Sie sind auf Seite 1von 14

AKUNTANSI PERBANKAN

MANAJEMEN PASIVA

KELAS 5.1
KELOMPOK 3 :
Henni Pratiwi

12.60.0006

Ivana Prayogo

12.60.0008

Olivia Ellena

12.60.0011

Jessica Aprilia

12.60.0020

Dessy Wulandari

12.60.0031

Levina Santoso

12.60.0066

Gabriella Vianney

12.60.0221

UNIKA SOEGIJAPRANATA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

MANAJEMEN PASIVA
Dominasi dana masyarakat (simpanan) menjadi sangat penting bagi bank. Penurunan
jumlah simpanan masyarakat pada bank dapat menghilangkan kesempatan bank untuk
memperoleh pendapatan dari penempatan dana dan pada gilirannya akan menimbulkan
kebangrutan. Sumber dana yang dapat dihimpun oleh bank akan tampak pada sisi pasiva neraca
suatu bank. Pada sisi pasiva terdiri dari bagian utang (giro, tabungan, deposito, dan pinjaman
diterima) dan modal sendiri. Modal sendiri antara lain modal disetor, cadangan pemupukan
modal, cadangan penyisihan aktiva produktif, laba ditahan dan laba tahun berjalan. Namun, jika
sumber dana dari masyarakat tidak dapat memenuhi operasional bank, maka bank akan
melakukan pencarian dana di pasar dengan borrowing, dan dengan modal sendiri yang dapat
dilakukan dengan pemupukan modal setiap tahunnya, terutama diperoleh dari penyisihan
earning.
Manajemen pasiva pada dasarnya adalah pengelolaan sumber dana melalui mobilisasi
dana. Pada arti sempit, manajemen pasiva adalah pengelolaan dana pinjaman (borrowing) untuk
memenuhi keutuhan likuiditas yang tak terduga. Dalam arti luas, manajemen pasiva adalah
sebagai proses pengendalian dan pengkoordinasian berbagai sumber dana yang memiliki
karakteristik yang berbeda dengan biaya serendah-rendahnya.
I.

Prinsip-prinsip Manajemen Pasiva


Dalam menetukan porsi dana harus memperhatikan prinsip-prinsip :
1. Biaya dana sedapat mungkin minimal melalui pengaturan komposisi tertentu
agar biaya dana minimal
2. Perlu kestabilan porsi dana dana yang memiliki volatitas rendah dan relative
stabil merupakan pendukung bagi manajemen likuiditas.
3. Komposisi sumber dana sedapat mungkin mendukung pelakasanaan komitmen

II.

pemberian kredit dan penempatan aktiva produktif lainnya.


Fungsi Sumber Dana bagi Bank
1. Sebagai alat pembayaran kegiatan usahanya.
Sumber dana yang akan ditempatkan untuk membiayai usahanya, harus
dengan melihat karakteristik dan sesuai prinsp-prinsip manajemen pasiva.
Alokasi dana tersebut diperuntukan sebagai :
a. Demand deposit membiayai kebutuhan jangka pendek, contoh :
primary reserve, secondary reserve, serta kredit jangka pendek.
b. Saving deposit membiayai kebutuhan penanaman jangka pendek
berupa primary reserve dan kredit jangka pendek.

c. Time deposit membiayai secondeary reserve, kredit jangka


menengah dan surat berharga.
d. Capital deposit membiayai kredeit jangka panjang, perdagangan
surat berharga dan aktiva tetap.
2. Sebagai sumber likuiditas bank.
Pemeliharaan likuiditas bisa dicermati dari dana yang ditempatkan pada
kas ataupun giro wajib (giro BI) atau bahkan pada secondary reserve berupa
marketable security berjangka pendek.semakin banyak sumber dana yang
ditempatkan pada pos-pos tersebut, maka semakin lukuid bank yang bersangkutan
dan sebaliknya, jika semakin mengecil dana yang ditempatkan pada pos tersebut
mengindikasikan likuiditas bank yang bersangkutan relative ketat.
3. Sebagai tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan.
Semakin tinggi volume dana pihak ketiga mengindikasikan bahwa
masyarakat relatif percaya kepada bank yang bersangkutan, namun sebaliknya,
bila volume dana pihak ketiga semakin mengecil maka mengindikasikan
III.

masyarakat semakin tidak percaya pada bank tersebut.


