Jakarta.
Dickinson, E.J, J.H. Nicholas and S. Boas Traube, 1958, Physical factors affecting the
absorbtion of oxygen by thin films of bitumen binders, Journal of Apllied
Chemeistry, Vol 8. pp. 673-687
Glenn, R. Kemp and Nelson, H. Predoehl, 1981, A Comparasion of Field and Laboratory
Environments on Asphalt Durability, Proceeding Association of Asphalt
Paving Technology, Vol. 50. pp. 492-537. San Diego, California.
Halcrow & Association, 2001, Quality Management System, Quality Manual , Direktorat
Jenderal Prasarana Wilayah, Jakarta.
Halcrow & Association, 2001, Highway Construction Check List , Direktorat Jenderal
Prasarana Wilayah, Jakarta.
Millard, 1993, Road Building in the Tropics, TRL, London, UK.
Nyoman Suaryana, 2001, Laporan Akhir Studi Pengkajian Spesifikasi dan Pengendalian
Mutu Untuk Konstruksi Prasarana Jalan, Pustran, Bandung.
Nyoman Suaryana, 2001, Laporan Percobaan Penerapan Quality Assurance ISO-9000,
P3JJ Propinsi Kalimantan Timur.
Nyoman Suaryana, 2002, Laporan Akhir Studi Pengembangan Quality Assurance
Pelaksanaan Pembangunan Jalan Nasional dan Propinsi, Pustran, Bandung.
Nyoman Suaryana, Anwar Yamin, Kurniadji, 2002, Kesalahan kesalahan Umum dalam
Penerapan Spesifikasi Baru Campuran Beraspal Panas, KRTJ Ke-7, Bali.
Nevizond Chatab, 1997, Mendokumentasi Sistem mutu ISO 9000, ANDI, Yogyakarta.
Pustran, 1997, Buku Kalibrasi Peralatan Konstruksi Jalan (Unit Asphalt Mixing Plant) ,
Pustran, Bandung.
Richard Barret Clements, 1993, Quality Managers, Complete Guide to ISO 9000,
Prentice Hall, New Jersey
RN 31, 1993, A Guide to the Structural Design of Bituminous-Surfaced Roads in
Tropical and Sub-tropical Countries, TRL, London, UK.
Shell, 1995, The Shell Bitumen Industruial Handbook, Shell Bitumen, UK.
SNI 19-17025-2000 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan
Laboratorium Kalibrasi , BSN, Jakarta.
Suhawono, 1994 Program Apresiasi Pengendalian Mutu Terpadu, Gugus Kendali Mutu
dan ISO -9000 , Yayasan Manajemen Mutu Indonesia, Jakarta.
US Army, Handbook 2000 Hot-Mix Asphalt Paving , US Army Corps of Engineers,
USA.
Yaw, A. Tuffour, Ilan Ishai and Joseph Craus, 1985 Relating Asphalt Aging and
Durability to its Compositional Change , Proceeding of the Association of
Asphalt Paving Technology, APT, Vol. 54. pp. 163-181