Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
24
Manuel DH Lugito
Departemen Oral Medicine
Fakultas Kedokteran Gigi Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Jakarta - Indonesia
Korespondensi (correspondence): Manuel D H Lugito, Departemen Oral Medicine, Fakultas Kedokteran Gigi Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Jl. Bintaro
Permai Raya 3 Jakarta 12330, Indonesia. E-mail: mdhlcc@yahoo.com
ABSTRACT
Background: Dental infection control and occupational safety in dental practices are needed to control infectious disease
transmission between patients, dentists, dental assistants, dental nurses, dental technicians, students and volunteers. Many
patients were infected with human immunodeficiency virus (HIV), hepatitis B virus (HBV) and others infectious disease without
being known by himself, therefore all patients be treated as potentially infectious. Purpose: In order to minimize and prevent of
iatrogenic, nosocomial infections or occupational exposures to blood and other potentially infectious material, Standard Precautions
for Dentistry must be obeyed. Review: The principles of standard precautions include handwashing, use protective barriers,
management of healthcare waste, correct handling and disposal of needles and sharps, effective cleaning, decontamination and
sterilisation of equipment, instruments and environment and use appropriate disinfectants. All dental health care workers are
also advised to have vaccination against HBV. Conclusion: The Dental health care provider must responsibly provide care to
patients without being infected or infecting patients.
Key words: Dental infection control, occupational safety, standard precautions
PENDAHULUAN
Dokter gigi sebagai tenaga kesehatan berperan
dalam pencegahan, penatalaksanaan dan perawatan
gigi mulut bagi masyarakat yang hidup dengan
berbagai penyakit. Dokter gigi dinilai tidak etis bila
tidak memberikan pelayanan bagi individu karena
semata-mata individu tersebut menderita AIDS atau
HIV, HBV, HCV seropositif. Penolakan ini juga dinilai
tidak logis semenjak pasien lain yang membawa
penyakit yang tidak terdeteksi telah menerima
perawatan di praktek atau klinik setiap hari.1 Resiko
pekerjaan seperti tertular penyakit menular HIV,
HBV, tuberculosis dan lain-lain, kurangnya kesadaran
tenaga kesehatan dan rendahnya mutu pelaksanaan
Lugito : Kontrol infeksi dan keselamatan kerja dalam praktek kedokteran gigi
Jurnal PDGI 62 (1) Hal. 24-30 2013
25
26
Lugito : Kontrol infeksi dan keselamatan kerja dalam praktek kedokteran gigi
Jurnal PDGI 62 (1) Hal. 24-30 2013
Suhu (0 C)
A.
134-138
Waktu Min
uman
Minuman
(menit)
3
B.
126-129
10
C.
121-124
15
Lugito : Kontrol infeksi dan keselamatan kerja dalam praktek kedokteran gigi
Jurnal PDGI 62 (1) Hal. 24-30 2013
27
Lugito : Kontrol infeksi dan keselamatan kerja dalam praktek kedokteran gigi
Jurnal PDGI 62 (1) Hal. 24-30 2013
28
Tabel 2. Metode sterilisasi instrument kedokteran gigi3
M ater
aterii
Instrumen tangan standar
Stainless steel
Carbon steel
Kaca mulut
Bur
Baja
Carbon steel
Tungsten-carbide
Stones
Diamond
Pemoles
Piringan dan roda pemoles
Karet
Garnet dan cuttle
Peralatan Rubber dam
Penjepit carbon/ carbide
Penjepit stainless steel
Punches
Kerangka logam
Sendok cetak
Aluminium, logam, krom
Sendok cetak TAF
Plastik tahan panas
Tang ortodonsi SS
Instrumen Endodontik
Reamer ,file, broaches,
Stainless metal handles
Plugger, condenser
Glass slab
Dappen dishes
Handpieces
Highspeed
Contra angle
Peralatan Radiograf
Plastic film holder
Ultrasonic scaling tips
Electrosurgical tips & handle
Nitrous Oxide(hose/nose piece)
Autocla
utoclavve Uap
Ov
en
Oven
Uap Kimia
Etilen Dioksida
1
3
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
3
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
2
1
1
2
1
2
4
3
3
3
3
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
3
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
3
3
2
1
1
1
1
2
4
1
4
4
2
4
2
4
4
1
1
1
2
1
1
1
Lugito : Kontrol infeksi dan keselamatan kerja dalam praktek kedokteran gigi
Jurnal PDGI 62 (1) Hal. 24-30 2013
PEMBAHASAN
Dokter gigi harus menerapkan standard
precautions terhadap setiap pasien dan kontrol
infeksi demi menjaga keselamatan kerja untuk
mencegah transmisi infeksi antara pasien, dokter
gigi, para staf dan lingkungan. Kementerian
Kesehatan RI pada tahun 2012 telah menerbitkan
standar pencegahan dan pengendalian infeksi
pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai
pedoman tenaga kesehatan dalam pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang benar.
Hal bertujuan untuk mendukung milenium
developmen goals (MDGs) ke-6 dan 7 dan tercapainya
target WHO 2020 dalam meningkatkan jumlah
pelayanan kesehatan yang kompeten untuk
mengenali dan mengurangi risiko transmisi penyakit
menular di lingkungan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.2
Tindakan kontrol infeksi harus berdasarkan
prosedur klinis yang akan dilakukan dan tidak
berdasarkan status penyakit infeksi pasien. Jenis APD
yang digunakan didasarkan atas antisipasi resiko
yang logis dan prosedur yang akan direncanakan.
Bila tidak terjadi kontaminasi aerosol/ percikan saat
perawatan, cukup dengan memakai sarung tangan
29
DAFTAR PUSTAKA
1. The Dental Council. Code of practice relating to
infection control in dentistry. 57 Merrion Square,
Dublin 2, 2005. p. 2-29. Available from: URL:http//
www.dentalcouncil.ie/files/Infection_Control.pdf.
Accessed May 20, 2010.
2. Sardjono B, Sudono, Sari DK, Farida E, Nurindah Rr,
Adisetyani Y, Putri A. Standar pencegahan dan
pengendalian infeksi pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di fasilitas pelayanan kesehatan. Kementerian
Kesehatan RI 2012.
3. James WL, Donald A. Dental management of the
medically compromised patient. 5th ed. St Louis:
Mosby; 1997. p. 617-23.
30
Lugito : Kontrol infeksi dan keselamatan kerja dalam praktek kedokteran gigi
Jurnal PDGI 62 (1) Hal. 24-30 2013