Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Jika kita melihat kecepatan suatu partikel, suatu partikel akan
mulai bergerak jika ada yang menyebabkan partikel tersebut bergerak.
Begitu pula saat benda sedang bergerak , suatu saat pasti akan mengalami
perubahan dalam besaran maupun arah kecepatannya. Kita harus
mengetahui bahwa ada suatu hal yang menyebabkan terjadinya perubahan
tersebut . Hal inilah yang kita maksud dengan percepatan . Sesungguhnya,
tanpa disadari , suatu partikel mulai bergerak , mengalami perubahan
kecepatan dan berhenti diakibatkan oleh adanya interaksi antara satu
partikel dengan sekitarnya dalam suatu sistem . Sebagai contohnya , jika
anda melihat bola hockey yang tergelincir di lapisan es tiba-tiba akan
terhenti atau bisa saja berubah arah.
Interaksi yang dapat mengakibatkan percepatan pada suatu benda
disebut dengan gaya . Seperti contoh yang telah disebutkan diatas bahwa
bola hockey yang dipukul dengan stik hockey akan memiliki percepatan,
dan ketika tergelincir di atas permukaan es bola hockey akan mengalami
perubahan kecepatan dan akhirnya benda akan berhenti. Hubungan antara
percepatan serta penyebab gaya pada suatu partikel pertama kali
dikemukakan oleh Isaac Newton (1642-1727) , dimana ada tiga hukum
newton yang menjadi konsep dasar dalam dinamika partikel . Ketiga
hukum Mekanika Klasik Newton pertama kali diperkenalkan pada tahun
1686 di dalam bukunya (Principia mathematica Philosophiae Naturalis)
Namun dalam hal ini Hukum Mekanika Klasik Newton tidak dapat
diaplikasikan dalam
kecepatan yang sangat besar dimana mendekati kecepatan cahaya (c) . Kita
harus mengganti hukum Newton dengan Teori Relativitas Einstein . Jika
suatu partikel berada pada skala struktur atom maka kita tidak dapat
menggunakan
Hukum
Mekanika
Klasik
Newton
Kita
harus
aplikasi
Mekanika
Klasik
Newton
digunakan
dalam
5.
6.
dinamik?
Apakah yang dimaksud dengan gaya gesek dalam bidang datar dan
7.
8.
beraturan?
Bagaimanakah konsep gaya sentripetal, dan penerapannya pada
9.
10.
11.
kompresibilitas ?
Bagaimanakah analisis gerak di bawah pengaruh gaya pegas dalam
kasus sederhana ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Gaya
Dalam bahasan sehari-hari gaya diartikan sebagai suatu tarikan
(Gambar . 2.1.1.a Gambar suatu percobaan yanng menunjukkan gayagaya yang diberikan pada neraca yang ditarik dengan sudut terhadap
sumbu horisontal)
Pada gambar 2.1.1.a , pada benda bekerja gaya pada sumbu x dan sumbu
y. pada sumbu y bekerja gaya sebesar F1 sebesar 1 Newton dan pada
FI 2 F 2 2
Gerak )
5
12 2 23
Maka F =
F = 2,23 newton
Satuan Gaya
Satuan gaya adalah Newton , satu Newton adalah besarnya gaya
Dalam kajian ini kita akan berbagai macam jenis gaya diantaranya:
Gaya Berat
Gaya berat (W) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
suatu benda. Gaya berat selalu mengarah ke pusat bumi dimana
pun posisi benda diletakkan, apakah dibidang horizontal,
vertikal ataupun bidang miring.
Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh
antara dua permukaan yang bersentuhan, dan arahnya selalu
tegak lurus bidang sentuh.
Gaya Gesek
Massa
Satuan Sistem Internasional untuk massa adalah Kilogram (kg).
Lambang massa adalah m, yang merupakan inisial dari kata mass (dalam
bahasa inggris). Lambang ini merupakan ketetapan yang dibuat untuk
penyeragaman. Massa merupakan besaran skalar, yakni besaran yang
hanya mempunyai nilai.
Massa merupakan ukuran inersia/kelembaman suatu benda (kemampuan
mempertahankan keadaan suatu gerak). Semakin besar massa benda,
semakin sulit menggerakannya dari keadaan diam, atau menghentikannya
ketika sedang bergerak serta merubah gerakannya keluar dari lintasannya
yang lurus. Kita dapat mengatakan bahwa semakin besar massa benda,
semakin besar hambatan benda tersebut untuk dipercepat.
2.2.2
Berat
Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan oleh
bumi kepada benda tersebut. Berat memiliki vektor berat yang selalu
berarah tegak lurus pada permukaan bumi menuju ke pusat bumi. Dengan
demikian vector berat suatu benda di Bumi selalu digambarkan tegak lurus
ke bawah dimana pun posisi benda diletakkan.
