Sie sind auf Seite 1von 11

Eugene Uniflora (Dewandaru)

Disusun Oleh :
Nama
Prodi
Kelompok

:
:
:

Hidayah Abadi Putri


D3 Farmasi
11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pohon dewandaru dalam terminologi jawa dapat diartikan sebagai kayu
Pembawa Wahyu Dewa. Kata dewandaru banyak dijumpai dalam kisah
pewayangan maupun dalam khasanah bahasa Jawa Kuno maupun sansakerta.
Karenanya tidak mengherankan jika kemudian pohon bernama dewandaru ini
kemudian sarat dengan mitos. Mulai dari mitos soal asal-usulnya, hingga berbagai
khasiat magisnya sebagai kayu sakti dan bertuah. Karena dianggap memiliki
kekuatan magis, kayu dewandaru pun kerap kali dimanfaatkan sebagait aksesoris.
Misalnya saja dibuat tasbih, gelang, akik (batu cincin), dan kalung.
Selain kental dengan mitos, bila dikaji secara ilmiah, tanaman yang bernama
latin Eugenia uniflora ini, merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 5
meter, dan hidup menahun. Batang pohonnya tegak, berkayu, dan berbentuk bulat
dengan kulit kayu berwarna coklat. Sementara daunnya merupakan daun tunggal,
berwarna hijau berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal yang meruncing.
Pohon dewandaru dikenal juga sebagai asem selong, belimbing londo, ceremai
londo, atau cereme asam. Dalam bahasa Inggris pohon yang dipercaya
mempunyai kekuatan magis ini disebut dengan Surinam Cherry, Brazilian
Cherry,

atau Cayenne

adalah Eugenia

Cherry.

uniflora L.,

Sedangkan
yang

nama

mempunyai

ilmiah

tumbuhan ini

beberapa

sinonim

diantaranya Eugenia michelii Lam., Eugenia oblongifolia, Eugenia zeylanica


willd.

B. Tujuan
1. Mengetahui kandungan kimia tanaman dewandaru (Eugenia uniflora)
2. Mengetahui manfaat tanaman dewandaru (Eugenia uniflora)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Eugenia uniflora berbentuk perdu yang tumbuh secara tahunan


dengan tinggi lebih dari 5 meter. Batangnya tegak berkayu, berbentuk bulat
danberwarna coklat. Daun yang dimiliki berwarna hijau serta merupakan daun
tunggal tersebar berbentuk lonjong dengan ujung runcing dan pangkal meruncing.
Tepi daun rata, pertulangan menyirip dengan panjang lebih dari 5 cm dan lebar
kurang lebih 4 cm. Tanaman ini memiliki bunga berbetuk tunggal berkelamin dua
dengan daun pelindung yang kecil berwarna hijau. Kelopak bunga bertaju tiga
sampai lima, benangsari yang dimiliki banyak dengan warna putih. Putik

berbentuk slindris, makota bunga berbentuk kuku dan berwarna kuning.


Buah Eugenia uniflora berupa buah buni bulat denagn diameter kurang lebih 1,5
cm dan berwarna merah. Bijinya keras, berwarna coklat, dan kecil. Akar yang
dimiliki berwarna coklat dan merupakan akar tunggang (Hutapea, 1994).

Gambar 1. Tanaman Dewandaru (Eugenia uniflora)

A. Informasi Spesies
Dewandaru
Eugenia uniflora L.
Sinonim
Eugenia michelii Lamk

Nama umum
Indonesia:

Dewandaru, blimbing londo

Inggris:

Surinam cherry, Brazil cherry, pitanga

Melayu:

Ceremai belanda

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)


Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Eugenia
Spesies: Eugenia uniflora L.
Kerabat Dekat
Jambu Air, Jambon, Gowok, Pangopa, Eugenia dombeyi
B. Morfologi
Habitus : Perdu, tahunan, tinggi 5 m
Batang : Tegak berkayu, bulat, coklat.
Daun

: Tunggal, tersebar, lonjong, ujung runcing, pangkal meruncing,


tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5 cm, lebar 4 cm,
hijau.

Bunga

: Tunggal, berkelamin dua, daun pelindung kecil, hijau, kelopak


bertajuk tiga sampai lima, benang sari banyak, putih, putik
silindris, mahkota bentuk kuku, kuning.

Buah

: Buni, bulat, diameter 1,5 cm, merah.

Biji

: Kecil, keras, coklat

Akar

: Tunggang, coklat.

C. Habitat
Tanaman Dewandaru tersebar luas di Negara-negara Amerika Selatan
terutama di Brasil, Argentina, Uruguay, dan Paraguay. Sedangkan di Indonesia,
tanaman ini menyebar di wilayah Sumatera dan Jawa.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Kandungan Kimia Tanaman Dewandaru (Eugenia uniflora)
Dewandaru (Eugenia uniflora) mengandung senyawa flavonoid dan
fenolik. Monoterpenes (75,3%) ditemukan sebagai kandungan volatile
tertinggi dalam buah dewandaru. Adapun senyawa lainnya yaitu trans-betaocimene (36,2%), cisocimene (13,4%), isomeric beta-ocimene (15,4%), dan
beta-pinene (10,3%). Kandungan terapeutik pada ekstrak daun seperti selina1,3,7(11)-trien-8-one juga ditemukan pada ekstrak volatile buah. Hal itu
menunjukkan kemungkinan buah bermanfaat terapeutik seperti layaknya
ekstrak daun.
Minyak esensial daun dewandaru didapat melalui clevenger apparatus dan
dianalisis dengan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Daun
dikumpulkan dan segera diekstrak untuk lima hari berturut-turut pada pukul
09.00 hingga pukul 14.00. Tidak ada variasi pada hasil minyak yang diteliti
pada

waktu

tersebut.

