Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TAR 322-3
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI
Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016
Oleh
DEVIANI SUSANTO
2013420009 / D
VANIA SHEILA
2013420095 / D
SHANDA ANASTASIA
2013420143 / D
ii
KATA PENGANTAR
Dengan selesainya penyususunan dan pembuatan studi literatur dan analisa,
penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
anugrah.-Nya sehingga studi literatur ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Studi Literatur yang membahas akan struktur core and facade bearing wall
diajukan sebagai persyaratan pengumpulan tugas akhir Mata Kuliah Struktur
Konstruksi Bangunan Tingkat Tinggi Semester Ganjil 2015/2016.
Dalam pelaksanaan penyusunan studi literatur ditemukan beberapa kendala,
antara lain masalah kendala waktu dalam penyusunan, sumber yang tidak memadai
untuk penulis mendapat informasi dan menarik kesimpulan.
Pada kesempatan ini penulisan mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan tepat waktu, antara lain.
Nancy Yusnita, S.T., M.T. selaku dosen Mata Kuliah Struktur Konstruksi
Bangunan Tingkat Tinggi Universitas Katolik Parahnyangan, Segenap Dosen Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Teman-teman di kelas D
Struktur Konstruksi Bangunan Tingkat Tinggi Fakultas Teknik Katolik Parahyangan,
dan keluarga.
Penulis menyadari bahwa studi literatur dan analisa ini masih terdapat
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan sikap terbuka dan hati yang
lapang bersedia menerima kritik, saran, dan masukan dari pihak pembaca semata-mata
demi kesempurnaan studi literatur ini.
Diharapkan dari hasil studi literatur ini dapat membantu dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, studi litaratur ini dapat memberikan sumbangsih bagi
pengembangan keilmuan.
Demikian prakata ini dibuat dengan diakhiri "seluruh ilmu tidak lebih dari
penyempurnaan pemikiran sehari-hari".
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
BAB 1
DEFINISI ................................................................................................... 5
1.1
Pendahuluan .................................................................................................. 5
1.2
1.3
BAB 2
2.1
2.2
2.3
2.4
BAB 3
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
BAB 4
4.1
Core ............................................................................................................. 32
4.2
Bearing Wall................................................................................................ 37
BAB 5
5.1
Core ............................................................................................................. 39
5.2
5.3
BAB 6
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
Integrasi sistem struktur dengan aspek utilitas dan aspek kenyamanan ...... 59
BAB 7
DIMENSIONERING ............................................................................... 62
7.1
7.2
BAB 8
8.1
Kesimpulan .................................................................................................. 69
8.2
Saran ............................................................................................................ 70
BAB 1
1.1
DEFINISI
Pendahuluan
Struktur bangunan umum dipilih karena efisiensi penggunaan tapak yang
b)
c)
d)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
1.2
dari berbagai macam segi, faktor, ataupun aspek. Berikut ini faktr-faktor yang perlu
diperhatikan:
bangunan meningkat. Juga semakin tinggi suatau bangunan, maka dibutuhkan fasilitas
pelengkap yang lebih berkualitas dan canggih.
Pemilihan macam bangunan adalah sangat ditentukan oleh jenis geologi sitenya,
karena itu kondisi tanah harus diketahui sebelum menentukan sistem
strukturnya. Pada site tertentu, kemampuan daya dukung tanah kurang baik
sehingga dibutuhkan tiang pancang (pile) atau pondasi caisson. Untuk keadaan
demikian, bangunan berat dengan beton akan Sangay mal dibanding konstruksi
baja ringan.
b)
Bila rasio tinggi dan lebar bangunan meningkat , maka tingkat kekakuan
bangunan meningkat. Kekakuan tersebut bergantung pada usuran dan jumlah
trafe (bay), sistem struktur, dan kekakuan bagian-bagian/penyampung
bangunan.
b)
Sistem yang harus dipilih adalah secara ekonomis mampu mewadahi pengaruh
lateral dan sesuai ukuran trafenya.
b)
Sistem mekanik yang meliputi HVAC (heat, ventilating, AC), elevator, listrik,
pemipaan dan sistem pembuangan dapat mencapai 1/3 dari harga bangunan. Dan
sistem suplai energi dapat terkonsentrasi di core mekanik.
singkat.
b)
Bagian yang paling bahaya selain panasnya api kebakaran yaitu: efek asap dan
gas-gas beracun.
c)
memanfaatkan bahan-bahan tahan api, yang tidak mudah terbakar ataupun tidak
menghasilkan asap/gas beracun.
