Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
AMPEREMETER
DI SUSUN
OLEH
KELOMPOK
: 6 (ENAM)
NAMA
: JULIANA
(1306103030016)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 PENGERTIAN AMPEREMETER.................................................................1
1.2. FUNGSI AMPEREMETER.........................................................................2
1.3 SEJARAH PENEMUAN AMPEREMETER.................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 PRINSIP KERJA AMPEREMETER.............................................................4
2.2 KOMPONEN AMPEREMETER.................................................................13
2.3 KOMPONEN AMPEREMETER PADA MULTIMETER ANALOG.........16
2.4. FUNGSI KOMPONEN AMPEREMETER PADA MULTIMETER..........17
ANALOG...........................................................................................................17
BAB III..................................................................................................................19
CARA KERJA AMPEREMETER.........................................................................19
3.1 CARA KERJA AMPEREMETER...............................................................19
3.2 CARA MENGUKUR AMPEREMETER....................................................20
BAB 1V..................................................................................................................28
PENUTUP..............................................................................................................28
PERTANYAAN......................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................31
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN AMPEREMETER
Menurut Supiyanto (2006 : 163 ), Amperemeter atau ammeter adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian.
beban
listrik
serta
mencari
sumber
arus
bocor
yang
Andre Marie Ampere adalah seorang ilmuan Prancis serba bisa yang
menjadi salah satu pelopor dibidang listrik dinamis (elektrodinamika). Beliau
dilahirkan di Polimieux-au-Mont-dOr, dekat kota Lyon pada 20 Januari 1775 dan
meninggal dunia pada tanggal 10 Juni 1836 pada umur 61 tahun. Namanya
diabadikan sebagai satuan kuat arus listrik untuk menghormati jasa-jasanya.
Ampere adalah orang pertama yang mengembangkan alat untuk mengukur
besaran-besaran listrik. Selain itu, beliau juga orang pertama yang mengamati
bahwa dua batang konduktor yang diletakkan berdampingan dan keduanya
mengalirkan arus listrik searah akan saling tarik menarik, sedangkan jika
berlawanan arah akan saling tolak menolak.
Dalam SI ampere dilambangkan dengan A, yang fungsinya untuk
mengukur arus listrik. Satu ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir,
sedemikian sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga,
dengan penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak
satu meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 10-7 N/m. Satuan ini
diambil dari nama Andre Marie Ampere, salah satu penemu elektromagnetisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PRINSIP KERJA AMPEREMETER
Pada dasarnya prinsip kerja pada amperemeter hampir sama dengan
galvanometer dan voltmeter. Hal ini dikarenakan amperemeter disusun dari
sebuah galvanometer dan satu atau lebih resistor yang disebut resistor shunt.
Menurut Tipler (1996:200), Ammeter berisi galvanometer plus sebuah
resistor paralel yang disebut resistor shunt. Untuk mengukur arus melalui suatu
resistor, ammeter disisipkan secara seri dengan resistor. Ammeter memiliki
resistansi yang sangat kecil sehingga memiliki efek yang kecil terhadap arus yang
diukur.
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (gaya lorentz),
dimana arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnetik,
akan timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk menyimpang.
Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan
membesar dengan demikian penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar.
Sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan kembali ke
posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan prinsip gaya
lorentz, yaitu F= B.I.L.
Jika arus listrik mengalir dari A ke B ternyata pita dari alumunium foil
melengkung ke atas, ini berarti ada sesuatu gaya yang berarah keatas akibat
adanya medan magnet homogen dari utara ke selatan. Gaya ini disebut sebagai
gaya magnetic atau gaya lorentz . Jika arus listrik dibalik sehingga mengalir dari
B ke A, ternyata pita dari alumunium foil melengkung ke bawah. Jika arus listrik
diperbesar maka alumunium foil akan melengkung lebih besar. Ini berarti besar
dan
arah
gaya
Lorentz
tergantung
besar
dan
arah
arus
listrik.