2.2.4
yang dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Jika sebuah
benda bermassa m dibiarkan jatuh bebas dengan menganggap tidak ada
gaya gesekan udara diabaikan , percepatannya adalah percepatan gravitasi
g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat W , baik g dan W
merupakan vektor sehingga dapat diambil sebuah persamaan
W = mg (2.2.2.(A))
Keterangan:
W = berat benda ( N)
m = massa benda (Kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s)
2.2.5
Massa Batu di bumi adalah 65 kg. Berapa berat Batu yang hilang jika
dipindahkan
= 65 kg
= 9,8 m/s2
= m Bm . g Bm
= (65) (9.8)
= 637 N
1
Gravitasi Bumi
6
1
(9.8)
6
9,8
m/s2
6
= m Bl . g Bl
= (65) (9.8/6)
= 106.1 N
= W Bm - W Bl
= 637 106.1
= 530.9 N
2.3
Hukum I Newton
Aristoteles, seorang filsuf Yunani pernah menyatakan bahwa
diperlukan sebuah gaya agar benda tetap bergerak pada bidang datar.
Menurut Aristoteles, keadaan alami dari sebuah benda adalah diam. Oleh
karena itu perlu ada gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Ia juga
mengatakan bahwa laju benda sebanding dengan besar gaya, di mana
makin besar gaya, maka makin besar laju gerak benda tersebut.
permukaan
bidang di mana benda bergerak, maka benda itu cenderung bergerak lebih
lama tanpa mengalami perubahan gerak. Akhirnya disimpulkan bahwa jika
permukaan licin sempurna, atau gesekan antara bidang horizontal dengan
permukaan benda dihilangkan sama sekali, maka benda cenderung
bergerak lurus beraturan, dan hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip
Galileo. Dengan perkataan lain, Galileo menyatakan bahwa untuk
mengubah kecepatan suatu benda diperlukan gaya luar.
yang
menyatakan bahwa:
Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam
atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja padanya
adalah nol.
Secara matematis dapat ditulis:
F = 0 (2.3.1.(A))
Keterangan:
F = Resultan Gaya (N)
Jika resultan gaya pada pada suatu benda sama dengan nol maka benda
yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula
bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap.
Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan
keadaan diam dinamakan inersia. Karenanya, hukum I Newton dikenal
juga dengan julukan Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman. Sifat
lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan saus tomat
dari botol dengan mengguncangnya. Pertama, kita memulai dengan
menggerakan botol ke bawah; pada saat kita mendorong botol ke atas, saus
10
2.3.2
Hukum II newton
Apa yang terjadi jika gaya total yang bekerja pada benda tidak
sama dengan nol ? Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda
diberikan gaya total atau dengan kata lain, terdapat gaya total yang bekerja
pada sebuah benda, maka benda yang diam akan bergerak, demikian juga
benda yang sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah gaya
total berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya tersebut akan
mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan arah
gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin
besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan
percepatan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja
pada benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan. Arah
percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika besar gaya total
tetap, maka besar percepatan yang dialami benda juga tetap atau tidak
berubah.
Hubungan antara percepatan dan resultan gaya
Bayangkan anda sedang mendorong sebuah balok es di atas
permukaan mendatar yang licin (gaya gesekan diabaikan) satu-satunya
gaya yang bekerja pada balok es adalah gaya dorongan dari anda.
Misalkan ketika anda mendorong dengan gaya P dihasilkan percepatan 2
m/s2. Ketika anda memperbesar gaya dorongan dua kali lipat menjadi 2P
ternyata dihasilkan percepatan yang juga dua kali lipat yaitu 4 m/s 2. Ketika
anda meningkatkan gaya dorongan tiga kali lipat yaitu 6 m/s 2, dapat
disimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan resultan gaya
yang bekerja
11
12
Keterangan:
F
= Massa (Kg)
= Percepatan (m/s2)
Dengan F adalah jumlah vektor semua gaya luar yang bekerja pada
benda.Beberapa yang perlu dicatat kembali terhadap perumusan tersebut
yaitu,
1) berlaku untuk massa benda tetap, tidak bergantung waktu
2) merupakan persamaan vektor.
Contoh soal Hukum II Newton:
Sebuah bus bermassa 800 kg dipercepat oleh mesinnya dari keadaan diam
sampai 20 m/s dalam waktu 10 s. Jika gesekan jalan dan hambatan angin
diabaikan, tentukan gaya mesin yang menghasilkan percepatan ini?
Penyelesaian :
Percepatan bus adalah:
a = (v-vo) / t
a = (20 - 0) / 10
a = 2 m / s2
Gaya yang dihasilkan mesin bus adalah:
F = m a
F = (800) (2) = 1600N
2.3.3
13
disebut aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian sehingga aksi =
reaksi
Faksi = Freaksi (2.3.3.(A))
Keterangan:
Faksi = gaya yang bekerja pada benda
Freaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi
Hukum warisan Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi.
