Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
biz
moralitas, mentalitas, intelektualitas
Skip to content
Beranda
ardra.biz
Produk
o Produk Spa Aroma Khas Bali Ratih, Produk Herbal
Ekonomi
o Data Harian Ekonomi-Live Chart Kurs Valas Dan Komoditi
o Ekonomi Akuntansi
o Ekonomi Internasional.
o Ekonomi Makro
Teori Inflasi
o Ekonomi Mikro
o Ekonomi Syariah
Sain-Teknologi
o Bio-Teknologi
o Ilmu Bio-Kimia
o Teknologi Mineral
Kesehatan
o Kesehatan Anak
Seni-Gaya Hidup
o Cara Membuat Seni Batik
o Galeri Ardra Gemilang
Pada umumnya alkohol digunakan sebagai senyawa pelarut, dan sebagai bahan minuman
beralkohol. Adapun Beberapa senyawa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
Metanol merupakan jenis alkohol yang banyak digunakan sebagai pelarut getah dan resin.
Alkohol dapat dibuat menjadi senyawa lain seperti senyawa ester. Digunakan untuk membuat
polimer jenis plastik, dengan merubah metanol menjadi metanal atau formaldehid.
Di industri, metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan formaldehid, sebagai cairan
antibeku, dan pelarut, seperti vernish. Pada kendaraan bermotor, metanol digunakan untuk bahan
bakar mobil formula.
Etanol merupakan jenis alkohol yang sudah dikenal dan digunakan sejak zaman dahulu, baik
sebagai pelarut obat-obatan (tingtur), kosmetikam maupun sebagi bahan minuman, seperti bir,
anggur, dan whiskey.
Etanol dapat dibuat melalui teknik fermentasi, yaitu proses perubahan senyawa golongan
polisakarida, seperti pati dihancurkan menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan
enzim (ragi).
Etanol merupakan jenis alkohol yang sering digunakan sebagai bahan bakar, untuk membuat
senyawa organik lain, dan dapat dikonversi menjadi etanal atau asetaldehid untuk digunakan
sebagi bahan pelarut.
Etilen Glikol merupakan jenis alkohol yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan antibeku pada
radiator mobil. Digunakan juga sebagai bahan baku industri serat sintetik seperti dacron. Alkohol
jenis ini banyak digunakan juga sebagai pelarut dan bahan pelunak atau pelembut.
Gliserol merupakan jenis alkohol yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pelembab pada
tembakau dan kembang gula. Etanol digunakan juga sebagai pelarut berbagai obat-obatan.
Digunakan juga untuk membuat nitrogliserin (gliserin trinitrat) yaitu bahan untuk peledak atau
dinamit.
Sifat fisik dan sifat kimia
Sifat Fisik alkohol
a. Alkohol monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4 ) berupa cairan tidak berwarna
dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
b. Kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang.
c. Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya.
d. Alkohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang tidak berwarna.
e. Alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan panas dalam
mulut.
Sifat Kimia Alkohol
Contoh :
c. Oksidasi alkohol tersier
Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran asam karboksilat, keton,
karbondiokaida dan air.
Contoh :
d. Reaksi dengan natrium
Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida. Hasil samping berupa
gas hidrogen.
Contoh :
e. Reaksi dengan asam halida
Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkil halida dan air.
Contoh :
f. Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk samping berupa air.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan
Contoh :
g. Dehidrasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air.
Contoh :
Etanol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Etanol
Nama IUPAC[sembunyikan]
Etanol
Nama lain[sembunyikan]
Etil alkohol; hidroksietana; alkohol; etil hidrat; alkohol
absolut
Identifikasi
Nomor CAS
PubChem
Nomor RTECS
SMILES
InChI
[64-17-5]
702
KQ6300000
CCO
1/C2H6O/c1-2-3/h3H,2H2,1H3
Sifat
Rumus molekul
Massa molar
C2H5OH
46,07 g/mol
Penampilan
Densitas
Titik lebur
Titik didih
Kelarutan dalam air
Keasaman (pKa)
Viskositas
Momen dipol
Klasifikasi EU
3
1
0
NFPA 704
Frasa-R
Frasa-S
Titik nyala
R11
S2 S7 S16
13 C (55.4 F)
Senyawa terkait
Senyawa terkait
metanol, propanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang
paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif
dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah
satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus
empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat
menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah
dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak
dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri seringkali dihasilkan
dari etilena.[1]
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk
konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan
obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan
untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai
bahan bakar.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Sifat-sifat fisika
3 Sifat-sifat kimia
o 3.1 Reaksi asam-basa
o 3.2 Halogenasi
o 3.3 Pembentukan ester
o 3.4 Dehidrasi
o 3.5 Oksidasi
o 3.6 Pembakaran
4 Pembuatan
o 4.1 Hidrasi etilena
o 4.2 Fermentasi
5 Sifat Medis
6 Penggunaan
7 Referensi
8 Bacaan lanjutan
9 Pranala luar
Sejarah
berkomplot dengan penghasil minuman alkohol ilegal, dan bahan bakar etanol kemudian
ditinggalkan penggunaannya sampai dengan akhir abad ke-20.
Sifat-sifat fisika
Sifat-sifat termofisika dari campuran antara etanol dengan air dan dodekana
Celah ketercampuran
(miscibility gap) pada
campuran dodekana dan
etanol]]
Kesetimbangan uap-cair
campuran etanol dengan air
(termasuk pula azeotrop)
Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Ia terbakar
tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada cahaya
biasa.
Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya
rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga
membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa
molekul yang sama.
Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya, meliputi asam
asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol,
nitrometana, piridina, dan toluena.[7][8] Ia juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang ringan,
seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana
dan tetrakloroetilena.[8]
Campuran etanol-air memiliki volume yang lebih kecil daripada jumlah kedua cairan tersebut
secara terpisah. Campuran etanal dan air dengan volume yang sama akan menghasilkan
campuran yang volumenya hanya 1,92 kali jumlah volume awal.[7][9] Pencampuran etanol dan air
bersifat eksotermik dengan energi sekitar 777 J/mol dibebaskan pada 298 K[10].
Campuran etanol dan air akan membentuk azeotrop dengan perbandingkan kira-kira 89 mol%
etanol dan 11 mol% air[11]. Perbandingan ini juga dapat dinyatakan sebagai 96% volume etanol
dan 4% volume air pada tekanan normal dan T = 351 K. Komposisi azeotropik ini sangat
tergantung pada suhu dan tekanan. Ia akan menghilang pada temperatur di bawah 303 K[12].
mudah menyala. Campuran yang kurang dari 50% etanol juga dapat menyala apabila larutan
tersebut dipanaskan terlebih dahulu.
Indeks refraksi etanol adalah 1,36242 (pada =589,3 nm dan 18,35 C).[7]
Sifat-sifat kimia
Untuk detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat Alkohol.
Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang berikatan dengan gugus
hidroksil paling tidak memiliki dua hidrogen atom yang terikat dengannya juga. Reaksi kimia
yang dijalankan oleh etanol kebanyakan berkutat pada gugus hidroksilnya.
