Sie sind auf Seite 1von 6

MANAJEMEN PERUBAHAN

MANAGEMENT OF CHANGE

1. Purpose

1. Tujuan

One of the most important and necessary aspects


of a process HSE management program is
appropriately managing changes to the process.
Management of change is a best practice used to
ensure that safety, health and environmental risks
are controlled when a company makes changes in
their facilities, documentation, personnel, or
operations.

Salah satu aspek yang paling penting dan


perlu dari proses program manajemen HSE
dengan tepat mengelola perubahan proses.
Manajemen perubahan adalah praktek terbaik
yang digunakan untuk memastikan bahwa
keselamatan,
risiko
kesehatan
dan
lingkungan dikendalikan ketika perusahaan
membuat
perubahan
pada
fasilitas,
dokumentasi, personil, atau operasi mereka.

Change of process is the changes of processes


which are defined on approved work activities list
of HSE Risk Managements (refer to HSE Risk
Management Procedure (HSE-P-4.3.1.01).

Perubahan proses perubahan dari proses yang


didefinisikan dalam daftar aktivitas kerja
yang disetujui HSE Risk Manajemen (lihat
HSE Risiko Prosedur Manajemen (HSE-P4.3.1.01).

This procedure defines the feasibility process


should be identified and prepare prior to conduct
any changes in operational system, material,
operational machine modification and other
activities which having high potential to resulting
a risk or environmental damages.

Prosedur
ini
mendefinisikan
proses
kelayakan
harus
diidentifikasi
dan
mempersiapkan
sebelum
melakukan
perubahan dalam sistem operasional,
material, modifikasi mesin operasional dan
kegiatan lainnya yang memiliki potensi
tinggi untuk menghasilkan risiko atau
kerusakan lingkungan.

2. Scope

2. Ruang Lingkup

a. Safe Work Practices are to be established as


specified. Risk Assessment has to be done
prior to establishing the SWP.
b. SWPs procedure does not remove, replace or
alter legal legislation related to health, safety
and environmental. If found any conflict to the
legal legislation, the valid procedure should be
refer to the legal legislation and this procedure
should be updated accordingly.
c. This procedure is applicable to all activities
Design and Manufacture of Bow Spring
Casing Centralizers; Float Shoes and Float
Collar; Manufacture of Casing and Tubing
Accessories, Pup Joints and Couplings and
Related
Cementing
and
Production
Equipments for The Oil and Gas Industry in
PT. Astajaya Nirwighnata

Dokumen ini milik PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA, isi dari


dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau
disalin baik seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari
PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA.

a. Praktek Kerja Aman harus ditetapkan


sebagai ditentukan. Penilaian Risiko harus
dilakukan sebelum melakukan SWP.
b. Prosedur SWPs tidak menghilangkan,
mengganti atau mengubah undang-undang
hukum yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan dan lingkungan. Jika
ditemukan konflik dengan undang-undang
hukum, prosedur yang berlaku harus
mengacu pada undang-undang hukum dan
prosedur ini harus diperbarui sesuai.
c. Prosedur ini berlaku untuk semua
kegiatan Design and Manufacture of Bow
Spring Casing Centralizers; Float Shoes
dan Float Collar; Manufacture of Casing
dan Tubing Accessories, Pup Joints dan
Couplings dan Related Cementing and
Production Equipments for The Oil and
Gas Industry di PT. Astajaya Nirwighnata

PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA

No. Dokumen

HSE-P-4.4.6.03

No. Revisi

Halaman

3 of 11

MANAJEMEN PERUBAHAN
MANAGEMENT OF CHANGE

3. References

3. Referensi

Indonesia HSE Legal References :


1. UU No.1/1970 on Occupational Safety
2. PP No.50/2012 HSE Management System

Referensi Hukum HSE Indonesia :


1. UU No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja
2. PP No.50/2012 Sistem Manajemen HSE

Industrial Standard References :


3. OHSAS 18001:2007 Occupational Health &
Safety Management System Requirements

Referensi Standar Industrial :


3. OHSAS 18001:2007 Persyaratan Sistem
Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Kerja

PT. Astajaya Nirwighnata Management System


References :
4. HSE Risk Management Procedure (HSE-P4.3.1.01)
5. HSE Internal Audit Procedure (HSE-P4.5.5.01)
6. Permit to Work System Procedure (HSE-P4.5.7.01)

Referensi Sistem Manajemen PT


Nirwighnata :
4. Prosedur Manajemen Risiko
4.3.1.01)
5. Prosedur Internal Audit HSE
4.5.5.01)
6. Prosedur Sistem Izin Kerja
4.5.7.01)

4. Definitions

Astajaya
(HSE-P(HSE-P(HSE-P-

4. Definisi

Hot Work : Any work that could result in the


generation of a spark or flame, which contains
or has contained a flammable substance.

