Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
SKRIPSI
Diajukan sebagai melengkapi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi
OLEH
DWI PRIYASETO SEPTIMAN
J 111 06 017
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..i
HALAMAN PENGESAHAN ...ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI ..vi
PENDAHULUAN 1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Preparasi ruang pasak sangat beresiko.
Gambar 2
Mahkota/pasak sementara tidak efektif untuk mencegah kontaminasi pada
gutta-percha apikal.
Gambar 3
Gambar 10
Gambaran radiografi dari pasak pada gambar ...
Gambar 11
Gambaran radiografi dari glass fiber post pada insisivus sentralis kiri
rahang atas
Gambar 12
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
Tinjauan Pustaka
II.1. Pasak Profilaktik
Pasak adalah bangunan yang terbuat dari logam atau bahan restoratif kaku
yang dimasukkan dalam saluran akar gigi.2 Profilaktik berasal dari sebuah istilah
Yunani yang artinya suatu tindakan yang diambil untuk mencegah penyakit atau
konsekuensi yang tidak dikehendaki.3 Jadi pasak profilaktik adalah alat yang
diaplikasikan untuk memperkuat struktur gigi dan mempertahankan restorasi gigi
yang telah dilakukan perawatan endodontik. Pasak profilaktik ditempatkan dalam
saluran akar. Pasak profilaktik dapat berbentuk custom cast ataupun prefabricated
dan terbuat dari bahan logam atau nonlogam.
Fungsi pasak untuk menambah retensi restorasi dan meneruskan tekanan
yang diterima gigi merata ke sepanjang akar. Daya retensi pasak dipengaruhi oleh
panjang, diameter, bentuk dan konfigurasi permukaan pasak.2
Beberapa panduan untuk menentukan panjang pasak yaitu : panjang pasak
sama dengan panjang mahkota klinis, panjang pasak sama dengan setengah atau
duapertiga panjang akar yang ada, dan panjang pasak lebih dari setengah panjang
akar dan didukung tulang alveolar.2
Pasak yang bersifat aktif dapat memberikan retensi intraradikuler yang
lebih baik, karena pada permukaan terdapat ulir atau galur yang dapat membentuk
ikatan mekanik dengan struktur gigi. Namun, hal ini dapat menimbulkan tekanan
pada daerah lateral maupun apikal sehingga dapat menyebabkan terjadinya fraktur
akar. 4
Gambar 1. Komponen pasak dan inti tuang. a. pasak, b. inti, c. koping, d. mahkota
Pasak digunakan pada gigi yang telah dirawat endodontik, dimana struktur
mahkota gigi yang tersisa kurang dari setengah atau hanya struktur akarnya saja
yang tersisa, dan diperkirakan akan menerima beban yang besar. 4
Tujuan penggunaan pasak yaitu :4
1. Mempertahankan restorasi gigi (retensi)
2. Melindungi struktur gigi yang tersisa (proteksi)
1.
restorasi akhir.
2. Pasak dapat diletakkan di dalam saluran akar untuk memperkuat
akar
3. Pasak sebaiknya berbentuk tapered, mengikuti bentuk saluran akar
yang sebenarnya untuk menghindari pembuangan jaringan dentin
dalam akar.
4. Pasak harus dapat mentyerap dan menyebarkan tekanan jika
terjadi trauma yang mengenai mahkota gigi,
5. Pasak yang patah harus bisa dikeluarkan dengan mudah dengan
teknik atraumatuk.
6. Pasak harus memiliki variasi ukuran agar sesuai dengan diametet
saluran akar yang beragam.
Pasak ready made atau prefabricated dapat terbuat dari metal dan nonmetal. Pasak metal pada umumnya memiliki retensi yang baik (tapi mempunyai
modulus elastis yang berbeda dengan dentin sehingga tekanan yang jatuh pada
gigi terkonsentrasi dan dapat menimbulkan fraktur.4
Pasak metal terbuat dari Platinum Gold Palladium (PGp), Chobalt
chronium (Co-Cr) Nickel chrodium (Ni-Cr), dan titanium alloys. Ni- Cr dan CoCr lebih kuat tapi kaku dan mudah korosi, hal ini merupakan penyebab fraktur.