Reaksi asam-basa
Gugus hidroksil etanol membuat molekul ini sedikit basa. Ia hampir netral dalam air, dengan pH
100% etanol adalah 7,33, berbanding dengan pH air murni yang sebesar 7,00. Etanol dapat
diubah menjadi konjugat basanya, ion etoksida (CH3CH2O), dengan mereaksikannya dengan
logam alkali seperti natrium:
2CH3CH2OH + 2Na 2CH3CH2ONa + H2
ataupun dengan basa kuat seperti natrium hidrida:
CH3CH2OH + NaH CH3CH2ONa + H2.
Reaksi seperti ini tidak dapat dilakukan dalam larutan akuatik, karena air lebih asam daripada
etanol, sehingga pembentukan hidroksida lebih difavoritkan daripada pembentuk etoksida.
Halogenasi
Etanol bereaksi dengan hidrogen halida dan menghasilkan etil halida seperti etil klorida dan etil
bromida:
CH3CH2OH + HCl CH3CH2Cl + H2O
Reaksi dengan HCl memerlukan katalis seperti seng klorida.[14] Hidrogen klorida dengan
keberadaan seng klorida dikenal sebagai reagen Lucas.[14][15]
CH3CH2OH + HBr CH3CH2Br + H2O
Reaksi dengan HBr memerlukan proses refluks dengan katalis asam sulfat.[14]
Etil halida juga dapat dihasilkan dengan mereaksikan alkohol dengan agen halogenasi yang
khusus, seperti tionil klorida untuk pembuatan etil klorida, ataupun fosforus tribromida untuk
pembuatan etil bromida.[14][15]
CH3CH2OH + SOCl2 CH3CH2Cl + SO2 + HCl
Pembentukan ester
Kondisi di bawah katalis asam, etanol bereaksi dengan asam karboksilat dan menghasilkan
senyawa etil eter dan air:
RCOOH + HOCH2CH3 RCOOCH2CH3 + H2O.
Agar reaksi ini menghasilkan rendemen yang cukup tinggi, air perlu dipisahkan dari campuran
reaksi seketika ia terbentuk.
Etanol juga dapat membentuk senyawa ester dengan asam anorganik. Dietil sulfat dan trietil
fosfat dihasilkan dengan mereaksikan etanol dengan asam sulfat dan asam fosfat. Senyawa yang
dihasilkan oleh reaksi ini sangat berguna sebagai agen etilasi dalam sintesis organik.
Dehidrasi
Asam kuat yang sangat higroskopis seperti asam sulfat akan menyebabkan dehidrasi etanol dan
menghasilkan etilena maupun dietil eter:
2 CH3CH2OH CH3CH2OCH2CH3 + H2O (pada 120'C)
CH3CH2OH H2C=CH2 + H2O (pada 180'C)
Oksidasi
Etanol dapat dioksidasi menjadi asetaldehida, yang kemudian dapat dioksidasi lebih lanjut
menjadi asam asetat. Dalam tubuh manusia, reaksi oksidasi ini dikatalisis oleh enzim tubuh. Pada
laboratorium, larutan akuatik oksidator seperti asam kromat ataupun kalium permanganat
digunakan untuk mengoksidasi etanol menjadi asam asetat. Proses ini akan sangat sulit
menghasilkan asetaldehida oleh karena terjadinya overoksidasi. Etanol dapat dioksidasi menjadi
asetaldehida tanpa oksidasi lebih lanjut menjadi asam asetat menggunakan piridinium kloro
kromat (Pyridinium chloro chromate, PCC).[14]
C2H5OH + 2[O] CH3COOH + H2O
Produk oksidasi etanol, asam asetat, digunakan sebagai nutrien oleh tubuh manusia sebagai
asetil-koA.
Pembakaran
Pembakaran etanol akan menghasilkan karbon dioksida dan air:
Pembuatan
94% etanol terdenaturasi dalam sebuah botol untuk kegunaan rumah tangga
Etanol dapat diproduksi secara petrokimia melalui hidrasi etilena ataupun secara biologis
melalaui fermentasi gula dengan ragi.[17]
Hidrasi etilena
Etanol yang digunakan untuk kebutuhan industri sering kali dibuat dari senyawa petrokimia,
utamanya adalah melalui hidrasi etilena:
C2H4(g) + H2O(g) CH3CH2OH(l).
Katalisa yang digunakan umumnya adalah asam fosfat[18]. Katalis ini digunakan pertama kali
untuk produksi skala besar etanol oleh Shell Oil Company pada tahun 1947.[19] Reaksi ini
dijalankan dengan tekanan uap berlebih pada suhu 300 C.
Proses lama yang pernah digunakan pada tahun 1930 oleh Union Carbide[20] adalah dengan
menghidrasi etilena secara tidak langsung dengan mereaksikannya dengan asam sulfat pekat
untuk mendapatkan etil sulfat. Etil sulfat kemudian dihidrolisis dan menghasilkan etanol:[14]
C2H4 + H2SO4 CH3CH2SO4H
CH3CH2SO4H + H2O CH3CH2OH + H2SO4
Fermentasi
Etanol untuk kegunaan konsumsi manusia (seperti minuman beralkohol) dan kegunaan bahan
bakar diproduksi dengan cara fermentasi. Spesies ragi tertentu (misalnya Saccharomyces
cerevisiae) mencerna gula dan menghasilkan etanol dan karbon dioksida:
C6H12O6 2 CH3CH2OH + 2 CO2.
Proses membiakkan ragi untuk mendapatkan alkohol disebut sebagai fermentasi. Konsentrasi
etanol yang tinggi akan beracun bagi ragi. Pada jenis ragi yang paling toleran terhadap etanol,
ragi tersebut hanya dapat bertahan pada lingkungan 15% etanol berdasarkan volume.[21]
Untuk menghasilkan etanol dari bahan-bahan pati, misalnya serealia, pati tersebut haruslah
diubah terlebih dahulu menjadi gula. Dalam pembuatan bir, ini dapat dilakukan dengan
merendam biji gandum dalam air dan membiarkannya berkecambah. Biji gandum yang beru
berkecambah tersebut akan menghasilkan enzim amilase. Biji kecambah gandum ditumbuk, dan
amilase yang ada akan mengubah pati menjadi gula.
