Sie sind auf Seite 1von 3

Teori Tentang Sumber Jiwa Keagamaan

Posted by psychologymania Juli 14, 2011 Meninggalkan komentar


Apakah yang menjadi sumber pokok yang mendasarkan timbulnya keinginan untuk
mengabdikan diri kepada Tuhan? Menjawab pertanyaan ini, kita bahas menurut teori- teori
dibawah ini.
A. Menurut Teori Monistik
Menurut teori monistik, yang meenjadi sumber kejiwaan agama itu adalah berasal dari satu
sumber kejiwaan. Sumber tunggal manakah yang paling dominan sebagai sumber jiwa
kjiwaan itu? Terhadap sumber kejiwaan yang dominan itu, dikalangan ahli terjadi perbedaan
pendapat:
1. Menurut Thomas van Aquiono
Yang menjadi dasar kejiwaan agama ialah: Berfikir. Manusia bertuhan karenamanusia
menggunakan kemampuan berfikirnya. Kehidupan beragama merupakan refleksi dari
kehidupan berfikir manusia itu sendiri.
2. Menurut Frederick Hegel
Agama adalah suatu pengalaman yang sungguh-sungguh benar dan tepat kebenaran abadi.
Berdasarkankonsep itu maka agama semata-mata merupakan hal-hal atau peroalan yang
berhubungan dengan pikiran.
3. Menurut Frederick Schleimacher
Yang menjadi sumber keagamaan adalah rasa ketergantungan yang mutlak. Dengan adanya
rasa ketergantugan yang mutlak itu manusia merasakan dirinya lemah. Kelemahan itu
menyebabkan manusia selalu menggantungkan hidupnya dengan suatu kekuasaan yang
berada diluar dirinya. Dari rasa ketergantungan itulah timbul konsep tentang Tuhan. Rasa
tidak berdaya untuk menghilangkan tentangan alam yang selalu dialaminya, lalu timbullah
upacara untuk meminta perlindungan kepada kekuasaan yang diyakini dapat melindungi
mereka. Itulah realitas dari upacara keagamaan.
4. Menurut Rudolf Otto
Sumber jiwa agama adalah rasa kagum yang berasal dari The Whaly Other (yang sama seklai
lain), jika seseorang dipengaruhi oleh rasa kagum terhadap sesuatu yang dianggapnya lain
dari yang lain, maka keadaan mental seperti itu oleh Otto disebut Numinous. Perasaan
itulah menurut R. Otto sebagai sumber dari kejiwaan agama manusia.
5. Menurut Sigmund Freud
Unsur kejiwaan yang menjadi sumber keiwaan agama adalah lidido sexual (naluri seksual).
Berdasarkan lidibo ini timbulah ide tentang Tuhan dan upacara keagamaan, melalui proses:

a. Oedipus Complex, yaitu mitos Yunani kuno yang menceritakan bahwa karena perasaan
cinta kepada ibunya, maka Oedipus membunuh ayahnya. Setelah ayahnya mati timbullah rasa
bersalah pada diri sendiri.
b. Father Image (cinta bapak): setelah membunuh bapaknya Oedipus dihantui rada bersalah,
lalu timbul rasa penyesalan. Perasaan itu menerbitkan ide untuk membuat suatu cara sebagai
penebus kesalahan manusia yang mereka lakukan, mereka memuja alasannya karena dari
pemujaan itulah menurut Freud sebagai asal dari upacara keagamaan. Jadi agama muncul dari
ilusi manusia.
6. Menurut William Mc Dougall
Menurutnya, tidak ada insting khusus sebagai sumber jiwa keagamaan, tetapi dari 14
insting yang ada pada diri manusia, maka agama timbul dari dorongan insting tersebut secara
terintegrasi.
B. Menurut Teori Fakulti / Faculty Theori
Perbuatan manusia yang bersifat keagamaan dipengaruhi oleh 3 fungsi, yaitu:
1. Fungsi Cipta, yaitu fungsi intelektual manusia. Melalui cipta orang dapat menilai dan
membandingkan serta selanjutnya memutuskan sesuatu tindakan terhadap stimulus tertentu,
termasuk dalam aspek agama.
2. Fungsi Rasa, yaitu suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak berperan dalam
membentukmotivasi dalam corak tingkah laku seseorang.melalui fungsi rasa dapat
menimbulkan penghayatan dalam kehidupan beragama yang selanjutnya akan memberi
makna pada kehidupan beragama.
3. Karsa itu merupakan fungsi ekslusif dalam jiwa manusia. Karsa berfungsi mendorong
timbulnya pelaksanaan doktrin serta ajaran agama berdasarkan fungsi kejiwaan.
Kesimpulan:
Cipta, berperan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan
pertimbangan intelektual seseorang.
Rasa, menimbulkan sikap batin yang seimbang dan positif dalam menghayati kebenaran
ajaran agama.
Karsa, menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.
Diantara ahli yang tergolong kepada teori Fakulti:
a. G.M. Straton
Menurut Straton, yang menjadi sumber jiwa keagamaan adalah adanya konflik dalam
kejiwaan manusia. Konflik itu disebabkan oleh keadaan-keadaan yang berlawanan seperti:
baik-buruk, moral-imoral, kepastian-kepasipan, rasa rendah diri-rasa harga diri. Dikotomidikotomi itu (serba dua) termasuk yang menimbulkan rasa agama dalam diri manusia. Hal ini

dikarenakan jika konflik itu sudah begitu mencekam manusia dan mempengaruhi
kejiwaannya, maka manusia akan mencari pertolongan kepada kekuasaan Tuhan.
b. W.H. Clark
Berdasarkan pendapat Freud tentang keinginan dasar manusia, yaitu:
o Life-urge: keinginan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari keadaan yang
terdahulu agar terus berlanjut.
o Death-urge: keinginan untuk kembali kekeadaan semua sebagai benda mati.
Jadi menurut Clark, ekspresi dari pertentangan antara Death-urge dan life-urge merupakan
sumber kejiwaan agama dalam diri manusia.
c. Dzakiah Darajat
Menurut Dzakiyah, manusia memiliki 6 kebutuhan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kebutuhan akan rasa kasih sayang.


Kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan akan harga diri.
Kebutuhan akan rasa bebas
Kebutuhan akan rasa sukses
Kebutuhan akan rasa ingin tahu

Jadi menurut Dzakiyah, gabungan dari ke-6 kebutuhan tersebut menyebabkan orang
memerlukan agama, karena melalui agama kebutuhan tersebut dapat disalurkan.
d. W.H Thomas
Yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah empat macam keinginan dasar dalam jiwa
manusia, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Keinginan untk keselamatan


Keinginan untuk mendapat penghargaan
Keinginan untuk ditanggapi.
Keinginan untuk pengetahuan atau pengalaman baru.

Didasarkan pada keempat macam keinginan dasar agama. Melalui ajaran agama yang teratur,
maka keempat keinginan keinginan dasar itu akan tersalurkan
(sumber: Psikologi Agama, Prof. Dr H. Jalaluddin. Jakarta: Grafindo Persada. 2002).

Das könnte Ihnen auch gefallen