Klasifikasi Pasiva Bank
Pasiva adalah kewajiban bank. Bank umumnya menempatkan kewajiban berdasarkan
urutan jatuh temponya dan volatilitasnya. Semakin pendek jangka waktunya dan
semakin volatile, maka kewajiban tersebut dianggap kewajiban jangka pendek dan
sebaliknya. Pengklasifikasian pasiva berdasarkan :
1. Biaya pasiva :
a. Interest bearing liabilities sumber dana yang diperoleh dengan
membayar bunga. Contoh : call money, giro, tabungan dan deposito,
pinjaman diterima.
b. Non Interest bearing liabilities sumber dana yang diperoleh tanpa
membayar bunga. Contoh : setoran jaminan bank garansi, setoran
jaminan letter of Credit, dana transfer yang mengendap, deposito yang
telah jatuh tempo, dan belum ditarik pemiliknya, modal, dll.
2. Kepekaan dana terhadap bunganya :
a. Rate sensitive liabilities instrumen dana yang peka terhadap perubahan
suku bunga. Contoh : call money, tabungan dan deposito, pinjaman jangka
pendek.
b. Non-rate sensitive liabilities jenis instrument dana yang tidak peka

IV.

terhadap perubahan suku bunga pasar. Contoh : giro, capital deposit.


Sisi passiva dapat dikelompokan menjadi 3 sumber dana :

1. Pihak pertama : berasal dari pemilik dan laba bank


Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) adalah dana
yang diperoleh dari dana bank. Salah satu jenis dana yang bersumber dari bank
itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah
dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham.
Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:
a. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para
pemegang saham lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor
secara efektif oleh para pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada
umumnya modal setoran pertama dari pemilik bank sebagian digunakan untuk
sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor dan promosi untuk menarik
minat masyarakat.
b. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh bank
dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba
bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang
akan dipergunakan untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari.
Cadangan ini dapat diperbesar apabila bagian untuk cadangan tersebut
ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan labanya.
c. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum
dibagikan kepada para pemegang saham.
Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan
masyarakat bertambah baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain
baik di dalam maupun di luar negeri sebagai bank yang posisinya kuat
2. Pihak kedua : berasal dari pinjaman dari lembaga lain
Sumber transaksi ini merupakan sumber dana tambahan jika sedang
mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan dari masyarakat.
Sumber dana ini digunakan untuk transaksi-transaksi tertentu. Perolahan dana ini
berasal dari :
a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) : kredit yang berasal dari Bank
Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Kredit
likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sector-sektor usaha tertentu.

b. Pinjaman antar bank (call money) : Pinjaman jangka pendek dari bank lain

yang diperoleh dari pasar yang antar bank. Pinjaman ini diberikan pada bankbank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak
mampu membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dan
bunga nya relative tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri : pinjaman yang diperoleh oleh
perbankan dari pihak luar negeri.
d. Surat berharga pasar uang (SBPU) : SBPU diterbitkan kemudian diperjual
belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan. SBPU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga
sehingga masyarakat berniat untuk membeli.
3. Pihak ketiga : berasal dari masyarakat berupa giro, tabungan, dan deposito
a. Giro : menurut UU perbankan No. 10 Tahun 1998, giro adalah simpanan
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayran lainnya, atau dengan cara
pemindahbukuan. Penarikan tunai bisa menggunakan cek, sedangakan
penarikan non-tunai bisa menggunakan bilyet giro.
Giro dapat ditarik setiap saat, sehingga giro dikelompokan sebagai sumber
dana jangka pendek bagi bank dan berbiaya murah. Tingkat jasa/bunga giro
dan cara pemberlakuan jasa giro antara bank yang satu dengan bank yang lain
bisa berbeda. Beberapa bank bisa menerapkan sistem bunga harian, tetapi ada
juga yang menerapkan sistem bunga terendah. Beberapa bank lain ada yang
menggunakan bunga berjenjang. Pada bunga berjenjang ini, tingkat bunga
giro akan semakin menaik untuk posisi saldo tertentu.
Kelebihan giro ini adalah bisa ditarik sewaktu-waktu,

namun

kekurangannya adalah bunga yang diterima relative kecil.


