Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun oleh :
Dananto Rachman Latief
(NIM. 4111010025)
Talita Amanda Putri
(NIM. 4111010023)
Dosen Pengajar :
Budi Damianto, S.T., MSi.
(NIP. 195801081984031002)
Wahyuni Susilowati, S.T., MSi.
(NIP. 196903241995122001)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah S.W.T. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Besar Mata Kuliah AMDAL berupa makalah
dengan judul AMDAL Jembatan Grand Kamala Lagoon, Bekasi. Laporan ini merupakan
pertanggung jawaban dari pembelajaran yang telah kami laksanakan, sekaligus sebagai salah
satu bukti tertulis dalam tugas yang telah kami lakukan serta perbandingan antara teori yang
didapat di bangku kuliah dengan kondisi serta situasi di lapangan.
Tujuan dari pemantauan lingkungan yaitu untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan
yang telah dilaksanakan terhadap dampak negatif dan dampak positif terhadap lingkungan
sekitarnya. Laporan ini disusun secara sistematika rencana pemantauan lingkungan untuk setiap
jenis dampak yang bersumber dari tiap-tiap kegiatan yang menjadi sumber dampak.
Kami sebagai penyusun laporan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
2. Ibu Wahyuni Susilowati, S.T.,MSi. selaku dosen AMDAL Semester 7 DIV PJJ,
3. Bapak Budi Damianto, S.T.,MSi. selaku dosen AMDAL Semester 7 DIV PJJ,
4. Rekan kelompok yang telah bekerja sama dengan dengan baik.
Dengan tersusunnya makalah Evaluasi RKL dan RPL ini semoga dapat menjadi manfaat,
khususnya bagi kami selaku penyusun laporan dan umumnya bagi semua kalangan masyarakat
yang membaca. Tiada gading yang tak retak, karena itu kami mohon saran dan kritik yang
membangun dari pihak pembaca jika laporan kami jauh dari kesempurnaan.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Dampak yang Timbul dan Pengelolaan Dampak Proyek Jembatan Grand Kamala
Lagoon, Bekasi .................................................................................................................... 11
Tabel 4.1. Baku mutu atau standar ambang getaran yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran ..................... 12
Tabel 4.2. Contoh Tabel Pengukuran Kebisingan ................................................................ 13
Tabel 4.3. Hasil Pemantauan Kualitas Udara Proyek Jembatan GKL ................................... 14
Tabel 4.4. Parameter Baku Mutu untuk Kualitas Udara ....................................................... 15
Tabel 4.5. Solusi untuk mengatasi potensi kemacetan .......................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Lokasi Proyek Jembatan Grand Kamala Lagoon, Bekasi .................................. 7
Gambar 4.1. Alat Uji Getaran ............................................................................................. 13
Gambar 4.2. Alat Uji Kebisingan ........................................................................................ 13
Gambar 4.3. Alat Uji Kualitas Udara .................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka penerapan Analisis Mengenai Dampal Lingkungan (AMDAL) yang telah
ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308 tahun 2005. Tim
Teknis AMDAL khusus telah dibentuk untuk melaksanakan proses pelingkupan (penyusunan
dokumen Kerangka Acuan) bagi setiap rencana kegiatan wajib AMDAL yang terkait dengan
pembangunan Jembatan Grand Kamala Lagoon, Bekasi.
1.2. Data Umum Proyek
Jembatan Grand Kamala Lagoon merupakan bagian dari Proyek Pembangunan
Apartement Grand Kamala Lagoon. Jembatan ini berfungsi sebagai satu-satunya akses
kendaraan dari jalan Arteri yang telah ada (Jl. KH. Noer Ali, Kalimalang) menuju Apartement
Grand Kamala Lagoon (Pekayon). Masa pelaksanaan konstruksi yaitu selama 240 hari kalender
kerja dengan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender kerja. Komposisi Struktur Jembatan
ini ter diri dari :
Jembatan Baja Komposit
Bentang
: 24 meter
Lebar Jembatan
: 28 meter
Jenis Girder
: I Steel Girder
: A-36
: K-350
: K-250
Jenis Pondasi
: 3 x 5,0 meter
Lebar Jembatan
: 21 28 meter
: K-350
: K-250
Jenis Pondasi
: 50 meter
5
Lebar Jembatan
: 21 meter
Jenis Girder
: I Steel Girder
: A-36
: K-350
: K-250
Jenis Pondasi
: 35 meter
Lebar Jembatan
: 21 meter
Jenis Girder
: K-500
: 1860 MPa
Diameter strand
: 12,70 mm (1/2)
Metode Penarikan
: Post Tension
: K-350
: K-250
Jenis Pondasi
: PT. PP Properti
Konsultan Perencana
Konsultan Pengawas
Kontraktor Pelaksana
: PT. PP Precast
: Pendahuluan
2. BAB II
: Permasalahan
Berisi tentang dampak lingkungan hidup yang terjadi pada pra konstruksi, saat konstruksi,
dan pasca konstruksi.