Titanium alloys lebih lentur dan tahan terhadap korosi.4
Bentuk pasak prefabricated ada beberapa jenis yaitu tapered, paralel,
serrated (tajam) dan threaded (ulir). Pasak threaded merupakan pasak yang retentif
diikuti oleh paralel sided serrated post. 4
Keuntungan menggunakan pasak prefabricated adalah murah, mudah,
cepat, kuat dan retentif akan tetapi penggunaanya sangat selektif, bentuk pasak
dan saluran akar tidak sesuai dan mudah terjadi korosi.1
Beragam
desain
pasak
prefabricated
telah
dikembangkan
dan
keanekaragaman ini merupakan usaha untuk memenuhi tujuan retensi dan proteksi
bagi struktur gigi yang tersisa. Semua desain pasak ini dimasukkan kedalam
kelompok di bawah ini. 4
1. Tapered, smooth-sided, disemen ke dalam saluran akar yang telah
dipreparasi dengan ukuran yang disesuaikan dengan reamer endodontik.
2. Parallel-sided disemen ke dalam saluran akar yang berbentuk silinder.
3. Tappered self-threading screw, dengan ulir yang melibatkan dinding
dentin untuk memperoleh retensi.
Gambar 2. Desain pasak buatan pabrik. A. Tapered, smooth-sided B. Paralelsided C. Tappered self-threading screw D. Parallel-sided threded E. Parallel-sided,
tapered apical ends
Gigi-geligi yang telah diisi seringkali memiliki struktur koronal gigi yang
tidak mencukupi, pemasangan pasak perlu dilakukan untuk memberikan retensi
yang adekuat bagi inti dan restorasi akhirnya. Telah dikembangkan beberapa
alternatif cast post-and-core termasuk pembuatan pasak sediaan dan inti custommade dari bahan komposit yang mempermudah prosedur restoratif di kursi unit.
Pasak fibre-reinforced composite [FRC] yang direkatkan menggunakan bahan
adhesif menjadi lebih populer karena memiliki sifat mekanis dan estetik yang
menguntungkan. Antara lain, modulus elastisitas pasak FRC hampir sama dengan
dentin, sehingga tekanan yang ditransmisikan oleh pasak ke dentin akar lebih
rendah dibandingkan jika menggunakan bahan lain, seperti titanium atau zirconia.
Endowel, adalah pin plastik berukuran standar 80- 140. Jika telah pas
dengan preparasi pasak dan dibuat pada malam atau pola resin, akan
menguap keluar dari investment dan meninggalkan cetakan yang dapat
dituang dengan logam.6
Kontraindikasi Pasak4
1. Gigi anterior yang telah dirawat endodontik, dengan marginal ridge yang
masih utuh.
2. Gigi posterior yang telah dirawat endodontik, dengan ruang pulpa yang
besar dan jaringan keras yang tersisa masih banyak sehingga masih dapat
memberi resistensi yang cukup untuk bahan restorasi.
setiap usaha restorasi. Berikut ini adalah pertimbangan yang dapat membantu
dalam menentukan kemungkinan perawatan untuk gigi-geligi yang rusak :
banyaknya sisa mahkota yang tersisa, ada atau tidak karies subgingival, keadaan
jaringan periodontal, kualitas dan kuantitas tulang alveolar yang mendukung,
morfologi akar, hubungan rahang atas dan bawah, kebiasaan oklusal pasien
(bruxism), dan kebutuhan untuk mempertahankan gigi yang bersangkutan.8
mengenai hasil perawatan. Semua saluran akar harus diisi dan sepenuhnya
tertutup baik oleh bahan pengisi saluran akar. Selain itu, sisa-sisa gambaran
radiolusen (arrested rarefaction) harus hilang setelah 6 bulan sampai dengan 2
tahun. 8
Secara klinis kualitas terapi endodontik bergantung pada tidak adanya
sakit saat perkusi, tidak ada saluran fistel, tidak ada gejala inflamasi akut atau
pembengkakan. Dapat juga dilakukan transiluminasi gigi dengan sinar yang kuat
untuk mendeteksi keretakan yang mungkin terjadi pada akar atau setiap daerah
lain dari struktur akar yang dapat menggagalkan perawatan nantinya. 8
Sedikit atau tidak adanya jaringan gigi di mahkota menyebabkan tidak dipilihnya
perencanaan restorasi tanpa retensi intraradikuler. Dengan demikian perawatan
yang dipilih adalah restorasi pasak. 9
Pasak yang dipasang pada saluran akar setelah perawatan endodontik
adalah pilihan yang baik karena dapat mencegah fraktur akar pada batas gusi.
