Sie sind auf Seite 1von 15

RESUME FISIKA BANGUNGAN

Pencahayaan alami bertujuan untuk masuknya cahaya ke dalam bangunan secara gratis
dan murah serta dapat menampilkan benda (apapun) secara lebih alami, sehingga dapat dinikmati
secara visual, artinya dapat memberikan kenyamanan penglihatan. Di samping memiliki tujuan
dan kelebihan karena menggunakan cahaya alami namun ternyata pencahayaan alami juga
memiliki kekurangan ataupun menimbulkan masalah lain di dalam bangunan yaitu panas yang
mengiringi sorotan cahaya ikut masuk ke dalam bangunan. Baik dalam ruang luar ataupun ruang
dalam.
Pencahayaan alami bergantung pada gerak rotasi matahari. Karena gerak rotasi /
perputaran matahari mempengaruhi pemanfaatan cahaya alami yang jatuh ke bangunan.
Sehingga diperlukan beberapa strategi desain untuk pencahayaan alami, yaitu:
A. STRATEGI BANGUNAN
Strategi bangunan merupakan suatu cara agar ruang dalam dan ruang luar bangunan
mendapatkan pasokan cahaya alami yang cukup.

Gambar 1. Radiasi Cahaya Matahari Alami


Strategi bangunan dapat meliputi hal hal seperti pengaturan orientasi bangunan,
pengaturan bentuk massa bangunan, dan pengaplikasian kisi atau bahan lain pada bangunan guna
menangkap cahaya matahari.
a.1. Orientasi Bangunan
Untuk mendapatkan cahaya alami matahari, sebaiknya memperhatikan beberapa hal yang
berhubungan dengan orientasi bangunan, yaitu:
-

Posisi bangunan dan arah bukaannya tidak menghadap langsung ataupun tegak lurus
terhadap arah edar matahari.
Bidang pada arah barat-timur didesain lebih pendek dibanding arah utara-selatan. Hal
ini dikarenakan bangunan dengan orientasi utara selatan cenderung memiliki
pencahayaan baik pada waktu apapun.

Gambar 2. Posisi Bangunan


-

Jendela pada timur dan barat memerlukan sarana peneduh untuk menghindari
matahari pagi dan sore
Jendela bagian selatan merupakan sumber pencahayaan alami yang ideal.

Gambar 3. Orientasi Bangunan dan Bukaan


Hal tersebut harus diperhatikan karena kuantitas dan kualitas pencahayaan alami dalam
ruang ditentukan oleh ukurandan orientasi bukaan jendela, tingkat transmisi cahaya dari kaca
jendela, pantulan dari bidang dalam ruang dan permukaan outdoor serta halangan teritisan dan
pepohon di sekitar bangunan.
a.2 Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan juga memiliki peranan penting dalam menentukan pencahayaan alami
pada bangunan. Hal yang perlu diperhatikan antara lain:
-

Mengatur lebar dan panjang bangunan yang efektif yang dapat dijangkau oleh cahaya
alami
Mengaplikasikan bentuk yang merujuk pada huruf I, U, M atau O dll
Apabila bentuk bangunan terlalu lebar atau panjang dapat dibantu dengan strategi
yang lain

Bentuk ruang yang cocok dan sesuai dengan strategi desain yag diperlukan adalah pada
bentuk bangunan huruf I. Karena pada bangunan bentuk I, semua cahaya alami dari luar dapat
masuk ke bangunan dengan maksimal.

Gambar 4. Denah Bentuk I

Gambar 5. Denah Bentuk U

Jika dibandingkan antara bentuk I dan U maka bentuk yang paling efektif adalah bentuk I
karena pada bentuk U pendapatan cahaya ke ruangan ruangan tidak merata. Ada beberapa
ruang yang mendapat sinar berlebihan namun ada yang mendapat minim sinar.
B. SIDE LIGHTING
Side Lighting merupakan strategi pencahayaan alami melalui sisi sisi bangunan.
Strategi tersebut dapat berupa:
-

Menggunakan elemen elemen kaca sebagai material memasukkan cahaya


Aspek pemilihan material kaca yang mampu menahan panas tetapi dapat
memasukkan cahaya yang masuk (kaca dengan ketebalan tertentu)

Gambar 6. Skema
Jika

pada
dapat
dibantu
yang lainnya. Yaitu
memasukkan
jendela lain namun
Cara kedua yaitu
bangunan.