Ada aksi maka ada reaksi, yang besarnya sama dan berlawanan arah.
Kadang-kadang kedua gaya tersebut disebut pasangan aksi- reaksi. Ingat
bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya reaksi) bekerja pada benda
yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I Newton dan Hukum II Newton
yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang sama.
14
2.4
SISTEMATIKA
PENGGUNAAN
HUKUM
NEWTON
2.
3.
4.
15
5.
Fsin
fk
fk
Fcos
Fcos
m.g
m.
g
16
2.5
2.5.1
( Kasus Statik )
Letakkan sebuah benda massa m di atas bidang miring dengan sudut
kemiringan terhadap horizontal, seperti tampak pada Gambar 2.5.1.
a) Tinjau benda dalam keadaan diam. Apakah ada gaya-gaya yang
bekerja? Mengapa? Jika ada gaya-gaya yang bekerja, sebutkan gaya
tersebut!
b) Tentukan gaya normalnya dan T (tegang tali) pada benda!
N
Pembahasan :
a) Ada, karena benda tersebut pada dasarnya memiliki gaya, baik dari
benda tersebut dan sistem. Gaya yang bekerja pada benda tersebut
adalah gaya berat(W) dan gaya normal(N), sementara dari sistem
bekerja gaya tegang tali. Karena benda berada pada bidang miring
maka kerangka acuan sumbu x dan sumbu y mengacu pada sudut yang
dibentuk pada bidang miring tersebut.
17
Pada sumbu y gaya gaya yang bekerja adalah gaya normal(N) dan W
cos , maka dalam menentukan besarnya gaya normal dapt dilakukan
melalui cara berikut:
,
N - Wcos = 0
N = Wcos
(2.4.4.(B))
(2.5.1(A))
Sementara pada sumbu x gaya gaya yang bekerja adalah W sin dan
T, maka dalam menentukan besarnya tegangan tali,
W sin T = 0
T = W sin
2.5.2
(2.5.1(B))
( Kasus Dinamis )
Perhatikan Gambar 2.5.2, Balok A dan B masing masing memiliki
massa mA, mB , dan benda berada pada bidang licin. (g = 10 m/s2)
a) Apakah balok A dan B bergerak? Mengapa? Jika bergerak ke mana
arahnya?
b) Berapa besarnya percepatan dan tegangan tali T ketika itu?
a
A
A
T
B
18
Gambar 2.5.2
Pembahasan :
a) Bergerak. Balok A bergerak karena gaya tegang tali, sementara balok B
bergerak akibat adanya gaya berat. Sehingga balok A bergerak ke arah
kanan dan balok B akan bergerak ke arah bawah akibat adanya
pengaruh gaya berat.
b) Tinjau Balok A
(2.5.2 (A)) ........ (1)
Tinjau Balok B
m2 g
( m2 m1 )
(2.5.2(C))
(2.5.2(D))
19
2.6.
GAYA GESEKAN
2.6.1 Penarapan Gaya Gesek
20
Gambar 2.6.1b
Gambar 2.6.1.c gambar grafik yang menunjukkan hubungan antara gaya F
dan gaya gesek statis dan kinetis fs dan fk
Pada gambar grafik diatas menjelaskan hubungan antara gaya gesek f
dengan gaya yang diberikan pada benda F . Ketika gaya yang diberikan
pada benda lebih kecil dari besarnya gaya gesek F<fs benda akan tetap
pada kondisi statis (diam) ketika gaya yang diberikan pada benda
melampaui gaya gesek statis Ffs maka benda akan mulai bergerak
sehingga terjadi gaya gesekan kinetis fk dalam grafik tersebut menjelaskan
besarnya gaya gesek lebih kecil dari gaya gesekan kinetis fk<fs dari
pengertian grafik tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kita
akan lebih mudah untuk mempertahankan suatu kondisi benda yang
bergerak dibandingkan dengan membuat benda bergerak dari keadaan
diam.
Nilai dari k dan s bergantung pada jenis kedua permukaan baik benda
maupun landasannnya berikut diberikan beberapa nilai dari koefisien
gesek yang dapat dikatakan sebagai suatu prakiraan , karena massa benda
akan bergantung pada permukaan apakah permukaannya basah atau kering
, kasar atau halus . Tapi k secara kasar tidak bergantung pada laju
peluncuran .
21
2.6.2
Gambar 2.6.2.a
Pada gambar 2.6.2.a (a) , benda di tarik ke kanan dengan konstan F yang
sejajar horisontal, sedangkan pada 2.6.2.a (b) , benda ditarik ke kanan
dengan gaya konstan F yang membentuk sudut terhadap horisontal.
Apakah pada benda hanya bekerja gaya tarik F ? mari kita tinjau gayagaya yang bekerja pada benda di atas.