Furanodiene

dan

produk

susunan

ulangnya,

furanoelemene (atau curzerene, 50,2%), beta-elemene (5,9%) dan alfa-cadinol


(4,7%) diidentifikasi sebagai senyawa yang terbanyak. GC-Olfatometry (GCO) terkait dengan aroma extract dilution analysis (AEDA) mengidentifikasi
adanya sembilan senyawa aroma aktif, furanodiene (bersama dengan
furanoelemene, FD 1024), beta-elemene (FD 256), dan (E,E)-germacrone (FD

256) merupakan senyawa utama yang mempengaruhi aroma minyak esensial


tersebut.
B. Manfaat Tanaman Dewandaru (Eugenia uniflora)
Secara empiris buah dewandaru (Eugenia uniflora L.) berkhasiat sebagai obat
batuk, kurap, disentri juga sebagai antiinflamasi, anti radikal, anti hipertensi, dan
anti diabetes. Buah dan daun Eugenia uniflora digunakan sebagai peningkat
kualitas astringent dan mengurangi tekanan darah tinggi (Bandoni et al, 1972).
Hasil decocta daun Eugenia uniflora di Paraguai digunakan untuk menurunkan
kolesterol dan tekanan darah. Selain itu juga dapat menurunkan metabolisme lipid
dan dapat digunakan sebagai efek proteksi pada trigliserida dan level lipoprotein
yang sangat rendah (Ferro et al., 1988).
Daun Eugenia uniflora sebagai obat tradisional berkhasiat sebagai obat
mencret (Hutapea, 1994). Aksi anti infamasi yang tinggi juga ditemukan pada
daun Eugenia uniflora (Scapoval et

al.,

medicine, buahEugenia uniflora digunakan


antirematik,

anti-febrile,

dan

1994).
sebagai

antidiabetik.

Pada Brazilian
antidiare,
Selain

itu,

folk
diuretik,
ekstrak

daun Eugenia uniflora juga sebagai agen hipotensif (Consolini et al., 2000) dan
menghambat peningkatan level trigliserida dan glukosa plasma (Matsumura et al.,
2000). Adapun secara rinci, khasiat tanman dawandaru adalah sebagai berikut :
1. Antioksidan
Buah maupun daun dewandaru terbukti bisa mencegah munculnya
kanker atau tumor. Warna merah buah dewandaru menunjukkan bahwa di
dalamnya terdapat kandungan senyawa tertentu. Dari hasil penelitian

diketahui mengandung senyawa golongan karotenoid. Begitu juga dengan


daun dewandaru ditemukan senyawa yang bermanfaat sebagai antioksidan
dan disebut fenolik. Karotenoid dan fenolik berkhasiat sebagai antioksidan
yang bekerja melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh
manusia. Keberadaan radikal bebas menyebabkan kerusakan sel dan
pangkal terjadinya penyimpangan pada pola pembelahan sel atau
penyebab dari tumor dan kanker.
Jika Anda memanfaatkan buah dewandaru, sebaiknya di jus terelebih
dahulu atau dimakan langsung. Buah dewandaru yang sudah masak
mengandung likopen yang tinggi. Perlu juga Anda ketahui bahwa
kandungan likopen bisa menurun apabila diolah menjadi produk tertentu.
Diperlukan teknik tertentu dalam pengolahan agar kandungan likopen
tidak berkurang terlalu banyak.
Begitu juga dengan penanganan

daun

dewandaru.

Ilmuwan

menemukan bukti kandungan senyawa fenolik pada ekstrak daun yang


dikeringkan dengan panas sinar matahari jauh berkurang dibandingkan
dengan yang dikeringkan di udara.
2. Anti bakteri
Selain sebagai antioksidan dewandaru juga bisa mengatasi diare.
Warga Brazil menggunakan biji dewandaru untuk mengobati diare. Para
ilmuwan menelitu sejauh mana biji dewandaru berkhasiat sebagai anti
kuman.

Ternyata

protein

biji

dewandaru

mampu

menghambat

pertumbuhan berbagai macam kuman, di antaranya adalah kuman


penyebab diare.
3. Atasi rasa sakit

Informasi yang tidak kalah menarik adalah pemakaian daun dewandaru


untuk obat antirematik. Khasiat yang ditemukan melalui pemakaian secara
turun

temurun

itu

juga

sudah

didukung

data

ilmiah

yang

menggembirakan. Daun dewandaru mengandung minyak atsiri, yang


bekerja sebagai analgesik alias penghilang rasa sakit.

DAFTAR PUSTAKA
Consolini, A.E., and Sarubbio, M.G., 2002, Pharmacological effects of Eugenia
uniflora (Myrtaceae) aqueous crude extract on rats heart, Journal of Ethno
pharmacology,81,57-63.
Ferro, E., A. Schinini, M. Maldonado, J. Rosner and G.S. Hirschman, 1988,
Eugenia uniflora leaf extract and lipid metabolism in Cebus apella monkeys.
Journal of Ethnopharmacology 24:321-325.
Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III, Departemen
Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 29-30.

Nur Ismiyati, Endang Sulistyorini dan Rina Maryani. 2015. Diakses di


http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/en/?page_id=105 pada tanggal 27 Agustus 2015.
Dewandaru (Eugenia uniflora). Yogyakarta: UGM
Rahmawan Sjahid, Landyyun. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun
Dewandaru (Eugenia uniflora L.). Surakarta: UMS.

Das könnte Ihnen auch gefallen