Pemasukan Cahaya melalui Kaca


bangunan yang terlalu memanjang maka
dengan pemberian komponen bangunan
dengan
cara
Light
Shelves
yang
cahaya dari jendela lalu diteruskan ke
kemudian dipantulkan lagi melalui plafond.
dengan pemasangan sirip pada blok

C. TOP LIGHTING
PENCAHAYAAN ALAMI MELALUI ATAP BANGUNAN (TOP LIGHTING)
Selain melalui sisi bangunan, pencahayaan alami bisa didapatkan melalui atap bangunan
(top lighting). Top lighting ini sangat tepat digunakan sebagai solusi pencahayaan pada bangunan
yang memiliki lahan kurang seperti berdempetan tetangga sehingga tak dapat memiliki

pencahayaan sisi bangunan. Selain sebagai pencahayaan, top lighting banyak digunakan pada
rumah-rumah modern untuk membuat efek-efek cahaya yang dramatis pada ruangan di
bawahnya, serta menguatkan kesan modern pada bangunan.
Secara letak, top lighting dapat dipasang pada atap datar (dakbeton) maupun atap miring.
Apabila memasang top lighting pada atap dak beton tentunya tidak mengalami kesulitan karena
hanya tinggal mempersiapkan lubang pada saat mengecor dak atap tersebut dan kemudian
membuat konstruksi dengan rangka aluminium atau besi hollow untuk penutup top lighting
nya.Tapi jika atap yang dipasangi top lighting adalah atap miring dan ruangan di bawahnya
memiliki plafond datar, maka harus menaikkan dinding di sekitar lubang top lighting tersebut
sebagai tumpuan untuk konstruksinya atau juga bisa langsung membuat coakan diatas atap
miring tersebut jika menggunakan atap dengan konstruksi baja ringan, tetapi tetap membuat
dinding partisi dari bahan gypsum atau sejenisnya untuk menutup lubang antara plafond dan top
lighting tersebut.
Penutup top lighting bias bervariasi dapat berupa kaca tebal, fiberglass, polycarbonate,
solar tuff, atau bahan tembus cahaya lainnya. Untuk penutup kaca dengan bentang top lighting
yang cukup lebar disarankan menggunakan kaca tebal jenis tempered glass yang lebih tahan
tekanan dan tidak membahayakan penghuni di bawahnya.
Posisi top lighting sedapat mungkin diletakkan pada arah utara ataupun selatan agar tidak
menerima sinar matahari langsung.
Konstruksi dari top lighting juga membutuhkan perhatian khusus agar tidak
membahayakan di kemudian hari. Sebaiknya konstruksi top lighting dibuat rigid (kaku) agar
kokoh dalam menumpu beban.
Berikut beberapa keuntugan menggunakan top lighting:

Menyediakan lebih banyak cahaya per unit area dari bukaan.

Bukaan dari pencahayaan atas dapat ditempatkan secara bebas dan menyebarkankan
cahaya lebih dalam keruang-ruang berlantai satu.

Pada bangunan berlantai banyak, top lighting juga dapat menjangkau lantai-lantai yang
lebih rendah.

Pencahayaan atas bangunan juga disatukan dengan aspek pemanasan dan ventilasi.

Meningkatkan iluminasi gradient pada area yang tidak terjangkau oleh sistim side
lighting.

Bentuk dan ukuran top lighting bervariasi tergantung dari kebutuhannya. Pada umumnya
bentuk pencahayaan dengan sistim top lighting menggunakan cara mengangkat ketinggian
ceiling agar dapat meningkatkan dan memperbaiki distribusi cahaya, sehingga bukaan yang
sedikit tetapi bisa meningkatkan kualitas cahaya ruang dalam sangat dituntut.