Peraturan daerah yang mengatur zona-zona kegiatan dalam kota yang dapat
mempengaruhi pemilihan sistem dan konstruksi.
b)
Biaya pengiriman pada lokasi, yang bagi bahan-bahan umum lebih murah, tetapi
untuk pengiriman bahan-bahan prefabrikasi menjadi lebih mahal.
b)
c)
1.3
struktur inti. Hal ini memungkinkan ruang interior yang terbuka, yang bergantung
pada kemampuan bentangan dari struktur lantai. Inti ini memuat sistem-sistem
transportasi mekanis dan vertikal seta menambah kekuatan bangunan.
Core
Inti
Struktur
BAB 2
ELEMEN STRUKTUR
2.1
a)
Elemen linier
b)
Elemen bidang
c)
Elemen ruang
Core : mengikat bangunan menjadi satu kesatuan dan bekerja sebagai satu
unit.
2.2
b)
c)
2.3
Struktur Core
Ukuran
Berdasarkan
transportasi vertikal
Bangunan digunakan core
untuk mewadahi
Fungsi
b)
c)
Letak/lokasi core:
internal
perimeter
eksternal
10
d)
Penataan core:
simetri
asimetri
e)
f)
Bahan core:
baja
beton
kombinasi baja beton
b)
Core beton:
Membatasi ruang karena harus mendukung beban.
Tidak dibutuhkan pemikiran tambahan untuk mencegah bahaya kebakaran.
Rendahnya tingkat ke-liat-an (ductility) terdapat pada bahan beton ini sebagai
kekurangannya dalam menghadapi beban gempa.
Stairs
Escalator
Capsule lift
Ducts
Fire escape
Elevator shafts (elevator cars & equipments inside them)
Elevator lobby
Staircase
Fire protected lobbies
AHU
Toilets
Ancillary rooms (pantry, space for cleaning materials)
Mechanical vertical services rises ducts (electrical power & lighting distribution,
water distribution, sewerage pipes).
Electrical vertical service riser
Gambar 2. Core digunakan pada struktur transportasi vertikal (tangga dan lift)
12
2.3.4
Court/atrium
Lift lobby
Stairs
Escalator
Capsule lift
Core
2.4
Gambar 4. Core pada bagian tengah, bearing wall pada bagian samping
13
BAB 3
3.1
b)
Menahan beban lateral dan menahan dengan kuat pada bidang dasar/tanah.
c)
d)
Mementingkan
pengumpulan
beban
bidang-bidang
horisontal
yang
f)
Digunakan
untuk
penyampaian/penyaluran
sistem-sistem
beban/gaya
h)
14
3.2
a)
Sistem bentang
bebas (free-span)
dengan pendukung
di tengah
Sistem bentang
(bay) dan
kantilever
Sistem bentang
bebas (free-span)
dan kantilever
Sistem bentang
tidak simetri
Beban perlantai
disalurkan sebagian
ke bagian tengah
dan sebagian ke
dinding tepi
Beban-beban
disalurkan ke titiktitik di tengah
sistem bentang
pengumpul beban
Beban disalurkan
ke titik antara
(intermediate)
pengumpul beban,
yang ke duanya
mengumpulkan
beban dari bagian
tepid an tengah
bangunan
Beban disalurkan
tidak seimbang ke
tittik pengumpul
15
b)
Sistem kantilever
(cantilever system)
Sistem bentang
bebas (free-span
system)
Pengumpulan
beban horizontal
dan penyaluran
beban vertikal
Titik-titik
pengumpulan beban
disalurkan merata
Titik-titik
pengumpulan beban
dibagian tengah
bangunan
Titik-titik
pengumpulan beban
pada bagian tepi
bangunan
Bentang dua
arah (2-way
span direction)
Bentang satu
arah (1-way
span direction)
Beban lantai
disalurkan ke shaft di
tengah bangunan dan
disalurkan ke tanah
memusat
Beban lantai
disalurkan ke tepi
luar bangunan dan
disalurkan ke tanah
16
c)
Keterangan:
A. Balok sprandel di bawah pelat lantai
B. Balok sprandel di atas pelat lantai
C. Balok sprandel pada 2 lantai
D. Panel ganda (multi-panel) berbentuk rangka sebagai balok sprandel
3.3
jenis bahandan jenis interaksi antara bidang lantai horizontal dan bidang dinding
vertikal. Pada konstruksi batu bata dan sistem prefabrikasi beton terjadi struktur lantai
yang bersendi pada dinding menerus. Sedangkan pada bangunan cetak di tempat (castin-place) pelat-pelat lantai dan dinding merupakan kesatuan menerus.
