Sie sind auf Seite 1von 25

POSTEROANTERIOR CHEST X-RAY FOR THE

DIAGNOSIS OF PNEUMOTHORAX: METHODS,


USAGE, AND RESOLUTION

Rontgenthoraksposteroanterioruntukdiagnosispneumotoraks:metode,
penggunaan,danresolusi.
DeniseRosattoSilvaSandraJungblutSchuhPaulodeTarsoRothDalcin
UniversidadeFederaldoRioGrandedoSul,PurtoAlegre-RS,Brazil

Pembimbing : dr. Suginem Mudjiantoro Sp.Rad


Penyusun : Raditya Rezha Yanoura

Abstrak

Kebanyakan pneumotoraks di perlihatkan dengan


inspirasi maksimal dengan posisi erect posteroanterior
(PA) pada rontgen thoraks. Films dengan posisi
ekspirasi memiliki peran dalam klinikal management
pada pasien dengan
cadangan respirasi
minimal salah
Katakunci:
radiography,
computed
satunya pasien dengan suspek penumothoraks dan
tomography,
pneumothorax,
rontgen
tidak diperlihatkan oleh film dengan posisi inspirasi.
dadaPAposteroanterior.
Rotgen thoraks
digunakan untuk diagnosis
pneumothoraks spontan maupun nonspontan. Ketika
pemeriksaan radiologi digital digunakan kebanyakan
peneliti menggunakan resolusi 2.5-lp/mm dan resolusi
tersebut memuaskan untuk mendeteksi
pneumothoraks.

Pendahuluan

Pneumothoraks adalah suatu penyakit dimana terdapatnya


udara dari berbagai sumber di kavitas pleura. Diagnosis dini
dari pneumothoraks penting untuk mencegah penurunan
fungsi pernapasan dan kematian. Kebanyakan
pneumothoraks di gambarkan dengan posisi rontgen erect
PA.

Diagnosis radiografi pneumothoraks di pemeriksaan rontgen


PA dengan diidentifikasikannya garis pleura viseral terpisah
dari pleura parietal oleh ruang udara radiolusen. Pembuluh
pulmo mengikuti garis pleura viseral dan tidak terpisah.
Pada artikel ini kami mendiskusikan metode, penggunaan,
dan resolusi rontgen PA untuk diagnosis pneumothoraks.

Metode

Rontgen dada kebanyakan posisi PA, AP,


lateral.
Pada posisi PA sinar dari belakang dada dan
sinar keluar ke bagian anterior dada. Apabila
foto AP sinar berasal dari depan dada pasien
dan menuju ke belakang/posterior dada.
Posisi AP lebih sulit diinterpretasi dari pada
posisi PA, namun posisi AP terkadang
digunakan apabila kondisi pasien tidak dapat
bangun dari tempat tidur (film supine) sehingga
film supinasi disebut juga posisi AP.

Pada posisi AP terlihat perbedaan dari posisi jantung


dimana jantung jadi lebih membesar pada posisi AP.
Pada posisi AP pneumothoraks yang kecil posisinya
akan berpindah ke pleura anterior dan dapat
menghilang.
Pada posisi lateral akan didapatkan gambaran seperti
posisi PA. Pada posisi lateral pasien berdiri dengan
tangan kiri keatas dan bagian kiri dada menempel
dengan permukaan datar. Pada posisi lateral
dikarenakan kurangnya komposisi bayangan, maka
udara bebas dengan volume yang sedikit mudah terlihat
dengan posisi sejajar di dinding dada dengan sensitivitas
yang sama dengan CT

Jika terdapat diagnosis pneumothoraks yang


meragukan diperlukan posisi lateral decubitus
dengan posisi ekspirasi

pada posisi lateral decubitus karena kurangnya


komposisi bayangan sehingga volume sedikit udara
bebas bebas dapat terlihat di dinding paru. Penelitian
ini mengenai gabungan deteksi pneumothoraks
dalam posisi berdiri, lateral decubitus. Peneliti
menemukan gambaran radiologi pneumothoraks
lebih sering pada posisi ekspirasi standar, posisi
berdiri sambil ekspirasi, decubitus x-ray.

