PROSES MENDIDIK

teori komunikasi pendidikan

dari diskursus informasi ke efek
pesan membentuk sikap dan
perilaku baru.

LIMA SASARAN

PINTAR AKADEMIK
PINTAR AGAMA
RAJIN BELAJAR
RAJIN IBADAH
AKHLAK KARIMAH

3 proses penting
Proses Atitudional (Pembentukan sikap)
Membentuk kognisi
Membentuk afeksi
Membentuk praxis (terkait goal defined)
Mensintesa beliefs (terkait goal defined)

Proses Behavioral (pembentukan perilaku)

Tendency aksi (faktor internal / beliefs)
Facility aksi (faktor extern)
Limitacy aksi (faktor extern)

Proses Budaya Kerja (pembudayaan)

PROSES ATITUDIONAL /
PEMBENTUKAN SIKAP
Diawali oleh Input Informasi
dari tim pendidik, tafsir,
hingga produk pembentukan
sikap baru
(teori komunikasi pendidikan)

Proses A-1
infor
masi

KOGNIS
I

sikap
baru
External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

behavioral

Proses A-2
infor
masi

KOGNIS
I

Konstruksi
pengetahu
an baru yg
berubah /
bertambah
External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

Konstruksi
perasaan
baru yg
berubah/b
ertambah)

Action tendency

behavioral

Konstruks
i sikap
baru

Proses A-3
infor
masi

POLA
Konsu
msi

interpretation

pengeta
huan
External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

perasaa
n

Action tendency
behavioral

Konstruks
i sikap
baru

Proses A-4
infor
masi

orienta
si
Need,
cost,
benefit

Konsu
msi /
usage

interpretation

pengeta
huan
External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

perasaa
n

Action tendency
behavioral

Konstruks
i sikap
baru

Proses A-5
infor
masi

orienta
si
Need,
cost,
benefit

Konsu
msi /
usage

interpretation

pengeta
huan
External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

Metakognisi
Learning
skill

perasaa
n

Konstruksi sikap baru

Action tendency
behavioral

Proses A-6
infor
masi

orienta
si
Need,
cost,
benefit

Metaco
gnition

Flanders
appr

Konsu
msi /
usage

interpretation

pengeta
huan
External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

Learnin
g skill

perasaa
n

Konstruksi sikap baru

Action tendency
behavioral

Socially constructed /
Sociollinguistic&
ethnographicapproach

Proses A-7
infor
masi

orienta
si
Need,
cost,
benefit

Metaco
gnition

Flanders
appr

Konsu
msi /
usage

interpretation
rationall
y
pengeta
huan

External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

Learnin
g skill

emotionall
y
perasaa
n

Action tendency
behavioral

Cara tafsir
terkonstru
ksi secara
sosial

Konstruks
i sikap
baru

Proses A-8
infor
masi

orienta
si
Need,
cost,
benefit

External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

Metaco
gnition

Flanders
appr

Learnin
g skill

Konsu
msi /
usage

interpretation
rationall
y

Com
pengeta
mon
huan
sens sai
praxis
e
n

emotionall
y
perasaa
n
Sentime
nt /
stigma /
love

Action tendency
behavioral

Cara tafsir
dikonstru
ksi secara
sosial

Konstruks
i sikap
baru

Proses A-9

Metaco
gnition

Flanders
appr

Inform
asi

orienta
si

primin
g

Need,
cost,
benefit

Framin
g

External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

Learnin
g skill

Konsu
msi /
usage

interpretation
rationall
y

Com
pengeta
mon
huan
sens sai
praxis
e n

emotionall
y
perasaa
n
Sentime
nt /
stigma /
love dll

Action tendency
behavioral

Cara tafsir
dikonstru
ksi secara
sosial

Konstruks
i sikap
baru

Proses A-10

Metaco
gnition

Flanders
appr

orienta
si

Inform
asi
primin
g
Framin
g

Need,
cost,
benefit

Learnin
g skill

Konsu
msi /
usage

interpretation
rationall
y

emotionall
y

Com
pengeta
mon
huan
sens
e sai praxis
n
External
limitation :
phisic,
economy,
political, and
socio

