Sie sind auf Seite 1von 10

REFLEKSI KASUS

Agustus 2015

AKRODERMATITIS

OLEH:

SAKINA USMAN, S.Ked


N 111 14 011
PEMBIMBING KLINIK:

dr. SENIWATY ISMAIL, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNTAD
RSUD UNDATA PALU
2015

STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Pekerjaan
5. Alamat
6. Agama
7. Status
8. Tanggal pemeriksaan
9. Ruangan

: Ny. Y
: 39 tahun
: Perempuan
: IRT
: BTN. Petobo D5 No.34
: Islam
: Sudah menikah
: 10 Agustus 2015
: Poliklinik Kesehatan Kulit & Kelamin Undata

II. ANAMNESIS (AUTO)


1. Keluhan Utama :
Muncul benjolan kecil berisi cairan yang gatal dan sakit pada ujung jari
tangan kiri pasien.
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan ini telah dialami sejak 6 bulan yang lalu. Awalnya muncul
penonjolan berisi cairan jernih di jari keempat pada tangan kiri pasien,
kemudian dari hari ke hari bertambah banyak dan ada yang pecah dan
mengeluarkan cairan, dan timbul kulit mengelupas seperti sisik. Selain itu,
mulai muncul benjolan kecil berisi cairan yang di puncaknya terdapat
warna kemerahan yang terasa nyeri. Munculnya benjolan ini secara tibatiba, tanpa pasien ketahui pemicunya. Rasa gatalnya tidak spesifik pada
waktu tertentu (pagi atau malam), namun setiap saat. Tidak ada riwayat
demam. Pasien sudah ke dokter keluarga pada 5 hari yang lalu dan diberi
obat cetirizine 10 mg 1x1 dan krim dexamethasone 0,1 % yang diolesi
setiap pagi atau malam, namun pasien mengaku belum ada perubahan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah menderita gejala seperti ini sebelumnya. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi obat, makanan atau hal lain. Pasien mengaku
2

telapak tangan selalu basah (berkeringat) meskipun tidak beraktivitas


yang sudah dirasakan sejak kanak-kanak. Pasien memiliki tidak riwayat
hospitalisasi. Riwayat DM, hipertensi dan asma disangkal.
4.

Riwayat Sosial:
Pasien seorang IRT. Pasien mengatakan kadang dihinggapi rasa stress
karena jika ada masalah keluarga. Jika mencuci pakaian, pasien
menggunakan mesin cuci otomatis, sehingga kontak dengan sabun/deterjen
sangat jarang. Ketika mencuci piring, pasien juga menggunakan sarung
tangan karet. Pasien mengaku jarang melakukan aktivitas berkebun. Pasien
juga tidak memiliki kebiasaan merokok atau penggunaan alkohol dan saat
ini tidak menggunakan kontrasepsi jenis apapun. Pasien mengaku tidak
pernah mengolesi kulitnya (kontak) dengan minyak tawon atau telon bayi.

5. Riwayat Penyakit Keluarga:


Keluhan sakit kulit yang sama pada keluarga pasien disangkal. Pasien juga
menyangkal terdapat riwayat keluarga yang pernah menderita penyakit
seperti ini.

III.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Status gizi
: Baik
2. Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu aksila

: 110/80 mmHg
: 88 kali/menit
: 22 kali/menit
: 36,50C

3. Status Dermatologis/Venereologis
1) Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit
2) Leher
: tidak terdapat ujud kelainan kulit
3) Thoraks : tidak terdapat ujud kelainan kulit

4)
5)
6)
7)
8)
9)

Punggung : tidak terdapat ujud kelainan kulit


Abdomen : tidak terdapat ujud kelainan kulit
Genitalia : tidak terdapat ujud kelainan kulit
Inguinal : tidak terdapat ujud kelainan kulit
Glutea
: tidak terdapat ujud kelainan kulit
Ekstremitas superior:
o Terdapat papul eritem, plak eritem, fisura dan skuama di
phalangs distal digiti III pada regio manus sinistra
o Terdapat vesikel milier diskret, plak eritem dan skuama di

phalangs intermediet digiti IV pada regio manus sinistra


10) Ekstremitas inferior : tidak terdapat ujud kelainan kulit

IV.