Transaksi giro ini dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai
kewajiban bank terhadap nasabah giran. Nilai nominal adalah nilai nominal
setoran/ penarikan, sedangkan nilai kewajiban adalah nilai saldo setelah
mengalami mutasi pendebetan/penarikan. Pendebetan misalnya akbiat adanya
penarikan dan beban biaya giran, sedangkan pengkreditan rekening giro akibat
adanya setoran uang tunai/cek, bilyet giro atau adanya jasa giro yang
diperhitungkan bank. Saldo normal giro adalah beradai di kredit, namun tidak

menutup kemungkinan juga saldo giro berada di debet karena adanya


transaksi penrikan cek/bilyet giro melebihi saldo giro yang dimilikinya dan
dalam istilah perbankan ini disebut dengan overdraft.
Sebagai timbal balik atas pelayanan dan fasilitas yang diberikan, maka
hampir semua bank mengenakan biaya administrasi kepada nasabahnya yang
langsung dipotong dari rekening gironya tiap bulan. Dengan memiliki
rekening giro, setiap bulan Anda akan mendapatkan rekening koran (semacam
laporan rutin) yang dikirimkan ke alamat Anda tiap bulan. Di dalam laporan
tersebut tertulis kapan dan untuk apa saja serta berapa jumlah uang yang
keluar masuk.
Jenis rekening giro ada 2 yaitu :
1. Giro swasta dimiliki oleh perseorangan, kelompok, instansi swasta,
yayasan sosial dan badan non pemerintah lainnya.
2. Giro pemerintah dimiliki oleh instansi pemerintah misalnya giro
kelurahan, giro departemen, giro dinas perpajakan dan sebagainya.
Dalam hal mutasi giro, giro bisa digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Giro pasif selama 6 bula berturut-turut tidak mengalami mutasi dan
bersaldo dibawah saldo minimal. Walaupun giro pasif tetap saja dikenakan
biaya administrasi setiap bulannya yang dibebankan pada rekening giro
hingga bersado nol dan kemudian ditutup secara sepihak oleh bank.
2. Giro aktif giro yang sering mengalami mutasi dalam kesehariannya
Penarikan giro ini bisa dilakukan menggunakan :
1. Cek : merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah
kepada bank yang memelihara rekening gironya, untuk
membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan
didalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Jenis-jenis cek yang dikeluarkan :

Cek Atas Nama: adalah cek yang diterbitkan atas nama


seseorang atau nama perusahaan yang tertulis jelas di
dalam cek.

Cek Atas Unjuk: adalah cek yang tidak tertulis nama


seseorang atau nama perusahaan di dalam cek.

Cek Silang: jika suatu cek dipojok kiri atas diberi 2


tanda silang maka cek tersebut berubah fungsi sebagai
pemindah bukuan (mirip giro) bukan tunai.

Cek Mundur: adalah cek yang diberi tanggal mudur dari


tanggal sekarang.

Cek Kosong: adlah cek yang dananya tidak tersedia di


black list oleh Bank Indonesia.

2. Bilyet giro : merupakan surat perintah dari nasabah kepada


bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk
memindahbukukan

sejumlah

uang

dari

rekening

yang

bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya

pada bank yang sama atau bank lainnya.


Syarat-syarat yang berlaku untuk bilyet giro agar pemindahbukuan
dapat dilakukan :
1. Ada nama bilyet giro dan nomor serinya
2. Perintah tanpa syarat untuk memindahkanbukukan sejumlah
uang atas beban rekening yang bersangkutan
3. Nama dan tempat bank tertarik
4. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf
5. Nama pihak penerima
6. Tanda tangan penarik atau sampel penarik jika si penarik
merupakan perusahaan
7. Tanggal dan tempat penarikan
8. Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut

