Sie sind auf Seite 1von 8

Lignite

Lignite and Lignite briquette


Lignite, often referred to as brown coal, is a soft brown combustible sedimentary rock formed
from naturally compressed peat. It is considered the lowest rank of coal due to its relatively low
heat content. It has a carbon content around 25-35%. It is mined all around the world and is used
almost exclusively as a fuel for steam-electric power generation, but is also mined for
its germaniumcontent in China. About 26.3% of Germany's electricity comes from lignite power
plants,[1] while in Greece, lignite provides about 50% of its power needs.

Characteristics[edit]

Lignite mining in Western North Dakota, United States (circa 1945)


Lignite is brownish-black in color and has a carbon content around 25-35%, a high inherent
moisture content sometimes as high as 66%, and an ash content ranging from 6% to 19%
compared with 6% to 12% for bituminous coal.[2]

Strip mining lignite at Tagebau Garzweiler in Germany


The energy content of lignite ranges from 10 20 MJ/kg (917 million BTU per short ton) on a
moist, mineral-matter-free basis. The energy content of lignite consumed in the United States
averages 15 MJ/kg (13 million BTU/ton), on the as-received basis (i.e., containing both inherent
moisture and mineral matter). The energy content of lignite consumed in Victoria, Australia,
averages 8.4 MJ/kg (6.5 million BTU/ton).
Lignite has a high content of volatile matter which makes it easier to convert into gas and liquid
petroleum products than higher-ranking coals. Unfortunately, its high moisture content and
susceptibility to spontaneous combustion can cause problems in transportation and storage. It is
now known that efficient processes that remove latent moisture locked within the structure of
brown coal will relegate the risk of spontaneous combustion to the same level as black coal, will
transform the calorific value of brown coal to a black coal equivalent fuel, and significantly reduce
the emissions profile of 'densified' brown coal to a level similar to or better than most black coals.
[3]
However, removing the moisture increases the cost of the final lignite fuel.

Uses[edit]
Because of its low energy density and typically high moisture content, brown coal is inefficient to
transport and is not traded extensively on the world market compared with higher coal grades. It
is often burned in power stations near the mines, such as in Australia's Latrobe
Valley and Luminant's Monticello plant in Texas. Primarily because of latent high moisture
content and low energy density of brown coal, carbon dioxide emissions from traditional browncoal-fired plants are generally much higher per megawatt generated than for comparable blackcoal plants, with the world's highest-emitting plant being Hazelwood Power Station, Victoria.
[4]
The operation of traditional brown-coal plants, particularly in combination with strip mining, can
be politically contentious due to environmental concerns. [5][6]
Reaction with quaternary amine forms a product called amine-treated lignite (ATL), which is used
in drilling mud to reduce fluid loss during drilling.

Geology[edit]

Pendant from Magdalenian in ligniteMusum de Toulouse


Lignite begins as an accumulation of partially decayed plant material, or peat. Burial by other
sediments results in increasing temperature, depending on the local geothermal

gradient and tectonic setting, and increasing pressure. This causes compaction of the material
and loss of some of the water and volatile matter (primarily methane and carbon dioxide). This
process, called coalification, concentrates the carbon content, and thus the heat content, of the
material. Deeper burial and the passage of time result in further expulsion of moisture and
volatile matter, eventually transforming the material into higher rank coals such as bituminous
and anthracite coal.[7]
Lignite deposits are typically younger than higher-ranked coals, with the majority of them having
formed during the Tertiary period.

Resources[edit]
The Latrobe Valley in the state of Victoria, Australia, contains estimated reserves of some 65
billion tonnes of brown coal.[8] The deposit is equivalent to 25% of known world reserves. The
coal seams are up to 100 metres thick, with multiple coal seams often giving virtually continuous
brown coal thickness of up to 230 metres. Seams are covered by very little overburden (10 to 20
metres).[8]

Types[edit]
Lignite can be separated into two types. The first is xyloid lignite or fossil wood and the second
form is the compact lignite or perfect lignite.
Although xyloid lignite may sometimes have the tenacity and the appearance of ordinary wood, it
can be seen that the combustible woody tissue has experienced a great modification. It is
reducible to a fine powder by trituration, and if submitted to the action of a weak solution
of potash, it yields a considerable quantity of humic acid.[9]

https://en.wikipedia.org/wiki/Lignite

Macam-macam Batubara
ENERGY SUPPLY
BY ONNY

Batubara adalah bahan bakar fosil yang terbentuk dari


tumbuh-tumbuhan yang hidup dan telah mati sejak 100400 juta tahun yang lalu. Energi dari batubara yang kita
gunakan pada saat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
telah menyerap energi dari sinar matahari pada jutaan
tahun yang lalu. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa
tumbuhan menyerap energi dari sinar matahari,
mengolahnya menjadi karbohidrat melalui proses
fotosintesis.
Reaksi fotosintesis
N CO + 2n H O + energi 2(CH O)n + 2n O
Pada kondisi normal, tumbuhan yang mati akan terurai dan
hancur di dalam tanah. Namun pada pembentukan
batubara ratusan juta tahun silam hal ini tidak terjadi. Hal
ini dikarenakan fenimena alam yang terjadi pada saat itu.
Berdasarkan penelitian, hutan yang ada di ratusan juta
tahun yang lalu tersebut tertimbun oleh banjir, lumpur,
rawa, atau air asam. Sehingga menyebabkan energi
karbohidrat yang terkandung di dalam tanaman tersebut
terkunci dan tidak dapat terurai oleh alam. Selama jutaan
tahun, lapisan tanah di atas tanaman-tanaman hutan tadi
akan terus meningkat dan menciptakan tekanan yang
sangat besar. Ditambah dengan panas yang berasal dari
dalam bumi, secara perlahan tanaman-tanaman tadi akan
membentuk batubara.
2