Pada struktur dinding pendukung, beban vertikal disalurkan langsung ke struktur
lantai. Rentang lantai berkisar antara 4 8 meter, bergantung kemampuan dukung dan
kekakuan lateral dari sistem lantai.
Gaya-gaya horizontal disalurkan ke struktur lantai (sebagai diafragma
horizontal) ke dinding geser (shear wall) parallel terhadap aksi gaya. Dinding geser
ini mendukung beban yang diterima oleh tinggi oleh tingginya kekakuan sebagai balok
yang tebal, mewadahi beban geser dan lenturan melawan runtuh.
17
Pada bangunan beton cast-in-place kestabilan didukung oleh gaya portal sistem
lantai dan dinding yang monolitik yang bekerja sebagai kotak terhadap pengaruh
lentur.
Sangat jarang terwujud bentuk dinding geser yang massif (bebas perlubangan)
karena selalu dibutuhkan perlubangan pada bidang tersebut yang hal ini merupakan
titik perlemahan. Perlubangan tersebut digunakan sebagai jendela/pintu/koridor/jalur
fasilitas-fasilitas yang bersifat mekanik dan elektrik/listrik dan lain-lain.
18
3.4
Pengumpulan
beban
Dalam sistem
bentang (bay)
Dalam sistem
kantilever
Dalam sistem
bentang bebas
(free-spam)
Pengumpulan
beban
Dalam sistem
bentang (bay)
Dalam sistem
kantilever
Dalam sistem
bentang bebas
(free-spam)
19
Pengumpulan
beban
Dalam sistem
bentang (bay)
Dalam sistem
kantilever
Dalam sistem
bentang bebas
(free-spam)
Dalam sistem
bentang (bay)
Dalam sistem
kantilever
Dalam sistem
bentang bebas
(free-spam)
20
3.5
3.6
12 unit 31 kolom
21
Momen
putar(filting)
Gaya
kompresif/tekan
Momen lentur
(bending)
Gaya geser
(shear)
tekanan
angin
per-unit
area
lebih
banyak
(predominant)
Sistem
stabilisasi
beban
lateral
angin
(wind-
angin
(wind-frame)
(sistem bulk-aktif)
d) Diafragma rangka (sistem surface
aktif)
22
3.6.2 Sistem yang lengkap dan tambahan pada penyaluran beban angin
a) Dinding-dinding core
sirkulasi
b) Dinding-dinding luar
atau partisi
c) Rangka-rangka
kolom dan balok
23
3.6.4
c) Melalui rangka
3.7
Beban grafitasi:
beban mati
konstruksi
24
Beban seismologi
Beban meteorologi
b) Buatan manusia
Terikat tekanan:
Menahan volume
Pembebanan yang lama
Perubahan temperatur (ekspansi, kontraksi)
Perubahan kelembaban (kembang, kempio)
Ketidak sesuaian
Sisa
Produksi
Berdirinya bangunan
Pengelasan
c)
Dinamik
Secara acak
Angin kencang
Perubahan pemakaian
Pukulan
Vibrasi (getaran)
Elevator
Kendaraan
Mesin-mesin
25
a) Beban mati merupakan beban statik yang ditimbulkan oleh beban setiap elemen
pada struktur, yaitu: berat elemen pendukung beban pada bangunan, lantai,
penyelesaian plafon, dinding partisi permanen, penyelesaian facade bangunan,
tangki penyimpanan air, sistem distribusi secara mekanik dan lain-lain. Estimasi
beban mati 15 20 % dari keseluruhan beban.
