Sie sind auf Seite 1von 33

Makalah Alat Ukur dan Pengukuran

AMPEREMETER
DI SUSUN
OLEH

KELOMPOK

: 6 (ENAM)

NAMA

: JULIANA

(1306103030016)

QURRATA AINI (1306103030030)


DOSEN PEMBIMBING : Dra. Susanna, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


BANDA ACEH
2014

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 PENGERTIAN AMPEREMETER.................................................................1
1.2. FUNGSI AMPEREMETER.........................................................................2
1.3 SEJARAH PENEMUAN AMPEREMETER.................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 PRINSIP KERJA AMPEREMETER.............................................................4
2.2 KOMPONEN AMPEREMETER.................................................................13
2.3 KOMPONEN AMPEREMETER PADA MULTIMETER ANALOG.........16
2.4. FUNGSI KOMPONEN AMPEREMETER PADA MULTIMETER..........17
ANALOG...........................................................................................................17
BAB III..................................................................................................................19
CARA KERJA AMPEREMETER.........................................................................19
3.1 CARA KERJA AMPEREMETER...............................................................19
3.2 CARA MENGUKUR AMPEREMETER....................................................20
BAB 1V..................................................................................................................28
PENUTUP..............................................................................................................28
PERTANYAAN......................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................31

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN AMPEREMETER
Menurut Supiyanto (2006 : 163 ), Amperemeter atau ammeter adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian.

Menurut Young dan Freedman (2004 : 268), Sebuah instrumen pengukur


arus biasanya dinamakan Ammeter (atau Miliammeter, Mikrometer, dan
sebagainya yang bergantung pada jangkauan pengukurnya ). Sebuah Ammeter
selalu mengukur arus yang melaluinya.
Menurut Rahmi (2007 : 128), Amperemeter adalah alat untuk mengukur
kuat arus listrik. Untuk mengukur besar kuat arus listrik pada rangkaian,
amperemeter disusun secara seri dengan kawat penghantar. Untuk melambangkan
amperemeter digunakan simbol A pada skala.
Jadi dapat disimpulkan, amperemeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur besarnya kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup. Amperemeter
mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil sehingga dalam pemakaiannnya
harus dihubungkan secara seri pada rangkaian yang diukur. Amperemeter yang
digunakan untuk mengukur kuat arus yang kecil (dalam skala miliampere) disebut
miliammeter.
Miliamperemeter juga dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik
yang besar (dalam skala ampere) dengan cara menambahkan hambatan cabang
(shunt). Dengan adanya hambatan cabang (shunt) itu, berarti miliamperemeter
dapat mengukur kuat arus listrik yang melebihi batas ukurnya. Hal tersebut
1

dikarenakan dengan pemasangan hambatan shunt akan menaikkan batas ukur


amperemeter, maka kelebihan arus pada amperemeter akan mengalir melewati
hambatan shunt. Dengan demikian seluruh arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut. Dapat diukur dan dibaca pada skala yang ada pada amperemeter. Fungsi
dari pada hambatan shunt yang disusun secara paralel yaitu untuk menghambat
arus listrik yang besar. Sehingga, arus tidak seluruhnya melalui ampermeter
karena kelebihan arus telah dihambat oleh hambatan shunt.

Gambar : Amperemeter analog


Sumber : https://www.google.com

1.2. FUNGSI AMPEREMETER


Amperemeter berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir
dalam suatu rangkaian listrik tertutup melalui suatu komponen listrik, misalnya
resistor. Selain itu, amperemeter memudahkan kita untuk mengetahui besarnya
arus yang terpakai oleh beban arus listrik dan mengetahui besar sekring yang
aman untuk beban listrik. Amperemeter juga banyak dimanfaatkan pada bengkelbengkel mobil, seperti untuk mengukur arus dinamo isi/alternator, mengukur
macam-macam

beban

listrik

serta

mencari

mengakibatkan aki sering tekor.