Cara tafsir
dikonstru
ksi secara
sosial

perasaa
n
efication
beliefs

Action tendency
behavioral

Konstruks
i sikap
baru

BELIEFS
Keyakinan untuk melakukan sesuatu
Karena benar secara rasional ilmiah
Karena benar secara pragmatik /
bermanfaat
Karena benar secara fisibilitas untuk
dilakukan
Karena benar secara emosi
(sentrik/sentimen/ stereotype-dll) dan
tidak ada disonansi kognisi terhadap
sumber informasi
Karena jelas steps / langkah praktisnya

SUB TEORI BELIEFS, KHUSUS

MUSLIM
MIROA
N
ceramah

Observasi
empiric

AINU
L

tafsir

ILMAL
AMAL
AMAL
TAKWA

reflektif

ILMAL
LADUNHU
Ajrun
barokah

YAKIN

Di mana letaknya Want, Ekspektasi,

aspirasi, cita-cita ?
Menurut perkembangan teori SIR yang menjadi
OSOR, dan menjadi OSIOR :
posisi Want, Ekspektasi, aspirasi dan cita-cita
akan berposisi sebagai efek moderasi ke tiga
dari faktor-faktor orientasi.
Efek moderasi pertama terhadap pemilihan
sumber informasi, Efekmoderasi kedua
terhadap respon dan efek moderasi ketiga
kepada goal defining yang akan diraih dalam
peta tools-kit / means-ends schemes antara
goal dan cara meraih yang diyakini (Beliefs).

KESIMPULAN 1
KALAU SUDAH BELIEF / YAKIN /
PERCAYA, MAKA ORANG PUNYA
KECENDERUNGAN BESAR UNTUK
MENGIMPLEMENTASI SEBUAH
PERILAKU.
TERLEBIH LAGI JIKA DITAMBAH
EFIKASI atau rasa percaya diri
mampu melakukan

TAPI INGAT..!!!!
TIDAK SEMUA KEYAKINAN KEMUDIAN
MUNCUL MENJADI PERILAKU

MENGAPA ?

PEMBENTUK PERILAKU TIDAK HANYA

ADA DALAM DIRI, TAPI JUGA
DIPENGARUHI OLEH FAKTOR EKSTERNAL

PEMBENTUK PERILAKU
FAKTOR INTERNAL (SIKAP YANG
YAKIN)
FAKTOR EKSTERNAL :
FASILITAS PSIKOLOGIS INSTITUSI
(Kanopi Budaya Relasi interaksi)
FASILITAS MATERIAL
LIMITASI / DINDING PEMBATAS

Fasilitas psikologi institusi

(cwm)
Mengarahkan Cara (Bias terencana) Deduksi
Santri terhadap norma, dan nilai asrama
Sub fasilitas psikologis TSRQ, Keteladanan,
kemampuan guru menjelaskan, dll
Sub Fasilitas Sosiologis : Agen-agen sosialisasi
formal dan tersembunyi di sekolah / lingk. Asrama

Info dunia islam -> altruistik -> sholat malam

-> mutu ruhiyah -> lebih memperkuat
syahadat -> mutu amal ubudiah dan
muamalah. (terjadi di ponpes HK)

PROSES BUDAYA KERJA

PROSES BUDAYA KERJA

BUDAYA :

Nilai, Norma,
Aturan,
Keyakinan,
Pengetahuan

Perilaku
Reguler /
Commited
Action
(perilaku
bekerja
rutin)

Living Culture & Working

Culture
Living Culture
Nilai, Norma, Aturan, Keyakinan dan
Pengetahuan yang hidup dalam dada
setiap pribadi anggota organisasi

Working Culture
Nilai, Norma, Aturan, Keyakinan dan
Pengetahuan yang di praktekan dalam
rutinitas sehari-hari

ADA DUA CULTURE

LIVING
CULTUR
E

WORKIN
G
CULTUR
E

DIANUT
INDIVID
U

DIANUT
ORGAN
ISASI

ADAKALANYA SAMA
LIVING
CULTUR
E

WORKIN
G
CULTUR
E

DIANUT
INDIVID
U

DIANUT
ORGAN
ISASI

ADAKALANYA TIDAK SAMA

LIVING
CULTUR
E

WORKIN
G
CULTUR
E

DIANUT
INDIVID
U

DI
ANUT
ORGAN
ISASI

ADAKALANYA
BERTENTANGAN
LIVING
CULTUR
E

WORKIN
G
CULTUR
E

DIANUT
INDIVID
U

DIANUT
ORGAN
ISASI

Culture Sinkron dan Culture Splits

Singkron : ketika Living = Working /
Praktis
Split : Ketika Living berbeda dengan
Praktis
Contoh : banyak orang NU / yang
bekerja secara Split Culture di
pemerintahan di masa pemerintahan
OrBa
Keyakinan budayanya adalah NU
Amalnya adalah amal Nilai yg
dipaksakan oleh rejim Orba