Kerja Panas : Setiap pekerjaan yang dapat


mengakibatkan generasi percikan atau nyala
api, yang berisi atau telah berisi bahan yang
mudah terbakar.

Job Safety Analysis (JSA) : A process of


planning for work with safety an integral factor
of the way the job is done. It is a method of
ensuring that sufficiently skilled manpower,
plant/equipment and materials/resources are
allocated for a task and all persons ultimately
involved are aware of and follow a safe system
of work.

Analisis Kerja Aman : Proses perencanaan


untuk
bekerja
dengan
keselamatan
merupakan faktor yang tidak terpisahkan
dari cara pekerjaan dilakukan. Ini adalah
metode untuk memastikan bahwa tenaga
kerja yang cukup terampil, pabrik /
peralatan dan bahan / sumber daya yang
dialokasikan untuk tugas dan semua orang
akhirnya terlibat menyadari dan mengikuti
sistem yang aman dari pekerjaan

Permit To Work (System) : A formal written


system used to control works which have been
identified as potentially hazardous. The system
ensures that personnel engaged in a specific
activity are formally made aware of the hazards
involved in carrying out their work and
documents the controls that shall be put in place
to manage these hazards.

Sistem Ijin Untuk Bekerja : Sebuah sistem


tertulis formal yang digunakan untuk
mengontrol
pekerjaan
yang
telah
diidentifikasi sebagai berpotensi berbahaya.
Sistem ini memastikan bahwa karyawan
yang terlibat dalam suatu aktivitas tertentu
secara resmi dibuat sadar akan bahaya yang
terlibat dalam melaksanakan pekerjaan
mereka dan mendokumentasikan kontrol
yang harus diletakkan di tempat untuk
mengelola bahaya tersebut.

Dokumen ini milik PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA, isi dari


dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau
disalin baik seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari
PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA.

PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA

No. Dokumen

HSE-P-4.4.6.03

No. Revisi

Halaman

4 of 11

MANAJEMEN PERUBAHAN
MANAGEMENT OF CHANGE

Personnal Protective Equipment (PPE) : Is


defined as equipment or clothing used by a
person to minimize exposure to specific hazards.

Alat Pelindung Diri (APD) : Didefinisikan


sebagai 'peralatan atau pakaian yang
digunakan
oleh
seseorang
untuk
meminimalkan paparan terhadap bahaya
tertentu.

Site: Collective term indicating ASTA offices


and site area.

Tempat Kerja : Istilah kolektif yang


menunjukkan kantor ASTA dan tempat
kerja.

Employee: ASTA Employee who are working at


PT. Astajaya Nirwighnata.

Karyawan: karyawan ASTA yang bekerja


di PT. Astajaya Nirwighnata.

5. Procedure

5. Prosedur

5.1. Organization and Responsibility

5.1. Organisasi dan Tanggung Jawab

5.1.1 Production Manager shall be overall


responsible to establish the SWPs of his
production employing a standard format.
Risk Assessment is to be done prior to
establishing the SWP.

5.1.1

5.1.1.1 Production Manager is to ensure that the


established SWPs are reviewed at least
once per a year and are updated
accordingly. To ensure management
change, he is also to initiate Risk
Assessment for new or modified work
processes and/ or operations, equipment,
material that has potential to cause injury
to establish new SWPs.

5.1.2 All department managers are to implement


all the SWPs that have been established in
their area of jurisdiction.
5.1.2.1 Each department manager is to ensure
proper training, with record keeping, is
provided to all workers that are required to
carry out the SWPs in their department.

Manajer Produksi bertanggung


jawab secara keseluruhan untuk
menetapkan SWPs produksinya
menggunakan
format
standar.
Penilaian Risiko yang harus
dilakukan sebelum melakukan SWP.