1. TILT

vertikal

horizontal

tilted

2. CLERESTORIES

ATRIA/ ATRIUM
-

ATRIA YANG DITEMUKAN SEBAGAI RESPON TERHADAP URBAN LAY-OUT :


COURT YARD , biasanya pada pengembangan lingkungan berkepadatan tinggi, dengan
menjaga lebar ruang yang sempit sehingga dapat teriluminasi cahaya dan terventilasi
udara.
Atrium sebagai sebuah bentuk winter gaerden, ruang luar diciptakan bagi ruang-ruang
dalam untuk disusun mengelilingi.

Berikut beberapa contoh bangunan dengan atap top lighting

D. SIDE LIGHTING PLAFOND


Ketinggian plafon ruang akan mempengaruhi jangkauan distribusi pencahayaan.
Ketinggian plafond akan menyediakan lebih banyak cahaya yang direfleksikan namun tetap
pemilihan plafond harus dipantau dengan memilih plafon yang memiliki refleksi cahaya tinggi.
Langit langit dan dinding di sebernag jendela lebih efektif memantulkan dan
mendistribusikan cahaya alami disbanding sisi kanan dan lantai.

Gambar 7. Distribusi Cahaya melalui Plafond

E. MACAM SHADING
Shading horizontal tergantung pada sudut altitude dari cahaya matahari. Pada shading
horizontal lebih banyak memasukkan cahaya sudut rendah dari matahari dan menghalangi dut
matahari yang tinggi.

Gambar 8. Macam Shading Horizontal

Cahaya
Cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik dengan panjang
gelombang tertentu sehingga dapat
dilihat oleh mata manusia dan
menghasilkan radiasi UV serta infrared.
Cahaya memiliki karakteristik yang
berbeda karena adanya perbedaan
panjang gelombang.
Sinar UV merupakan sinar yang tidak
terlihat namun dapat merusak jaringan
tubuh manusia dan material lainnya.
Sinar UV juga memiliki 3 jenis yang
berbeda karena perbedaan panjang gelombang, yaitu :

UV A : 315-400 nm
UV B : 280-315 nm
UV C : 100-280 nm

Sinar UV juga memiliki efek yang berbeda berdasarkan panjang gelombangnya, yaitu :

180-220 nm dapat menghasilkan ozone


220-300 nm memiliki efek seperti kuman dan bakteri
280-320 nm menyebabkan kulit terbakar
300-400 nm dapat menghasilkan sinar hitam

Infrared merupakan sinar yang tidak terlihat juga, namun infrared dapat dirasakan
kehangatannya. Suatu sumber cahaya biasanya menghasilkan infrared bersamaan dengan UV dan

radiasi yang terlihat. Karena panjang gelombang juga ditentukan dari suhu permukaan, cahaya
yang terlihat (suhu lebih tinggi) akan terserap oleh suhu yang lebih rendah kemudian akan
menghasilkan gelombang yang lebih panjang (infrared).
Sumber cahaya alami :

Sinar matahari : cahaya matahari langsung saat langit cerah


Benda yang dapat merefleksikan cahaya : pantulan sinar
Daylight : sinar yang terpancar melalui celah-celah awan/awan hujan

Sumber cahaya buatan : lampu

Luminous flux : aliran cahaya, total energy yang dihasilkan oleh suatu sumber. (lumen)
Luminous intensity : kekuatan/intensitas cahaya pada suatu arah tertentu, sumber cahaya
memiliki intensitas yang berbeda jika dihitung dari arah yang berbeda. (candela)
Luminance : intensitas kecerahan yang terlihat dari suatu sumber/permukaan dari arah pengamat,
hitungan dari terangnya suatu cahaya. Cara menghitung luminance :
E x
L=

candela
L : Luminance (
)
m2

E :Illuminance (

lumen
2
)
m

: Transmittance (%)
Illuminance : denisitas dari aliran cahaya pada suatu permukaan. (

lumen
)
m2

Transmittance : kemampuan material meneruskan tingkat iluminasi. (%)


