Climate sceptics are winning the argument with the public over global

warming, the world's most celebrated climate scientist, James Hansen of

NASA, said in London yesterday.
It is happening even though climate science itself is becoming ever clearer in
showing that the earth is in increasing danger from rising temperatures, said
Dr Hansen, who heads NASA's Goddard Institute of Space Studies, and is
widely thought of as "the father of global warming" his dramatic alert about
climate change in US Senate hearings in July 1988 put the issue on the world
agenda.
Since then he has been one of the most outspoken advocates of drastic
climate action, and yesterday he also publicly criticised Germany's recent
decision to abandon its new nuclear power programme, formerly a key part
of German climate measures, in the wake of the Fukushima nuclear disaster
in Japan earlier this year.
"I think it was a big mistake," he said. "And I think the Prime Minister
[German Chancellor Angela Merkel] knows that, as she's a physicist, but I
think the political reality is she couldn't stay in office if she expressed that
opinion."
In a briefing at the Royal Society , Dr Hansen, pictured, was frank about the
success with public opinion of what he termed "the climate contrarians", in
effectively lessening public concern about global warming. He said: "They
have been winning the argument for several years, even though the science
has become clearer.
"There's been a very strong campaign by those who want to continue fossil
fuel 'business as usual', and the scientific story has not been powerful
enough to offset that push."

Part of the problem, he said, was that the climate sceptic lobby employed
communications professionals, whereas "scientists are just barely competent
at communicating with the public and don't have the wherewithal to do it."
The result was, he said, that in recent years "a gap has opened between
what is understood about global warming by the relevant scientific
community, and what's known by the people who need to know and that's
the public. However there's nothing that has happened to reduce our
scientific conclusion that we are pushing the system into very dangerous
territory, in fact that conclusion has become stronger over that same time
period."
Asked if anything might re-alert the public to the dangers of climate change,
Dr Hansen said: "Mother Nature."
Significant climatic "extreme events" were now occurring over 10 to 15 per
cent of the planet annually, whereas between 1950 to 1980 they occurred
over less than 1 per cent. He added: "So in places like Texas this year,
Moscow last year, and Europe in 2003, the climate change is so big that they
are undeniable. Within 10 to 15 years they're going to occur over 15 to 20
per cent of the planet, so people have to notice that the climate is
changing."
Burning issue: Hansen's evidence that the world is hotting up
Texas, summer 2011
The US state this year has had its dariest summer since record-keeping
began in 1895, with 75 per cent of the state classified as "exceptional
drought", the worst level. Shortages of grass, hay and water have forced
ranchers to thin their herds where this cow died, in the San Angelo area,
there has been less than three inches of rain.

Moscow, August 2010

Russia experienced its hottest-ever summer last year for weeks, a large
portion of European Russia was more than 7 C (12.6 F) warmer than
normal, and a new national record was set of 44 C (111 F). Raging forest
fires filled Moscow with smoke, forcing the cancellation of air services and
obliging people to don face masks.
Northern Europe, 2003
Shrivelled French grapes at the end of Europe's hottest summer on record, in
2003. The heatwave led to health crises in several countries and more than
40,000 people are thought to have died. Britain experienced its first (and so
far only) 100+ F air temperature 101.3F (38.5C) recorded at Brogdale,
Kent, on 10 August.

Skeptis iklim memenangkan argumen dengan publik atas pemanasan global,

ilmuwan iklim yang paling terkenal di dunia, James Hansen dari NASA,
mengatakan di London kemarin.
Hal ini terjadi meskipun ilmu iklim itu sendiri menjadi semakin jelas dalam
menunjukkan bahwa bumi ini dalam meningkatkan bahaya dari kenaikan
suhu, kata Dr Hansen, yang mengepalai NASA Goddard Institute of Space
Studies, dan secara luas dianggap sebagai "ayah dari pemanasan global "peringatan dramatis tentang perubahan iklim di sidang Senat AS pada bulan
Juli 1988 menempatkan masalah pada agenda dunia.