Gambar 2.6.2.b
Karena permukaan bidang datar sangat licin, maka kita mengkaitkan gaya
gesekan nol. Dalam kenyataannya gaya gesek tidak pernah bernilai nol. Ini
hanya model ideal. Selain gaya tarik F yang arahnya ke kanan, pada benda
22
juga bekerja gaya berat (W) dan gaya normal (N). Pasangan gaya berat w
dan gaya normal N bukan pasangan gaya aksi-reaksi. Ingat bahwa gaya
aksi-reaksi bekerja pada benda yang berbeda, sedangkan kedua gaya di
atas (Gaya berat dan Gaya Normal) bekerja pada benda yang sama.
Disebut gaya normal karena arah gaya tersebut tegak lurus bidang di mana
benda berada besar gaya normal sama dengan gaya berat (N = W). Karena
gaya normal (N) dan gaya berat (W) memiliki gaya berat yang sama dan
arahnya berlawanan maka kedua gaya tersebut saling menghilangkan.
Pada gambar a, benda bergerak karena adanya gaya tarik (F), sedangkan
pada gambar b, benda bergerak karena komponen gaya tarik pada arah
horisontal (Fx).
Gambar a
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :
(2.6.2.1.(A))
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah :
(2.6.2.1.(B))
Gambar b
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :
(2.6.2.1.(C))
23
arah vertikal
(2.6.2.1.(D))
Permukaan bidang datar kasar (ada gaya gesekan)
Sekarang mari kita tinjau benda yang diletakan pada bidang datar yang
kasar. Selain seperti yang telah diuraikan di atas, pada benda juga bekerja
gaya gesekan (Fg).
Gambar 2.6.2.c
Gambar 2.6.2.c (a)
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :
24
(2.6.2.1.(E))
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah :
(2.6.2.1.(B))
(2.6.2.1.(G))
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah :
(2.6.2.1.(D))
25
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan,
ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek statik
(lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah
bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang
sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan
laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada
permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan yang bekerja
ketika benda bergerak disebut gaya gesekan kinetik (lambangnya fk)
(kinetik berasal dari bahasa yunani yang berarti bergerak). Ketika
sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja
berlawanan arah terhadap kecepatan benda.
Gambar 2.6.2.d
Jenis gesekan
Kinetik
Persamaan
Fk = k.N
Keterangan
Gaya berlawanan dengan kecepatan
selalu lebih kecil dari gaya gesek
statik dan digunakan untuk benda
yang meluncur/sliding.
Statik
Fs = s.N
26
Tabel 2.6.2.1.a
Gambar 2.6.2.2.d
Terdapat tiga kondisi yang berbeda, sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di atas. Pada gambar a, benda meluncur pada bidang miring yang
licin (gaya gesekan = 0) tanpa ada gaya tarik. Jadi benda bergerak akibat
adanya komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin ). Pada
gambar b, benda meluncur pada bidang miring yang licin (gaya gesekan =
0) akibat adanya gaya tarik (F) dan komponen gaya berat yang sejajar
bidang miring (w sin ). Pada gambar c, benda bergerak akibat adanya
komponen gaya tarik yang sejajar permukaan bidang miring (F cos ) dan
komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin ).
Pada gambar a, Benda bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang
sejajar permukaan bidang miring.
27
(2.6.2.2.(A))
(2.6.2.2.(B))
Pada gambar b, benda bergerak akibat adanya gaya tarik F dan komponen
gaya berat (w sin ) yang sejajar permukaan bidang miring.
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :
(2.6.2.2(C))
28
(2.6.2.2(B))
Pada gambar c, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik F yang
sejajar permukaan bidang miring (F cos ) dan komponen gaya berat yang
sejajar permukaan bidang miring (w sin ).
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :
(2.6.2.2.(E))
(2.6.2.2.(F))
29
Gambar 2.6.2.2(a)
benda bergerak pada bidang miring akibat adanya komponen gaya berat
yang sejajar permukaan bidang miring, sebagaimana tampak pada gambar
di bawah. Karena permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya
gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda.
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :
(2.6.2.2.(G))
30
(2.6.2.2.(B))
Kedua
Gambar 2.6.2.2(b)
Kedua, benda bergerak pada bidang miring akibat adanya gaya tarik (F)
dan komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring (w sin
), sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Karena permukaan bidang
miring kasar, maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan
dengan arah gerakan benda.
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :
31
(2.6.2.2.(I))
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah :
(2.6.2.2.(B))
Ketiga
Gambar 2.6.2.2(c)
Ketiga, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik yang sejajar
permukaan bidang miring (F cos teta) dan komponen gaya berat yang
sejajar bidang miring (w sin teta). Karena permukaan bidang miring kasar,
32
maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan dengan arah
gerakan benda.