3. BAB III
Berisi tentang perencanaan mengatasi dampak yang terjadi dari dampak yang telah ditulis
dalam permasalahan.
4. BAB IV
Berisi tentang pelaksanaan pemantuan dari pelaksanaan pengelolaan lingkungan yaitu siapa
yang bertanggung jawab memantau, waktu pemantauan dan rekomendasi hasil pemantauan.
5. BAB V
: Kesimpulan
BAB II
PERMASALAHAN
Dampak positif pada tahap konstruksi yang mungkin timbul yaitu berupa pembukaan
lapangan usaha bagi masyarakat sekitar serta penyerapan tenaga kerja lokal.
Dampak negatif pada tahap konstruksi yang mungkin timbul pada tahap konstruksi
biasanya menggunakan alat-alat berat seperti Bolldozer, Diesel Hammer, Excavator, Trailer,
Truck, dan lain-lain. Pengoperasian alat-alat berat tersebut mempunyai potensi :
2.1. Dampak Pada Komponen Lingkungan Fisik
1. Peningkatan kebisingan
Suara alat berat yang menggunakan mesin besar dan yang dihasilkan oleh mesin dan
pukulan hammer dari pekerjaan tentu juga menghasilkan kebisingan suara yang besar. Hal
ini tentu sangat mengganggu lingkungan disekitar areal proyek tersebut.
2. Pencemaran udara
Debu, asap mesin alat berat, dan asap kendaraan yang macet di lokasi proyek merupakan
sumber utama dari pencemaran udara.
3. Getaran
Getaran yang diakibatkan pemancangan tiang pancang jenis square pile
menggunakan alat Diesel Hammer berpengaruh kepada kenyamanan warga
pemukiman sekitar proyek, serta gangguan pada kondisi rumah warga.
4. Gangguan Lalu Lintas
Gangguan lalu lintas diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan alat berat serta
mobilisasi material setiap harinya berpengaruh pada tingkat kemacetan pada Jalan Tol
Jakarta-Cikampek sekitar STA 12+300.
2.2. Dampak Pada Komponen Biologi
1. Penurunan populasi vegetasi darat akibat kegiatan land clearing.
2. Gangguan pada biota akuatik sebagai dampak lanjutan dari pencemaran air
permukaan.
2.3. Dampak Pada Komponen Lingkungan Sosial, Ekonomi, Dan Budaya
1. Keterlambatan pengerjaan karena pembebasan lahan
Pengerjaan proyek Jembatan Grand Kamala Lagoon sempat terhambat karena ada beberapa
areal tanah milik warga belum tuntas dibebaskan yang diakibatkan pemilik tanah tidak
bersedia tanahnya dibayar dengan nilai ganti rugi yang kecil.
10
BAB III
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
Tabel 3.1. Dampak yang Timbul dan Pengelolaan Dampak Proyek Jembatan Grand Kamala Lagoon, Bekasi
No.
A
Dampak
Lingkungan
yang Dikelola
Pencemaran
udara
Sumber Dampak
1.
2.
B.
Getaran
1.
Indikator
Keberhasilan
Pengelolaan L.H.
Bentuk Pengelolaan
L.H.
Mobilisasi
peralatan berat
Pembuatan jalan
masuk
Konsentrasi debu
yang timbul tidak
melebihi baku mutu
udara ambien untuk
parameter debu
1.
Pemancangan
tiang pancang
Frekuensi getaran
yang timbul tidak
melebihi baku mutu
ambang getaran
Kep.Menteri
Lingkungan Hidup
1.
2.
2.
Penyiraman jalan
secara berkala
Bak truk ditutup terpal
Lokasi
Pengelolaan
L.H.
1. Lokasi tapak
proyek
2. Sepanjang Jalan
angkut yang
3.
C.
Kebisingan
1.
2.
3.
4.
