Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
MANAJEMEN PASIVA
KELAS 5.1
KELOMPOK 3 :
Henni Pratiwi
12.60.0006
Ivana Prayogo
12.60.0008
Olivia Ellena
12.60.0011
Jessica Aprilia
12.60.0020
Dessy Wulandari
12.60.0031
Levina Santoso
12.60.0066
Gabriella Vianney
12.60.0221
UNIKA SOEGIJAPRANATA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
MANAJEMEN PASIVA
Dominasi dana masyarakat (simpanan) menjadi sangat penting bagi bank. Penurunan
jumlah simpanan masyarakat pada bank dapat menghilangkan kesempatan bank untuk
memperoleh pendapatan dari penempatan dana dan pada gilirannya akan menimbulkan
kebangrutan. Sumber dana yang dapat dihimpun oleh bank akan tampak pada sisi pasiva neraca
suatu bank. Pada sisi pasiva terdiri dari bagian utang (giro, tabungan, deposito, dan pinjaman
diterima) dan modal sendiri. Modal sendiri antara lain modal disetor, cadangan pemupukan
modal, cadangan penyisihan aktiva produktif, laba ditahan dan laba tahun berjalan. Namun, jika
sumber dana dari masyarakat tidak dapat memenuhi operasional bank, maka bank akan
melakukan pencarian dana di pasar dengan borrowing, dan dengan modal sendiri yang dapat
dilakukan dengan pemupukan modal setiap tahunnya, terutama diperoleh dari penyisihan
earning.
Manajemen pasiva pada dasarnya adalah pengelolaan sumber dana melalui mobilisasi
dana. Pada arti sempit, manajemen pasiva adalah pengelolaan dana pinjaman (borrowing) untuk
memenuhi keutuhan likuiditas yang tak terduga. Dalam arti luas, manajemen pasiva adalah
sebagai proses pengendalian dan pengkoordinasian berbagai sumber dana yang memiliki
karakteristik yang berbeda dengan biaya serendah-rendahnya.
I.
II.
IV.
b. Pinjaman antar bank (call money) : Pinjaman jangka pendek dari bank lain
yang diperoleh dari pasar yang antar bank. Pinjaman ini diberikan pada bankbank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak
mampu membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dan
bunga nya relative tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri : pinjaman yang diperoleh oleh
perbankan dari pihak luar negeri.
d. Surat berharga pasar uang (SBPU) : SBPU diterbitkan kemudian diperjual
belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan. SBPU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga
sehingga masyarakat berniat untuk membeli.
3. Pihak ketiga : berasal dari masyarakat berupa giro, tabungan, dan deposito
a. Giro : menurut UU perbankan No. 10 Tahun 1998, giro adalah simpanan
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayran lainnya, atau dengan cara
pemindahbukuan. Penarikan tunai bisa menggunakan cek, sedangakan
penarikan non-tunai bisa menggunakan bilyet giro.
Giro dapat ditarik setiap saat, sehingga giro dikelompokan sebagai sumber
dana jangka pendek bagi bank dan berbiaya murah. Tingkat jasa/bunga giro
dan cara pemberlakuan jasa giro antara bank yang satu dengan bank yang lain
bisa berbeda. Beberapa bank bisa menerapkan sistem bunga harian, tetapi ada
juga yang menerapkan sistem bunga terendah. Beberapa bank lain ada yang
menggunakan bunga berjenjang. Pada bunga berjenjang ini, tingkat bunga
giro akan semakin menaik untuk posisi saldo tertentu.
Kelebihan giro ini adalah bisa ditarik sewaktu-waktu,
namun
sejumlah
uang
dari
rekening
yang
Masa berlaku dan tanggal berlakunya bilyet giro juga diatur sesuai
persyaratan yang telah ditentukan seperti:
1. Masa berlakunya 70 hari terhitung mulai tanggal penarikannya
2. Bila tanggal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan
berlaku pula sebagai tanda efektif
3. Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif
dianggap sebagai tanggal penarikan
transaksi
bisnis
atau
usaha
individu/kelompok.
Setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan
disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo ditambah
bunga yang diperhitungkan dikurangi pajak. Untuk penarikan tabungan
hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-counter cabang bank
yang bersangkutan ataupun dengan menggunakan kartu ATM. Untuk
penarikan
di
cabang
lain
umunya
dibatasi
masimum
plafond
balik atas pelayanan dan fasilitas yang diberikan, maka hampir semua
Bank mengenakan biaya administrasi kepada nasabahnya yang langsung
dipotong dari tabungannya tiap bulan. Tapi saat ini ada juga Bank yang
tidak membebankan biaya administrasi pada tabungan.
Terkadang di bank-bank sering diberikan hadiah untuk para
nasabah. Disini hadiah dicatat sebagai biaya dalam pandangan akuntansi.
Biaya hadiah ini diperhitungkan secara proporsional dengan kemampuan
bank tersebut menghimpun dana. Semakin besar dana yang berhasil
dihimpun maka biaya hadiah yang diberikan. Total untuk biaya hadiah
ditentukan dari sekian persen dari total dana tabungan yang dihimpun
seluruh cabang termasuk juga pusat ditambahkan sumbangan untuk sosial
dan pajak undian. Pajak undian ini adalah pajak yang ditanggung oleh
bank. Untuk sumbangan sosial sekitar 10% dan untuk pajak undian sekitar
25%.