Untuk etanol bahan bakar, hidrolisis pati menjadi glukosa dapat dilakukan dengan lebih cepat
menggunakan asam sulfat encer, menambahkan fungi penghasil amilase, atapun kombinasi dua
cara tersebut.[22]
Sifat Medis
Etanol telah banyak dibukti menyebabkan kelainan pada metabolisme lipoprotein, sintesis
kolesterol dan penurunan sintesis asam empedu, asam kolat, fosfolipid, serta penurunan aktivitas
enzim 12 alpha-hydroxylase.[23]
Penggunaan
Pelarut
ALKOHOL
Alkohol
1. Rumus Umum
Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana yang satu atom Hnya
diganti dengan gugus OH (hidroksil). Sehingga seperti terlihat pada tabel 4.1 rumus umum
senyawa alkohol adalah ROH dimana R adalah gugus alkil. Untuk itu rumus umum
golongan senyawa alkohol juga dapat ditulis CnH2n+1 OH
Sifat Sifat Alkohol
Secara umum senyawa alkohol mempunyai beberapat sifat, sebagai berikut :
Mudah terbakar
Rumus Keton
CnH2nO
Sifat fisik
keton hampir sama dengan aldehid. Aseton mempunyai
bau yang enak, dan merupakan satu-satunya keton yang sangat larut
dalam air. Homolog yang lebih tinggi merupakan cairan tak berwarna dan
kurang larut dalam air, dan tidak seperti aldehid, mempunyai bau yang
lembut.
Benzena, juga dikenal dengan nama C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik
yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis.
Benzena adalah sejenis karsinogen. Benzena adalah salah satu komponen dalam bensin dan
merupakan pelarut yang penting dalam dunia industri. Benzena juga adalah bahan dasar dalam
produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah
kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang
terdapat dalam minyak bumi.
benzena mempunyai rumus molekul C6H6
SIFAT BENZENA
Sifat Fisik:
Mudah menguap
Densitas : 0,88
Sifat Kimia:
Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang sama dengan aspirin tetapi lebih aman
bagi lambung. Hampir semua obat yang beredar dipasaran menggunakan zat aktif
parasetamol. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan
ginjal dan hati.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Siti%20Latifah
%20A_054413/BenZena.Com/9_kegunaan.htm
buku : Unggulan Sudarmo, Penerbit : PT Phibeta Aneka Gama Tanun: 2006
ALKOHOL
Alkohol merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsional OH yang terikat pada rantai
karbon alifatik. Dalam molekul alkohol, gugus fungsi OH berikatans ecara kovalen dengan
atom karbon.
Alkohol yang memiliki satu gugus OH disebut dengan monoalkohol, sedangkan yang memiliki
lebih dari satu gugus OH disebut dengan polialkohol. Alkohol merupakan monoalkohol turunan
alkana. Rumus umum dari alkohol adalah CnH2n+1OH atau ditulis R-OH, satu atom H dari
alkana diganti oleh gugus OH.
Sifat-Sifat Senyawa Alkohol
Alkohol merupakan zat yang memiliki titik didih relatif tinggi dibandingkan dengan senyawa
hidrokarbon yang jumlah atom karbonnya sama. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya
antarmolekul dan adanya ikatan hidrogen antarmolekul alkohol akibat gugus hidroksil yang
polar.
Sifat fisika suatu senyawa yaitu sifat yang dimiliki oleh senyawa dimana ketika senyawa tersebut
mengalami perubahan tidak dibarengi dengan perubahan unsur-unsur penyusun dari senyawa
tersebut.
1. Alkohol memiliki sifat yang mudah terbakar
2. Alkohol memiliki sifat yang mudah tercampur, terlarut dengan air, kelarutan ini disebabkan
oeh adanya kemiripan struktur antara alkohol dan air.
3. Alkohol dengan jumlah atom karbon sebanyak satu sampai empat berupa gas atau cair.
Alkohol dengan julah atom lima sampai sembilan berupa cairan kental seperti minyak,
sedangkan yang memiliki atom sepuluh atau lebih berupa zat padat.
4. Alkoho bersifat heteropolar. Memiliki sifat polar dari gugus OH dan non polar dari gugus
alkil. Sifat polar nya tergantung dari panjang rantai alkilnya. Semakin panjang rantai alkilnya,
maka sifat kepolarannya berkurang. Hal ini menyebabkan berkurangnya sifat kelarutannya.
Alkoho dengan suku rendah seperti metanol dan etanol lebih mudah larut dalam pelarut-pelarut
yang polar seperti air.
5. Titik didih alkohol lebih tinggi darpada titik didih alkana. Hal ini disebabkan oeh gugus
fungsi OH yang sangat polar, sehingga gaya tarik menarik antar molekul alkohol menjadi
sangat kuat.
Sifat kimia yaitu sifat yang dalam perubahannya melibatkan reaksi-reaksi kimia atau perubahan
dari struktur unsur-unsur penyusunnya.
1. Dehidrasi Alkohol
Dehidrasi yaitu suatu peristiwa reaksi yang melibatkan terlepasnya ion H+ dan OH- (pelepasan
air). Ketika campuran suatu senyawa alkohol dengan senyawa lain dipanaskan hingga suhunya
mencapai 180oC, maka gugus hidroksil akan terlepas dan atom hidrogen terluarnya akan terlepas
dan membentuk H2O.
2. Oksidasi alkohol
Oksidasi alkohol akan menghasilkan senyawa yang berbeda, tergantung jenis alkoholnya.
3. Reaksi alkohol dengan logam Na atau K
Alkohol kering (tidak mengandung air) dapat bereaksi dengan logam Na dan K tetapi tidak
sereaktif air dengan logam Na ataupun K. atom H gugus OH digantikan dengan logam tersebut
sehingga terbentuk Na-alkoholat.
4. Esterifikasi
Alkohol dengan asam alkanoat dapat membentuk ester. Reaksi ini disebut dengan reaksi
esterifikasi.
Kegunaan alkohol
Pada umumnya alkohol digunakan sebagai senyawa pelarut dan sebagai bahan minuman
beralkohol. Adapun beberapa senyawa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah :
1. Metanol
Metanol merupakan jenis alkoho yang banyal digunakan sebagai pelarut getah dan resin. Alkohol
dapat dibuat menjadi senyawa lain seperti senyawa ester. Digunakan untuk membuat polimer
jenis plastik dengan merubah metano menjadi metanal atau formaldehid.
Di industri, metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan formaldehid sebagai cairan anti
beku dan pelarut seperti vernish. Pada kendaraan bermotor, metano digunakan untuk bahan bakar
mobil formula.
2. Etanol
Etanol merupakan jenis alkohol yang sudah dikenal dan digunakan sejak zaman dahulu, baik
sebagai pelarut obat-obatan (tingtur), kosmetikan maupun sebagai bahan minuman seperti bir,
anggur dan whiskey.
Etanol dapat dibuat melalui teknik fermentasi, yaitu proses perubahan senyawa goongan
polisakarida, seperti pati dihancurkan menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan
enzim (ragi). Etano merupakan jenis alkohol yang sering digunakan sebagai bahan bakar, untuk
membuat senyawa organik lain, dan dapat dikonversi menjadi etanal atau asetaldehid untuk
digunakan sebagai bahan pelarut.
3. Etilen Glikol
Etilen gliko merupakan jenis alkohol yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan antibeku pada
radiator mobil. Digunakan juga sebagai bahan baku industri serat sintetik seperti dacron. Alkoho
jenis ini banyak digunakan juga sebagai pelarut dan bahan pelunak atau pelembut.