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah :
(2.6.2.2.(K))
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah :
(2.6.2.2.(L))
= 3/5
Penyelesaian :
a) Besarnya gaya gesek kinetis
N
33
fk
mg
= 0,5 . 10. 10 = 50 N
F - fk
= m. a
Fy=F sin
F
fk
Fx=Fcos
w
b)
N + F sin = w
N = mg - F sin
= 10.10 80. 4/5
= 36 N
fk = k N
= 0,5 . 36
= 18 N
34
F ma
Fcos
- fk = m .a
(80. 3/5) 18 = 20 a
30 = 20 a
a = 1,5 m /s2
W sin
W cos
Pembahasan :
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah :
Sehingga
=
mg cos
= 0,25 . 4. 10 . 3/5 = 6N
35
2.7
6,5m / s 2
2.7.(A)
36
Sehingga bagi orang yang menarik bola akan menganggap bahwa ada gaya
luar yang mempengaruhi sehingga bola seakan-akan menjauhi pusat
lingkaran dalam hal ini adalah tangan dari orang yang menarik tali , dan
sering diinterpretasikan sebagai gaya sentrifugal (menjauhi pusat ) . Hal
ini tidaklah benar karena ketika anda menarik tali ke dalam yang kemudian
memberikan gaya pada bola , bola memberikan gaya yang sama dan
berlawan arah (hukum newton ketiga) (Faksi = -Freaksi ) Gaya inilah
yang sebenarnya dirasakan olleh tangan . Hal ini dapat dibuktikan ketika
orang tersebut berhenti menarik tali bola tersebut tidak akan terpental
menjauhi pusat lingkaran melainkan bergerak sesuai dengan arah gaya
tangensial benda.
37
Gambar 2.7.a. Gambar tersebut menunjukkkan bahwa arah bola ketika tali
terputus tidak menjauhi lingkaran tapi searah dengan v searah pada gaya
tangensial.
2.8
2.8.1.(A)
FT = mv2/r
2.8.1.(B)
Gambar 2.8.1.b
38
Gambar 2.8.1.c
Solusi :
Dengan menganggap bahwa merupakan sudut antara tali dengan bidang
vertikal maka diagram bebas dapat digambarkan sesuai dengan gambar
diatas .
Jika kita meninjau gaya yang bekerja berdasarkan sumbu y , ressultan gaya
( FY = 0) karena T harus berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang
bekerja pada sumbu y adalah gaya TY = T sin serta gaya berat (mg) yang
saling berlawanan sehingga dapat ditulis .
39
FY = 0
0 = T sin - mg
T sin = mg
2.8.1.(C)...............(1)
Jika kita meninjau gaya yang bekerja pada sumbu x , Bekerja gaya
sentripetal yang besarnya sama dengan Tx = T cos sehingga dapat
dituliskan
Fx = T cos = mv2/r
2.8.1.(D)..............(2)
Jika pers (1) dan (2) dibagi maka didapat persamaan tangensial
Tan = v2 / rg
Dari konsep trigonometri kita maka besarnya r = Lsin sehingga
Tan = v2 / Lsin g , maka
v=
Lg . sin tan
2.8.1.(E)
Contoh :
Sebuah bola bermassa m diputar secara vertikal tentukanlah :
a. berapa kecepatan minimun yang harus dimiliki bola agar bisa
melakukan satu kali putaran penuh
b. Tentukan tegangan tali di titik bawah dalam putaran dengan kecepatan
minimum.
A
mg
Gerak )
FTA
mg
FTA
FTB
FTB
B
FTA
mg
Gambar 2.8.1.d
Solusi : Pada gambar diagram bebas yang telah disediakan titik puncak
(titik A) , memiliki dua gaya yang bekerja yaitu gaya dari tegangan tali dan
gaya berat yang searah dengan percepatan sentripetal sehinngga kedua
gaya bernilai positif . Dengan menggunakan hukum newton kedua dapat
disimpulkan :
FR = maR
2.8.1.(A)
FTA + mg = mva2/r
2.8.1.(F)
41
Pada bagian bawah tali yaitu di titik B , tali memberikan gaya tegangan
menuju pusat lingkaran sedangkan benda memberikan gaya berat yang
mengarah ke bawah dengan demikian dapat dirumuskan :
FR = maR
FTB-mg = mvb2/r
FTB = mvb2/r + mg
2.8.1.(G)
melibatkan gaya berat . Sehingga dapat dijelaskan bahwa tegangan tali tali
tidak hanya memberikan percepatan sentripetal saja , tapi harus lebih besar
dari gaya sentripetal itu sendiri untuk mengimbangi gaya berat.