Macam-macam tabungan :
o Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)
Merupakan bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu,
jumlah penyetoran dan pengambilan, tetapi setoran pertama
ditetapkan dan maksimal penarikan dua kali dalam sebulan.
o Taksa (Tabungan Asuransi Berjangka)
Merupakan tabungan yang sudah ditentukan besarnya tabungan
dan jangka waktunya.
o Deposito
Tabungan masyarakat pada bank yang hanya dapat diambil
kembali dalam jangka waktu yang telah ditentukan sesuai
perjanjian.
o Tappelpram (Tabungan Pemuda Pelajar dan Pramuka)
Merupakan tabanas khusus pelajar dan pemuda.
o Tabungan ONH (ongkos naik haji)
Merupakan tabungan untuk ongkos naik haji. Tabungan naik haji
ini pada bank konvensional tidak diberikan bunga, namun jasa
tabungan ini diberikan dalam bentuk lain misalnya bingkisan
tertentu pada setiap bulannya selama saldo tabungan masih
Jenis-jenis deposito :
Fasilitas Bank Indonesia (FAS BI) adalah fasilitas yang diberikan oleh Bank
Indonesia untuk membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang tidak dapat
diperjualbelikan di pasar sekunder, jangka waktu maksimal 1 minggu dan
bentuk fisik SBI tidak dikuasai oleh bank tetapi masih menjadi portofolio
Bank Indonesia. Transaksi FASBI dengan Bank Indonesia dicatat pada akun
penempatan pada BI dalam kelompok penempatan pada bank sebesar nilai
SBI yang dibeli setelah dikurangi dengan nilai diskonto. Diskonto atas
transaksi FAS BI merupakan selisih kurang antara nilai nominal SBI dengan
harga beli SBI yang dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan
yang kan diamortisasi selama jangka waktu SBI. Amortisasi pendapatan
bunga yang ditangguhkan akan dilakukan setiap hari dan dicatat dalam
kelompok akun pendapatan bunga. Sedangkan pada saat jatuh tempoh FAS
BI, bank akan menerima kembali pembayaran dana yang ditempatkan sebesar
nilai nominal SBI. Transaksi yang terjadi berkaitan dengan penempatan pada
Bank Indonesia (SBI) antara lain transaksi pada saat pembalian, transaksi saat
dilakuka pengakuan pendapatan (amortisasi) dan transaksi saat jatuh tempo.
3. Penempatan Dana pada bank lain secara langsung
Contoh dari penempatan dana pada bank lain secara langsung adalah BPD dan
BPR. Apabila bank BPD/BPR akan menempatkan kelebihan dananya ke Bank
BRI, maka Bank BPD/BPR harus menghubungi Bank BRI. Apabila telah ada
kesepakatan, baik mengenai jenis produk, bunga, jangka waktu, dan besarnya
dana, maka Bank BPD/BPR akan melimpahkan dananya ke Bank BRI melalui
transaksi kliring. Seterimanya pelimpahan dana tersebut, Bank BRI akan
VI.
Harian
Mingguan
Bulanan
Per-triwulan (3 bulan)
Per-semester (6 bulan)
Per-tahun (12 bulan)
Tabungan, dana simpanannya dalam bentuk deposito yang di jamin oleh LPS
(Lembaga Penjamin Simpanan). LPS menjamin dana simpanan dalam bentuk
deposito dengan rate bunga yang dipakai tidak melebihi tingkat suku bunga yang
dijamin.
Rumus menghitung bunga tabungan dan bunga deposito:
Misal :
Bunga tabungan bank = 2%
Bunga deposito bank = 7,5%
Tabungan/Deposito awal = Rp 10.000.000,Pajak = 20%*
Catatan: jika simpanan diatas Rp 7.500.000,- maka akan timbul pajak atas bunga
sebesar 20% dari nilai bunga.
Maka:
Perhitungan bunga tabungan (asumsi bunga tabungan selama 30 hari)
= [nilai tabungan x suku bunga x pajak 20% x lamanya mengendap] / 365 hari
= [10.000.000 x 2% x (100%-20%) x 30 hari] / 365 hari
= Rp 13.150,Perhitungan bunga deposito (asumsi bunga deposito berjangka satu bulan)
= [nilai deposito x suku bunga x pajak 20% x jangka waktu bulan dalam hari] / 365
hari
= [10.000.000 x 7,5% x (100%-20%) x 30 hari] / 365 hari
= Rp 49.315,-
DAFTAR PUSTAKA
Taswan. Akuntansi Perbankan, Penerbitan AA-YKPN:Yogyakarta.
Taswan. Manajemen Perbankan, Penerbitan AA-YKPN:Yogyakarta.
http://www.keranjanginvestasi.com/2013/03/macam-macam-produk-simpanan-di-bank.html.
Macam-Macam Produk Simpanan di Bank.
https://www.academia.edu/5153020/Untuk_makalah_manajemen_aktiva_dan_pasiva.
Untuk
Eddy.
Modul
Akuntansi
Bank
Simpanan
Berjangka
dan
Deposito.