GAMBAR

Gambar 1. tampak papul eritem soliter, plak


eritem, fisura dan skuama berwarna putih di
phalangs distal digiti III pada regio palmar
manus sinistra

Gambar 2. tampak papul eritem soliter, plak


eriem, skuama berwarna putih di phalangs
distal digiti III pada regio palmar manus
sinistra

Gambar 3. tampak vesikel ukuran milier diskret,disertai plak eritem


dan makula hiperpigmentasi milier di phalangs intermediet digiti IV
pada regio palmar manus sinistra

V. RESUME
Seorang wanita 39 tahun MRS dengan keluhan muncul benjolan kecil berisi
cairan yang gatal dan perih yang telah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu.
Awalnya muncul satu gelembung cair yang gatal namun terus menerus bertambah
dan diantaranya ada yang pecah dan mengelupas dan ada yang menjadi
penonjolan teraba keras berwarna merah dan padat yang sakit jika ditekan. Lesi
ini muncul secara tiba-tiba, tanpa pasien ketahui pemicunya. Munculnya gatal
tidak spesifik pada malam hari, dan tidak ada anggota keluarga yang sakit kulit
serupa Pasien sudah ke dokter keluarga, diberikan obat minum cetirizine 10 mg
1x1 dan krim dexamethasone 0,1 % pada pagi dan malam, namun tidak ada
perbaikan.
Pasien kadang mengalami stress jika ada masalah dalam keluarga. Pasien
jarang

kontak

langsung

dengan

detergen/sabun

jika

mencuci

pakaian

(menggunakan mesin cuci otomatis) dan menggunakan sarung tangan karet ketika
cuci piring. Pasien juga belum pernah mengolesi/kontak dengan minyak apapun.
Pasien memiliki mengaku tangannya selalu basah sejak usia kanak-kanak. Tidak
ada riwayat alergi / atopi pada pasien dan keluarga pasien.
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan keadaan umum: baik;
kesadaran: compos mentis; status gizi: baik. Tanda vital: TD 110/80 mmHg, Nadi
88 kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu aksiler 36,5 oC.
Pada pemeriksaan status dermatologis didapatkan terdapat effloresensi pada
ekstremitas superior di regio palmar manus sinistra yaitu: terdapat papul eritem,
plak eritem, fissura dan skuama di phalangs distal digiti III. Juga terdapat vesikel
milier diskret, plak eritem dan skuama di phalangs intermediet digiti IV .
VI.

DIAGNOSIS BANDING
1. Akrodermatitis
2. Dermatitis dishidrosis (Phompholyx)
5

3. Dermatitis kontak alergi


4. Dermatitis kontak iritan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

VII.

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN


- Tes Tempel (Patch Test)
- Histopatologi (biopsi kulit epidermis)
IX.

DIAGNOSIS KERJA
Akrodermatitis dan infeksi sekunder

X. PENATALAKSANAAN
- Non medikamentosa
o Menjaga hiegini dan sanitasi
o Hindari stress
o Jangan menggaruk pada daerah lesi karena akan menyebabkan
perburukan dan timbul infeksi sekunder. Untuk mengurangi gatal,
-

XI.

dapat membasuh atau merendam tangan pada air dingin.


Medikamentosa
o Sistemik
Anti pruritus : Cetirizine 10 mg 1x1
Anti inflamasi : Metilprednisolone 4 mg 2 x1
Antibiotik
: Ciprofloxacin 500 mg 2 x 1
o Topikal
Anti inflamasi : Desoxymetasone 0,1 % ointment pagi dan malam
Antibiotik
: Fusycomb cream pagi dan malam

PROGNOSA
- Qua ad vitam
- Qua ad functionam
- Qua ad sanationam
- Qua ad kosmetikam