b) Beban hidup lebih bervariasi dan tidak dapat dipastikan, karena perubahannya
selain karena waktu juga sebagai fungsi dari lokasi/penempatan. Beban ini disebut
juga sebagai beban pemakai yang termasuk berat orang, perabotan, partisi bongkar
pasang, buku-buku, almari, peralatan mekanik dan industri, kendaraan dan semua
beban semi permanen atau temporer
Bagian-bagian struktural dan rentangan antara lantai dengan bagian struktural
harus dirancang untuk mendukung beban yang terdistribusi secara seragam ataupun
yang terkonsentrasi, yang menghasilkan tegangan yang lebih besar.
Kapasitas beban pada bangunan berkurang karena umur abngunan, yan
gdiakibatkan oleh beban angin, getaran, perubahan temperatur, pergeseran,
perubahan-perubahan menerus karena pengaruh lingkungan.
Sedangkan beton dan bata misalnya, makin lama akan meningkat kapasitas beban atau
dukungannya. Dari sudut struktural, pemilihan sistem struktur yang sesuai tergantung
atas 3 faktor, yaitu:
a)
b)
c)
26
Persyaratan tambahan:
a) Pondasi pile atau caisson yang dihubungkan dengan pengikat, dengan
kemampuan terhadap tekanan/tegangan beban horisontal sebersar 10 % beban pile
terbesar.
28
b) Distribusi beban geser horisontal ke elemen sistem penahan gaya lateral harus
proporsional terhadap kekakuan elemen-elemen tersebut.
c) Momen torsi horiosntal (puntiran) yang timbul kerana perbedaan titik pusat masa
bangunan dan titik pusat kekakuan bangunan, maka elemen penahan geser harus
tahan terhadap momen torsi sebesar yang berpengaruh pada lantai (geser) dengan
titik pusat 5 % dimensi bangunan maksimal pada lantai tersebut.
d) Putaran yang disebabkan oleh angin dan gempa harus dapat ditahan oleh
bangunan. Kemampuan rangka ruang menahan momen paling tidak 25 % dari
syarat gaya seismik dari struktur keseluruhan.
e) Dan lain-lain
temperatur. Fasade struktur yang exposed yang punya perbedaan suhu terhadap
suhu interior bangunan yang dikontrol, menyebabkan gerakan vertikal pada bidang
tepi bangunan, yaitu terjadinya kontraksi (menyusut) bila suhu menurun dan ekspansi
(memuai) saat temperatur naik.
Gerakan horisontal pada struktur lantai disebabkan oleh struktur atap yang
exposed, dengan adanya perbedaan suhu disekitar tepi bangunan yaitu bagian yang
exposed terhadap radiasi matahari dan bagian yang terlindung.
Posisi kolom terhadap facade bangunan menghasilkan tingkat exposed yang
beragam, yaitu:
Keterangan:
a) di dalam
b) pada garis dinding
c) sebagian exposed
d) exposed seluruhnya
Macam dan pengaruh gerakan induksi temperatur:
a) bengkoknya kolom (bending)
b) gerakan karena perbedaan kolom-kolom exterior dan interior
c) gerakan karena perbedaan kolom-kolom eksterior
d) gaya perubahan bentuk pada lantai
e) gerakan karena perbedaan atap dan lantai di bawahnya
30
Perbedaan susut dan muai antara bidang atap exposed dan lantai dibawahnya
dapat meretakkan struktur dinding pendukung batu bata atau terjadi kolom yang
membengkok (bending) pada bangunan rangka kaku (rigid)
31
BAB 4
4.1
VARIAN STRUKTUR
Core
Dinding geser yang diletakkan di dalam bangunan, misalnya mengelilingi core
yang berfungsi sebagai area service , shaft, dan tangga darurat yang menyerupai
bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku sebagai tipe dari struktur.