Mobilisasi
peralatan berat
Pembuatan base
camp
Pekerjaan Tanah
Pemancangan
tiang pancang
Tingkat kebisingan
yang timbul tidak
melebihi baku mutu
lingkungan
pemukiman dan
perumahan yaitu 55
dBa
1.
2.
Periode
Pengelolaan
L.H.
Minimal 2 kali
sehari
1 kali selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
(saat
pemasangan
pondasi tiang
pancang square
pile
berlangsung)
1 kali selama
kegiatan
konstruksi
berlangsung
Institusi Pengelolaan
L.H.
Kontraktor pelaksanaan,
Instansi penyedia
bahan/material,
BPLHD Kota Bekasi
Kontraktor pelaksanaan,
Instansi penyedia
bahan/material, BPLHD
Kota Bekasi
Kontraktor pelaksanaan,
Instansi penyedia
bahan/material,
BPLHD Kota Bekasi
3.
D.
Gangguan Lalu
Lintas
Pembuatan jalan
masuk dari Jalan
Tol
Pemancangan
tiang pancang
Keluar masuk
kendaraan
pengangkutan
bahan/material
Tingkat kemacetan
dan angka
kecelakaan tidak
meningkat akibat
adanya Proyek
Pembangunan
Jembatan
1.
2.
3.
Kontraktor pelaksanaan,
Instansi penyedia
bahan/material, BPLHD
Kota Bekasi, Ditjen Bina
Marga P2JJ
11
BAB IV
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)
Adapun tujuan dari pemantauan lingkungan yaitu untuk mengetahui keberhasilan
pengelolaan yang telah dilaksanakan terhadap dampak negatif dan dampak positif terhadap
lingkungan sekitarnya.
4.1. Getaran
4.1.1. Metode Pemantauan Lingkungan
1. Cara/teknik Pemantauan Lingkungan
Melakukan pengukuran tingkat getaran sebanyak 2 titik yaitu di sisi Utara dan Selatan
Proyek Jembatan Grand Kamala Lagoon, selanjutnya dianalisis di dalam laboratorium dan
dibandingkan
dengan
Baku
mutu
lingkungan
SK
Menteri
Kesehatan
RI
No.1405/MEN.KES/SK/XI/2014.
2. Lokasi Pemantauan Lingkungan
Di dekat lokasi pemasangan tiang pancang pada radius 50-200 meter.
3. Waktu Pemantauan Lingkungan
1 kali selama kegiatan konstruksi dilakukan (saat pemasangan pondasi tiang pancang square
pile berlangsung).
4. Hasil Pemantauan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada beberapa lokasi yang dilakukan
Puslitbang Pemukiman, secara empirik dampak getaran tiang pancang sampai jarak 200 m
adalah kategori B terhadap kenyamanan manusia dan kerusakan bangunan.
Tabel 4.1. Baku mutu atau standar ambang getaran yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
12
RENTANG
WAKTU
WAKTU
PENGUKURAN
NILAI KEBISINGAN
DALAM dB(A)
T1
T2
T3
NILAI AMBANG
BATAS
SK . GUB DKI
N0.551/2001
dB(A)
T4
06.00 - 09.00
07.15
65
09.00 - 11.00
10,00
65
14.00 - 17.00
15,00
65
17.00 - 22.00
20,00
65
22.00 - 24.00
23,00
65
24.00 - 03.00
02.00
65
03.00 - 06.00
04.00
65
Leq
dalam
dB
(A)
65
65
65
JARAK
PENGUKURAN
(m)
Lokasi
Pengamatan
Pemukiman STA
12+300 (K)
Pemukiman STA
12+300 (P)
Tapak Proyek K.1.
Tapak Proyek K.2.
Tapak Proyek P.1.
Tapak Proyek P.2.