Masa berlaku dan tanggal berlakunya bilyet giro juga diatur sesuai
persyaratan yang telah ditentukan seperti:
1. Masa berlakunya 70 hari terhitung mulai tanggal penarikannya
2. Bila tanggal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan
berlaku pula sebagai tanda efektif
3. Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif
dianggap sebagai tanggal penarikan

b. Tabungan : menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, tabungan adalah


simpanan yang penarikannya banyak dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau
yang lainnya. Sarana penarikan tabungan yaitu melalui buku tabungan, slip
penarikan, ataupun melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri).
Tujuan menabung di Bank :
a. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan
sebagai cadangan hari depan.
b. Sebagai alat untuk melakukan

transaksi

bisnis

atau

usaha

individu/kelompok.
Setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan
disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo ditambah
bunga yang diperhitungkan dikurangi pajak. Untuk penarikan tabungan
hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-counter cabang bank
yang bersangkutan ataupun dengan menggunakan kartu ATM. Untuk
penarikan

di

cabang

lain

umunya

dibatasi

masimum

plafond

penarikannya, sedangkan untuk cabang tempat membuka tabungan bahwa


penarikan diijinkan sampai tabungan bersaldo minimal.
Untuk bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan
langsung dikreditkan ke rekening tabungan. Untuk peritungan bunga bisa
dilakukan secara harian atau bulanan berdasarkan saldo teredah, suku
bunga tetap/berubah, atau kombinasi dari dua hal tersebut. Sebagai timbal

balik atas pelayanan dan fasilitas yang diberikan, maka hampir semua
Bank mengenakan biaya administrasi kepada nasabahnya yang langsung
dipotong dari tabungannya tiap bulan. Tapi saat ini ada juga Bank yang
tidak membebankan biaya administrasi pada tabungan.
Terkadang di bank-bank sering diberikan hadiah untuk para
nasabah. Disini hadiah dicatat sebagai biaya dalam pandangan akuntansi.
Biaya hadiah ini diperhitungkan secara proporsional dengan kemampuan
bank tersebut menghimpun dana. Semakin besar dana yang berhasil
dihimpun maka biaya hadiah yang diberikan. Total untuk biaya hadiah
ditentukan dari sekian persen dari total dana tabungan yang dihimpun
seluruh cabang termasuk juga pusat ditambahkan sumbangan untuk sosial
dan pajak undian. Pajak undian ini adalah pajak yang ditanggung oleh
bank. Untuk sumbangan sosial sekitar 10% dan untuk pajak undian sekitar
25%.

Macam-macam tabungan :
o Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)
Merupakan bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu,
jumlah penyetoran dan pengambilan, tetapi setoran pertama
ditetapkan dan maksimal penarikan dua kali dalam sebulan.
o Taksa (Tabungan Asuransi Berjangka)
Merupakan tabungan yang sudah ditentukan besarnya tabungan
dan jangka waktunya.
o Deposito
Tabungan masyarakat pada bank yang hanya dapat diambil
kembali dalam jangka waktu yang telah ditentukan sesuai
perjanjian.
o Tappelpram (Tabungan Pemuda Pelajar dan Pramuka)
Merupakan tabanas khusus pelajar dan pemuda.
o Tabungan ONH (ongkos naik haji)
Merupakan tabungan untuk ongkos naik haji. Tabungan naik haji
ini pada bank konvensional tidak diberikan bunga, namun jasa
tabungan ini diberikan dalam bentuk lain misalnya bingkisan
tertentu pada setiap bulannya selama saldo tabungan masih