32
b) Core tertutup
c) Core tunggal
33
Keuntungan :
- Ruang untuk jendela dapat dimanfaatkan
sebagai kantor sewa
- Bangunan mendapatkan pencahayaan alami
yang lebih efektif
- Mempermudah akses di dalam ruangan dan jarak dari inti ke tepi bangunan
dapat dimanfaatkan dengan efisien
- Pembangian wilayah dapat lebih disederhanakan
Kerugian:
- Interior pusat membatasi kedalaman kantor
- Membutuhkan akses di koridor dan akses keamanannya.
b) Single Core ( ada 2 yaitu : off center core dan exterior core )
Off center core
Keuntungan :
- Ruang untuk jendela dan keamanan bangunan dapat
dengan leluasa digunakan tanpa terikat inti di tengah.
- Fleksibilitas dalam mengatur wilayah ruang lebih baik
- Memungkinkan untuk menyatukan wilayah menjadi
1 ruang besar ketika dibutuhkan
Kerugian :
- Beberapa masalah mengenai akses koridor mungkin terjadi
- Kurang sesuai apabila menggunakan ruang ruang pada area ujung
34
c) Exterior core
Keuntungan :
- Seluruh area pada lantai bangunann dapat
dimanfaatkan untuk disewakan ke tenan
- Struktur inti tidak mempersulit fleksibilitas
denah bangunan
- Fleksibilitas maksimal dalam distribusi
wilayah maupun layout plan
Kerugian :
- Jika tenan penyewa sedang ramai, maka
d) Double core
Keuntungan :
- Dua struktur inti dapat diletakkan di sisi panas
bangunan ( timur dan barat ) sehingga dapat
terbentuk area buffer dan meminimalisasi
penggunaan AC
- Bukaan jendela dapat mengalir dari
utara ke selatan
- Lift , tangga maupun toilet dapat secara
otomatis
- mendapat ventilasi karena letak core di luar
Kerugian :
- Jika bangunan yang menggunakan sistem ini kecil , maka biaya yang
dikenakan akan menjadi lebih besar
4.1.2 Material
Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai core
4.1.2.1 Baja
a. Dapat memenuhi prinsip rangka vierendeel menahan stabilitas lateral.
b. Sistem rangka vierendeel agak lebih fleksibel, sehingga layak digunakan pada
bangunan betingkat rendah (low-rise).
c. Batang pengukuh (bracing) diagonal rangka vierendeel (rangka truss vertikal)
digunakan untuk mempertinggi tingkat kekakuan (stiffness) bangunanbangunan yang lebih tinggi.
d. Keuntungan core rangka baja: waktu perakitan bagian-bagian prefabrikasi
yang relatif cepat.
36
4.1.2.2 Beton
a. Membatasi ruang karena harus mendukung beban.
b. Tidak dibutuhkan pemikiran tambahan untuk mencegah bahaya kebakaran.
c. Rendahnya tingkat ke-liat-an (ductility) terdapat pada bahan beton ini sebagai
kekurangannya dalam menghadapi beban gempa.
e) Kombinasi baja beton
4.2
Bearing Wall
Dengan pengembangan teknologi baru penggunaan rekayasa batu bata dan
37
menutupi
selubung
bangunan.
core wall lebih dominan akan dipakai. Penempatan struktur core wall ini dalam
konstruksi bangunan biasanya ditempatkan pada posisi tengah bangunan, tetapi
terkadang dapat juga di posisi pinggir bangunan maupun diluar struktur bangunan
tergantung dari rencana fungsi utilitas bangunan core wall itu sendiri.
Kelebihan memakai core wall sebagai suatu struktur yaitu dapat memikul gaya
puntir (torsi), yang timbul akibat adanya eksentrisitas beban ataupun eksentrisitas
struktur. Untuk core wall beton bertulang diizinkan menggabungkan fungsi daya
dukung dengan suatu ruang tertutup, dimana kekakuan lateral yang lebih tinggi dapat
diperoleh. Di samping itu core wall dapat dibuat asimetris dan dapat ditempatkan di
dalam ataupun di luar bangunan.