Debu
SO2
NO2
CO
Pb
(g/m3)
(g/m3)
(g/m3)
(g/m3)
(g/m3)
230
900
400
30.000
Suhu
(0C)
RH
(%)
Kec. Angin
(m/s)
192
237
171
2051
0,103
34,1
50,1
0 0,5
199
250
173
2062
0,112
34,1
53,7
0 0,6
218
213
220
225
312
345
331
339
181
180
185
183
5521
5431
5644
5348
0,315
0,311
0,402
0,405
34,7
34,4
34,6
34,5
54,5
58,5
54,2
53,6
0 1,1
0 0,8
0 1,3
0 1,1
Klimatologi
Parameter
Metode Analisa
Peralatan
Baku Mutu
1
2
3
4
Debu
SO2
NO2
CO
Gravimetric
Pararosanilin
Saltzman
NDIR
Hi - Vol
Spektrofotometer
Spektrofotometer
NDIR Analyzer
Pb
Ekstraktif,
Pengabuan
AAS
POTENSI
Alat berat
membutuhkan area 8 m
Pengeboran
Pengecoran
Keluar masuk
kendaraan pengangkut
material
Kotoran akibat
pekerjaan di lapangan
SOLUSI
WAKTU
Pelaksanaan pekerjaan
pada malam hari jam
21.00 04.00
Pemasangan rambu
dibantu flagman
Segera dibersihkan
Alat berat
membutuhkan area 3
m (1 lajur)
Pelaksanaan pekerjaan
pada siang hari, pada
jalur yang volume lalu
lintasnya tidak padat
Pelaksanaan pekerjaan
pada siang hari, pada
jalur yang volume lalu
lintasnya tidak padat
15
Pengecoran
Pelaksanaan
erection
POTENSI
Keluar masuk
kendaraan pengangkut
material
Kotoran akibat
pekerjaan di lapangan
SOLUSI
WAKTU
Pemasangan rambu
dibantu flagman
Segera dibersihkan
Alat berat
membutuhkan area 8 m
Pelaksanaan pekerjaan
pada malam hari jam
21.00 04.00
Alat berat
membutuhkan area 8 m
Pelaksanaan pekerjaan
pada malam hari jam
21.00 04.00
16
BAB V
PENUTUP
5.1. Efektifitas
Berdasarkan pemantauan lingkungan di lokasi Jembatan Grand Kamala Lagoon pada
pembahasan sebelumnya, maka
1. Getaran
Upaya pengelolaan dari dampak getaran tiang pancang dapat dikatakan belum efektif,
karena dampak yang timbul seperti retaknya bangunan warga tetap terjadi. Pada akhirnya,
upaya kontraktor yaitu berupa uang ganti rugi maupun peremajaan bangunan eksisting
seperti semula kepada pihak warga. Upaya lain yaitu penggantian jenis alat pancang
sebelumnya Diesel Hammer dengan Hydraulic Pile Driver Hammer yang dapat
meminimalisir getaran. Upaya ini dilakukan di wilayah Kalimalang saja, karena biaya sewa
alat Hydraulic Pile Driver Hammer yang cukup mahal, sedangkan anggaran yang tersedia
hanya cukup untuk sewa alat Diesel Hammer.
2. Kebisingan
Setelah pihak kontraktor melakukan negosiasi dengan warga sekitar, dampak kebisingan
dapat terselesaikan dengan pengelolaan jam kerja mulai pukul 08.00 sampai 17.00 WIB,
maka upaya ini efektif dalam upaya pengelolaan dampak kebisingan.
3. Kualitas Udara
Pengelolaan dampak kualitas udara tidak menimbulkan masalah yang serius, karena jalur
mobilisasi alat berat tidak melalui lingkungan padat penduduk (hanya kendaraan kecil saja
yang melalui lingkungan penduduk) sehingga dapat dikatakan pengelolaan ini efektif.
4. Kemacetan Lalu Lintas
Upaya yang dilakukan pihak kontraktor dengan bekerjasama dengan pihak PT. Jasa Marga,
pemasangan rambu lalu lintas, flagman, dan pemberlakuan jam kerja pengecoran dapat
dikatakan efektif. Hal ini dikarenakan gangguan lalu lintas pada proses pelaksanaan proyek
jembatan ini tidak mengganggu lalui lintas pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
5.2. Kesimpulan
Berdasarkan penyelesaian masalah yang diperoleh pada pembahasan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kegiatan RKL & RPL pada Proyek Pembangunan Jembatan Grand Kamala Lagoon
mempertimbangkan dampak dari segi fisik, komponen biologi, komponen lingkungan
sosial, ekonomi, dan budaya.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Dampak
Kegiatan
Pekerjaan
Umum
Terhadap
Lingkungan.
(online),
(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=MODUL5++DAMPAK+KEGIATAN+PEKERJAAN+UMUM+TERHADAP+LINGKUNGAN&s
ource=web&cd=1&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fkk.mercubuana.ac.id%2
Ffiles%2F11033-5688318656429.pdf&ei=rb9rUOqnK5HorQffvYGIDg&usg=AFQjCNFAd0cZ3_hWyfZJE
ZYqG5cNhlceDQ&cad=rja, diakses pada 11 November 2014 Pukul 08.15 WIB)
19
LAMPIRAN
20