YG TERBAIK
Adalah jika Living dan Working
SINGKRON
APAKAH KULTUR LIVING DAN
WORKING DI YAYASAN / MADRASAH
SUDAH SINGKRON ?
Kultur yang berjalan / yang working ?
Kultur yang diinginkan oleh personil
Yayasan ?
Kultur yang diinginkan oleh para Guru ?

HASIL PENELITIAN
Kultur / budaya kerja di Kelas KBM
Menurut penilaian santri

Kultur / budaya kerja di Madrasah

dan Yayasan
Menurut penilaian Guru / karyawan

Kultur di Kelas KBM

Kultur yang berjalan menurut santri :
Guru sudah mengembangkan relasi
kekeluargaan / kepedulian yang baik
Hal ini menjadi absorber bagi banyak kendala
fektorial negatif yang menyerang siswa di kelas
(kebosanan, ketertiban, lelah, ngantuk dll),
sehingga siswa tetap senang belajar di kelas
TAPI : Alangkah baiknya jika fektorial negatif itu
bisa di hilangkan, agar Tenaga Kultur perilaku
guru mengembangkan kekeluargaan bisa lebih
kuat lagi ngebut di perjalanan mencetak
kecerdasan santri

Kultur di MA/Yayasan
Kultur Dominan yang berjalan menurut Guru:
Mengedepankan Hirarkisme jabatan / struktur formal
organisasi
Mengedepankan orientasi market / ekonomi

Kultur Dominan yang diharapkan menurut Guru :

Lebih mengedepankan kekeluargaan dalam arti
membina SDM, Kesetiaan, Kerja senasibse
penanggungan, dan Kegigihan
Dibarengi dengan Fastabikhul khairat berinovasi
kemampuan pribadi, IMPROVISASI KERJA (yang tidak
dibatasi hirarkis struktural dan peraturan teknis), dan
Inovasi-inovasi

LEADERSHIP
Yang Berjalan masih Mengedepankan
Market dan Hirarkis (kurang
transformasional, kurang
nyambangi ke lapangan)
(LIHAT LAPORAN PENELITIAN DOCX.)

Yang Diharapkan , mengedepankan

Kekeluargaan dan Adhoc / tim kerja
(LIHAT LAPORAN PENELITIAN DOCX)

GAYA MANAJEMEN
Yang Berjalan masih Mengedepankan
Market dan Hirarkis (kurang
transformasional, kurang
nyambangi ke lapangan)
(LIHAT LAPORAN PENELITIAN DOCX.)

Yang Diharapkan , mengedepankan

Kekeluargaan dan Adhoc / tim kerja
(LIHAT LAPORAN PENELITIAN DOCX)

EMPAT LAINNYA
PEREKAT ORGANISASI
(LIHAT LAPORAN PENELITIAN RESMI)

PENEKANAN STRATEGIS
(LIHAT LAPORAN PENELITIAN RESMI)

KRITERIA SUKSES
(LIHAT LAPORAN PENELITIAN RESMI)

PRINSIP PEMANFAATAN
HINDARI KEJADIAN SEPERTI SPEED
BOAT YANG PUNYA 4 MESIN, TAPI
SATU MESINNYA DIPASANG PADA
ARAH TERBALIK
HASILNYA HANYA SEPERTI PAKAI 2
MESIN PADAHAL BIAYA 4 MESIN

AKSI MENDIDIK

APA LANGKAH NYATA

MEMANFAATKAN PROSES-2 TADI ?

LANGKAH NYATA
Manajemen Membentuk Sikap Yakin
Manajemen
Manajemen
Manajemen
Manajemen

Figur
Keteladanan
Mutu Interaksi
Relasi Primer dan Kasual

Manajemen Agen Sosialisasi

Program Halaqoh
Program Kegiatan Bersama
Tim inti
Tim umum

Program Event penting / Hari Besar

Tim Inti
Tim Umum

Manajemen Pembudayaan