Sie sind auf Seite 1von 7

EVALUASI SISTEM INFORMASI PEMASARAN PADA PT.

MITRA BETON
MANDIRI PEKANBARU DENGAN COBIT AI5 (PROCURE IT RESOURCE)
Istanti Dwi Fajarrini
Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl.HR.Soebratas KM.15 no 155 Simpang Baru- Panam Pekanbaru - Riau
Email Istantidwifajarrini@gmail.com
ABSTRAK
Kemajuan dari teknologi informasi dan juga pemanfaatnya terus meningkat dari waktu ke waktu, Salah satu
pemanfaatan teknologi informasi adalah dibangunnya Sistem Informasi Pemasaran. PT. Mitra Beton Mandiri
adalah Perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan dan pendistribusian bahan bangunan jenis beton.
Namun di dalam penerapannya masih terdapat kekurangan dalam pengelolaan dan keluhan-keluhan dari
pengguna. Metode untuk tata kelola pada penulisan ini adalah metode COBIT, dimana metode COBIT memliki
4 domain salah satunya metode Acquire and Implementation. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kematangan dari pengelolaan sistem informasi pemasaran pada PT. Mitra beton Mandiri. Sehingga dari tingkat
kematangan tersebut penelitian ini dapat memberikan rekomendasi bagi PT. Mitra beton Mandiri. Tingkat
kematangan ditentukan dari nilai rata-rata indeks kuesioner. Hasil menunjukkan nilai tingkat kematangan
pengelolaan teknologi informasi Yayasan Pendidikan Cendana yaitu 2,9 atau berada berada pada posisi 3
(ditetapkan)
Kata kunci : Cobit, Maturity Level, Sistem Informasi Pemasaran.

PENDAHULUAN
Kemajuan dari teknologi informasi
dan juga pemanfaatnya terus meningkat dari
waktu ke waktu, kecepatan dan keakuratan
informasi akan menjadi tuntunan dalam
menjalankan roda perekonomian baik oleh
pelaku bisnisnya sendiri maupun oleh
masyarakat dan juga pemerintah. Penerapan
teknologi informasi pada proses bisnis atau
perusahaan dipandang sebagai salah satu
solusi yang nantinya akan dapat meningkatkan
tingkat persaingan perusahaan.
PT. Mitra beton Mandiri merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
general supplier dan kontraktor. PT. Mitra
beton Mandiri sudah menggunakan sistem
informasi pemasaran berbasis website
sehingga bisa lebih dekat ke customernya.
Namun di dalam penerapannya masih terdapat
kekurangan dalam pengelolaan dan keluhankeluhan dari pengguna. Seperti kurangya
pelatihan bagi pengguna dalam menjalankan
sistem dan tidak adanya pengelolaan masalahmasalah yang ditimbulkan sistem.
Tujuan penulisan laporan ini adalah
untuk menjaga aset perusahaan baik berupa
hardware, software, maupun data-data
perusahaan maka diperlukan adanya tata
kelola teknologi informasi yang baik pada
perusahaan dimulai dari perencanaan sampai
dengan implementasi, agar perusahaan

tersebut dapat berjalan secara optimal, serta


memberikan rekomendasi kepada perusahaan
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pendapatan perusahaan.
Ruang lingkup evaluasi sistem
informasi peasaran PT. Mitra Beton Mandiri.
Atas dasar tersebut, maka penulis tertarik
mengangkat
judul
Evaluasi
Sistem
Informasi Pemasaran Pada Pt. Mitra Beton
Mandiri
Pekanbaru
Dengan
Cobit
Subdomain Procure It Resource(AI5)
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Informasi
Data terdiri dari fakta-fakta dan
angka-angka yang secara relatif tidak berarti
bagi pemakainya. Data diproses kemudian
akan menghasilkan suatu informasi yang
berguna bagi pemakai. Informasi merupakan
sarana penting bagi manajemen dalam tahap
perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan.
Menurut Jogiyanto (1999,8) informasi
adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya. Adapun kualitas dari suatu
informasi tergantung dari tiga hal, yaitu :
1. Akurat
Informasi
harus
bebas
dari
kesalahan-kesalahan dan tidak bisa
menyesatkan karena dari sumber
informasi
sampai
penerima