4. Gliserol
Gliserol merupakan jenis alkohol yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pelembab pada
tembakau dan kembang gula. Etanol digunakan juga sebagai pelarut berbagai obat-obatan.
Digunakan juga untuk membuat nitrogliserin (gliserin trinitrat) yaitu bahan untuk peledak
dinamit.
Permasalahan : pada artikel diatas, salah satu dari sifat fisika alkohol yaitu mudah terbakar.
Mengapa senyawa alkohol mudah terbakar ?
Diposkan oleh Icha Marissa di 05.08
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
ALKOHOL
Kebanyakan dari kita menganggap bahwa alkohol adalah zat yang haram dan
digunakan dalam beberapa jenis minuman keras. Ada juga yang beranggapan bahwa
alkohol dapat merusak sistem metabolisme tubuh. Hum, gimana yaaa dibilang iya
tp salah, dibilang tidak tp juga ada benarnya. Yang jelas, tidak semua alkohol itu
membahayakan. Sama halnya dengan manusia. Tidak semua manusia itu jahat, banyak
juga manusia yang baik. Alkohol itu banyak jenisnya. Namun pada pertemuan ini,,
saya ingin membahas sifat fisik dan sifat kimianya dulu, gimana setuju?? Hhehe
Nah langsung saja yaa, ini dia taraaaaaaaaaaaa:
A. Sifat fisik:
Sifat fisik suatu senyawa yaitu sifat yang dimiliki oleh senyawa. Dimana, ketika
senyawa tersebut mengalami perubahan, tidak dibarengi dengan perubahan unsurunsur penyusun dari senyawa tersebut.
1. Titik didih
Pada umumnya, titik didih alkohol tinggi. Hal ini disebabkan oleh gaya tarik
antar molekulnya yang kuat (gaya van der waals). Titik didih adalah jumlah energi
yang diperlukan untuk memisahkan suatu molekul cair dari molekul terdekatnya. j ika
molekul terdekatnya melekat pada molekul tersebut sebagai ikatan hidrogen,
dibutuhkan energi yang cukup besar untuk memisahkan ikatan tersebut.
Bagaimana cara mengetahui tinggi tidaknya titik didih suatu alkohol tanpa
menggunakan suatu alat tertentu? Hhehe tenang saja, kita dapat mengetahui titik
didih suatu alkohol lewat massa molekul relatifnya. Semakin besar massa molekul
suatu alkohol, maka semakin tinggi pula kenaikan titik didihnya.
Tapi bagaimana jika pada 2 jenis alkohol yang berbeda memiliki massa molekul
yang sama? Kita juga dapat mengetahuinya lewat struktur masing-masing alkohol itu
sendiri. Jika pada strukturnya tidak memiliki cabang, maka titik didihnya lebih
tinggi dibandingkan dengan struktur alkohol yang memiliki cabang. Jadi, menentukan
kenaikan titik didih pada alkohol dapat ditentukan menggunakan konsep massa
molekul relatif dan struktur senyawa alkohol itu sendiri. Sampai disini ada yang
masih belum paham??? Kalau sudah kita lanjut.!
2. Kelarutan
Bicara masalah kelarutan, tentu kita akan teringat dengan suatu prinsip. Yang
polar akan melarutkan yang polar dan yang nonpolar akan melarutkan nonpolar lain.
Ibarat begini, jika kamu merasa ngantuk tentu kamu akan tidur dan jika kamu
bahagia tentu kamu akan gembira. Hal ini menunjukan hubungan antara yang kita
rasakan dan yang akan kita lakukan. Kan gak lucu kalau kita lapar terus kita malah
gembira. Hhehe
Mengenai prinsip tadi, semua alkohol bersifat polar. Jika kelarutan yang
dimaksud adalah kelarutan dalam air, maka maka kelarutan alkohol itu sendiri
berbeda-beda. Tidak semua alkohol itu larut dalam air. Mengapa???
Karena, kelarutan ini melibatkan ikatan antar alkohol dan air. Ingat bahwa
semakin rendah massa molekul relatifnya, maka semakin rendah juga titik didihnya
yang menyebabkan alkohol semakin mudah larut. Semakin besar massa molekul
relatifnya, maka gaya tarik-menarik (van der waals) antar molekul alkohol akan
semakin efektif atau besar. Sehingg tidak mudah bagi molekul air untuk melepaskan
gaya van der waals molekul alkohol tersebut. Sehingga, alkohol tidak mudah untuk
larut dalam air. Jadi, tidak semua jenis alkohol dapat larut dalam pelarut air
meskipun semua alkohol adalah polar.
B. Sifat Kimia
Sifat kimia yaitu sifat yang dalam perubahannya, melibatkan reaksi-reaksi kimia
atau
1. Dehidrasi Alkohol
Dehidrasi yaitu suatu peristiwa reaksi yang melibatkan terlepasnya ion H + dan
OH- (pelepasan air). Ketika campuran suatu senyawa alkohol dengan senyawa lain
dipanaskan hingga suhunya mencapai 180oC, maka gugus hidroksil akan terlepas dan
atom hidrogen terluarnya akan terlepas dan membentuk H 2O.
2. Oksidasi alkohol
Oksidasi alkohol akan menghasilkan senyawa yang berbeda, tergantung jenis alkoholnya.
3. Reaksi alkohol dengan logam Na atau K
Alkohol kering (tidak mengandung air) dapat bereaksi dengan logam Na dan K tetapi
tidak sereaktif air dengan logam Na ataupun K. atom H gugus OH digantikan dengan
logam tersebut sehingga terbentuk Na-alkoholat.
4. Esterifikasi
Alkohol dengan asam alkanoat dapat membentuk ester. Reaksi ini disebut dengan reaksi
esterifikasi.
Alkohol
Model bola dan stik dari gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang
untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang
digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun
yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada
atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Daftar isi
1 Struktur
o 1.1 Rumus kimia umum
2 Penggunaan
o 2.1 Pengawet
o 2.2 Otomotif
4 Keasaman
5 Produksi
6 Sintesis laboratorium
o 6.1 Substitusi
o 6.2 Reduksi
7 Aplikasi
o 7.1 Minuman beralkohol
o 7.2 Antibeku
o 7.3 Antiseptik
o 7.4 Bahan bakar
o 7.5 Pelarut
9 Sifat racun
10 Referensi
Struktur
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada
tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah
karbon yang terikat pada karbon C-OH. Alkohol primer paling sederhana adalah metanol.
Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah 2-propanol, dan alkohol tersier paling sederhana
adalah 2-metil-2-propanol.
Penggunaan
Pengawet
Alkohol juga dapat digunakan sebagai pengawet untuk hewan koleksi (yang ukurannya kecil).