sumber

arus

bocor

yang

1.3 SEJARAH PENEMUAN AMPEREMETER

Gambar : Penemu Amperemeter


Sumber : https://www.google.com

Andre Marie Ampere adalah seorang ilmuan Prancis serba bisa yang
menjadi salah satu pelopor dibidang listrik dinamis (elektrodinamika). Beliau
dilahirkan di Polimieux-au-Mont-dOr, dekat kota Lyon pada 20 Januari 1775 dan
meninggal dunia pada tanggal 10 Juni 1836 pada umur 61 tahun. Namanya
diabadikan sebagai satuan kuat arus listrik untuk menghormati jasa-jasanya.
Ampere adalah orang pertama yang mengembangkan alat untuk mengukur
besaran-besaran listrik. Selain itu, beliau juga orang pertama yang mengamati
bahwa dua batang konduktor yang diletakkan berdampingan dan keduanya
mengalirkan arus listrik searah akan saling tarik menarik, sedangkan jika
berlawanan arah akan saling tolak menolak.
Dalam SI ampere dilambangkan dengan A, yang fungsinya untuk
mengukur arus listrik. Satu ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir,
sedemikian sehingga di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga,
dengan penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak
satu meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 10-7 N/m. Satuan ini
diambil dari nama Andre Marie Ampere, salah satu penemu elektromagnetisme.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PRINSIP KERJA AMPEREMETER
Pada dasarnya prinsip kerja pada amperemeter hampir sama dengan
galvanometer dan voltmeter. Hal ini dikarenakan amperemeter disusun dari
sebuah galvanometer dan satu atau lebih resistor yang disebut resistor shunt.
Menurut Tipler (1996:200), Ammeter berisi galvanometer plus sebuah
resistor paralel yang disebut resistor shunt. Untuk mengukur arus melalui suatu
resistor, ammeter disisipkan secara seri dengan resistor. Ammeter memiliki
resistansi yang sangat kecil sehingga memiliki efek yang kecil terhadap arus yang
diukur.
Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (gaya lorentz),
dimana arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnetik,
akan timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk menyimpang.
Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan
membesar dengan demikian penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar.
Sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan kembali ke
posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan prinsip gaya
lorentz, yaitu F= B.I.L.

Konsep Gaya Lorentz


Gaya magnetik (gaya Lorentz) timbul jika ada interaksi dua medan magnet
contohnya kawat berarus dalam medan magnet, kawat sejajar berarus dan muatan
yang bergerak dalam medan magnet.
a. Kawat Berarus Medan Magnet

Jika arus listrik mengalir dari A ke B ternyata pita dari alumunium foil
melengkung ke atas, ini berarti ada sesuatu gaya yang berarah keatas akibat
adanya medan magnet homogen dari utara ke selatan. Gaya ini disebut sebagai
gaya magnetic atau gaya lorentz . Jika arus listrik dibalik sehingga mengalir dari
B ke A, ternyata pita dari alumunium foil melengkung ke bawah. Jika arus listrik
diperbesar maka alumunium foil akan melengkung lebih besar. Ini berarti besar
dan

arah

gaya

Lorentz

tergantung

besar

dan

arah

arus

listrik.

Karena gaya Lorentz (F), medan magnet (B) dan arus listrik (I) adalah besaran
vektor maka peninjauan secara matematik, besar dan arah gaya Lorentz ini hasil
perkalian vector (cross product) dari I dan B.

F=IxB

Besarnya gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus F=B.I.sin.


Rumus ini berlaku untuk panjang kawat 1 meter. Perhitungan diatas adalah gaya
Lorentz yang mempengaruhi kawat tiap satuan panjang. Jadi jika panjang kawat
adalah l maka besar gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus :
F = B.I.l sin
Keterangan :
F = gaya Lorentz ( N )
I = kuat arus listrik ( A )
l = panjang kawat ( m )
B = kuat medan magnet (Wb/m2 atau Tesla )
= sudut antara arah I dan B
Dari rumus di atas ternyata jika besar sudut adalah :

= 90 , arah arus listrik dan medan magnet ( B dan I ) saling tegak


lurus maka F mencapai maksimum.

= 0 , arah arus listrik dan medan magnet ( B dan I ) saling sejajar


maka F = 0 atau kawat tidak dipengaruhi gaya Lorentz.

Hubungan antara F, I dan B dapat lebih mudah dipelajari dengan


menggunakan kaidah tangan kiri, yaitu jika ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah kita bentangkan saling tegak lurus, maka :

Ibu jari

: menunjukan arah gaya Lorentz ( F )

Jari telunjuk : menunjukkan arah medan magnet ( B )

Jari tengah

: menunjukkan arah arus listrik ( I )

b. Gaya Lorenz pada Dua Kawat Sejajar Berarus

Jika ada dua kawat sejajar dipasang saling berdekatan ternyata kedua
kawat akan saling tarik menarik jika dialiri arus searah dan akan saling tolak

menolak jika dialiri arus berlawanan arah. Dua kawat sejajar terpisah sejauh a
dialiri arus listrik I1 dan I2 searah satu sama lain.