informasi kemungkinan banyak


terjadi gangguan yang dapat
merusak informasi tersebut.
2. Tepat waktu
Informasi tidak boleh terlambat,
karena informasi yang usang tidak
akan mempunyai nilai tinggi.
3. Relevan
Informasi harus dapat bermanfaat
untuk pemakainya.
Konsep Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto (1999, p11) sistem
informasi adalah sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dari laporan-laporan yang
diperlukan.
Tujuan Audit Sistem Informasi
Ada 4 tujuan Audit Sistem Informasi,
yaitu :
1. Mengamankan asset.
2. Menjaga integritas data.
3. Menjaga efektifitas sistem.
4. Efisiensi sumber daya.
Maturity Model
Maturity
model
pada
COBIT
digunakan untuk membantu manajemen dalam
mengidentifikasi hal-hal berikut ini:
1. Kinerja yang sebenarnya pada
organisasi, untuk melihat posisi
organisasi saat ini.
2. Status industri pada saat ini, sebagai
bahan pertimbangan
3. Target
perusahaan
untuk
pengembangan lebih lanjut, yaitu
menyatakan level yang ingin dicapai
oleh perusahaan.
4. Pertumbuhan yang diperlukan saat ini
dan yang akan datang.
Pemetaan posisi tiap proses sistem
informasi perusahaan terhadap maturity model
dibuat berdasarkan hasil dari respon yang
diperoleh. Rumus yang digunakan untuk
menghitung indeks adalah :
Indeks = (Jumlah nilai jawaban)
(Pertanyaan Kuisioner)
Skala pembulatan indeks bagi
pemetaan ke tingkat maturity model adalah
sebagai berikut:

1. 00 0.49 berada pada tingkat 0 (NonExistent)


2. 0.50 1.49 berada pada tingkat 1
(Initial)
3. 1.50 2.49 berada pada tingkat 2
(Repeatable but Intuitive)
4. 2.50 3.49 berada pada tingkat 3
(Defined Process)
5. 3.50 4.49 berada pada tingkat 4
(Managed and Measurable)
6. 4.50 5.00 berada pada tingkat 5
(Optimised)
Kriterian pengukuran Evaluasi Domain AI5
(Memperoleh Sumber Daya IT)
a. Kontrol perolehan
Mengembangkan
dan
memenuhi
berbagai prosedur dan standard yang konsisten
dengan proses perolehan bisnis organisasi
dan strategi penambahan untuk memastikan
bahwa penambahan infrastruktur terkait IT,
fasilitas, hardware, software dan service
memuskan kebutuhan bisnis.
b. Manajemen kontrak supplier
Membuat prosedur bagi pembuatan,
pemodifikasian dan pengakhiran kontrak
untuk semua supplier. Prosedur harus
mencakup hal minimal, legal, keuangan,
organisasional,
dokumentasi,
kinerja,
keamanan, hak cipta dan tanggung jawab
akhir dan pertanggungjawaban.
c. Pemilihan supplier
Memilih supplier menurut praktik
formal dan adil untuk memastikan berjalan
dengan baik berdasar persyaratan yang
telah dikembangkan dalam input dari
supplier potensial dan disetujui antara
pelanggan dan supplier.
d. Penambahan software
Memastikan
bahwa
kepentingan
perusahaan
dilindungi
dalam
semua
persetujuan sesuai kontrak, mencakup dan
melaksanakan hak dan peraturan dari
semua kelompok bagi penambahan software
dalam supplier dan penggunaan software
terus-menerus.
e. Penambahan pengembangan sumber
daya
Memastikan
bahwa
kepentingan
perusahaan terlindungi dalam persetujuan
sesuai kontrak, mencakup dan melaksanakan
hak dan aturan semua kelompok bagi
penambahan pengembangan sumber daya.

f.