Otomotif
Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Etanol dan metanol dapat dibuat untuk
membakar lebih bersih dibanding bensin atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antibeku
pada radiator. Untuk menambah penampilan mesin pembakaran dalam, metanol dapat disuntikan
kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara
kedalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier,
tergantung dari berapa banyak atom karbon lain yang berikatan dengan atom karbon yang juga
mengikat gugus hidroksil. Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH2OH; alkohol sekunder
rumus umumnya RR'CHOH; dan alkohol tersier rumus umumnya RR'R"COH, dimana R, R', dan
R" melambangkan gugus alkil. Etanol dan n-propil alkohol adalah contoh alkohol primer;
isopropil alkohol adalah contoh alkohol sekunder. Penggunaan awalan sek- (atau s-) dan tert(atau t-), biasanya ditulis dalam huruf miring, dapat digunakan sebelum nama gugus alkil untuk
membedakan alkohol sekunder dan alkohol tersier dari alkohol primer. Contohnya, isopropil
alkohol juga dapat disebut sek-propil alkohol, dan alkohol tersier (CH3)3COH, atau 2-metil-2propanol juga dapat disebut dengan tert-butil alkohol atau tert-butanol.
Nama umum/trivial/perdagangan
Rumus kimia
CH3OH
C2H5OH
C3H7OH
C5H11OH
C16H33OH
C2H4(OH)2
C3H5(OH)3
C4H6(OH)4
C5H7(OH)5
C6H8(OH)6
C7H9(OH)7
C3H5OH
C10H17OH
C3H3OH
C6H6(OH)6
C10H19OH
Nama IUPAC
Alkohol monohidrik
Metanol
Etanol
Isopropil alkohol
Pentanol
1-Heksadekanol
Alkohol polihidrik
1,2-etadienol
1,2,3-propatrienol
1,2,3,4-butatetraenol
1,2,3,4,5-pentapentanol
1,2,3,4,5,6-heksaheksanol
1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol
Alkohol alifatik tidak tersaturasi
Prop-2-ene-1-ol
3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol
Prop-2-in-1-ol
Alkohol alisiklik
Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol
2 - (2-propyl)-5-methyl-cyclohexane-1-ol
Nama umum
Alkohol kayu
Alkohol gandum
Alkohol gosok
Amil alkohol
Cetil alkohol
Etilen glikol
Gliserol
Eritritol
Xylitol
Mannitol, Sorbitol
Volemitol
Alil alkohol
Geraniol
Propargil alkohol
Inositol
Mentol
Keasaman
Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen
pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila di dekat Karbon
Hidroksi terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat.
Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun.
Produksi
Dengan fermentasi menggunakan glukosa yang diproduksi dari gula dari hidrolisis
amilum. Fermentasi alkohol ini dibantu dengan khamir dan suhu dibawah 37 C. Selain
fermentasi glukosa, proses pembuatan alkohol juga dapat dibuat dengan mengkonversi
aukrosa dengan enzim invertase menjadi glukosa dan fruktosa, setelah itu glukosa
dikonversi lagi menjadi etanol dengan enzim zymase.
Dengan hidrasi langsung menggunakan etilena (Hidrasi etilena)[3] atau alkana lain dari
proses cracking dari minyak bumi yang didistilasi.
Sintesis laboratorium
Ada beberapa metode yang ada untuk mensintesis alkohol di laboratorium.
Substitusi
Alkil halida primer bereaksi dengan NaOH atau KOH akan menghasilkan alkohol primer.
Reagen Grignard bereaksi dengan gugus karbonil akan menghasilkan alkohol sekunder dan
alkohol tersier. Reaksi lainnya adalah reaksi Barbier dan reaksi Nozaki-Hiyama.
Reduksi
Aldehida atau keton dapat direduksi dengan natrium borohidrida atau litium aluminium hidrida.
Reduksi lainnya oleh aluminiumisopropilat adalah reduksi Meerwein-Ponndorf-Verley.
Hidrogenasi asimetris Noyori adalah reduksi asimetris -keto-ester.
Aplikasi
Total konsumsi per kapita alkohol yang tercatat, dalam liter alkohol murni[4]
Alkohol memiliki berbagai macam penggunaan di seluruh dunia. Alkohol digunakan untuk
minuman beralkohol, bahan bakar, dan kegunaan sains, kedokteran, dan industri.
Minuman beralkohol
Minuman beralkohol biasanya mengandung etanol 5% sampai 40% volume, telah diproduksi dan
dikonsumsi sejak zaman pra-sejarah.
Antibeku
Campuran 50% v (berdasarkan volume) etilen glikol dalam air pada umumnya digunakan untuk
antibeku.
Antiseptik
Etanol dapat digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan kulit sebelum disuntik,
terkadang bersama dengan iodin. Sabun berbasis etanol banyak digunakan di restoran dan tidak
membutuhkan pengering karena amat mudah menguap. Gel berbasis alkohol juga umum
digunakan sebagai hand sanitizer.
Bahan bakar
Beberapa senyawa alkohol, seperti etanol dan metanol, digunakan sebagai bahan bakar.
Pelarut
Gugus hidroksil (-OH), yang terdapat pada alkohol, bersifat polar dan hidrofilik tapi rantai
karbonnya bersifat non-polar sehingga hidrofobik. Molekulnya secara umum menjadi nonpolar
dan semakin tak larut dalam air ketika rantai karbonnya menjadi semakin panjang.[5]
Alkohol dipakai di industri sebagai pelarut atau reagen. Etanol digunakan sebagai pelarut pada
obat-obatan, dan parfum karena sifatnya yang relatif tak beracun dan dapat larut pada substansi
non polar.
H H
| |
H-C-C-O-H
| |
H H
etanol
Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol dapat
dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah
dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang
digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia.
Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik
(beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan
bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai
spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah
penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi.
denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal
dengan nama spirtus.
Sifat racun
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Efek mengkonsumsi alkohol jangka pendek dan Efek
mengkonsumsi alkohol jangka panjang
Beberapa efek dari konsumsi etanol jangka panjang. Sebagai tambahan, untuk wanita hamil akan
menyebabkan sindrom alkohol fetal.
Etanol pada minuman beralkohol telah dikonsumsi manusia sejak zaman prasejarah dengan
berbagai tujuan kegunaan yang berbeda-beda. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar akan
menyebabkan seseorang teler atau mabuk. Jika minuman beralkohol dikonsumsi terus-menerus
dalam jumlah berlebihan, maka dapat menyebabkan kegagalan pernapasan akut dan kematian.
Karena etanol dapat menghilangkan kesadaran, manusia yang mengkonsumsinya dapat
melakukan perbuatan buruk yang tidak disadari.[6]
engertian Alkohol, Sifat, Kegunaan, Isomer, Dampak, Bahaya, Pembuatan, Sintesis, Identifikasi,
Kimia - Alkohol dan eter adalah senyawa karbon yang mengandung atom oksigen berikatan
tunggal. Kedudukan atom oksigen di dalam alkohol dan eter serupa dengan kedudukan atom
oksigen dalam molekul air. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur alkohol sama dengan
struktur air. Satu atom H pada air merupakan residu hidrokarbon (gugus alkil) pada alkohol.
Struktur eter dikatakan sama dengan struktur air. Kedua atom H pada air merupakan gugus alkil
pada eter.