Ukuran pneumothoraks penting untuk


terapi pasien. British Thoracic Society
Metode yang tersering untuk mengukur ukuran
mengatakan
ukuran
penumothoraks
pneumothoraks
dengan
Rhea
metode metode<ini
2cm dikatakan
kecil,
> interpleura
2cm dikatakan
menggunakan
rata-rata
jarak
, dimana
diperoleh
3 linear
pengukuran.
Jarak
besar.dari
The
American
College
ofmaksimal
Chest
apeks
interpleura,
titik tengah dari paru atas, titik
Physician
mempertimbangkan
tengah dari paru bawah di posisi erect PA untuk
pneumothoraks kecil < 3 cm dari apeks
memperkirakan ukuran penumothoraks dalam persen
ke cupola
pneumothoraks
besar > 3
dengandan
menggunakan
normogram
cm dari apeks ke cupola. Gold standar
untuk mengukur pneumothoraks dengan
pengukuran CT volume.

Hampir semua penumothoraks didiagnosa


oleh rontgen dada,
CT scan lebih sensitif dibandingkan
penemuan pneumothoraks melalui rontgen
dengan 25-40% post biopsi pneumothoraks
ditemukan di CT scan bukan melalui rontgen.
Bagaimanapun CT scan tidak terlalu penting
kecuali jika ditemukan abnormalitas pada foto
polos yang memerlukan evaluasi lebih lanjut

CT scan mendeteksi pneumothoraks dimana


ia tidak terdeteksi melalui rontgen dada, hal
ini disebut dengan occult pneumothoraks.
Insiden occult pneumothoraks ditemukan
pada 5% pasien akibat trauma, tetapi 15%
ditemukan pada pasien yang melakukan CT.
CT scan menyediakan sensitivitas yang
lebih baik dibandingkan dengan rontgen
dada dalam mendiagnosa pasien dengan
pneumothoraks kecil dengan trauma.

Gambaran khas radiografi pada


pneumothoraks

Pada posisi pasien berdiri peningkatan udara di


kavum pleura dan terpisahnya paru dari dinding
thoraks diikuti dengan garis pleura viseral menjadi
terlihat opasitasnya lebih tipis diantara pembuluh
paru dan ruang pneumothoraks terlihat lebih
avaskular. Bayangan lengkung paru terproyeksi di
apeks paru yang memberikan gambaran garis
pleura viseral pada pneumothoraks termasuk garis
vaskular, pembuluh, perselubungan, scapula,
lapisan kulit dan dinding bula dan kavitas. Kista,
bulla, dan kavitas biasanya mempunya garis tepi di
bagian dalam yang lebih konkav ke dinding thoraks

Gambaran radiologi dari large tension


pneumothoraks terdiri dari pergeseran
mediastinum ke arah kontralateral,
pergeseran diafragma ke arah inferior,
hiperlusen dari hemithoraks, dan kolaps
paru ipsilateral

Pada posisi pasien supinasi, kavitas


terbesar berada di bagian anterior atau
anteromedial di basal dekat dengan
diafragma, dan udara bebas di pleura
banyak di tempat ini.
Jika ukuran pneumothoraks kecil atau
ukuran sedang, paru tidak terpisah dari
dinding dada lateral atau apeks, oleh
karena itu pneumothoraks tidak terlihat

Gambaran pneumothoraks pada pasien supinasi


terdiri dari
peningkatan lusensi hemithoraks yang terkena,
peningkatan ketajaman tepi mediastinum dan
diafragma; kedalaman, kadang berbentuk
seperti lidah, terlihat adanya sulcus
kostofrenikus anterior,
peningkatan ketajaman garis jantung, terlihatnya
tepi inferior paru yang kolaps yg terletak di atas
diafragma, tertekannya hemidiafragma
ipsilateral.