Penambahan infrastruktur, fasilitas,


dan service terkait
Mencakup dan melaksanakan hak
dan kewajiban dari semua kelompok sesuai
kontrak, mencakup kriteria penerimaan, bagi
penambahan
infrsatruktur,
fasilitas dan
service terkait. Hak dan tanggung jawab
ini mencakup tingkat service, prosedur
pemeliharaan, kontrol akses, keamanan,
tinjauan kinerja, dasar bagi pembayaran dan
prosedur arbitrasi.
COBIT
COBIT pertama kali diluncurkan
pada tahun 1996. Control Objective for
Information and related Tecnology, disingkat
COBIT, adalah sekumpulan dokumentasi
best practices untuk IT Governance yang
dapat membantu auditor, pengguna (user),
dan manajemen, untuk menjembatani gap
antara risiko.
Kerangka kerja COBIT, terdiri dari
tujuan pengendalian tingkat tinggi dan
struktur klasifikasi keseluruhan. Terdapat
tiga tingkat usaha pengaturan TI yang
menyangkut manajemen sumber daya TI.
Secara
keseluruhan konsep
COBIT
Framework digambarkan sebagai sebuah
kubus tiga dimensi yang terdiri dari
kebutuhan bisnis (business requirements),
sumber daya teknologi informasi (IT
Resources), dan proses teknologi informasi
(IT Processes). Kerangka kerja COBIT dapat
dilihat dari aktivitas teknologi informasi yang
didefinisikan kedalam model proses yang
generik
dan dikelompokkan
dalam 4
(empat) domain:
Perencanaan dan Pengorganisasian
(PO),
Pengadaan dan Impicmentasi (AI),
Penyampaian
Layanan
dan
Dukungan (DS),
dan Monitor dan Evaluasi (ME).
RACI
RACI
adalah
singkatan
dari
Responsible, Accountable, Consulted, dan
Informed .
Secara sederhana
RACI
menerangkan siapa saja yang terlibat dalam
suatu tindakan dalam sebuah organisasi baik
perusahaan maupun pemerintahan. RACI biasa
digunakan dalam manajemen resiko suatu
organisasi untuk lebih meningkatkan kinerja

organisai
tersebut.
RACI
memiliki
kepanjangan sebagai berikut :
1. Responsible : orang yang melakukan
suatu kegiatan atau melakukan
pekerjaan.
2. Accountable : orang yang akhirnya
bertanggung jawab dan memiliki
otoritas untuk memutuskan suatu
perkara.
3. Consulted
: orang yang diperlukan
umpan balik atau sarannya dan
berkontribusi akan kegiatan tersebut.
4. Informed
: orang yang perlu tahu
hasil dari suatu keputusan atau
tindakan.
METODOLOGI PENELITIAN
Analisis data dilakukan secara
kualitatif maupun kuantitatif dengan tujuan
untuk memperoleh masukan dan gambaran
yang jelas perihal kinerja perusahaan saat ini,
berdasarkan pada proses proses pendukung
yang terdapat pada fokus area tata kelola TI
pada Sistem Informasi Pemasaran, yaitu
Proses yang tercakup dalam domain Acquire &
Implement sub domain AI5.

