Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun oleh:
Po, Renny Purnomo
dan
Dewi Saraswati
ABSTRACT
Lately, environmental issues become the subject that draw so much attention.
Accounting practices also take part to highlight the environmental issues with the
advent of green accounting Green accounting appear as a form of concern for
conventional financial accounting that more emphasis on achieving the highest
possible profit. Unfortunately, many companies are trying to obtain profit by any
means and tend to sacrifice the surrounding environment both social and
ecological. Many companies still think that the social activities of the company
requires substantial costs and will be a burden for companies that should be
avoided. Yet according to the view of green accounting, the sacrifices made by
these companies is an investment which will bring benefits to companies both
economic and noneconomic. The investments result can not be felt immediately
by the company because it is included in long-term investments. Therefore, if
companies implement green accounting, the main purpose to obtain profits can be
achieved without compromising the environment.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tanggal 20-22 Juni 2012 PBB mengadakan KTT Rio+20 yang
diadakan di Ibukota Negara Brazil, Rio de Janeiro. KTT Rio+20 diselenggarakan
PBB dalam rangka memperingati 20 tahun KTT Bumi sebagai Konferensi PBB
tentang Pembangunan Berkelanjutan. Acara ini dihadiri oleh para kepala negara,
pebisnis, akademisi LSM dan sejumlah tokoh berpengaruh di seluruh dunia.
KTT Bumi yang diadakan 20 tahun yang lalu di tempat yang sama
menyepakati konsep Pembangunan Berkelanjutan sebagai pandangan baru dalam
pembangunan. Artinya, pembangunan memadupadankan kepentingan ekonomi,
sosial dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi masa depan.
Dalam KTT Rio+20 ada dua agenda utama yang dibahas. Pertama, green
economy dalam konteks penghapusan kemiskinan. Kedua, rerangka instutional
dalam melakukan pembangunan berkelanjutan. Melalui KTT Rio+20 diharapkan
akan menghasilkan kesepakatan bersama seluruh negara mengenai solusi dan
agenda melakukan aksi global dalam mengurangi kemiskinan, meningkatkan
keadilan sosial, dan menjamin kelestarian lingkungan dalam menyelamatkan
bumi.
Bagaimana penerapan agenda KTT Rio+20 di Indonesia? Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang mempunyai cukup banyak perusahaan
raksasa dengan laba puluhan trilyun per tahunnya. Menurut Bloomberg, Indonesia
masuk 5 besar dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia dengan
pertumbuhan ekonomi 5,2% per tahunnya. Namun, hal ini berbanding terbalik
dengan krisis sosial dan krisis lingkungan yang terjadi di Indonesia. Menurut
BPS, jumlah kemiskinan yang menjadi krisis sosial di Indonesia masih berada di
angka 11,25% dari seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan, laju deforestasi di
Mengorbankan Lingkungan
Perumusan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis akan membahas permasalahan
yaitu :
1.
2.
3.
4.
LANDASAN TEORI
Akuntansi Konvensional
Konsep akuntansi pada awalnya berasal dari pencatatan perdagangan kuno
yang dilakukan secara sederhana yaitu dicatat pada batu, kulit binatang, maupun
kayu. Kemudian pada tahun 1494 di Romawi Lucas Paciolo {Lukas dari Burgos)
menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul Suma de Arilhmalica, Proportioni et
Proportionaiita. Dalam buku itu terdapat satu bab, berjudul Tractatus de
Computis et Scriptorio yang berisi cara-cara pembukuan menurut catatan
berpasangan (double entry book keeping). Pembukuan berpasangan mencatat
kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang
berimbang.
Pada akhir abad XV, sejalan dengan menurunnya pengaruh Romawi, pusat
perdagangan bergeser ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya, sistem
akuntansi yang telah dikembangkan di Romawi ikut berpindah dan digunakan di
negara-negara tersebut. Sejak saat itulah sistem akuntansi tersebar dan
perhitungan rugi laba mulai dibuat secara tahunan.