2.8.3 Mobil Pada Tikungan
Salah satu konsep dari percepatan sentripetal adalah ketika mobil
melewati tikungan . Pada situasi ini anda akan merasakan anda semakin
terdorong keluar. Sebenarnya tidak ada gaya meisterius seperti sentrifugal
yang bekerja pada benda yang sebenarnya terjadi adalah pergerakan mobil
yang cenderung bergerak lurus sementara mobil berusaha mengikuti
lintasan lengkung. Untuk membuat anda bergerak sesuai lintasan tempat
duduk atau pintu memberikan gaya pada anda. Mobil itu sendiri
memberikan gaya kedalam yang diberikan padanya jika bergerak
meengkung. Pada jalan yang rata , gaya ini diberikan oleh gesekan antara
ban dan permukaan jalan. Jika gaya gesekan yang diberikan oleh mobil
tidak cukup besar untuk mengimbangi gaya sentripetal yang bekerja pada
mobil , atau dapat dikatan kondisi dimana nilai (F gesek < Fsentripetal). Maka
mobil akan tergelincir keluar dari jalur melingkar ke jalur yang lebih lurus.
Konsep mengenai mobil pada tikungan akan dijelaskan melalui salah satu
contoh konseptual berikut ini .
Contoh (1) :
Sebuah mobil dengan berat 1000 kg melewati tikungan pada jalan
mendatar dengan radius jalan 50 m dengan kecepatan 14 m/s . Apakah
42
yang akan terjadi pada mobil jika a) kondisi jalan kering dengan koefisien
s = 0,60 . b) kondisi jalan basah dan s = 0,25 ?
Solusi :
Pada gambar 9.2 menunjukkan
diagram bebas yang bekerja pada
mobil. Pada sumbu vertikal tidak
ada percepatan yang bekerja dan
gaya yang bekerja pada sumbu
vertikal yaitu gaya normal FN dan
gaya berat yang ditimbulkan oleh
mobil sehingga menurut hukum
newton kedua
F y = may
Karena ay = 0 sehingga
F y = 0
FN - mg = 0
FN = mg = (1000 kg) (9,8m/s 2) =
9800 Newton
Pada arah horizontal hanya ada
satu gaya yang bekerja yaitu gaya
Gambar 9.3 (Gaya
pada mobil yang
melewati tikungan
pada jalan yang
baik tampak atas
dan
tampak
belakang.)
gesekan
yang
menghasilkan
percepatan sentripetal .
43
Fgesekan FR
Pada kondisi a besarnya gaya gesekan adalah...
Fgesekan = s FN = (0,6)(9800Newton) = 5900
Karena gaya gesekan lebih besar dari gaya sentripetal maka mobil akan
melewati tikungan dengan baik.
Pada kondisi b besarnya gaya gesekan adalah ...
Fgesekan = s FN = (0,25)(9800Newton) = 2500
Karena gaya gesekan lebih kecil dari gaya sentripetal maka mobil akan
tergelincir pada tikungan dan cenderung bergerak ke jalur yang lurus .
Hal ini akan lebih buruk jika ban mobil berhenti secara mendadak
mengakibatkan ban mobil pada bagian bawah bergerak terhadap permukaan
jalan sehingga bekerja gaya gesekan kinetis (terjadi selip) yang besarnya lebih
kecil dari gaya gesekan kinetis . Dalam teknologi otomotif kita mengenal ABS
(Antilock Brakes) dirancang untuk membatasi tekanan rem persis saat ban
mobil akan selip , dengan bantuan sensor yang peka dan komputer yang
sangat cepat .
Pemiringan tikungan dapat memperkecil kemungkinan tergelincir
karena gaya normal jalan (bekerja tegak lurus terhadap mobil) akan memiliki
komponen ke arah pusat lingkaran
dengan demikian
memperkecil
Seorang engginering
ingin membuat jalan miring sebagai jalan keluar masuk
pada jalan bebas hambatan . Kecepatan yang didisain pada tiap kendaraan
sebesar 14 m/s berapakah sudut kemiringan yang harus didesain oleh
44
Gambar 2.8.3.
Solusi :
Kita pilih sumbu x dan sumbu y sebagai arah horisontal dan vertikal .
Pada arah horisontal hanya ada satu gaya yaitu F N sin yang menyebabkan
terjadinya gaya sentripetal sehingga :
FN sin = m v2/r...................... (1)
Pada arah vertikal kendaraan berada pada kondisi setimbang maka resultan
gaya (Fy=0) dan pada sumbu vertikal terdapat gaya F N cos dan gaya berat
(mg) yang saling berlawanan sehingga :
FN cos - mg = 0
FN cos = mg
FN = mg/cos ..........................(2)
mg/cos sin = mv2/r
mg tan = mv2/r
tan = v2/gr
tan = (14m/s)2 / (50m) (9,8 m/s2) = 0,4
arc tan (0,4) = 220
Jadi besarnya sudut kemiringan yang perlu didesain adalah sebesar 220
2.9
45
46
2.9.1(A)
47
pusat bumi kita akan, kemudian kembali ditarik kembali hingga melewati
pusat bumi dan akan kembali ke tempat di mana kita jatuh.