Berdasarkan posisi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil dalam senyawa alkohol maka
alkohol (R-OH) dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
a. Alkohol primer (1) adalah suatu alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom
karbon primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom karbon lain.
b. Alkohol sekunder (2) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom karbon
sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom karbon yang mengikat dua atom karbon lain.
c. Alkohol tersier (3) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom karbon
tersier. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang mengikat tiga atom karbon lain.
Ada dua cara penataan nama alkohol, yaitu cara trivial dan cara IUPAC. Pada cara trivial,
alkohol disebut alkil alkohol sehingga dalam pemberian nama alkohol selalu diawali dengan
nama alkil diikuti kata alkohol. Pada cara IUPAC, nama alkohol diturunkan dari nama alkana,
dengan akhiran a diganti oleh ol. Contohnya:
CH3CH2OH
Trivial: etil alkohol; IUPAC: etanol
Tata nama alkohol menurut IUPAC mirip dengan tata nama alkana. Perbedaannya terletak pada
penentuan rantai induk yang terpanjang. Pada alkohol, rantai induk terpanjang harus mencakup
gugus hidroksil dengan nomor urut untuk gugus hidroksil terkecil. Contoh :
Beberapa contoh penataan nama alkohol menurut trivial dan IUPAC dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa Penataan Nama Alkohol Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur
Nama Trivial
Nama IUPAC
H3CCH2CH2OH
npropil alkohol
1propanol
Isopropil alkohol
2propanol
sekbutil alkohol
2butanol
Isobutil alkohol
2metil1propanol
terbutil alkohol
2,2dimetiletanol
H2CCHOH
Vinil alkohol
1etenol
H2CCHCH2OH
Alil alkohol
2propen1ol
Jawaban :
Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus hidroksil dengan nomor atom
terkecil, yaitu ada 9 dengan gugus hidroksil pada posisi nomor 2. Pada atom C nomor 7 terdapat
gugus metil. Jadi, nama lengkap senyawa itu adalah 7metil2nonanol.
b. Isomer pada Alkohol
Berdasarkan posisi gugus hidroksil, hampir semua alkohol memiliki isomer, yang disebut isomer
posisi. Isomeri ini memengaruhi sifat-sifat fisika alkohol.
Contoh Soal Isomer Posisi pada Alkohol
Suatu alkohol memiliki rumus molekul C4H10O. Berapa jumlah isomer posisi yang ada dan
gambarkan strukturnya.
Pembahasan :
Tidak ada rumus yang tepat untuk menentukan jumlah isomer dalam senyawa karbon, melainkan
harus digambarkan semua struktur yang mungkin terbentuk.
Berdasarkan struktur yang dapat digambarkan maka C4H10O memiliki 3 buah isomer posisi.
Ketiga senyawa pada Contoh Soal 2. memiliki rumus molekul sama, yaitu C4H10O, tetapi rumus
struktur berbeda. Oleh karena rumus struktur berbeda maka ketiga alkohol tersebut berbeda sifat
fisika maupun sifat kimianya.
c. Sifat dan Kegunaan Alkohol
Alkohol merupakan zat yang memiliki titik didih relatif tinggi dibandingkan hidrokarbon yang
jumlah atom karbonnya sama. Hal ini disebabkan adanya gaya antarmolekul dan adanya ikatan
hidrogen antarmolekul alkohol akibat gugus hidroksil yang polar.
Alkohol yang memiliki atom karbon kurang dari lima larut dalam air. Kelarutan ini disebabkan
oleh adanya kemiripan struktur antara alkohol (ROH) dan air (HOH). Oleh karena itu, makin
panjang rantai karbon dalam alkohol kelarutan dalam air makin berkurang. Beberapa sifat fisika
alkohol ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2. Sifat Fisika Alkohol (Titik Didih dan Kelarutan di Dalam Air)
Kelarutan (g 100 mL air)
pada 20C
Metanol
1
64,5
larut sempurna
Etanol
2
78,3
larut sempurna
1propanol
3
97,2
larut sempurna
2propanol
3
82,3
larut sempurna
1butanol
4
117,0
8,3
2butanol
4
99,5
12,5
Isobutil alkohol
4
107,9
11,1
terbutil alkohol
4
82,2
larut sempurna
Sumber: Kimia Organik Dasar (Sabirin, M), 1993
Nama Senyawa
Jumlah C
xH2O
xC6H12O6
Glukosa
C6H12O6
Glukosa
2C2H5OH
Etanol
2CO2
Di industri etanol dibuat dengan dua cara, yaitu (1) fermentasi blackstrap molasses dan (2)
penambahan air terhadap etena secara tidak langsung, seperti persamaan reaksi berikut.
CH2=CH2 + H2SO4 CH3CH2HSO4
CH3CH2HSO4 + H2O CH3CH2OH+ H2SO4
Isopropil alkohol adalah obat gosok yang umum digunakan. Adapun larutan 70% isopropil
alkohol dalam air digunakan untuk sterililisasi karena dapat membunuh bakteri.
Berbagai macam minuman yang mengandung alkohol. Jika diminum, akan memabukkan sebab
bersifat racun yang dapat mengganggu sistem syaraf.
3) Pembuatan dan Kegunaan Polialkohol
Senyawa alkohol yang mengandung dua atau lebih gugus hidroksil digolongkan sebagai poliol
dan diberi nama dengan diol, triol, dan seterusnya. Glikol adalah nama trivial untuk 1,2diol.
Etilen glikol merupakan hasil industri yang digunakan sebagai zat antibeku, dan dibuat secara
komersial dari etena. Rumus kimianya :
HOCH2CH2OH
IUPAC:1,2-etanadiol; trivial: etilen glikol
Trihidroksi alkohol yang penting adalah gliserol, yaitu suatu turunan propana. Rumus kimianya :
Gliserol sebagai hasil samping pada pembuatan sabun dari lemak dan natrium hidroksida cair.
d. Identifikasi dan Sintesis Alkohol
Suatu larutan ZnCl2 dalam HCl pekat dikenal sebagai pereaksi Lucas. Pereaksi ini digunakan
untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier. Pada suhu kamar, alkohol tersier
bereaksi sangat cepat membentuk alkil klorida. Alkohol sekunder bereaksi dalam waktu beberapa
menit. Alkohol primer bereaksi jika dipanaskan.
Gambar 2. Substitusi gugus hidroksi (OH) oleh atom klor (Cl) membentuk haloalkana, etil
klorida.
Reaksi kimia pada gambar 2 adalah :
ZnCl2
Etanol + HCl
etil klorida
Selain pereaksi Lucas, pereaksi tionil klorida (SOCl 2) dapat juga digunakan untuk identifikasi
alkohol. Alkohol dan tionil klorida bereaksi membentuk alkil klorosulfit yang kurang stabil
sebab mudah berubah menjadi alkil klorida dan gas SO2 dengan pemanasan.
HCl
ROH + SOCl2
ROSOCl
RCl + SO2
Dengan H2SO4, alkohol dapat mengalami dehidrasi menjadi alkena. Dehidrasi artinya pelepasan
molekul air. Alkohol tersier terdehidrasi lebih cepat, dan alkohol primer terdehidrasi paling
lambat untuk jumlah atom karbon yang sama.