Dalam ABP Statement No.4, akuntansi didefinisikan sebagai suatu
aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang
bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis, dalam menetapkan pilihanpilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif. Dalam Akuntansi, untuk
memberi penjelasan dan argumentasi terhadap data dan informasi transaksi
keuangan dibutuhkan analisis. Sementara itu American Acounting Association
(AAA), mendefinisikan akuntasi sebagai proses mengindentifikasi (identify),
mengukur (measure), dan melaporkan (report) informasi ekonomi yang berguna
untuk penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas bagi pihak-pihak yang
memanfaatkan informasi tersebut.
Menurut Littleton (Muhammad, 2002:10) tujuan utama dari akuntansi
adalah untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan hasil
(prestasi). Konsep ini merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran
yang dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.
Sedangkan berdasarkan Warren, akuntansi secara umum dapat diartikan
sebagai sistem informasi yang menghasikan laporan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai keadaan perusahaan dan aktivitas ekonomi perusahaan.
Pengertian akuntansi dari Warren hampir sama dengan AAA dan ABP, akan tetapi
dalam definisi akuntasi Warren, ditambahkan perihal kondisi perusahaan, yaitu
akuntasi juga berguna untuk mengetahui kesehatan perusahaan baik itu kerugian,
keuntungan, masa depan perusahaan, produktivitas perusahaan, dan lainnya. Oleh
karena itu perusahaan berlomba-lomba untuk menyajikan hasil yang baik pada
laporan keuangan. Perusahaan berusaha memperoleh laba sebanyak-banyaknya
(profit oriented) dengan menghalalkan berbagai cara tanpa memperdulikan
lingkungan ekologi dan sosial di sekitarnya.
(1998), dalam Balabanis, Phillips, dan Lyall (1998), aktivitas CSR yang dilakukan
oleh perusahaan terbukti dapat meningkatkan reputasi perusahaan sehingga
mampu memperbaiki hubungan dengan pihak luar seperti bank, investor, maupun
lembaga pemerintahan, dan hasil dari perbaikan hubungan tersebut akan tercermin
pada keuntungan ekonomi perusahaan.
Akuntansi Hijau
Akuntansi selalu tumbuh dan berkembang mengikuti masyarakat yang
juga terus berkembang. Metode pembukuan yang dikenalkan oleh Luca Pacioli
pada masa itu dipandang sudah mencukupi dan memadai karena mampu
memecahkan masalah pelaporan dan pembukuan yang diperlukan pada waktu
tersebut. Namun ketika kompleksitas bisnis semakin tinggi, diperlukan metode-
kepada
para
pemangku
kepentingan
perusahaan
(AICPA).
Sedangkan dalam buku Green Economy karya Andreas Lako, dijelaskan
akuntansi hijau adalah peradigma baru dalam bidang akuntansi yang
menganjurkan bahwa fokus dari proses akuntansi tidak hanya tertuju pada
transaksi-transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan agar bisa
diketahui laba / rugi (profit) entitas korporasi, tetapi juga transaksi-transaksi atau
peristiwa sosial (people) dan lingkungan (planet) sehingga diketahui juga
informasi akuntansi sosial dan lingkungan. Berdasarkan konsep akuntansi hijau,
pelaporan akuntansi ke publik tidak saja mencakup kinerja ekonomi tetapi juga
kinerja lingkungan dan sosialnya., yang sejalan dengan Triple- Bottom-Line
(TBL). Triple- Bottom-Line accounting is a wides preaconcept for firms wishing
ekonomi
daripada
lingkungannya.
Akibatnya,
meskipun
operasional bisnis yang menyebabkan polusi dan merusak ekosistem, dll, agaknya
harus menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Hal inilah yang mendesak
Indonesia harus segera menerapkan prinsip Akuntansi Hijau. Selain itu, desakan
global yang mengharuskan informasi sosial dan lingkungan dalam pelaporan
perusahaan membuat standar akuntansi di Indonesia perlu dibenahi menuju
Akuntansi Hijau dengan memunculkan model Sustainability Reporting atau
Pelaporan Berkelanjutan.