Karena gaya Lorentz (F), medan magnet (B) dan arus listrik (I) adalah besaran
vektor maka peninjauan secara matematik, besar dan arah gaya Lorentz ini hasil
perkalian vector (cross product) dari I dan B.
F=IxB
Ibu jari
Jari tengah
Jika ada dua kawat sejajar dipasang saling berdekatan ternyata kedua
kawat akan saling tarik menarik jika dialiri arus searah dan akan saling tolak
menolak jika dialiri arus berlawanan arah. Dua kawat sejajar terpisah sejauh a
dialiri arus listrik I1 dan I2 searah satu sama lain.
Keterangan :
FL
= gaya Lorentz ( N )
I1 dan I2
Catatan :
berikut:
Definisi :
1 ampere adalah besarnya arus listrik pada dua kawat sejajar yang berjarak satu
meter satu sama lain sehingga jika kedua arus itu searah maka tiap satu satuan
panjang (1 m) kawat akan saling tarik-menarik dengan gaya sebesar 2 . 10-7N
c. Gaya Lorentz pada Muatan yang Bergerak
Gaya Lorents gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau
oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet (B). Arah gaya ini akan
mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v)
ke arah medan magnet (B), seperti yang terlihat dalam rumus berikut:
Keterangan :
F = gaya (Newton)
B = medan magnet (Tesla)
q = muatan listrik (Coulomb)
9
partikel
akan
menyimpang
searah
dengan
gaya
lorentz
yang
mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga
ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus
listrik,(I) dalam suatu medan magnet (B). Ibu jari menunjukan arah gaya Lorentz,
jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet (B), jari tengah menunjukkan arah
arus listrik (I). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus,
sedangkan untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.
Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v dan I = q/t maka
persamaan gaya adalah :
F=I..B
= q/t . . B sin
= q . /t . B sin
= q . v . B sin
Karena /t = v sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah
muatan yang bergerak dalam daerah medan magnet dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
10
F = q . v . B sin
Keterangan:
F = gaya Lorentz (Newton)
q = besarnya muatan yang bergerak (Coulomb)
v = kecepatan muatan (m/s)
B = kuat medan magnet (Wb/m2 atau Tesla)
= sudut antara arah v dan B
Jika sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan medan
magnet homogen yang mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan
bergerak dengan lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam
medan magnet B (dengan arah menembus bidang) secara terus menerus akan
membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul menuju ke pusat
lingkaran. Demikian juga untuk muatan negatif. persamaan-persamaan yang
memenuhi pada muatan yang bergerak dalam medan
magnet homogen sedemikian sehingga membentuk lintasan lingkaran adalah :
11
Dengan
Rsh = Hambatan shunt
Rc = Hambatan kawat kumparan galvanometer
12
13
2.2.4 Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada angka
nol (dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
2.2.5 Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk
ketepatan pembacaan skala.
15
16
17
18
BAB III
CARA KERJA AMPEREMETER
3.1 CARA KERJA AMPEREMETER
Jika akan mengukur arus pada rangkaian seri seperti di bawah yang terdiri
dari sumber tegangan dan dua buah resistor R1 dan R2, maka kita tidak bisa
melakukan pengukuran secara langsung seperti mengukur tegangan sebelumnya
dengan multimeter biasa. Oleh karena itu jalur pada rangkaian tersebut harus
diputus terlebih dahulu seperti pada gambar.
19
merusak alat ukur tersebut karena melewati batas maksimal/ range yang
diperbolehkan)
4.Letakan probe (+) pada salah satu hubungan yang diputus tadi yang paling dekat
dengan sumber tegangan positif dan probe (-) diletakan pada sisi yang lainnnya
(perhatikan gambar dan jangan sampai terbalik)
5.Lihat hasil pengukuran
6.Catat hasil pengukuran arus dan bandingkan dengan hasil perhitungan
20
Untuk cara pertama, misalkan batas ukur (range) diletakkan pada posisi
angka 25, skala yang digunakan adalah penunjukan skala penuh (0-250). Jarum
menunjuk angka 175, kuat arus yang mengalir adalah :
I = 175 x 25/250 = 17,5 mA.