: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam
PEMBAHASAN

Seorang wanita 39 tahun MRS dengan keluhan muncul penonjolan berisi


cairan seperti gelembung yang gatal dan perih yang telah dirasakan sejak 6
bulan yang lalu. Awalnya muncul satu gelembung cair yang gatal namun terus
menerus bertambah dan diantaranya ada yang pecah dan mengelupas dan ada
yang menjadi penonjolan teraba keras berwarna merah dan padat yang sakit jika

ditekan. Lesi ini muncul secara tiba-tiba, tanpa pasien ketahui pemicunya.
Munculnya gatal tidak spesifik pada malam hari, dan tidak ada anggota keluarga
yang sakit kulit serupa Pasien sudah ke dokter keluarga, diberikan obat minum
cetirizine 10 mg 1x1 dan krim dexamethasone 0,1 % pada pagi dan malam,
namun tidak ada perbaikan. Pasien jarang kontak langsung dengan detergen/sabun
jika mencuci pakaian (menggunakan mesin cuci otomatis) dan menggunakan
sarung tangan plastic ketika cuci piring. Pasien memiliki mengaku tangannya
selalu basah sejak usia kanak-kanak. Tidak ada riwayat alergi pada pasien.
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan keadaan umum: baik;
kesadaran: compos mentis; status gizi: baik. Tanda vital: TD 110/80 mmHg, Nadi
88 kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu aksiler 36,5 oC.
Pada pemeriksaan status dermatologis didapatkan terdapat effloresensi pada
ekstremitas superior di regio palmar manus sinistra yaitu: terdapat papul eritem,
plak eritem, fissura dan skuama di phalangs distal digiti III; serta terdapat vesikel
milier diskret, plak eritem dan skuama di phalangs intermediet digiti IV.
Akrodermatitis merupakan dermatitis tipe vesikuler pada jari, telapak tangak
dan kaki. Penyakit ini merupakan dermatosis yang dapat dalam keadaan akut,
rekuren dan kronik, yang dikarakteristikkan dengan adanya vesikel yang gatal
dengan onset tiba-tiba, dan pada keadaan lanjut dapat ditemukan fisura dan
likenifikasi.1,2
Distribusi dari ruam adalah 80% pada tangan dan kaki, dimana tempat
predileksi dimulai dari bagian lateral jari-jari , telapak tangan, telapak kaki dan
pada keadaan lanjut pada bagian dorsal jari-jari.1
Ditinjau dari segi bahasa, berasal dari kata acro yang berarti ekstremitas dan
dermatitis yang mempunyai arti peradangan pada kulit. Akrodermatitis adalah
suatu kelainan kulit yang tidak berbahaya yang disertai gejala demam dan
malaise, yang terkait dengan suatu infeksi virus atau bakteri.3
Penyebab akrodermatitis belum diketahui secara pasti. Akrodermatitis sering
timbul bersaman dengan penyakit kulit lain misalnya dermatitis atopic, dermatitis
kontak, alergi terhadap bahan metal, infeksi dermatofita, infeksi bakteri,

lingkungan dan stress.3 Ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam
menyebabkan akrodermatitis, yaitu:
1. Atopi: sebanyak 50% pasien dengan akrodermatitis dilaporkan baik secara
personal maupun keluarga mempunyai atopi diatesis (eksema, asma, hay
fever, rhinitis alergika)
2. Serum IgE akan meningkat, sekalipun pasien dan keluarga tidak mempunyai
riwayat atopi
3. Sensitif terhadap nikel: ini merupakan faktor signifikan dalam akrodermatitis
namun mempunyai jumlah yang rendah, sedangkan dalam beberapa studi lain
dilaporkan adanya peningkatan terhadap nikel
4. Infeksi jamur
5. Stress emosi: merupakan faktor yang paling memungkinkan menyebabkan
akrodermatitis. Banyak pasien yang melaporkan adanya akrodermatitis
berulang selama periode stress. Perbaikan akrodermatitis menggunakan
biofeedback untuk mengurangi stress.
6. Faktor lain: faktor yang dilaporkan yang bisa menyebabkan akrodermatitis
yaitu rokok, kontrasepsi oral, aspirin dan implant metal.
Mekanisme terjadinya akrodermatitis sendiri masih belum jelas. Hipotesis
paling awal mengemukakan bahwa lesi-lesi vesikel yang timbul pada
akrodermatitis