5.1.1.1 Manajer Produksi adalah untuk


memastikan bahwa SWPs ditetapkan
ditinjau setidaknya sekali per tahun
dan diperbarui sesuai. Untuk
memastikan perubahan manajemen,
ia juga memulai Penilaian Risiko
untuk proses kerja baru atau diubah
dan/atau operasi, peralatan, material
yang memiliki potensi untuk
menyebabkan
cedera
untuk
membangun SWPs baru.
5.1.2

Semua manajer departemen yang


menerapkan semua SWPs yang telah
ditetapkan di area yurisdiksi mereka.

5.1.2.1 Setiap manajer departemen adalah


untuk memastikan pelatihan yang
tepat, dengan pencatatan, disediakan
untuk
semua
pekerja
yang
diperlukan untuk melaksanakan
SWPs di departemen mereka.
5.1.3

Dokumen ini milik PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA, isi dari


dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau
disalin baik seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari
PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA.

PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA

Supervisor adalah untuk


No. Dokumen

HSE-P-4.4.6.03

No. Revisi

Halaman

5 of 11

MANAJEMEN PERUBAHAN
MANAGEMENT OF CHANGE

5.1.3 Supervisors are to provide the training of


the workers affected by the SWPs.
5.1.3.1 Supervisors
are
to
enforce
the
implementation of such Safe Work
Practices by making sure that the workers
are carrying them out.

memberikan pelatihan para pekerja


yang terkena dampak SWPs.
5.1.3.1 Supervisor adalah untuk melakukan
penerapan seperti Praktek Kerja
Aman dengan memastikan bahwa
para pekerja membawa SWP.

5.1.3.2 Supervisors are to authorize all Permits- To


Work (PTWs) before stipulated work
could proceed (Refer to Permit to Work
Procedure, HSE-P-4.5.7.01).

5.1.3.2 Supervisor adalah untuk memberi


wewenang semua Permits- Untuk Pekerjaan (PTW) sebelum bekerja
ditetapkan bisa melanjutkan (Lihat
Izin Kerja Prosedur, HSE-P4.5.7.01).

5.1.3.3 In case the SWPs procedure is not


available, it is important that work does not
proceed until the actual and potential
hazards are identified and a course of
action is determined and communicated to
the workers by the supervisor in charge of
the workplace with conducting Job Safety
Analysis (JSA).

5.1.3.3 Bila hal prosedur SWPs tidak


tersedia, penting bahwa pekerjaan
tidak diproses sampai bahaya aktual
dan potensial diidentifikasi dan
suatu tindakan ditentukan dan
dikomunikasikan kepada pekerja
oleh supervisor yang bertanggung
jawab atas tempat kerja dengan
melakukan Job Safety Analysis
(JSA).
5.1.4

5.1.4 All worker are to perform the SWPs as laid


down by the management of the PT.
Astajaya Nirwighnata.
5.1.4.1 All employees are to attend all relevant
Safe Work Practices training sessions
conducted by PT. Astajaya Nirwighnata.
5.1.4.2 All employees that required PTW are to be
authorized by the respective Supervisor
before work can proceed.

Semua pekerja adalah untuk


melakukan SWPs sebagaimana
ditetapkan oleh manajemen PT.
Astajaya Nirwighnata.

5.1.4.1 Semua karyawan untuk menghadiri


semua sesi pelatihan terkait Praktek
Kerja Aman dilakukan oleh PT.
Astajaya Nirwighnata.
5.1.4.2 Semua karyawan yang diperlukan
PTWS harus disahkan oleh masingmasing supervisor sebelum bekerja
dapat melanjutkan.

5.2. Langkah untuk Mengelola Perubahan


5.2. Steps to Manage the Change
All managers shall assure that the following
considerations are addressed prior to any
change:
Dokumen ini milik PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA, isi dari
dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau
disalin baik seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari
PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA.