Cara kedua,
1. Untuk batas ukur (range) 0,25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran=0,25 mA.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran= 0,20 mA
dan seterusnya.
2. Untuk batas ukur (range) 25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 25 mA.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 20 mA
dan seterusnya.
21
PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan
ringan dia hanya dapat mengalirrkan arus yang kecil. Bila yang akan diukur
adalah arus besar, sebagian besar dari arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah
tahanan yang disebut shunt.
Rs
= tahanan shunt
Im
Is
= arus shunt
22
= ImRm
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat
dari sebuah kawat tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan di dalam
instrumen atau sebuah shunt luar yang memiliki tahanan yang sangat rendah.
Shunt Ayrton
Batas ukur sebuah ampermeter arus searah (DC) masih dapat diperbesar
Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang
dihubungkan paralel terhadap alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur yang
berbeda. Saklar S adalah sebuah sakelar posisi ganda dari jenis menyambung
sebelum memutuskan (make before break), sehingga alat pencatat tidak akan
rusak, karena tidak terlindungnya rangkaian tanpa sebuah shunt sewaktu
pengubahan batas ukur.
23
Clamp Meter atau Tang Ampere adalah alat yang sangat penting untuk
mengetahui tegangan pada suatu jaringan atau instalasi listrik, dengan mengetahui
hal tersebut secara akurat tentunya akan memudahkan engineer atau petugas yang
24
26
c. Filter
Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk
meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari
komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO
(Electrolyte Capacitor).
d. Voltage Regulator
Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan
stabil, diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan
sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga
tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya
terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).
27
BAB 1V
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup.
2. Fungsi ampermeter adalah untuk mengukur besarnya kuat arus listrik
yang mengalir melalui suatu komponen listrik, misalnya resistor.
Amperemeter biasanya dipasang secara seri dengan elemen listrik.
3. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (gaya
lorentz), dimana arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh
medan magnetik, akan timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum
penunjuk menyimpang.
4. Jika akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan
menggunakan amperemeter maka amperemeter harus di pasang seri
dengan cara memotong penghantar agar arus mengalir melalui
amperemeter.
5. Kuat arus yang mengalir melalui ampermeter dapat dihitung dengan
rumus :
28
PERTANYAAN
1. Yulinda
Pertanyaan
Jawab
digunakan ?
: Tidak bisa, besar arus diukur dalam rangkaian yang
disusun seri karena harus mendapatkan I yang sama, jika
diukur dalam rangkaian yang disusun paralel arusnya akan
terbagi. Sedangkan untuk rangkaian yang disusun paralel
diukur untuk tegangan karena pada rangkaian parelel V
mempunyai nilai yang sama, apabila diukur tegangan pada
bisa digunakan ?
: Bisa digunakan, tetapi hanya untuk arus yang kecil.
Sedangkan untuk arus yang besar, maka miliampere harus
ditambahkan hambatan cabang (shunt), dengan adanya
hambatan shunt miliampere tersebut bisa mengukur kuat
arus
yang
melebihi
batas
ukurnya.
Hal
tersebut
maka
dengan
penambahan
hambatan
shunt
akan
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2006. IPA Fisika SMP dan MTs untuk Kelas IX Jilid 3.
Jakarta : Erlangga
Istiyono, Edi. 2007. Seri IPA Fisika 3 SMP Kelas IX. Jakarta : Yudhistira.
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Rahmini, sri.dkk.2007. IPA Terpadu 3 Kelas IX untuk SMP/MTs Kelas 3.
Semarang : Aneka Ilmu
Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta
Tippler.1996. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Young dan Freedman. 2004. Fisika Universitas Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
http://muhammadnugroho.blogspot.com/2010/09/artikel-1.html
http://tukangtv.blogspot.com/2014/10/kumpulan-skema-audio-poweramplifier.html
http://multimeter-analog.blogspot.com/2009/04/bahagian-multimeter-analogfungsinya.html
http://semutitempro.blogspot.com/2011/03/amperemeter.html
http://elektronika-dasar.web.id/instrument/ampere-meter-arus-searah-amperemeter-dc/
31