disebabkan

oleh

eksreksi

keringan

yang

berlebihan

(hyperhidrosis). Namun seringkali hipotesis ini sudah tidak digunakan lagi karena
lesi-lesi vesicular yang timbul pada dermatitis dishidrosis tidak berkaitan dengan
saluran kelenjar keringat. Walaupun demikian, hyperhidrosis merupakan salah
satu tanda yang terlihat secara khas pada 40% penderita dermatitis dishidrosis.4
Stress emosional dan faktor lingkungan meliputi perubahan iklim,suhu yang
panas atau dingin dan kelembaban dapat memudahkan terjadinya penyebaran
akrodermatitis. Pasien mengeluh gatal pada tangan yang basah serta adanya bula
yang tiba-tiba muncul. Keadaan tersebut bisa berubah dari sekali sebulan menjadi
sekali setahun.2
Gelembung (vesikel) kecil dengan karakteristik sebagai berikut:

Vesikel yang sangat kecil (diametes 3 mm atau kurang) yang muncul pada

ujung dan/atau sisi jari tangan dan kaki serta telapak tangan
Vesikel yang opak dan dalam, yang rata dengan kulit atau sedikit ebih
tinggi dan tidak mudah pecah. Akhirnya, gelembung kecil bersatu menjadi

bula
Vesikel mungkin gatal dan nyeri atau tidak ada gejala sama sekali dan

memburuk setelah kontak dengan sabun, air atau zat iritan.


Vesikel akan pecah saat digaruk , mengeluarkan cairan didalamnya dan
akhirnya krusta dan fisura. Fisura tersebut sangat nyeri sangat nyeri dan
menimbulkan gangguan kosmetik dan sering membutuhkan waktu
berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk meyembuhkannya. Kulit

akan tampak kering dan bersisik selama periode ini.


Cairan dari vesikel adalah serum yang terakumulasi antara sel-sel kulit

yang teriritasi bukan keringat seperti yang diperkirakan sebelumnya


Dalam beberapa kasus, seperti lepuh yang terdapat di telapak atau jari
dapat ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening. Hal ini ditandai

dengan rasa kesemutan di lengan bawah dan benjolan muncul di ketiak.


Kuku pada jari tangan dan jari kaki yang terkena dapat mengalami
kelainan

Beberapa faktor yang digali dari anamnesis dapat terkait dengan


akrodermatitis, antara lain stress emosional, riwayat atopic diri sendiri atau
keluarga, pajanan terhadap antigen tertentu (seperti kobalt, nikel, balsam, krom
dll), riwayat pengobatan dengan terapi immunoglobulin intravena, atau riwayat
penyakit hiv.1,2
Pasien ini didiagnosis sebagai Akrodermatitis dan Infeksi sekunder
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan dermatologis. Pada pasien ini diberikan
penatalaksanaan berupa pengobatan topical dan sistemik. Pengobatan sistemik
yang diberikan adalah cetirizine 10 mg 1x1 yang merupakan antihistamin karena
lesi yang timbul disertai rasa gatal yang mengganggu. Pada pasien ini juga
diberikan kortikosteroid untuk anti inflamasi berupa metilprednisolon 4 mg 2x1
untuk mengurangi gejala inflamasi. Selain itu diberikan antibiotik golongan
kuinolon yaitu ciprofloxacin 500 mg 2x1 untuk mengobati infeksi sekunder yang

terjadi. Selain itu diberikan kortikosteroid topikal berupa desoximetasone 0,1 %


dalam bentuk salep dan fusycomb dalam bentuk krim yang merupakan asam
fusidat sebagai antibiotic topical, bertujuan untuk mengobati infeksi sekunder.

REFERENSI
1. Lowell AG,Stevent IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, Klaus W,
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Eighth Edition. New
York: Mc Graw-Hill. 2012
2. Jenniger, Camila K. Pediatric Dyshidrotic Eczema. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/910946-overview, diakses tanggal
10 Agustus 2015
3. Harahap, H. Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta: Hipokrates. 2000.
4. Siregar, RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Jakarta: EGC. 1996.

10

Das könnte Ihnen auch gefallen