Sebagian besar fraktur akar pada gigi yang telah dirawat endodontik tanpa diberi
pasak, terjadi pada batas gusi karena akar yang didukung oleh tulang dapat
menahan daya yang mengenai mahkota. Integritas mahkota-akar lebih baik bila
pasak digunakan.8
Semua sistem pasak, baik pasak buatan pabrik (prefabricated) atau pasak yang
dibuat sendiri oleh dokter gigi (pasak individual) harus sedapat mungkin
memenuhi prinsip-prinsip desain sebagai berikut : 8
1. Pasak harus dibuat sepanjang mungkin
Panjang pasak penting karena potensi fraktur juga ada pada gigi yang
sudah diberi pasak. Lengan pengungkit dapat terbentuk dari aspek oklusal gigi
sampai puncak tulang alveolar (fulkrum) dan meluas sampai apeks dari pasak di
dalam akar.8
Panjang pasak yang ideal sudah banyak dibicarakan. Panjang pasak
sebaiknya sama panjang dengan mahkota klinis gigi yang direstorasi. Panjang
pasak maksimal yang ideal sering sukar dicapai. Disarankan bahwa panjang pasak
sebaiknya paling sedikit sama dengan panjang mahkota yang sedang direstorasi,
tapi bila hal ini tidak memungkinkan, maka panjang pasak harus diperpanjang
sampai dengan 5 mm dari ujung apeks. Panjang pasak harus dibuat sedemikian
rupa sehingga meninggalkan minimal 3 mm dari bahan pengisi saluran akar pada
apeks untuk mempertahankan integritas penutupan saluran akar. Pasak harus
cukup panjang untuk mencegah terjadinya stres internal yang berlebihan pada
akar dan panjangnya harus paling sedikit setengah panjang akar yang didukung
oleh tulang alveolar. 8
Panjang pasak bukanlah satu-satunya faktor utama yang dipertimbangkan
dalam mendesain restorasi. Pada suatu studi perbandingan mengenai pengaruh
panjang, diameter, dan bentuk pasak terhadap kekuatan tarik, ditemukan bahwa
pasak dengan dinding sejajar bergurat-gurat mempunyai retensi 4 kali lebih
besar dibandingkan pasak berbentuk kerucut. Penelitian ini juga menemukan
bahwa penambahan pada panjang atau diameter pasak hanya akan meningkatkan
retensi sebesar 30% sampai 40%.8
2. Dinding-dinding pasak harus se-sejajar mungkin
3. Bentuk pasak mengikuti bentuk saluran akar
4. Pasak harus terletak sesuai dengan sumbu panjang akar meskipun bagian
inti pasak dapat menyimpang ke arah lain untuk kepentingan estetik
5. Pemakaian prinsip ferulle
Ferrule dapat didefinisikan sebagai suatu cincin logam atau topi yang
diletakkan di sekitar ujung suatu alat, kaleng, dan sebagainya, untuk menambah
kekuatan. Efek ini digunakan pada preparasi pasak dalam bentuk kontrabevel
1. Jika terlalu pendek, kemungkinan patahnya akar akan lebih besar. Tekanan
yang ada akan diterima mahkota dan pasak didesak ke akar yang tidak
ditunjang oleh tulang.
2. Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1 1 kali panjang
mahkota) tekanan yang diterima mahkota akan tersebar ke seluruh akar
yang berkontak dengan pasak.
A. Mahkota
3. Jika preparasi pasak terlalu lebar, akar akan menjadi lemah dan
kemungkinan fraktur lebih besar. Preparasi yang terlalu lebar mungkin
akan mengakibatkan perforasi akar. Pasak yang pendek dan lebar sering
mengakibatkan fraktur akar.
4. Jika preparasi dan pasak terlalu sempit, kesukaran mungkin akan dijumpai
untuk mencetaknya dan karena fleksibilitas pasaknya, gigi tidak akan
menjadi lebih kuat.
5. Penentuan diameter pasak harus dikontrol untuk memelihara radicular
dentin, mengurangi potensial perforasi dan mencegah gigi dari fraktur.
Idealnya diameter pasak adalah 1/3 diameter dari akar gigi. Apabila
diameter pasak kurang dari 1/3 diameter akar maka pasak tersebut akan
mudah fraktur dan retensi yang dihasilkan berkurang. Sebaliknya dengan
bertambahnya diameter pasak lebih dari 1/3 diameter akar gigi maka akan
melemahkan sisa gigi yang disebabkan preparasi saluran akar yang
dilakukan berlebihan untuk mendapatkan ruangan pasak. Menambah
diameter pasak tidak memberikan peningkatan yang signifikan untuk
retensi pasak, tetapi cenderung dapat mengorbankan sisa dentin yang
sehat. Sisa dinding dentin yang tipis tidak dapat menahan tekanan sewaktu
gigi berfungsi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya fraktur akar.
Gambar 5. Penampang saluran akar yang oval yang dapat menahan rotasi
Sterilisasi terhadap alat-alat dan bahan yang digunakan sebelum dan sesudah
perawatan dapat dilakukan dengan panas basah dan panas kering. Sterilisasi
tersebut dilakukan untuk menjaga agar alat-alat dan bahan tidak terkontaminasi
oleh bakteri yang dapat menyebabkan kegagalan dalam perawatan. 10
b) Asepsis daerah kerja
Syarat utama untuk mencapai asepsis dari daerah kerja adalah dengan
melakukan pembersihan gigi yang akan dikerjakan dan gigi tetangganya dari
segala macam kotoran. 10
Penggunaan rubber dam adalah yang paling ideal dalam menjaga
keasepsisan daerah kerja. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan ruber
dam kita dapat mencegah masuknya alat atau bahan yang kita gunakan kedalam
tenggorokan serta dapat memproteksi jaringan lunak dalam mulut dari obat, mata
bur dan jarum. 10
Mempelajari hasil foto roentgen yang terakhir dari perawatan saluran akar
sebelum memutuskan ukuran panjang dan lebar saluran akar yang akan
dipreparasi untuk tempat restorasi pasak.
2. Persiapan saluran akar
Persiapan saluran akar yang baik dapat memberikan retensi dan resistensi
yang baik pada restorasi mahkota pasak. Pasak yang disemenkan kedalam saluran
akar akan memberikan retensi pada inti, tetapi tidak memperkuat bahkan
seringkali memperlemah akar gigi. Karena itu, preparasi saluran akar harus dibuat
seminimal mungkin sesuai dengan keperluan retensinya. 10
Persiapan saluran akar dimulai dari penentuan kedalaman pasak serta
pengangkatan gutta percha dari saluran akar yang sudah dilakukan perawatan
saluran akar pada gigi yang akan menggunakan restorasi pasak. 10
3. Penentuan Kedalaman Pasak
Pengukuran kedalaman saluran akar untuk tempat masuknya pasak dapat
dilakukan dengan memasang isolator karet di atas reamer sejajar tinggi bidang
insisal gigi yang di ukur dari hasil foto roentgen. 10
untuk mendapatkan retensi yang maksimum serta tahanan terhadap pengaruh dari
tekanan daya gigit. 10
Ada beberapa pertimbangan untuk rancangan pasak terhadap kedalaman
preparasinya yakni jika preparasi untuk pasak terlalu pendek, kemungkinan
patahnya akar akan lebih besar oleh karana tekanan yang diterima mahkota dan
pasak didesak ke akar yang tidak didukung oleh tulang. Jika preparasi untuk pasak
cukup panjang, maka tekanan yang diterima mahkota akan tersebar keseluruh akar
yang berkontak dengan pasak. 10
4.