Semua manajer harus menjamin bahwa


pertimbangan berikut ditujukan sebelum
perubahan:
(1) dasar teknis untuk perubahan yang

PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA

No. Dokumen

HSE-P-4.4.6.03

No. Revisi

Halaman

6 of 11

MANAJEMEN PERUBAHAN
MANAGEMENT OF CHANGE

diusulkan.
(1) the technical basis for the proposed
change.
(2) impact of the change on safety and
health.
(3) modifications to operating procedures.
(4) necessary time period for the change
and.
(5) authorization requirements
proposed change.

for

pada

(3) modifikasi untuk prosedur operasi.


(4) jangka waktu yang diperlukan untuk
perubahan dan.
(5) persyaratan
otorisasi
perubahan yang diusulkan.

untuk

the
Berikut ini adalah cara terbaik untuk
mengelola perubahan:

Followings are the best ways to manage the


changes:
(1) The respective manager shall compile
safety information on the products,
equipment, materials or processes that
are changing, review and develop
relevant procedures to incorporate the
new information or applicable to related
changes. Be sure to include information
on how to investigate accidents, audit
compliance with safety procedures and
plan for emergency responses..

(2) The respective manager shall establish a


way to gather employee input on the
changes, such as interviews, group
discussions or
surveys. Incorporate
employee comments and suggestions
into your draft policy and procedures.
(3) If required, the respective manager shall
conduct Risk Assessment (refer to HSE
Risk Management Procedure HSE-P4.3.1.01) on every process in which
changes are involved.
(4) The respective manager shall train
employees on the changes. Emphasize
any safety and health hazards and what
to do in the case of an emergency. The
training must take place before an
Dokumen ini milik PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA, isi dari
dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau
disalin baik seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari
PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA.

(2) dampak
perubahan
keselamatan dan kesehatan.

(1) Masing-masing
manajer
akan
mengumpulkan
informasi
keselamatan pada produk, peralatan,
bahan atau proses yang berubah,
meninjau dan mengembangkan
prosedur yang relevan untuk
menggabungkan informasi baru atau
berlaku untuk perubahan terkait.
Pastikan
untuk
menyertakan
informasi tentang bagaimana untuk
menyelidiki kecelakaan, pemenuhan
audit dengan prosedur keselamatan
dan merencanakan untuk tanggap
darurat.
(2) Masing-masing
manajer
harus
menetapkan
cara
untuk
mengumpulkan
masukan
dari
karyawan pada perubahan, seperti
wawancara, diskusi kelompok atau
survei. Memasukkan komentar
karyawan dan saran ke draft
kebijakan dan prosedur.
(3) Diperlukan, masing-masing manajer
akan melakukan Risk Assessment
(lihat Prosedur HSE Manajemen
Risiko HSE-P-4.3.1.01) pada setiap
proses di mana perubahan yang
bersangkutan.)
(4) Masing-masing
manajer
akan
melatih karyawan pada perubahan.
Tekankan setiap keselamatan dan

PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA

No. Dokumen

HSE-P-4.4.6.03

No. Revisi

Halaman

7 of 11

MANAJEMEN PERUBAHAN
MANAGEMENT OF CHANGE

employee is allowed to operate the


equipment or perform the job that the
changes were related to.

Respective manager of the initiated process


chance shall complete the HSE Management
of Change Proposal form (HSE-F-4.4.6.03A00). The changes shall not be proceeded
prior to get approval on the proposal.

bahaya kesehatan dan apa yang


harus dilakukan dalam keadaan
darurat. Pelatihan harus dilakukan
sebelum
seorang
karyawan
diperbolehkan
untuk
mengoperasikan peralatan atau
melakukan pekerjaan yang yang
terkait dengan perubahan.
Masing-masing manajer berkesempatan
memulai proses akan menyelesaikan
Manajemen Perubahan HSE Formulir
Proposal
(HSE-F-4.4.6.03-A00).
Perubahan tidak akan diproses sebelum
mendapatkan persetujuan proposal.

6. Form (Formulir)
Management Of Change (Manajemen Perubahan)

HSE-F-4.4.6.03-A00

7. Appendix (Lampiran)
Nil

Dokumen ini milik PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA, isi dari


dokumen ini tidak diperkenankan untuk digandakan atau
disalin baik seluruh atau sebagian tanpa izin tertulis dari
PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA.

PT. ASTAJAYA NIRWIGHNATA

No. Dokumen

HSE-P-4.4.6.03

No. Revisi

Halaman

8 of 11

Das könnte Ihnen auch gefallen