Penggunaan
Rontgen dada posisi PA

CT scan thoraks tidak menjadi indikasi


rutin pada pasien dengan PSP sejak
dikatakan tidak adanya korelasi antara
adanya blebs pada subpleura dengan
kejadian adanya rekurensi
pneumothoraks

Pada pasien dengan penetresi trauma


frekuensi occult pneumothoraks sekitar
17% dimana hal tersebut dapat
berkurang apabila menggunakan
rontgen thoraks secara berdiri.
Kebanyakan posisi rontgen erect
adalah anterior hingga supinasi untuk
mendeteksi pneumothoraks (sensitivitas
92% dan 50% masing-masing

Transthoracic sonografi (TS) telah


digunakan untuk mendiagnosa
pneumothoraks dan hidropneumothoraks.
Pada penelitian untuk mendeteksi
pneumothoraks setelah transthoracic
sonografi menjadi pedoman untuk biopsi
paru. TS efektif sebagai rontgen PA.
Bagaimanapun TS tidak dipertimbangkan
untuk mengukur besar pneumothoraks

Kanul vena sentral digunakan di berbagai ruang


perawatan di rumah sakit, seperti pada pasien dalam
kondisi kritis, untuk prosedur kemoterapi, hemodialisis,
atau untuk pemberian nutrisi parenteral total.
Komplikasi terjadi pada sekitar lebih dari 15% insersi
kateter vena sentral. Insiden pneumothoraks karena
pemasangan kateter vena sentral dilaporkan terjadi
sekitar 1,3% hingga 1,6%.
Pasca prosedur rontgen thoraks digunakan untuk
mendokumentasikan apakah penempatan kateter telah
dilakukan dengan benar atau tidak atau unuk
mendeteksi komplikasi seperti pneumothoraks.

Rontgen dada biasanya menjadi


permintaan rutin setelah bronkoskopi
dengan biopsi transbronkial untuk
mengeluarkan pneumothoraks yang
terjadi dalam 1-6% kasus

Resolusi

Pneumothoraks merupakan salah satu penyakit


yang sulit didiagnosa menggunakan radiografi
digital dengan resolusi rendah seperti 1,25 line
pairs per meter (lp/mm).
Gambar yang baik menggunakan resolusi 2,5
lp/mm
gambar yang kurang tajam dan menggunakan
resolusi yang kasar yaitu (1,25 lp/mm) untuk
mendiagnosis pneumothoraks.
Akhir-akhir ini kebanyakan peneliti
menggunakan resolusi 2,5 lp/mm

radiografi digital (2,048 x 2,048 x 12


bits) yang terlihat dengan resolusi tinggi
(2,560 x 2,048 x 12 bits) tampilan grey
scale,
terdapat perbedaan dalam mendeteksi
pneumothoraks hal itu dapat dilihat
dengan 2,048 x 2,048 x 12 bits

tampilan radiografi digital dengan resolusi


tinggi ( 4K x 5K) ditemukan abnormalitas
yang rendah dimana berisis frekuensi yang
tinggi dan rendahnya kontras seperti pada
pneumothoraks
Penelitian lain mengusulkan bahwa 2 K
mode (standar) mungkin lebih efisien untuk
mendiagnosis abnormalitas pada rontgen
thoraks dibandingkan dengan 4 K mode
(kualitas tinggi).

Untuk menguji kombinasi efek dari resolusi


gambar dan tampilan pencahayaan total
dari 529 foto rontgen thoraks PA
ditampilkan disebuah kotak dengan
pencahayaan bertingkat dan 3 resolusi
( 100 -m, 200- m, dan 400 m).
Dalam mendeteksi pneumothoraks
ditemukan resolusi yang bermakna (P<
0,05) yaitu pada resolusi < 400 m).

Pada penelitian retrospektive tampilan


gambar pada rontgen dada dengan
resolusi LCD 5 megapixel dengan 5
megapixel monitor CRT menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang signifikan
untuk mendeteksi pneumothoraks
meskipun dengan pencahayaan yang
kurang

Das könnte Ihnen auch gefallen