Akuntansi Hijau selain dapat mengurangi krisis krisis lingkungan, juga
membawa banyak manfaat bagi perusahaan yang menerapkannya. Manfaat dari
penerapan Akuntansi Hijau bagi perusahaan sangat banyak, diantaranya,
Pertama, perusahaan dapat menarik perhatian stakeholder pada perusahaan.
Perusahaan yang menerapkan prinsip Akuntansi Hijau banyak menarik perhatian
stakeholder dengan membangun image perusahaan yang lebih peduli dengan
lingkungan. Selain itu, perusahaan yang menerapkan akuntansi hijau dinilai
mempunyai umur perusahaan yang pasti sebagai bisnis yang berkelanjutan.
Kedua, pangsa pasar dan laba perusahaan meningkat. Hal ini disebabkan
karena dengan menerapkan prinsip Akuntansi Hijau, perusahaan dapat menarik
perhatian stakeholder dan konsumen lewat program program perusahaan yang
berbasis lingkungan, serta biaya biaya operasional perusahaan dapat ditekan
dengan menggunakan produk produk ramah lingkungan. Ketiga, perusahaan
yang menerapkan prinsip Akuntansi Hijau memberikan reputasi yang baik bagi
brandnya kepada masyarakat luas. Sehingga penerapan sistem Akuntansi Hijau
dinilai dapat menjadi ajang promosi perusahaan secara tidak langsung. Keempat,
dengan penerapan prinsip Akuntansi Hijau, perusahaan menjadi trendleader di
kalangan industry yang sama, dan menjadi nilai lebih perusahaan di pasarnya.
Kelima, perusahaan yang menerapkan prinsip Akuntansi Hijau dapat
meningkatkan inovasi dalam penerapan program ramah lingkungan, misalnya
dengan membuat produk yang inovatif dan bersifat ramah lingkungan. Keenam,
perusahaan dapat menurunkan resiko bisnis, keuangan dan pasar. Ketujuh,
meyakinkan stakeholder akan kepastian keberlanjutan bisnis perusahaan.
KESIMPULAN
Banyaknya isu isu lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini telah
menyedot perhatian banyak pihak. Pelaku bisnis juga terkena imbasnya dengan
dituding menjadi pihak yang ikut bertanggung jawab, karena sistem akuntansi
yang greedy, yang terlalu menekankan pada pencapaian laba dan cenderung
mengabaikan lingkungan. Sehingga akuntansi sebagai elemen vital dalam
ekonomi perlu berbenah ke arah yang lebih ramah lingkungan.
Akuntansi Hijau yang diterapkan bagi perusahaan, dapat banyak
membantu perusahaan dalam berbagai hal. Transaksi dan peristiwa perusahaan
yang berkaitan dengan lingkungan tidak lagi dianggap sebagai beban, namun
menjadi suatu aset investasi perusahaan yang manfaatnya dapat dinikmati
perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dalam akuntansi hijau, transaksi bersifat
ramah lingkungan dapat membawa berkah dan keuntungan tersendiri bagi
perusahaan dalam menarik perhatian stakeholder. Manfaat manfaat yang dapat
dinikmati perusahaan dalam menerapkan Akuntansi Hijau, meliputi penurunan
resiko perusahaan, meningkatkan reputasi perusahaan di mata stakeholder,
meningkatkan laba perusahaan, dan lain lain.
Jadi, akuntan memiliki peran penting dalam membawa perusahaan
menerapkan prinsip Akuntansi Hijau. Perusahaan di Indonesia sangat dianjurkan
untuk segera beralih ke Akuntansi Hijau. Karena, dalam penerapan Akuntansi
Hijau, perusahaan dapat berorientasi pada laba tanpa mengorbankan lingkungan
dalam kegiatan bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wendra.
2013.
http://wendraalvinaldi.blogspot.com
Green
Accounting.
/2013/07/green-accounting.html.
Jakarta
Economy
Akuntansi.Penerbit
Menghijaukan
Erlangga. Jakarta
Ekonomi,
Bisnis
dan