Teknik Pengumpulan Data laporan


ini , data dan informasi yang dipergunakan
adalah data yang tertulis maupun data yang
tidak tertulis yang diperoleh dari hasil
penelitian dengan melalui cara-cara sebagai
berikut:
a. Studi Kepustakaan
Merupakan
pengumpulan
data
sekunder untuk memperoleh data yang
bersifat
teoritis
dari
sumber
kepustakaan dengan cara membaca
buku-buku literatur serta tulisantulisan ilmiah maupun bentuk lain

yang berhubungan dengan penulisan


skripsi ini.
b. Studi Lapangan
Merupakan suatu penelitian yang
digunakan untuk memperoleh data
primer dengan dengan melakukan
peninjauan langsung ke perusahaan
yang bersangkutan. Teknik ini dibagi
menjadi:
Wawancara Yaitu mengadakan
komunikasi langsung dengan
pimpinan perusahaan dan
karyawan yang berwenang
untuk mendapatkan bahanbahan yang dibutuhkan.
Observasi Yaitu melihat dan
mengamati secara langsung
kegiatan yang dilakukan pada
perusahaan
untuk
mendapatkan gambaran di
perusahaan.
c. Kuisioner
Mengajukan daftar pertanyaan atau
kuisioner kepada objek penelitian
dengan cara menyebarkan sejumlah
pertanyaan dengan responden yang
bersangkutan
dalam
pengisian
pertanyaan yang berkaitan dengan
penelitian yang dibuat.
ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN
Deskripsi Responden Dengan Diagram
RACI
Pemilihan responden di dasarkan
kepada struktur organisasi perusahaan dengan
melihat koordinasi dan tanggung jawab setiap
bagian maupun jabatan. Tabel berikut
pembagian responden.
RACI
Fungsi/ Peran
Responden
Responsible Memastikan
Manajer
aktivitas tertentu Pemasaran
berhasil
dilaksananka
Accountable Bagian
Divisi IT
menyetujui atau
menerima
pelaksanaan
aktivitas
Consulted
Pemberian
Staff IT
pendapat dalam
suatu aktvitas
Informaed
Menjaga
Staff

kemajuan
informasi
kemajuan
aktivitas
tersebut.

Pemasaran
atas

Deskripsi Kuisioner

Hasil Evaluasi Dengan Maturity Level


No
Jawaban
JP
JN
P1 P2 P3 P4
1
3
4
1
4
4
12
2
3
2
2
4
4
11
3
4
4
2
3
4
13
4
4
3
1
4
4
12
Total
Rata-rata

I
3
2,7
3,25
3
11.9
2,9

Keterangan:
P : Pertanyaan 1
JP : Jumlah pertanyaan
JN : Jumlah Nilai jawaban
I
: Indeks
Gambaran grafiknya adalah sebagai
berikut :