60 C
(CH3)3COH + H2SO4
(CH3)2C=CH2 + H2O
100 C
(CH3)2COH + H2SO4
CH3CH=CH2 + H2O
180 C
CH3CH2COH + H2SO4
CH3CH=CH2 + H2O
Alkohol dapat dioksidasi menjadi senyawa yang mengandung gugus karbonil, seperti aldehid,
keton, dan asam karboksilat. Alkohol primer dioksidasi membentuk aldehid, dan jika dioksidasi
lebih lanjut menjadi asam karboksilat.
Gambar 3. (a) Oksidasi alkohol primer menjadi aldehid. (b) Alkohol tersier tidak dapat
dioksidasi.
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi suatu keton, sedangkan alkohol tersier tidak dapat
dioksidasi. Secara umum reaksi oksidasi alkohol dapat dituliskan sebagai berikut.
Oksidator yang dapat digunakan adalah asam kromat (H 2CrO3) dan kromat anhidrida (CrO3).
Jika yang ingin diproduksi aldehid maka gunakan oksidator khusus seperti campuran piridin dan
kromat anhidrida dengan rasio 2:1 dalam pelarut nonpolar.
Oleh karena alkohol dapat dioksidasi menjadi senyawa karbonil maka alkohol dapat disintesis
dari senyawa karbonil melalui reaksi reduksi (kebalikan oksidasi). Reduksi senyawa karbonil
melalui hidrogenasi katalisis atau dengan hidrida logam akan menghasilkan alkohol primer,
sedangkan keton akan menghasilkan alkohol sekunder. Alkohol tersier tidak dapat dibuat dengan
cara ini.
Selain dengan cara reduksi, alkohol disintesis dengan pereaksi Grignard, baik untuk alkohol
primer, sekunder, maupun tersier. Kelebihan reaksi Grignard, selain dapat menghasilkan alkohol
tersier juga dapat digunakan untuk memperpanjang rantai hidrokarbonnya.
Dengan pereaksi Grignard, alkohol primer dapat dibuat dari formaldehid dan etilen oksida,
alkohol sekunder dibuat dari aldehid dan metil format, dan alkohol tersier dibuat dari keton dan
ester.
Anda sekarang sudah mengetahui Alkohol. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan
Cyber.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Alkohol
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi OH.contoh
rumus struktur alkohol adalah metanol. Senyawa alkohol sudah banyak di kenal dan di
manfaatkan oleh manusia, baik dalam bentuk minuman,makanan,maupun untuk keperluan
medis. Beberapa jenis makanan dan minuman yang beralkohol yang banyak di konsumsi orang
dihasilkan dari hasil fermentasi karbohidrat, misalnya tape, singkong, anggur dan lain-lain.
a. Rumus Umum Alkohol
Rumus struktur senyawa karbon
CH3-CH3
CH3-CH2-OH
CH3-CH2-CH3
CH3-CH2-CH2-OH
Karena rumus umum alkana adalah CnH2n+2 maka rumus umum alkanol adalah CnH2n+1 OH atau
CnH2n+1O.
b. Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan posisinya dalam rumus struktur alkana dikenal empat jenis atom C yaitu atom
C primer, atom C sekunder, atom C tersier,atom C kuertner. Berdasarkan letak gugus
fungsinya,alkohol dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1.
2.
3.
Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C primer.
Contoh: CH3-CH2-OH
CH3
Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C sekunder.
Contoh: CH3-CH3-CH-OH
Alkohol tersier yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C tersier.
Contoh:
CH3
CH3-CH3-C-OH
CH3
A.
Tatanama Alkohol
Ada dua cara pemberian nama pada alkohol yaitu:
1. Penamaan secara trival yaitu yang di mulai penyebutan nama gugus alkil yang terikat pada
gugus OH kemudian diikuti kata alkohol.
Contoh: CH3- CH2- OH
etil alkohol
CH3-CH2-CH2-OH
propil alkohol
2. Penamaan sistem IUPAC yaitu mengganti akhiran a pada alkana dengan ol (alkana menjadi
alkanol).
Contoh: CH3-CH2-OH
etanol
CH3-CH2-CH2-OH
propanol
metil
etil
B.
Keisomeran alkohol
Alkohol mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut:
1. Keisomeran posisi
Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus OH dalam
molekul alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol mulai terdapat pada propanol yang
mempunyai dua isomer yaitu 1-propanol dan 2-propanol.
CH3-CH3-CH2-OH
CH3-CH(OH)- CH3
1-propanol
2-propanol
a.
b.
2. Keisomeran optik
Keisomeran optik berkaitan dengan sifat optik,kemampuan suatu senyawa untk memutar
suatu bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik terjadi karena adanya atom C asimetrik.yaitu
atom C yang terikat pada 4 gugus yang berbeda.Banyaknya isomer optik dapat dicari dengan
rumus 2n dengan n = jumlah atom C asimetrik.
2-butanol mempunyai satu atom C asimetrik,sehingga isomer optik 2-butanol adalah
CH3
CH3
HCHOH
HOCH
C2H5
C2H5
3. Keisomeran fungsi
Keisomeran fungsi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan gugus fungsi diantara
dua senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama.
C.
1. Sifat fisis
N
o
Nama
Metanol
Etanol
Propanol
Rumus struktur
Titik
didih
Kelarutan
(g/100 g
air)
Mr
CH3-OH
65
Larut baik
32
CH3-CH2-OH
78
Larut baik
46
CH3-CH2-CH2-OH
98
Larut baik
60
Butanol
CH3-CH2-CH2-CH2-OH
118
8,3
74
Pentanol
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2OH
138
2,6
88
Pada tabel diatas tampak bahwa alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin
besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi
kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya.
Pada alkanol yang rumus molekulnya sama, alkanol bercabang mempunyai titik didih lebih
rendah daripada alkanol rantai lurus. Kelarutan alkanol dalam air berkurang seiring dengan
bertambah panjangnya rantai karbon. Kelarutan alkanol berkaitan dengan gugus OH yang
bersifat polar, sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi semakin besar gugus R semakin
berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut polar (seperti air) berkurang, sedangkan
kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
2. Sifat Kimia
Gugus OH pada alkanol termasuk gugus yang cukup reaktif, sehingga menyebabkan
alkanol banyak terlibat dalam berbagai reaksi antara lain:
D. Reaksi alcohol
1. Reaksi dengan Logam Natrium
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Contoh reaksi
etanol dengan logam natrium
C2H5OH+ Na C2H5ONa +H2
Etanol
Na-Etoksida
Reaksi ini dapat digunakan sebagai reaksi pengenal alkohol
2.
Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-beda, tergantung pada jenis
alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang, seperti larutan K 2Cr2O7 dalam
lingkungan asam dapat digunakan untuk mengidentifikasi alkohol primer, alkohol sekunder, dan
alkohol tersier.
Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk
asam kar-boksilat.