mengendap, namun pada bank Syariah tabungan ini mendapatkan


bagi hasil.
hasil.
c. Deposito : menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998, deposito adalah simpanan
yang penarikkannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
nasabah penyimpan dengan bank.
Bunga deposito biasanya lebih tinggi dibanding bunga tabungan. Ini
karena uang Anda akan "dikunci" selama jangka waktu tertentu sehingga bank
merasa perlu untuk menjanjikan suku bunga yang lebih tinggi dibanding suku
bunga pada rekening tabungan yang uangnya bisa Anda tarik kapan saja.
Keuntungan lainnya dari deposito adalah tidak dikenakannya biaya
administrasi bulanan, karena jarangnya transaksi melalui rekening deposito.
Walupun demikian pemotongan tetap ada yaitu sebesar pajak deposito yang
diperhitungkan dari bunga deposito yang Anda dapatkan.
Deposito yang telah jatuh tempo bisa diperpajang dengan dua cara :
1. Perpanjangan otomatis dilakukan karena permintaan nasabah yang
sudah dibuat saat pembukaan deposito, dengan demikian bank tidak perlu
menghubungi nasabah ataupun sebaliknya untuk perpanjangan deposito.
2. Perpanjangan biasa terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan
nasabah dikemudian hari saat jatuh tempo.
Umumnya deposito bisa ditarik setelah jatuh tempo, namun apabila ada
deposito yang ingin diambil sebelum jatuh tempo, maka para nasabah tersebut
akan dikenakan penalty. Untuk setiap bank, kebijakan penalty yang digunakan
berbeda-beda, namun secara umum penalty yang ada yaitu :
1. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak
2. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga setelah pajak
3. Penalty dihitung sekian persentertentu dari nominal deposito
Deposito yang telah dibuka di cabang bank tertentu dapat dipindahkan ke
cabang bank yang sama di kota lain. Perpindahan ini mengakibatkan
hubungan rekening antar kantor,disamping itu juga ada alokasi beban bunga
yang sudah berjalan. Alokasi bunga ini diperhitungkan berdasarkan lamanya
pengendapan deposito di suatu cabang.

Jenis-jenis deposito :

o Deposito berjangka (tidak bisa dipindah tangankan) : Simpanan


masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan
pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan
bank yang bersangkutan. Jatuh tempo deposito umumnya : 1 bulan
(jangka pendek), 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan (jangka panjang), 18
bulan, 24 bulan.
o Sertifikat deposito (dapat diperjualbelikan) : deposito yang
bunganya dibayar dimuka (didiskonto).
o Deposito On call (jangka waktu nya tidak lebih dari 1 bulan) :
deposito yang bunganya di bayar dibelakang, namun penarikan
dananya harus disertai pemberitahuan beberapa hari sebelumnya
kepada bank.
o Time Deposit open Account (TDOA) : deposito yang penempatan
dananya dalam bentuk suatu rekening khusus, dimana dananya
setiap saat dapat ditambah atau ditarik, namun nasabah harus
menyisakan sejumlah besar saldo sebagai saldo minimum,
sedangkan bunganya dibayarkan atas dasar saldo harian.
V.

Penempatan pada Bank Lain


Penempatan pada bank lain ini dilakukan untuk mengatasi kelebihan likuiditas
dan memperoleh pendapatan bunga dari bank lain. Penempatan pada bank lain adalah
penempatan dana bank pada bank lain baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai
secondary reserve dengan tujuan memperoleh penghasilan. Penempatan pada bank
lain juga dapat diartikan sebagai penempatan/tagihan atau simpanan milik bank dalam
rupiah dan atau valuta asing pada bank lain, baik yang melakukan kegiatan
operasional di Indonesia maupun luar Indonesia baik untuk menunjang kelancaran
transaksi antarbank maupun sebagai secondary reserve dengan maksud untuk
memperoleh penghasilan.
1. Penempatan Call Money Antarbank
Transaksi yang terjadi berkaitan dengan penempatan call money pada bank
lain antara lain transaksi saat terjadi kontrak, transaksi saat pembukuan
kontrak, transaksi saat pembayaran fee broker, transaksi saat dilakukan
pengakuan pendapatan, dan transaksi saat jatuh tempo.
2. Fasilitas Bank Indonesia