sedangkan gutta percha 1/3 bagian aspek tetap dipertahankan. Pengangkatan gutta
percha harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu keharmonisan
obturasi di apeks. 10
Dalam keadaan panjang pasak
Gambar 7. Preparasi gigi untuk pasak tuang dan mahkota jaket porselen dengan
inti yang sudah dirawat endodontic.
permukaan buko-lingual
Prosedur penatalaksanaan preparasi saluran akar untuk tempat restorasi
pasak adalah sebagai berikut : 10
saluran akar perlu dilakukan tindakan menghilangkan daerah gerong agar bahan
cetak dapat masuk dengan baik dengan baik dan juga mudah dikeluarkan. 10
gelembung.
5. Masukkan poin gutta percha biarkan sampai semen mengeras.
6. Tarik kembali gutta percha ( vaselin berfungsi sebagai media
separasi)
7. Preparasi lagi saluran seperti yang diinginkan. Reamer pesso yang
baru atau sangat tajam dapat digunakan untuk mencukur dentin dan
mengeluarkan fragmen semen tanpa mengganggu kontur yang
halus.
yang disesuaikan dengan ukuran saluran akar yang telah dipreparasi dan tersedia
dalam bentuk dan ukuran yang bervariasi. 10
Pada pasak buatan sendiri dilakukan pencetakan saluran akar yang dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. 10
Metode Langsung
Pencetakan saluran akar dapat dilakukan dengan menggunakan pola lilin
dengan menggunakan batang malam inlai lunak yang berbentuk kawat.
ujung preparasi.
Apabila telah mendingin, potong kelebihan malam dari inti yang
gigi
yang
telah
dipreparasi
dapat
dilakukan
dengan
adukan yang agak encer. Pasak yang terlumuri adukan semen ini dimasukkan
kedalam saluran akar dan dipertahankan dalam kedudukan yang baik sampai
semen mengeras dan restorasi pasak siap untuk dilakukan. 10
Dalam pemasangan pasak yang sesuai dengan protokol klinis standar,
digunakan pilot drill untuk membuat kongruensi-bentuk saluran akar sampai ke
sepertiga apikal akar untuk memperoleh kesesuaian dan retensi pasak primer.
Kesesuaian pasak yang dioptimalkan ini dinamakan form-congruence/kecocokanbentuk dan ditujukan untuk memaksimalkan adaptasi pasak pada dinding saluran
akar di sekitarnya dengan interfase semen dentin-pasak yang tipis dan merata.
Diduga bahwa kongruensi-bentuk memungkinkan terjadinya distribusi tekanan
pada dinding saluran akar selama fungsi klinis. Kongruensi-bentuk lima pasak
titanium sediaan yang direkatkan menggunakan semen zinc fosfat dan
menemukan bahwa celah semen rata-rata bervariasi antara 33 sampai 62 m,
tergantung pada sistem pasak yang digunakan. 10
Pada gigi yang diisi menggunakan cast post-and-core dan mahkota yang
direkatkan dengan semen zinc fosfat, ditemukan peningkatan resistensi fraktur
yang signifikaan jika terjadi adaptasi maksimum pasak taper pada struktur akar
yang tersisa. Efek tersebut tidak ditemukan jika menggunakan pasak paralel.