38
BAB 5
5.1
REFERENSI BANGUNAN
Core
Owner/Developer
ADNEC Group
Design Architect
RMJM
Structural Engineer
RMJM
MEP
RMJM
Project Manager
Mace Ltd; ADNEC Group
Gambar 35. Capital gate
Contractor
Al Habtoor Engineering
Enterprises
39
engineered to straighten with the addition of the upper floors. It is also the first building
in the world to use vertical post-tensioning of the core to counter movement and support
stresses created by the buildings overhang.
The construction also adopted a variety of leadingedge approaches to create the desired result:
40
All 8,250 steel diagrid members are different thicknesses, length and orientation.
41
the
structure
simple
and
foster
42
5.2
Shear Wall
The site was originally occupied by the Majestic Cabaret, which operated from
1929 to 1984 and was a key venue for ballroom events in Wellington. By the time of
its closure in 1984, the Cabaret was deemed to be an earthquake risk, and demolition
began in 1987 to make way for its namesake high-rise building.
5.3
43
Official Name
RWE Tower
Other Names
Structure Type
Building
Status
Completed
Country
Germany
City
Dortmund
Street Address
Building Function
office
Structural Material
concrete
Construction Start
2003
Completion
2005
When compared to other prismatic forms, the cylindrical shape is ideal in terms
of the relationship between exterior surface and interior volume. It also optimize
aerodynamics, energy needs, surface distribution and choice of prefabricated
elements.
The structure itself is composite structure that grow in thiw tower building.
Frame structure shows on the interior. Shear wall also support with coumn beam
frame. The function of core is used for stair, lobby and elevator, switch room and store.
CORE STRUCTURE
44
BAB 6
6.1
Rancangan Bangunan
6.1.1 Pengenalan
Arsitek : Skidmore, Owings & Meriill (SOM)
Klien : National Commercial Bank Jeddah,
Saudi Arabia
Selesai pembangunan : November 1983
Luas tapak
: 11.700 m2
: 2.300 m2
: 56.300 m2
6.1.2 Konsep
Bangunan ini berbentuk segitiga, dilihat dari awal perancangannya, bentuk
persegi tidak sesuai dengan iklim yang ada di jeddah untuk mendirikan bangunan
tinggi, oleh karena itu dibuatlah bangunan berbetuk segitiga yang terbuat dari
perputaran persegi panjang yang diputar hingga 3000, kemudian dihubungkanlah
bangunan pendukung (service, tangga, lift) pada bagian sampingnya dengan
menggunakan struktur core.
45
6.1.3 Site
Bangunan ini selesai dibangun pada
bulan November 1983, bangunan ini terletak di
ujung daerah al-Manqabah Lagoon, dan
dibatasi oleh jalan King Abdul Aziz pada
bagian timur dan jalan Coniche pada bagian
barat. Akses sirkulasi utama adalah melalui
jalan King Abdul Azis.
6.1.5 Deskripsi
27 lantai menara segitiga ini
terletak di sebelah bangunan parkir 6
lantai yang memiliki denah lingkaran.
Ruang lift dan service diletakan pada
bangunan terpisah namun dijadikan
sebagai
ruang
penghubung
antara
pada
seluruh
lantainya,
46
khususnya dibuat secara tipikal setiap segmen, tipikal segen terdiri dari 7 lantai, setiap
segmen pada kedua sisinya terdapat area perkantoran, dilengkapi dengan dinding
pengisi kaca serta mengarah pada inner court dalam bangunan.
Taman dalam yang ditumpuk, dikombinasi dengan eketerior tanpa jendela yang
memungkinkan untuk menghindari cahaya matahari langsung, namun mampu
memungkinkan masuknya pencahayaan alami secara tidak langsung ke dalam
bangunan.
Pada tiap lantainya terdapat segitiga void yang menerus dari lantai dasar sampai
lantai paling atas. Pada lantai dasar segitiga void difungsikan sebagai loby utama bank.