Newton maju satu langkah dalam analisisnya mengenai gravitasi. Dalam
penelitiannya tentang orbit-orbit planet Newton yakin bahwa dibutuhkan
gaya untuk memprtahankan planet-planet di orbit masing-masing di
sekeliling Matahari. Hal ini membuat Newton percaya bahawa pasti ada
juga gaya Gravitasi yang bekerja pada Matahari sehingga planet-planet
dapat tetap berada pada orbitnya . Dengan demikian Newton mengusulkan
Hukum Gravitasi Universal-nya yang terkenal yang bisa dinyatakan
sebagai berikut :
Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lainnya dengan gaya
yang berbanding lurus dengan hasil kali dari massa-massa benda tersebut
dan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak di antaranya.
48
2.9.1.(B)
hukum
mengenai
Gravitasi
Universal
Cavendish
Gambar 2.9.1.a
49
50
Gambar 2.9.1.b
Seperti yang terlihat dalam gambar. Pada bola putih bekerja dua buah gaya
gravitasi yang bekerja pada sumbu x maupun y. Langkah pertama yang
dapat kita lakukan adalah menentukan masing-masing gaya gravitasi yang
dihasilkan oleh kedua sumbu. Besarnya F21 = (G(m1m2/(r21)2)j
F21 = ((6,67x10-11N m2/kg2)(0,3 kg)(0,3kg) / (0,4m)2)j
F21 = 3,75x10-11 N j
Besarnya F31 = (G(m1m3/ (r31)2) i
F31 = ((6,67x10-11N m2/kg2)(0,3 kg)(0,3kg) / (0,3m)2)i
F31 = 6,67x10-11 N i
Karena kedua gaya membentuk sudut siku-siku maka besarnya resultan
gaya akan sama dengan
F = ((3,75x10-11)2 + (6,67x10-11))1/2
F = 7,65 x 10-11 N
Dan bekerja pada sudut arc tan (3,75x10-11/6,67x10-11) = 29,30
Hukum Gravitasi tidak dapat dikacaukan dengan hukum gerak Newton
kedua. Hukum Gravitasi Universal mendeskripsikan suatu gaya tertentu
yaitu Gravitasi yang kekuatannya bervariasi dengan jarak serta massa yang
terlibat . Di pihak lain , Hukum Newton kedua mendeskripsikan mengenai
hubungan gaya total pada sebuah benda ( yaitu , jumlah vektor dari semua
51
gaya yang berbeda yang bekerja pada benda dan berasal dari berbagai
sumber) dengan massa dan percepatan benda tersebut.
2.10
2.10.1.(A)
52
Gambar 2.10.1.a
Pada daerah elastik (elastic behaviour) gaya F yang diberikan pada pegas
sehingga pegas akan berpindah sejauh x ketika gaya dilepaskan maka
benda akan kembali pada posisi awal yaitu posisi kesetimbangan . Ketika
melewati titik limit elastik (elastic limit) gaya yang diberikan pada benda
mengakibatkan benda bergerak
sejauh x namun ketika gaya dilepaskan
x
benda tidak lagi kembali pada posisi kesetimbangan (dikatakan sebagai
perubahan permanen) ketika benda diberikan gaya melebihi titik patahan
(breaking point) maka benda tersebut akan patah. Besarnya gaya
maksimum yang dapat diberikan pada benda tanpa mematahkan benda
tersebut dikatakan sebagai kekuatan ultimal.
2.10.2 Modulus Young
Pertambahan panjang seperti pegas tidak hanya bergantung pada
gaya yang diberikan padanya tapi juga bergantung pada gaya yang
diberikan padanya , dan juga bergantung pada materi pembentuk serta
dimensinya. Yaitu konstanta k pada persamaan hukum Hooke dapat
dinyatakan dalam faktor-faktor ini. Jika kita membandingkan batang yang
dibuat dari materi yang sama tetapi dengan panjang yang melintang yang
berbeda, ternyata untuk gaya yang sama, besarnya regangan yang
dianggap kecil jika dibandingkan dengan panjang total ,
sebanding
2.10.2.(A)
53
2.10.2.(B)
2.10.2.(C)
tanggapan terhadap
2.10.2.(D)
54
Tabel 2.10.2.1
dikencangkan ?
Solusi
Berdasarkan persamaan : E = (F/A) / (x/x0)
Sehingga besarnya F = (E(x/x0)) A = (2,0x1011N/m2) (0,003m/1,6m)
(3,1x10-6) = 1200 Newton
Gambar 2.10.2.a
55
2.10.3.(A)
Konstanta
56
2.10.4.(A)
berkurang
terhadap
penambahan tekanan.