Namun, preparasi ruang pasak memiliki beberapa resiko. Kurvatura dan
potongan-melintang setiap saluran akar dapat mempengaruhi preparasi tersebut
dan melemahkan akar atau bahkan mengakibatkan perforasi akar. 10
yang tidak sesuai, akan mengganggu kinerja klinis jangka panjang. Sebaliknya,
setelah dilakukan preparasi ruang pasak terstandardisasi [menggunakan post hole
drill yang disuplai oleh pabrik] dan prosedur bonding optimal., faktor konfigurasi
kavitas yang tinggi akan mengakibatkan pembentukan celah pada interfase semendentin ataupun pada interfase semen-pasak. Untuk mengurangi ketebalan semen
resin dalam ruang pasak ireguler, Dianjurkan dilakukannya relining pasak prasementasi menggunakan komposit flowable [pasak anatomis] untuk sementasi
pasak fiber guna meningkatkan kesesuaiannya dalam ruang pasak. Dengan latar
belakang tersebut, penggunaan teknik adhesif untuk sementasi pasak dan
preparasi ruang pasak minimal untuk mengurangi pembuangan jaringan keras
lebih banyak dipilih dalam praktek klinis. 6
Gambar 8. Penempatan parallel para-post dan composite resin core pada gigi
anterior
hasil
suatu
perawatan
endodontik.
Faktor-faktor
yang
prognosis
yang
lebih
buruk
dibandingkan
dengan
lesi
granulomatosa. Teori ini belum dapat dibuktikan karena secara radiografis belum
dapat dibedakan dengan jelas ke dua lesi ini dan pemeriksaan histologi kista
periapikal sulit dilakukan.
3. Keadaan periodontal
Kerusakan
jaringan
periodontal
merupakan
faktor
yang
dapat
1. Motivasi Penderita
Pasien yang merasa kurang penting memelihara kesehatan mulut dan
melalaikannya, mempunyai risiko perawatan yang buruk. Ketidaksenangan yang
mungkin timbul selama perawatan akan menyebabkan mereka memilih untuk
diekstraksi
2. Usia Penderita
Usia penderita tidak merupakan faktor yang berarti bagi kemungkinan
keberhasilan atau kegagalan perawatan saluran akar. Pasien yang lebih tua usianya
mengalami penyembuhan yang sama cepatnya dengan pasien yang muda. Tetapi
penting diketahui bahwa perawatan lebih sulit dilakukan pada orang tua karena
2. Teknik-teknik perawatan
Banyak teknik instrumentasi dan pengisian saluran akar yang tersedia
bagi dokter gigi, namun keuntungan klinis secara individual dari masing-masing
ukuran keberhasilan secara umum belum dapat ditetapkan. Suatu penelitian
menunjukan bahwa teknik yang menghasilkan penutupan apikal yang buruk, akan
menghasilkan prognosis yang buruk pula.
3. Perluasan preparasi atau pengisian saluran akar.
Belum ada penetapan panjang kerja dan tingkat pengisian saluran akar
yang ideal dan pasti. Tingkat yang disarankan ialah 0,5 mm, 1 mm atau 1-2 mm
lebih pendek dari akar radiografis dan disesuaikan dengan usia penderita. Tingkat
keberhasilan yang rendah biasanya berhubungan dengan pengisian yang berlebih,
mungkin disebabkan iritasi oleh bahan-bahan dan penutupan apikal yang buruk.
Dengan tetap melakukan pengisian saluran akar yang lebih pendek dari apeks
radiografis, akan mengurangi kemungkinan kerusakan jaringan periapikal yang
lebih jauh
II.7.4 Faktor Anatomi Gigi
Faktor anatomi gigi dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
suatu perawatan saluran akar dengan mempertimbangkan :
1. Bentuk saluran akar
terjadi ditahap akhir preparasi serta mendekati panjang kerja. Prognosis yang
lebih buruk jika saluran akar belum dibersihkan dan patahannya terjadi dekat
apeks atau diluar foramen apikalis pada tahap awal preparasi.
4. Fraktur akar vertikal
Fraktur akar vertikal dapat disebabkan oleh kekuatan kondensasi aplikasi
yang berlebihan pada waktu mengisi saluran akar atau pada waktu penempatan
pasak. Adanya fraktur akar vertikal memiliki prognosis yang buruk terhadap hasil
perawatan karena menyebabkan iritasi terhadap ligamen periodontal.