Segitiga void ini ditopang oleh tiga kolom dan ditutup oleh atap skylight yang
memungkinkan masuknya pencahayaan alami.
47
48
49
6.2
BANGUNAN
TOWER UTAMA
CORE : fungsi
sebagai sirkulasi
vertical (lift)
BEARING WALL :
mencakup fungsi
utama bangunan
(bank,kantor
administrasi,kantor
BANGUNAN
operasional,loby,dll
PARKIR
BANGUNA
N PARKIR
CORE
50
6.3
51
52
CORE
BANGUNAN
PARKIR
TOWER
6.4
Konstruksi Bangunan
: 11.700 m2
b)
c)
Pondasi
53
c)
Atap
IRMA (Inverted Roof Membrane Assembly) system.
Area atap juga difungsikan untuk area helipad.
6.5
TOWER
Roman
Travertine
dengan
GARAGE
natural
sand,
aggregates
54
55
56
57
58
Material lantai
marbel, white
pentelicon
6.6
59
60
61
BAB 7
7.1
DIMENSIONERING
mengukur ukuran dimensi struktur unutk digambarkan pada lembar kerja, oleh
karena itu terdapat beberapa rumusan yang digunakan unutk menganalis struktur dari
bangunanan National Bank ini.
Prinsip utama
Keterangan :
=
=
( )
Keterangan
A
(1 2 ) = total luasan dari lantai beban yang didukung oleh kolom (m2)
= ()
10
12
1
1
= ()
2
3
P
T
62
1
1
= ()
2
3
(1 2)
Keterangan
T
T
= tebal dinding (cm)
(1 2 ) = total luasan dari lantai beban yang didukung oleh kolom (m2)
7.2
Pada bangunan ini dilakukan analisa dimensi struktur bangunan, dengan menghitung
menggunaka rumus praktis dan membandingkan dimensinya yang sebenarnya
dengan mengukur secara skalatis pada bidang gambar kerja.
63
1. + 236,5 m2
5. + 54,3 m2
2. + 211,2 m2
6. + 24,5 m2
3. + 211,2 m2
7. + 54,3 m2
4. + 1.020,9
8. + 54,3 m2
m2
Bangunan Pendukung
9. + 14,5 m2
10. + 54,3 m2
Bangunan utama
2,49 M
64
T 62,5 cm
T 54 cm
P 125 cm
P 107 cm
65
Pada lembar kerja didapatkan tebal plat lantai sebesar 45 cm, sehingga tebal
plat sesuai dengan hasil penggunaan rumus praktikal.
Pada perhitungan, bagian dinding penahan bagian dalam (core) diambil tebal
paling tebal sehingga didapatkan tebal core 11,9 cm, sedangkan pada dinding penahan
samping terpendek bila dihitung menurut penopangan beban didapatkan tebal 4,6 cm,
dan pada sisi terlebar didapatkan perhitungan tebal dinding 15,4 cm. Diukur dari
67
lembar kerja, didapatkan tebal dinding penahan dalam setebal 25 cm, dan dinding
penahan luar 45cm.
Perbedaan ukuran, dimana pada bagian lembar kerja didapatkan ukuran yang
lebih tebal, bisa jadi karena adanya pemikiran faktor lain yang memepengaruhi
ketebalan dinding penahan, dimungkinkan dari adanya beban tinggi dalam
penggunaan lift, serta area tunggu yang dimuati oleh orang dengan jumlah yang
banyak sehingga dibuthuhkan penebalan struktur penahan untuk dapat menahan beban
yang aman.
Perbedaan ukuran pada dinding penahan pada bagian luar, dimana pada lembar
kerja didapatkan tebal hingga 3 kali lipat dari perhitungan, penebalan pada dinding
dimungkinkan terjadi untuk menahan gaya lateral dari samping, sehingga dibutuhkan
kekuatan optimal yang cukup untuk menahan gaya tersebut, atau karena faktor alam
pada tapak bangunan yang mungkin adanya hembusan angin yang cukup kuat,
sehingga dibutuhkan ketebalan struktur yang memadai. Bisa juga disebabkan karena
dimensi bangunan yang cukup ramping dengan luas alas sebesar 14,5 x 28 m, dengan
tinggi 126 meter, maka untuk memadai kekuatan bangunan agar tidak terlalu lemah
maka dibutuhkan kekuatan dinding dengan penggunaan profil baja, karena ukuran
profil baja tertentu maka ketebalan dinding beton disesuaikan dengan profil baja yang
ada.