Ketika suatu materi mendapat
tekanan dari berbagai arah maka
volume dari materi tersebut akan
Gambar 2.10.4.a
berkurang
namun
tidak
akan
57
(50/1000000)(volum
asal)
.sehingga
volumenya
menjadi
Gambar 2.11.1.a
Solusi :
Pada gambar diatas dijeaskan bahwa pada gambar (a) merupakan jondisi
awal sebelum diberi beban pada gambar (b) menunjukan gambar pegas
ketika beban telah diberikan pada ujung pegas sehingga pegas bertambah
panjang sejauh x . dan pada gambar (c) menunjukkan gaya yang bekerja
pada bola. Pada bola bekerja gaya searah sumbu vertikal yaitu gaya berat
58
mg dan gaya pegas Fpegas yang saling berlawanan dan berada dalam kondisi
setimbang sehingga percepatan pada sumbu vertikal ay = 0
Menurut hukum newton kedua besarnya resultan gaya yang bekerja pada
sumbu y sebesar
FY = m.ay
karena percepatan pada sumbu vertikal sebesar 0 (ay = 0)
sehingga,..
FY = 0
mg Fpegas = 0 sehingga
mg = Fpegas atau mg = kx
k = mg/x
k = (0,55kg)(9,8m/s2)/(0,04m) = 2,7x102 N/m
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Gaya ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan
perubahan gerak, maka gaya digolongkan sebagai vektor.
Massa benda selalu sama dimanapun benda itu diletakkan. Tetapi, berat
benda tergantung pada gaya gravitasi, maka berat suatu benda tergantung
pada dimana benda itu berada. Hubungan antara berat dan massa dapat
dinyatakan , w = m.g
Hukum Newton tentang gerak
Hukum I Newton:
Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja padanya adalah
nol.
Hukum II Newton:
59
percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda
besarnya berbanding lurus dengan gaya tersebut, searah dengan gaya
tersebut, dan berbanding terbalik dengan massanya.
Hukum III Newton:
Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut aksi
dan yang lain disebut reaksi, sedemikian sehingga aksi = reaksi
Diagram benda bebas adalah menggambar semua gaya yang berpengaruh
pada benda
Penerapan Hukum Newton bila ditinjau pada kasus statis, benda dalam
keadaan diam(statis). Hal ini dikarenakan resultan gaya yang bekerja pada
benda tersebut sebesar nol (
yang bekerja pada benda tersebut akan sama dengan gaya luar yang
diberikan (fgesek = F cos). Jika benda dalam kondisi bergerak maka
besarnya resultan akan sama dengan
gesek yang bekerja pada benda tersebut akan sama dengan f gesek = ma - F
cos. Sedangkan pada bidang miring, besarnya gaya gesekan yang bekerja
pada benda diam akan sama dengan (fgesek = W sin ). Sementara, jika
benda dalam kondisi bergerak pada bidang miring, maka besarnya gaya
60
gesek yang bekerja pada benda tersebut akan sama dengan (f gesek = ma W
sin )
Benda yang bergerak melingkar beraturan merupakan benda yang
melakukan gerak yang lintasannya membentuk suatu lingkaran dengan laju
linier konstan. Pada benda gaya sentripental bekerja karena adanya gaya
yang mempengaruhi. Dalam gaya sentripetal percepatan menuju kearah
pusat lingkaran
Hukum gravitasi alam semesta yang dikemukakan oleh Newton berbunyi
sebagai berikut Setiap partikel materi yang ada di alam semesta ini selalu
menarik partikel materi lainnya dengan gaya yang besarnya berbanding
lurus dengan masa partikel- partikel materi itu dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jaraknya.Secara matematis dirumuskan sbb : F =
G.m.M/r2.
Hubungan antara pertambahan panjang suatu pegas dengan gaya
penariknya pertama kali diamati Hooke dengan hukumnya yang berbunyi
sebagi berikut Semakin dalam batas kelentingan, besar gaya penarik F
sebanding dengan pertambahan panjangnya.Secara matematis dapat
dirumuskan sbb: F = k.l.
Benda elastis adalah benda yang mampu kembali ke bentuk semula setelah
gaya yang bekerja pada benda itu dihilangkan. Seperti karet dan pegas.
Setiap materi (bahan) memiliki sifat elastisitas bahan dan akan bergeser
sejauh posisi kesetimbangan jika diberikan gaya luar terhadap materi
tersebut. Jika gaya yang diberikan terlalu besar hingga melalui batas
proposional bahan maka benda tidak akan kembali ke bentuk semula
(plastisitas) dan jika melewati gaya melewati titik patahan maka benda
akan retak atau patah.
Regangan geser didefinisikan sebagai perubahan sudut antara dua
permukaan yang saling tegak lurus dari elemen diferensial
Perbandingan antara tegangan tarikdan regangan tarik dinyatakan sebagai
modulus young. Modulus young dibagi menjadi tiga yaitu modulus elastik
(E N/m2) modulus geser (G N/m2) modulus bulk (B N/m2)
Kompressibilitas dari suatu bahan sama dengan besarnya berkurangnya
volume persatuan kenaikan terhadap kenaikan tekanan . Kompressibilitas
61
62