Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
(Gemerasi 1 dan 2)
Seperti halnya antibiotik betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba sefalosforin ialah
menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat ialah reaksi transpeptidase tahap
ketiga dalam rangkaian reakasi pembentuk dinding sel.
Sefalosporin aktif terhadap kuman. Gram positif maupun gram negatif, tetapi spektrum
antimikroba masing-masing derrivat bervariasi.
Cefuroxim digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri seperti;
bronkitis, gonore, penyakit limfa, dan infeksi pada organ telinga, tenggorokan, sinus, saluran
kemih, dan kulit.
Cefotaxim
Cefotaxime digunakan untuk mengobati Gonore, infeksi pada ginjal (pyelonephritis), organ
pernafasan, saluran kemih, meningitis, pencegahan infeksi pada proses operasi dan infeksi
kulit dan jaringan lunak.
Escherichia Coli
Salmonella
dikenal, yaitu :
Sigella
Pseudomonas
Staphylococcus
Streptococcus
Enterococcus
Moraxella
Helicobacter
Bacillus
Corynebacterium
Stenotrophomonas
Bdellovibrio
Nocardia
Clostridium
Actinobacteria
Listeria
Alpha-proteobacteria Wolbachia
Cyanobacteria
Spirochaeta
green sulfur & green non-sulfur
Enterobacteriaceae;
bacteria.
Clostridium tetani
Bentuk batang lurus, langsing, berukuran panjang 2-5 mikron, lebar 0,4-0,5 mikron, dapat
bergerak, termasuk gram positif anaerob berspora, membentuk exotoxin yang disebut
tetanospasmin (tetanus spasmin), dan ketika bakteri ini mengeluarkan eksotoxin maka akan
menghasilkan 2 eksotoxin yaitu tetanospasmin dan tetanolisin.
Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitinase, tidak memecah protein dan tidak
memfermentasi sakarosa dan glukosa juga tidak menghasilkan gas H2S. Menghasilkan
gelatinase, dan indol positif. Spora dari Clostridium tetani resisten terhadap panas dan juga
biasanya terhadap antiseptis. Sporanya juga dapat bertahan pada autoclave pada suhu 249.8F
(121C) selama 1015 menit. Juga resisten terhadap phenol dan agen kimia yang lainnya.
Timbulnya tetanus ialah terutama oleh clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka yang
dalam dengan perawatan yang salah.
2. Bacillus cereus
Bacillus cereus telah dikenali sebagai salah satu penyebab keracunan pada makanan sejak
tahun 1955, sejak saat itu mikroorganisme ini telah menarik banyak perhatian dan menjadi salah
satu penyebab keracunan pada pangan yang termasuk sering ditemukan.
Bacillus cereus merupakan golongan bakteri Gram-positif (bakteri yang mempertahankan zat
warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram), aerob fakultatif (dapat menggunakan
oksigen tetapi dapat juga menghasilkan energi secara anaerobik), dan dapat membentuk spora
(endospora).
Spora Bacillus cereus lebih tahan pada panas kering daripada pada panas lembab dan dapat
bertahan lama pada produk yang kering. Selnya berbentuk batang besar (bacillus) dan sporanya
tidak membengkakkan sporangiumnya.
3. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen
kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh
berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 m. S. aureus tumbuh
dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan
mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan
kulit.
1) Clostridium perfringens
Clostridium perfringens adalah spesies bakteri gram-positif yang dapat membentuk spora dan
menyebabkan keracunan makanan. Beberapa karakteristik dari bakteri ini adalah non-motil
(tidak bergerak), sebagian besar memiliki kapsul polisakarida, dan dapat memproduksi asam
dari laktosa. C. perfringens dapat ditemukan pada makanan mentah, terutama daging dan ayam
karena kontaminasi tanah atau tinja. Bakteri ini dapat hidup pada suhu 15-55 C, dengan suhu
optimum antara 43-47 C. Clostridium perfringens dapat tumbuh pada pH 5-8,3 dan memiliki pH
optimum pada kisaran 6-7. Sebagian C. perfringens dapat menghasilkan enterotoksin pada saat
terjadi sporulasi dalam usus manusia.
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna merah, dan memiliki
lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram negatif terletak di
ruang periplasmik antara membran plasma dengan membran luar.
Contoh bakteri Gram negatif, yaitu Azotobacter, Rhizobium leguminosarum, Neisseria
gonorrhoeae, Haemophilus influenzae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan
Helicobacter pylori.
Bakteri Gram negatif yang bersifat patogen lebih berbahaya daripada bakteri Gram positif,
karena membran luar pada dinding selnya dapat melindungi bakteri dan sistem pertahanan
inang dan menghalangi masuknya obat-obatan antibiotik. Senyawa lipopolisakarida pada
membran luar bakteri Gram negatif dapat bersifat toksik (racun) bagi inang.