Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh:
Galih Gusti Yudha Saelendra
14/372868/PTK/9897
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GAJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Banyak energi dari alam yang telah kita manfaatkan sebagai sumber kehidupan
kita. Dimana dari energi energi tersebut kita mendapatkan satu hal penting yang
mendukung kehidupan manusia yaitu cahaya dan udara. Tanpa adanya cahaya dan udara,
dunia akan menjadi gelap dan hampa, yang pada akhirnya manusia akan sulit untuk
melakukan aktifitasnya. Berlangsungnya sebuah aktifitas dari manusia maka perlu
dipertimbangkan kenyamanan dari pengguna ruangan tersebut, dimana manusia
membutuhkan udara, suhu, pencahayaan yang tepat agar dapat merasanyaman. Sehingga
keberhasilan suatu perancangan ruang ditentukan oleh kenyamanan dari penggunannya,
apakah ruang itu berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diinginkan atau menjadi ruang
yang tidak terpakai karena tidak ada yang nyaman memakai ruangan tersebut.
Dalam hal ini beberapa bangunan tempat tinggal atau hunian banyak mengabaikan
aspek kenyamanan termal. Menyikapi hal ini, Ketika mendesain sebuah tempat tinggal
atau hunian, aspek kenyamanan termal juga perlu di perhatikan. Sehingga dalam
mendesain sebuah bangunan tempat tinggal atau hunian tercapai tingkat kenyamanan.
Keuntungan lainnya adalah dapat menghemat konsumsi energi mungkin dari penggunaaan
penghawaan dan pencahayaan buatan.
Utuk rencana penelitian adalah Bentuk Pola Tata Ruang Terhadap Efektifitas
Kenyamanan Thermal Pada Bangunan Perumahan. Untuk metodenya akan studi kasus
pada bangunan tempat tinggal atau hunian. Hasilnya untuk mengetahuai seberapa tingkat
kenyamanan sebuah bangunan tempat tinggal atau hunian. Serta melakukan simulasi
terkait aspek orintasi bangunan, ventilasi / bukaan & variable alam (suhu,
udara/kecepatanangin, kelembaban).
1.2.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan diatas, dapat di tarik sebuah permasalahan penelitian yaitu tingkat
kenyamanan termal pada banguna perumahan. Untuk mengarahkan ke permasalahan
tersebut, maka disusunlah pertanyaan penelitiaan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kenyamanan termal pada perumahan menurut bentuk pola tata
ruangnya ?
Judul Penelitian
Keterangan
Basaria Talarosha
Menciptakan
Kenyamanan Meneliti
Tahun 2005
menciptakan
Kenyamanan
Termal
Indoor Pada
Tahun 2012
daerah
bangunan-bangunan
dengan
iklim
di
tropis
lembab
kesulitan
banyak
mengalami
untuk
memenuhi
Tahun 2007
kasus
minimalis
rumah
desain
pencahayaan buatan
BAB II ISI
1.
LandasanTeori
Kenyamanan Termal
Menurut ASHERE (1989), mendefinisikan kenyamanan thermal sebagai
suatupemikiran dimana kepuasan didapati. Oleh karena itu, kenyamanan adalah suatu
pemikiranmengenai persamaan empiric. Meskipun digunakan untuk mengartikan
tanggapan tubuh, kenyamanan thermal merupakan kepuasan yang dialami oleh manusia
yang menerima suatukeadaan thermal, keadaan ini alami baik secara sadar ataupun tidak
sadar. Pemikiran suhunetral atau suhu tertentu yang sesuai untuk seseorang dinilai agak
kurang tepat karena nilaikenyamanan bukan merupakan nilai yang pasti dan selalu berbeda
bagi setiap individu.
Rumah/Tempat Tinggal
Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural),
melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang
layak,dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti
sebagai tempatperlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria
bersama keluarga. Didalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari
kehidupannya di dalam dunia ini.Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu
untuk tumbuh, memberi kemungkinanuntuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih
dari itu, rumah harus memberi ketenangan,kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan
pada segala peristiwa hidupnya. (Frick, 2006:1)
1.1. KenyamananTermal
Kenyamanan termal (Frick, 2007) tergantungoleh 3 hal, yaitu suhu udara,
kelembabanudara dan pergerakan udara. Suhu udaraterkait dengan radiasi, kelembaban
udara. Untuk dapatmenyatakan kenyamanan termal diperlukan suatu formula yang dapat
menggabungkan faktor faktor tersebut serta pengaruhnya terhadap kenyamanan termal
pada bangunan. Kondisi termal yang akan terjadi di dalam bangunan akan ditentukan oleh
kinerja termal dari bangunan dan kondisi iklim dimana bangunan berada.
Orientasi Bangunan
Suatu posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arahmata angin, atau
terhadap pandangan seseorang yang melihatnya. Tujuan dari perencanaan orientasi
bangunan adalah mendapatkan aliran udara
tidak memiliki daun pintu, hanya kusen berbentuk segi empat sebagai penghubung dari
satutempat ke tempat lainnya.
Faktor internal kualitas kenyamanan pada bangunan memiliki standar tersendiri di
berbagai daerah. Standar tersebut dikemukakan oleh beberapa ahli yang melakukan
penelitian di daerah yang menjadi objek studi kasus. Sampai saat ini standar kenyamanan
di indonesia khususnya kenyamanan suhu udara, tingkat kelembaban serta kecepatan
angin telah banyak yang meneliti. Padapenelitian ini kami mengambil standar tertentu
kenyamanan di indonesia.
Suhu Udara
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul.
Suhusuatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk
memindahkan (transfer) panas ke benda-benda lain atau menerima panas dari bendabendatersebut.
Kelembaban udara
Kelembapan udara adalah jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Tidak
seperti oksigen dan nitrogen, kandungan uap air berbeda-beda pada tiap tempat. Kadar
kelembaban udara menentukan jumlah uap air yang dibutuhkan dalam mencapai suatu
kenyamanan. Derajat kelembaban dalam suatu ruang tergantung dari derajat kelembaban
udara luar dan tujuan dari fungsi/penggunaan ruang itu sendiri.
Kecepatan Angin
Angin adalah hawa udara yang bergerak, gerakan itu disebabkan karena bagianbagian udara di dorong dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin
antar benua/samudera adalah penyebab utama adanya siklus masim kemarau dan musim
hujan didaerah tropis
1.2. StandartKenyamananTermal
1. Kecepatan Udara
Lippsmeir (1997:38) menyatakan bahwa patokan untuk kecvepatan angin ialah :
0.25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan udara
0.25 - 0.5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa
1.5 m/s aliran udara ringan sampai tidak menyenangkan
Diatas 1.5 m/s tidak menyenangkan.
2. Suhu
SNI-14-1993-03 menyatakan daerah kenyamanan termal pada bangunan yang di
kondisikan untuk orang Indonesia yaitu :
Sejuk nyaman, antara suhu efektif 20.8C
22.8C
25.8C
27.1C
3. Kelembapan udara
Standar kenyamanan termal untuk kelembapan udara yang digunakan ada tiga yaitu:
Lippsmeir (1994) menyatakan kelembapan udara relative yaitu 20 - 50 %.
MENKES (1998) menyatakan kelembapan udara yang sehat itu yaitu 40 % - 60
%.
SNI (1993) menyatakan daerah kenyaman termal padsa bangunan yang
dikondisikan
untuk orang Indonesia yaitu 40 % - 70 %.