Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
setelah
dilakukan
operasi.
Sifat
yang
mudah
kambuh
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Ameloblastoma
Ameloblastoma ialah tumor yang berasal dari jaringan organ enamel yang
tidak menjalani differensiasi membentuk enamel. Hal ini telah dijelaskan sangat
oleh Robinson bahwa tumor biasanya unisentrik, nonfungsional, pertumbuhannya
bersifat intermitten, secara anatomis jinak dan secara klinis bersifat persisten.
(shafer)
Ameloblastoma adalah tumor yang berasal dari epithelial odontogenik,
pertumbuhannya lambat, secara local invasive dan sebagian besar tumor ini
bersifat jinak.
Istilah dari ameloblastoma digunakan untuk tumor ini berasal dari Churchill
1934 untuk menggantikan istilah adamantinoma yang dikemukakan oleh
Malassez pada tahun 1885. (shafer)
2. Epidemiologi
Telah dilaporkan rentang usia terjadinya tumor dari usia 10 tahun sampai
dengan usia 90 tahun. Rata-rata usia saat didiagnosis adalah 33-39 tahun, dan
kebanyakan kasus ditemukan antara usia 20 dan 60 tahun. Hanya sekitar 10% dari
kasus yang dilaporkan terjadi pada anak-anak dan kurang dari sepertiga dari
mereka terjadi pada anak-anak usia kurang dari 10 tahun. Tidak ditemukan
hubungan jenis kelamin dengan kejadian tumor ini.
Pada literatur lain dikatakanbahwa ameloblastoma biasanya di diagnosis pada
pasien yang umurnya antara dekade empat dan dekade lima, kecuali pada tipe
unikistik yang biasanya terjadi pada pasien yang berusia 20 sampai 30 tahun.
Sekitar 10-50% tumor ini terjadi berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi.
Ameloblastoma dapat muncul disemua area pada rahang, tetapi daerah yang
paling sering terkena adalah mandibula (lebih dari 80% dari semua kasus) .
Lokasi pada mandibula yang paling sering terkena adalah daerah molar, tiga kali
lebih sering daripada premolar dengan pesentasi sebagai berikut, 70% terdapat
pada regio molar dan ramus asendens, 20% ditemukan diregio premolar dan 10%
terdapat di regio incisivus. Di maxilla sebagian besar dari ameloblastoma terjadi
di regio molar tetapi 15% melibatkan antrum.
3. Etiologi dan patogenesis
Penulis sebelumnya telah menemukan dan mencatat kemiripan antara aparatus
odontogenik dengan ameloblastoma dan mengemukakan bahwa tumor tersebut
berasal dari aparatus tersebut atau dari sel yang berpotensi mampu membentuk
jaringan gigi. Malassez di deskripsikan sebagai berikut, berbentuk kecil
merupakan sel epitel yang berdekatan dengan akar gigi di ligamen periodontol dan
menunjukan bahwa epitelioma adamantin diproduksi oleh proliferasi dari sel yang
telah mati.
Sebagian penulis menganggap ameloblastoma berasal dari berbagai macam
sel, meskipun stimulus dari proses pembentukan ameloblastoma ini tidak
diketahui. Jadi, sebagian penulis membayangkan tumor ini kemungkinan berasal
dari:
Sisa sel dari enamel organ, baik sisa-sisa dental lamina atau sisa-sisa selubung
perubahan atau mutasi dari sel genetik embriologi yang diprogramkan untuk
perkembangan gigi. Faktor lingkungan dan variabel individu pasien sendiri
(misalnya status kesehatan umum, status gizi) juga cenderung memiliki peran
dalam modulasi kejadian penyakit. Teori ini ditunjukkan oleh yang menemukan
bahwa usia rata-rata terjadinya ameloblastoma di negara-negara industri adalah
10-15 tahun lebih besar dari yang terlihat di negara-negara berkembang (Kessler
HP et al, 2003).
Cahn pada tahun 1933 melaporkan kasus ameloblastoma yang berasal dari
dinding kista dentigerous. Perlu ditegaskan kembali bahwa Stanley dan Diehl,
telah meninjau 641 kasus ameloblastoma, ditemukan bahwa 108 dari tumor ini,
sekitar 17%, yang pasti terkait dengan impaksi gigi dan atau folikel (dentigerous)
kista. Mereka juga mencatat terjadi penurunan prevalensi kasus setelah usia 30
tahun, keadaan ini mungkin disebabkan oleh karena hilangnya potensi
ameloblastoma dari epitel odontogenik pada folikel impaksi gigi dan kista
folikular yang berhubungan dengan usia pasien. Sebuah temuan yang signifikan
menekankan potensi berbahaya dari kista dentigerous dan dibutuhkan kehatihatian dalam pemeriksaan mikroskopik pada setiap lesi tersebut. Karena kista
dentigerous dapat berkembang dan berhubungan dengan odontoma, serta dengan
gigi yang sudah terjadi impaksi sehingga disarankan pemeriksaan tersebut
dilakukan oleh ahli patologi.
4.