Grafik Maturity Level


4
2
0

As is
Tobe
3.5
2.9

Hasil Evaluasi Pada Proses


AI5
(Procure IT Resource) pada PT. Mitra beton
Mandiri Pekanbaru terhadap sistem informasi
pemasaran berada pada maturity level
3
yaitu, (Defined Process). Dimana Prosedur
di perusahaan
sudah
distandarisasi,
terdokumentasi,
dan
dikomunikasikan
melalui pelatihan tetapi implementasi masih
tergantung pada individu
apakah
mau
mengikuti prosedur tersebut atau tidak.
Prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit,
hanya merupakan formalisasi kegiatan yang
sudah ada.
REKOMENDASI
Pencapaian
berikutnya diharapkan
dapat meraih maturity level 4 (Managed
and Measurabled).
Berikut
adalah
rekomendasinya:
1. Mendefinisikan proses TI di IT
perusahaan yang bersifat kritikal
secara reguler dengan dukungan
penuh stakeholder dan kesepakatan
dari pemilik proses bisnis yang
relevan.
2. Melakukan penilaian atas kebutuhan
kontrol berdasarkan
kebijakan,
panduan dan kematangan proses saat
ini, melalui analisis pengukuran
yang melibatkan stakeholder kunci.
3. Dalam setiap proses penilaian
akuntabilitas
harus
jelas
dan
ditegakkan.
4. Menyusun strategi perbaikan yang
sesuai dengan kasus bisnis yang
dialami berdasarkan hasil penilaian.
5. Melakukan
monitoring
terhadap
performansi dalam pencapaian hasil
yang diinginkan secara konsisten
sebagai bahan persiapan untuk
memperoleh sertifikasi ISO 20000 dan
27001.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kemajuan dari teknologi informasi
dan juga pemanfaatnya terus meningkat dari
waktu ke waktu, kecepatan dan keakuratan
informasi akan menjadi tuntunan dalam
menjalankan roda perekonomian baik oleh
pelaku bisnisnya sendiri maupun oleh
masyarakat dan juga pemerintah. Penerapan
teknologi informasi pada proses bisnis atau
perusahaan dipandang sebagai salah satu
solusi yang nantinya akan dapat meningkatkan
tingkat persaingan perusahaan. PT. Mitra beton
Mandiri merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang general supplier dan
kontraktor. PT. Mitra beton Mandiri sudah
menggunakan sistem informasi pemasaran
berbasis website sehingga bisa lebih dekat ke
customernya. Website ini merupakan hasil
kerjasama dengan sebuah perusahaan kecil di
bidang pemrograman.
Hasil Evaluasi Pada Proses
AI5
(Procure IT Resource) pada PT. Mitra beton
Mandiri Pekanbaru terhadap sistem informasi
pemasaran berada pada maturity level
3
yaitu, (Defined Process). Dimana Prosedur
di perusahaan
sudah
distandarisasi,
terdokumentasi,
dan
dikomunikasikan
melalui pelatihan tetapi implementasi masih
tergantung pada individu
apakah
mau
mengikuti prosedur tersebut atau tidak.
Prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit,
hanya merupakan formalisasi kegiatan yang
sudah ada.
Saran
Adapun saran untuk PT. Mitra Beton
Mandiri adalah Pencapaian
berikutnya
diharapkan dapat meraih maturity level 4
(Managed and Measurabled). Berikut adalah
rekomendasinya:
1. Mendefinisikan proses TI di IT
perusahaan yang bersifat kritikal
secara reguler dengan dukungan
penuh stakeholder dan kesepakatan
dari pemilik proses bisnis yang
relevan.
2. Melakukan penilaian atas kebutuhan
kontrol berdasarkan
kebijakan,
panduan dan kematangan proses saat
ini, melalui analisis pengukuran
yang melibatkan stakeholder kunci.
3. Dalam setiap proses penilaian
akuntabilitas
harus
jelas
dan
ditegakkan.

4. Menyusun strategi perbaikan yang


sesuai dengan kasus bisnis yang
dialami berdasarkan hasil penilaian.
5. Melakukan
monitoring
terhadap
performansi dalam pencapaian hasil
yang diinginkan secara konsisten
sebagai bahan persiapan untuk
memperoleh sertifikasi ISO 20000 dan
27001.

DAFTAR PUSTAKA

Cobit

3 Audit Guidelines
(2009).
Framework Control Objectives
Management
Guidelines
Maturity Model. Retrieved
Maret
30,2009
from
http://www/isaca.org/cobitonline
)

Falahah. 2006. Perencanaan Tata Kelola


Teknologi Informasi Berdasarkan
Framework Cobit (Studi Kasus
Pada Direktorat Metrologi). ISSN
Seminar
nasional
Aplikasi
teknologi informasi

H. Hidayat (2009). Jenis-Jenis Audit


Umum,
from
http://hidayat.blog.org/jenisjenis-audit-umum//
H.M Jogiyanto (1997). Sistem Informasi
Berbasis
Komputer.edisi
kedua.Jogyakarta:BPFE
Indrianita (2007). Pengertian COBIT.
Retrieved April 27 2007 from

http://idrianta.wordpress.com/20
07/04/27/audit-siti)
Tugiman dan Hiro (1996). Pengantar Audit
Sitem
Informasi.Yogyakarta:Kanisius

Das könnte Ihnen auch gefallen