Fasilitas Bank Indonesia (FAS BI) adalah fasilitas yang diberikan oleh Bank
Indonesia untuk membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang tidak dapat
diperjualbelikan di pasar sekunder, jangka waktu maksimal 1 minggu dan
bentuk fisik SBI tidak dikuasai oleh bank tetapi masih menjadi portofolio
Bank Indonesia. Transaksi FASBI dengan Bank Indonesia dicatat pada akun
penempatan pada BI dalam kelompok penempatan pada bank sebesar nilai
SBI yang dibeli setelah dikurangi dengan nilai diskonto. Diskonto atas
transaksi FAS BI merupakan selisih kurang antara nilai nominal SBI dengan
harga beli SBI yang dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan
yang kan diamortisasi selama jangka waktu SBI. Amortisasi pendapatan
bunga yang ditangguhkan akan dilakukan setiap hari dan dicatat dalam
kelompok akun pendapatan bunga. Sedangkan pada saat jatuh tempoh FAS
BI, bank akan menerima kembali pembayaran dana yang ditempatkan sebesar
nilai nominal SBI. Transaksi yang terjadi berkaitan dengan penempatan pada
Bank Indonesia (SBI) antara lain transaksi pada saat pembalian, transaksi saat
dilakuka pengakuan pendapatan (amortisasi) dan transaksi saat jatuh tempo.
3. Penempatan Dana pada bank lain secara langsung
Contoh dari penempatan dana pada bank lain secara langsung adalah BPD dan
BPR. Apabila bank BPD/BPR akan menempatkan kelebihan dananya ke Bank
BRI, maka Bank BPD/BPR harus menghubungi Bank BRI. Apabila telah ada
kesepakatan, baik mengenai jenis produk, bunga, jangka waktu, dan besarnya
dana, maka Bank BPD/BPR akan melimpahkan dananya ke Bank BRI melalui
transaksi kliring. Seterimanya pelimpahan dana tersebut, Bank BRI akan
VI.

membuku sesuai dengan kesepakatan.


Perhitungan Bunga Tabungan dan deposito
Pada produk deposito, dana simpanan nasabah akan di lock dalam jangka waktu
tertentu yang ditawarkan oleh bank. Biasanya beda bank beda aturan mainnya, tapi
secara garis besar detail masa penawarannya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Harian
Mingguan
Bulanan
Per-triwulan (3 bulan)
Per-semester (6 bulan)
Per-tahun (12 bulan)

Tabungan, dana simpanannya dalam bentuk deposito yang di jamin oleh LPS
(Lembaga Penjamin Simpanan). LPS menjamin dana simpanan dalam bentuk
deposito dengan rate bunga yang dipakai tidak melebihi tingkat suku bunga yang
dijamin.
Rumus menghitung bunga tabungan dan bunga deposito:
Misal :
Bunga tabungan bank = 2%
Bunga deposito bank = 7,5%
Tabungan/Deposito awal = Rp 10.000.000,Pajak = 20%*
Catatan: jika simpanan diatas Rp 7.500.000,- maka akan timbul pajak atas bunga
sebesar 20% dari nilai bunga.
Maka:
Perhitungan bunga tabungan (asumsi bunga tabungan selama 30 hari)
= [nilai tabungan x suku bunga x pajak 20% x lamanya mengendap] / 365 hari
= [10.000.000 x 2% x (100%-20%) x 30 hari] / 365 hari
= Rp 13.150,Perhitungan bunga deposito (asumsi bunga deposito berjangka satu bulan)
= [nilai deposito x suku bunga x pajak 20% x jangka waktu bulan dalam hari] / 365
hari
= [10.000.000 x 7,5% x (100%-20%) x 30 hari] / 365 hari
= Rp 49.315,-

DAFTAR PUSTAKA
Taswan. Akuntansi Perbankan, Penerbitan AA-YKPN:Yogyakarta.
Taswan. Manajemen Perbankan, Penerbitan AA-YKPN:Yogyakarta.
http://www.keranjanginvestasi.com/2013/03/macam-macam-produk-simpanan-di-bank.html.
Macam-Macam Produk Simpanan di Bank.
https://www.academia.edu/5153020/Untuk_makalah_manajemen_aktiva_dan_pasiva.

Untuk

Makalah Manajemen Aktiva dan Pasiva.


PPPG Kejuruan, Bisnis, dan Pariwisata. 2002. Modul Akuntansi Giro. Jakarta:Departemen
Pendidikan Nasional.
Hermawan,

Eddy.

Modul

Akuntansi

Bank

Simpanan

Berjangka

dan

Deposito.

Jakarta:Universitas Mercu Buana.


Bastian Suhardjono, Indra.2006.Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.
Taswan.2005.Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta:UPP AMP
YKPN YOGYAKARTA.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/akuntansi-penanaman-dana-bank.
Leon, Boy. Sonny Ericson. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa. Jakarta : Grasindo.

Das könnte Ihnen auch gefallen