Luminous exitance : banyaknya aliran cahaya yang direfleksikan/diteruskan dari suatu sumber
kesuatuan permukaan. (

lumen
)
m2

Reflectance :rasiorefleksi

Point sources : sumber cahaya yang berbentuk titik kemudian semakin menyebar

Line sources : sumber cahaya yang berbentuk suatu garis

Cahaya matahari merupakan sumber cahaya yang sangat kuat tapi kita harus dapat
mengantisipasi adanya overheat, cahaya yang terlalu terang maupun terlalu gelap.
Efikasi : efisiensi cahaya dari suatu sumber cahaya

PANAS RADIASI AKIBAT CAHAYA

Efek dari pencahayaan alami adalah radiasi panas matahari yang ditimbulkan seiring
dengan pancaran cahaya. Hal tersebut dikarenakan matahari tidak hanya membawa cahaya yang
berguna bagi visual saja tetapi tetap menimbulkan panas. Panas yang timbul akibat cahaya
tersebut harus dikurangi intensitasnya agar tetap terasa nyaman saat sedang berada di bawah
cahaya matahari. Walaupun panas yang ditimbulkan sering membuat rasa tidak nyaman, hal
tersebut tetap dibutuhkan bagi sebuah bangunan.

SPEKTRUM WARNA CAHAYA


Warna cahaya matahari yang dapat dilihat oleh mata adalah cahaya yang berwarna putih.
Padahal cahaya matahari yang berwarna putih tersebut menyimpan spektrum warna yang
beragam. Cahaya juga mempengaruhi warna yang kita lihat sehari-hari. Contohnya, baju yang
kita pakai akan berwarna biru jika berada di intensitas cahaya yang sedang. Namun, warna itu
akan berubah jika sedang berada di daerah dengan intensitas cahaya yang tinggi.
Warna yang dipantulkan cahaya terhadap suatu bidang juga tergantung dengan warna
cahaya (white light) dan warna yang ada pada bidang tersebut. Contohnya, jika sebuah
permukaan berwarna merah disinari dengan cahaya putih maka warna yang terlihat adalah warna
merah. Hal itu dikarenakan panjang gelombang warna merah direfleksikan langsung ke mata
ketika panjang gelombang warna lain telah terserap.
Efek yang diberikan cahaya akan berbeda pada setiap suatu permukaan yang berbeda. Hal ini
sangat menguntungkan seorang arsitek atau perancang untuk memprediksi distribusi cahaya yang
ditimbulkan pada ruang. Contohnya:
1. Permukaan kaca kasar.
2. Pada permukaan ini efek yang
ditimbulkan adalah refleksi yang
menyebar.

3.
4. Permukaan kusam.

5.
6. Ketika cahaya berinteraksi dengan
permukaan ini akan menghasilkan
refleksi yang terhambur atau
tersebar.
7.
8.
9. Permukaan putih yang mengkilap.

15. Permukaan bertekstur.

16.
17. Pantulan yang muncul adalah
pantulan biasa dan menyebar.
10.
11. Pantulan yang direfleksikan pada
permukaan ini adlah pantulan biasa.
12. Permukaan kaca kasar berwarna
putih.

13.
14. Pantulan yang akan muncul adalah
terhambur dan menyebar.

18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.

29.TUGAS FISIKA BANGUNAN 2


30.RESUME PENCAHAYAAN ALAMI

31.

32.
33. Oleh:
34. ARIANI NURFAKHIRAH

(I0213012)

35. IVANA THALIA

(I021304)

36. LEONI N. DAMARANI

(I0213050)

37. LUH AYU PERWITA

(I021305)

38.
39.

40. Jurusan Arsitektur


41. Fakultas Teknik
42. Universitas Sebelas Maret
43.2015

Das könnte Ihnen auch gefallen