68
BAB 8
8.1
Kesimpulan
Struktur inti dan dinding pendukung fasad biasanya menggunakan material
beton. Hal ini menyebabkan terbatasnya ketinggian lantai yang memungkinkan untuk
dibangun. Selain masalah ketinggian lantai, fleksibilitas dan ketahanan struktur
terhadap gaya lateral kurang memadai. Perilaku struktur dengan material beton dalam
menghadapi gaya lateral dapat diatas dengan perkuatan pada pondasi dan tentunya
pada struktur utama core dan dinding pendukung pada fasad. Maka dari itu material
beton dapat dikombinasi dengan tulangan baja untuk memperkuat fleksibilitas gaya
tarik pada struktur. Penggunaan bearing wall juga mempermudah maintenance karena
material beton yang perawatannya tidak terlalu susah untuk dibersihkan dibandingkan
penggunaan material kaca misalnya yang membutuhkan maintenance rutin.
Adanya penggunaan core secara terpisah memudahkan fungsi-fungsi tertentu
dalam bangunan, misalnya fungsi servis dan sirkulasi vertical dan utilitas. Selain itu,
core juga berfungsi dalam memperkuat struktur bangunan itu sendiri. Penggunaan
faade bearing wall juga mempengaruhi estetika fasad bangunan yang kurang dapat
bervariasi. Ditunjukkan adanya keterbatasan dalam mengolah fasad bangunan, karena
bearing wall cenderung tertutup dan tidak dapat menggunakan material kaca terlalu
banyak.
Jika dikaitkan dengan studi kasus bangunan National Commercial Bank di
Jeddah, Saudi Arabia, integrasi antara struktur dan bentuk bangunan segitiga sudah
sesuai dan menambah kekuatan struktur. Namun, adanya bentuk bangunan segitiga
menimbulkan ruang-ruang yang tidak terpakai dan kurang efisien sehingga kebutuhan
ruang kurang maksimal.
Dari segi fasad bangunan, National Commercial Bank sudah melakukan
eksplorasi desain yang efektif melalui adanya permainan denah lantai yang dicoak
berbeda-beda setiap lantainya. Sehingga hal ini mempengaruhi fasad bangunan yang
menjadi bervariasi. Hal ini juga memungkinkan pergerakan angin masuk melalui
adanya balkon yang dicoak pada fasad bangunan.
Ada beberapa ruang-ruang yang tidak memperoleh pencahayaan alami, karena
solid nya dinding pendukung pada fasad. Namun, hal ini sudah diatasi dengan sistem
69
utilitas yang bekerja secara maksimal namun tetap hemat energi dan ramah
lingkungan.
8.2
Saran
Sebaiknya, ada salah satu sisi fasad bearing wall yang tidak full solid namun
70
DAFTAR PUSTAKA
Abel, Council on Tall Buildings and Urban Habitat. (2000). Retrieved from
http://technicalpapers.ctbuh.org.
Ali, M. M., & Awal, M. R. (n.d.). Report on High Rise. Dept. of Architecture
Primeasia University, Dhaka.
Juwana, J. S. (2004). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santelli, S. (1989). 1989 Technical Review. The Aga Khan Award for Architecture.
Schueller, W. (1989). High-Rise Building Stryctures. (T. Surjaman, Ed., & J. Hakim,
Trans.) Bandung: PT Eresco.
Shrivastava, T., Rai, P. A., & Bajpai, P. K. (2015). Effectiveness of Shear WallFrame Structur Subjected to Wind Loading in Multi-Storey Building.
International Journal of Computational Engineering Research (IJCR),
05(02), 20-28.
71