Proses Pembentukan Batubara


Proses pembentukan batubara sangat mempengaruhi
kualitas dari batubara itu sendiri. Semakin padat batubara
tersebut akibat tekanan alami yang dialaminya, akan
semakin tinggi kualitasnya. Berdasarkan kualitas inilah
batubara lebih lanjut diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis yaitu:

Lignite atau juga dikenal dengan sebutan batubara


coklat, adalah jenis batubara yang paling rendah
kualitasnya. Banyak ditambang di Yunani, Jerman,
Polandia, Serbia, Rusia, Amerika Serikat, India,
Australia, dan beberapa bagian negara-negara Eropa.
Batubara jenis ini banyak digunakan sebagai bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap. Namun karena
jenis ini memiliki energi konten rendah dan
kandungan moisture yang tinggi, maka sangat tidak
efisien untuk ditransportasikan ke tempat yang jauh.
Untuk itu pembangkit listrik yang menggunakan

batubara jenis ini dibangun di lokasi yang cukup dekat


dengan lokasi penambangannya.
Sub-bituminous adalah jenis batubara sedang di
antara jenis lignite dan jenis bituminous. Secara fisik
memiliki ciri-ciri berwarna coklat gelap cenderung
hitam. Memiliki kandungan kelembaban yang lebih
rendah dari jenis lignite dan cocok digunakan untuk
bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap.
Bituminous, adalah jenis batubara yang lebih tinggi
tingkatan kualitasnya. Mayoritas berwarna hitam,
namun kadang masih ada yang berwarna coklat tua.
Dinamakan bituminous dikarenakan adanya
kandungan bitumen/aspal. Batubara jenis ini memiliki
kandungan karbon sebanyak 60-80%, dan sisanya
berupa air, udara, hidrogen, dan sulfur.
Anthracite adalah jenis batubara yang paling baik
kualitasnya. Jenis ini memiliki kandungan karbon
sebesar 92,1% sampai dengan 98%, sehingga berwarna
hitam mengkilap. Penggunaan batubaraanthracite pada
pembangkit listrik tenaga uap, masuk ke dalam jenis
batubara High Grade danUltra High Grade. Namun
persediaannya masih sangat terbatas, yaitu sebanyak
1% dari total penambangan batubara. Negara penghasil
batubara ini antara lain adalah Cina, Rusia, Ukraina,
Korea Utara, Vietnam, Inggris, Australia, dan Amerika
Serikat.
http://artikel-teknologi.com/analisa-batubara/

Jenis-jenis Batubara

batubara antrasit

Batubara diklasifikasikan menjadi empat kategori umum, berdasarkan "ranking." Mulai


dari lignit, subbitumen, bitumen sampai antrasit, mencerminkan kandungan jenis
batubara tersebut terhadap jumlah panas dan tekanan yang dihasilakan.
Kandungan karbon batubara merupakan penentu utama dari panas yang dihasilkan,
tetapi faktor lain juga mempengaruhi jumlah energi yang terkandung per bobotnya.
(Jumlah energi dalam batubara dinyatakan dalam British thermal unit per pon. BTU
adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu pon air sebesar satu
derajat Fahrenheit.)
Antrasit
Antrasit adalah batubara dengan kadar karbon tertinggi, antara 86 sampai 98 persen,
dan nilai panas yang dihasilakan hampir 15.000 BTU per pon. Paling sering digunakan
pada alat pemanas rumah.
Bitumen
Bitumen digunakan terutama untuk menghasilkan listrik dan membuat kokas di industri
baja. Pasar batubara yang tumbuh paling cepat untuk jenis ini, meskipun masih kecil,
adalah yang memasok energi untuk proses industri. Bitumen memiliki kandungan
karbon mulai 45 sampai 86 persen dan nilai panas 10.500 sampai 15.500 BTU per pon.
Subbitumen

Peringkat dibawah bitumen adalah subbitumen, batubara dengan kandungan karbon 3545 persen dan nilai panas antara 8.300 hingga 13.000 BTU per pon. Meskipun nilai
panasnya lebih rendah, batubara ini umumnya memiliki kandungan belerang yang lebih
rendah daripada jenis lainnya, yang membuatnya disukai untuk dipakai karena hasil
pembakarannya yang lebih bersih.
Lignit (Batu bara muda)
Lignit merupakan batubara geologis muda yang memiliki kandungan karbon terendah,
25-35 persen, dan nilai panas berkisar antara 4.000 dan 8.300 BTU per pon. Kadangkadang disebut brown coal, jenis ini umumnya digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik.

http://www.indoenergi.com/2012/03/jenis-jenis-batubara.html

Das könnte Ihnen auch gefallen