Sejak itu ia telah menjadi salah satu pendukung paling vokal tindakan iklim
yang drastis, dan kemarin ia juga mengkritik keputusan baru-baru Jerman
untuk menghentikan program nuklir baru, sebelumnya bagian penting dari
langkah-langkah iklim Jerman, di bangun dari bencana nuklir Fukushima di
Jepang awal tahun ini.
"Saya pikir itu adalah kesalahan besar," katanya. "Dan saya pikir Perdana
Menteri [Kanselir Jerman Angela Merkel] tahu bahwa, karena dia seorang
fisikawan, tapi saya pikir realitas politik dia tidak bisa tinggal di kantor jika
dia menyatakan bahwa pendapat."
Dalam briefing di Royal Society, Dr Hansen, digambarkan, adalah jujur
tentang keberhasilan dengan opini publik dari apa yang disebut "the
penentang iklim", secara efektif mengurangi kekhawatiran masyarakat
tentang pemanasan global. Dia mengatakan: "Mereka telah memenangkan
argumen selama beberapa tahun, meskipun ilmu pengetahuan telah menjadi
lebih jelas.
"Ada kampanye yang sangat kuat oleh mereka yang ingin melanjutkan
'bisnis seperti biasa' bakar fosil, dan cerita ilmiah belum cukup kuat untuk
mengimbangi dorongan itu."
Bagian dari masalah, katanya, adalah bahwa iklim skeptis lobi bekerja
profesional komunikasi, sedangkan "ilmuwan hanya nyaris kompeten dalam
berkomunikasi dengan publik dan tidak memiliki sarana untuk
melakukannya."
Hasilnya adalah, kata dia, yang dalam beberapa tahun terakhir "celah telah
dibuka antara apa yang dipahami tentang pemanasan global oleh komunitas
ilmiah yang relevan, dan apa yang dikenal oleh orang-orang yang perlu tahu

-. Dan itu publik Namun tidak ada yang memiliki terjadi untuk mengurangi
kesimpulan ilmiah kita bahwa kita mendorong sistem ke wilayah yang sangat
berbahaya, bahkan kesimpulan yang telah menjadi kuat selama periode
waktu yang sama. "
Ketika ditanya apakah sesuatu mungkin-mengingatkan kembali masyarakat
terhadap bahaya perubahan iklim, Dr Hansen mengatakan: "Ibu Alam."
Signifikan iklim "peristiwa ekstrim" yang sekarang terjadi lebih 10 sampai 15
persen dari planet setiap tahun, sedangkan antara 1950-1980 mereka terjadi
selama kurang dari 1 persen. Dia menambahkan: "Jadi di tempat-tempat
seperti Texas tahun ini, Moskow tahun lalu, dan Eropa pada tahun 2003,
perubahan iklim adalah begitu besar bahwa mereka bisa dipungkiri Dalam 10
sampai 15 tahun mereka akan terjadi selama 15 sampai 20 persen dari.
planet ini, sehingga orang harus melihat bahwa iklim berubah. "
Pembakaran masalah: bukti Hansen bahwa dunia makin panas
Texas, musim panas 2011
Negara bagian AS tahun ini telah memiliki musim panas yang paling kering
sejak pencatatan dimulai pada tahun 1895, dengan 75 persen dari negara
diklasifikasikan sebagai "kekeringan yang luar biasa", tingkat terburuk.
Kekurangan rumput, jerami dan air telah memaksa peternak untuk tipis
kawanan mereka - di mana sapi ini meninggal, di daerah San Angelo, telah
ada kurang dari tiga inci hujan.
Moskow, Agustus 2010
Rusia mengalami terpanas yang pernah musim panas tahun lalu - selama
berminggu-minggu, sebagian besar Eropa Rusia lebih dari 7 C (12,6 F)

lebih hangat dari biasanya, dan rekor nasional baru didirikan dari 44 C (111
F) . Raging kebakaran hutan diisi Moskow dengan asap, memaksa
pembatalan layanan udara dan orang mewajibkan untuk mengenakan
masker wajah.
Eropa Utara, 2003
Shrivelled anggur Perancis pada akhir musim panas terpanas di Eropa pada
catatan, pada tahun 2003. Gelombang panas menyebabkan krisis kesehatan
di beberapa negara dan lebih dari 40.000 orang diperkirakan tewas. Inggris
mengalami pertama (dan sejauh ini hanya) 100 + F suhu udara - 101,3 F
(38,5 C) tercatat sebesar Brogdale, Kent, pada tanggal 10 Agustus.