Contoh:
CH3CH2OH
CH3COH+H2O
Etanol
etanol
CH3COH
CH3COOH
Etanol
asam etanol
Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.
Alkohol tersier teroksidasi.
3. Reaksi dengan oksigen halida
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan air dengan
reaksi:
ROH+HX
R H2O
Contoh:
CH3 OH+HCl
CH3Cl+H2O
4. Reaksi esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester.
ROH + R COOH
RCOOR + H2O
Alkohol
asam karbosilat
ester
Contoh:
C2H5OH + CH3COOH
CH3 COOC2H5 + H2O
Etanol
asam asetat
etil asetat
5. Reaksi Dehidrasi Alkohol
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.
Contoh:
CH3CH2CH2OH
CH2CH= CH2 + H2O
npropanol
1propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan gugus OH yang
terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan. Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol
sekunder, atom H yang terlepas berasal dari atom C yang terikat
pada rantai C terpanjang.
E.
Sintesis Beberapa Senyawa Alkohol
1. Metanol
Metanol dibuat dari campuran gas karbon monoksida dengan idrogen menggunakan katalis ZnO
atau Cr2O3 pada suhu 350 C.
Reaksi: CO + 2 H2CH3OH
Metanol bersifat racun dan dapat mematikan jika ditelan. Kebutaan dapat pula terjadi jika karena
kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama. Kebutaan orang yang mencerna
metanol disebabkan oleh terbentuknya formaldehida (H2CO) atau asam format (HCO2OH) yang
merusakkan sel-sel retina.
Jika formaldehida adalah penyebabnya, maka diduga zat ini menghambat pembentukan ATP
(adenosine trifosfat) yang diperlukan agar sel retina berfungsi. Jika asam format penyebabnya,
maka diduga asam ini menonaktifkan enzim yang mengandung besi yang bertanggung jawab
mengangkut oksigen ke retina. Suatu kondisi menyertai pembentukan asam format, yakni
asidosis di mana pH darah dan jaringan darah menurun. Metanol digunakan sebagai pelarut
resin dan getah. Sebagian metanol diubah menjadi formal dehida untuk bahan pembuat plastik.
2. Etanol
Etanol adalah senyawa alkohol yang dapat diminum pada persentase tertentu. Misalnya, bir
mengandung + 7% volume etanol, wiski, brendi, arak mengandung + 40% volume etanol, dan
anggur mengandung + 12 volume etanol. Etanol tidak beracun, tetapi bersifat memabukkan dan
menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak atas. Etanol juga bersifat candu. Orang yang
sering minum alkohol dapat menjadi ketagihan dan sukar baginya untuk meninggalkan alkohol
itu. Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol itu sama dengan yang terdapat dalam
alkohol teknis, seperti spiritus. Oleh karena itu, alkohol teknis diracuni (didenaturasi) sehingga
tidak dapat diminum lagi.
Minuman beralkohol dikenakan cukai yang tinggi, harganya jauh lebih mahal daripada alkohol
teknis. Hal ini antara lain dimaksudkan supaya orang tidak terlalu mudah memperolehnya.
Etanol dapat dihasilkan dari proses fermentasi pada kar-bohidrat dengan bantuan ragi. Misalnya,
dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat tape ketan, yang bahan-bahannya adalah beras
ketan yang dimasak kemudian diberi enzim (ragi) secukupnya dan dibiarkan beberapa hari.
Etanol yang terbentuk lalu dipisahkan dengan distilasi. Reaksi yang terjadi:
C6H12O6
2 C2H5OH + 3 CO2
Asam
`Dalam industri, etanol dibuat dengan cara hidrasi alkena dengan katalis asam. Reaksi:
CH2= CH2 + H2O
C2H5OH
F. Kegunaan alkohol
Dalam kehidupan sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara lain sebagai berikut.
a. Dalam bidang farmasi (obat-obatan), sebagai pelarut senyawa organik, misalnya etanol dan
butanol.
b. Dalam bidang biologi atau industri digunakan sebagai disinfektan, misalnya etanol dan metanol.
c. Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara metanol dan etanol).
2. Eter
a. Struktur Eter
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda
dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum ROR'. Dengan gugus fungsi O yang terikat
pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Beberapa contoh
senyawa eter. seperti pada tabel 4.3 berikut.
No
Gugus
Fungsi
Rumus struktur
CH3
CH3
CH3 O CH3
C2H5
C2H5
C2H5 O C2H5
CH3
CH3
CH3 O CH3
C2H5
C2H5
C2H5O C2H5
b. Tata Nama
Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu:
1. Penamaan secara trivial dimulai dengan menyebut nama alkil yang terikat pada gugus O
kemudian diikuti oleh kata eter.
2. Penamaan berdasarkan IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran ana pada alkana asal dengan
akhiran oksi. Contoh pemberian nama pada eter seperti pada tabel 4.4.
N
o
Rumus Struktur
Tata Nama
IUPAC
Trival
CH3 O CH3
Metoksi metana
Metilmetil eter
atau Dimetil eter
C2H5 O C2H5
Etoksi etana
CH3 O C2H5
Etilmetil eter
c. Keisomeran
Alkohol dengan rumus umum ROH dan eter dengan rumus umum
Contoh:
C2H7OH
1propanol
metoksi etana
(propil alkohol)
(etilmetil eter)
Kedua senyawa tersebut mempunyai rumus molekul sama, yaitu C 3H8O sedangkan gugus
fungsinya berbeda. Jadi, alkohol dan eter mempunyai keisomeran fungsi.
Sifat-sifat eter
CH3CH2OCH2CHO
e. Kegunaan
1.
Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan
sedikit larut dalam air.
2. Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius atau anestetik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai banyak manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.Baik dalam dalam bahan makanan,obat-obatan dan lain-lain.
Selain itu alcohol juga sangat di butuhkan dalam industry minuman.
alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol,
maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol
sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya.
Penamaan alkohol di lakukan dengan dua cara yaitu secara trivval dan secara iupac.
Alkohol juga memiliki tiga
keisomeran di mana antara lain yang pertama isomer
posisi,kemudian isomerfungsi dan isomer optic.
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda
dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum ROR'. Dengan gugus fungsi O yang terikat
pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Eter tidak
membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya, sehingga titik didihnya lebih rendah
jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih eter
sebanding dengan titik didih alkana.
Adapun kegunaan dari pada eter itu sendiri yaitu
Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan sedikit
larut dalam air. Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius atau
anestetik
DAFTAR PUSTAKA
Austin, Goerge T. E. Jasjfi. 1996. Industri Proses Kimia. Jakarta:
Erlangga
Brady, James E. (Sukmariah Maun).1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Edisi Kelima. Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hart, Harold (Suminar Achmadi). 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat (terjemahan). Jakarta: Erlangga
Snyder, Milton K. 1966. Chemistry Structure and Reactions. USA: Holt,
Rinehart and Winston Inc.
Diposkan oleh Sri Wahyuningsi HS Muslimah MABAR di 02.19