Titik P adalah perpotongan antara kawat I1 dengan bidang dan titik Q


perpotongan antara I2 dengan bidang.. B1 adalah medan dititik Q akibat dari kuat
arus I1 sedangkan B2 adalah medan magnet dititik P akibat dari kuat arus I 2. Jika
masing-masing titik (P dan Q) ditentukan arah gaya Lorentz yang dialaminya
(dengan menggunakan kaidah tangan kiri ) maka gaya F 1 dan F2 akan seperti
gambar. Gaya tersebut akan menyebabkan kedua kawat saling tertarik dan akan
melengkung kedalam.
Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak yang dialami kawat tiap
satuan panjang setelah dijabarkan terdapat rumus :

Keterangan :

FL

= gaya Lorentz ( N )

I1 dan I2

= arus pada masing-masing kawat ( A )

= jarak antara kedua kawat ( m )

= permeabilitas udara/ruang hampa = 4. 10-7 Wb/ Am. m

Catatan :

Jika I1 = I2 = I dan a = 1 meter maka F = 0 I2 / 2.a

Jika I = 1 A dan a = 1 m maka F = 4. 10-7 (1) / 2.1 = 2 . 10-7 N


Dari hasil penjabaran tersebut maka definisi 1 Ampere ditentukan sebagai

berikut:
Definisi :
1 ampere adalah besarnya arus listrik pada dua kawat sejajar yang berjarak satu
meter satu sama lain sehingga jika kedua arus itu searah maka tiap satu satuan
panjang (1 m) kawat akan saling tarik-menarik dengan gaya sebesar 2 . 10-7N
c. Gaya Lorentz pada Muatan yang Bergerak

Gaya Lorents gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau
oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet (B). Arah gaya ini akan
mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v)
ke arah medan magnet (B), seperti yang terlihat dalam rumus berikut:

Keterangan :
F = gaya (Newton)
B = medan magnet (Tesla)
q = muatan listrik (Coulomb)
9

v = arah kecepatan muatan (m/s)

Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam daerah medan


magnet homogen akan mendapatkan gaya. Gaya ini juga dinamakan gaya Lorentz.
Gerak

partikel

akan

menyimpang

searah

dengan

gaya

lorentz

yang

mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga
ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus
listrik,(I) dalam suatu medan magnet (B). Ibu jari menunjukan arah gaya Lorentz,
jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet (B), jari tengah menunjukkan arah
arus listrik (I). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus,
sedangkan untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.
Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v dan I = q/t maka
persamaan gaya adalah :
F=I..B
= q/t . . B sin
= q . /t . B sin
= q . v . B sin
Karena /t = v sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah
muatan yang bergerak dalam daerah medan magnet dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
10

F = q . v . B sin
Keterangan:
F = gaya Lorentz (Newton)
q = besarnya muatan yang bergerak (Coulomb)
v = kecepatan muatan (m/s)
B = kuat medan magnet (Wb/m2 atau Tesla)
= sudut antara arah v dan B
Jika sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan medan
magnet homogen yang mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan
bergerak dengan lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam
medan magnet B (dengan arah menembus bidang) secara terus menerus akan
membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul menuju ke pusat
lingkaran. Demikian juga untuk muatan negatif. persamaan-persamaan yang
memenuhi pada muatan yang bergerak dalam medan
magnet homogen sedemikian sehingga membentuk lintasan lingkaran adalah :

Gaya yang dialami akibat medan magnet : F = q . v . B

Gaya sentripetal yang dialami oleh partikel, dengan menyamakan kedua


persamaan kita mendapatkan persamaan :

R = jari-jari lintasan partikel (meter )


m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
B = kuat medan magnet dalam (Wb/m2 atau Tesla)
q = muatan partikel (Coulomb)

11

Jadi dapat disimpulkan, ketika arus mengalir melalui kumparan yang


dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum
penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya
yang timbul juga akan membesarsedemikian sehingga penyimpangan jarum
penunjuk juga akan lebih besar. Amperemeter juga memiliki kemampuan
pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera dalam alat
ukur itu. Ada yang nilai maksimumnya 5 A, 10 A dan 20A.
Menurut Young dan Freedman (2004:268),Alat ukur yang mengukur
arus lebih besar dari pada pembacaan skala penuhnya dengan
menyambungkan sebuah resistor paralel dengan sambungan dalam dari
sebuah ammeter kumparan yang bergerak sehingga sebagian arus akan
menghindari (tidak melalui) kumpSaran alat ukur itu. Resistor paralel ini
dinamakan resistor langsir (shunt resitor) atau sebuah langsir (shunt) saja,
yang dinyatakan dengan Rsh .
Dalam penggunaan ampermeter, jika jarum ampermeter melewati batas
skala maksimal, berarti arus yang diukur lebih besar dari kemampuan alat itu
sendiri. Agar ampermeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus yang besar,
maka kemampuan dari amperemeter harus ditingkatkan dengan memasang
hambatan shunt secara paralel terhadap ampermeter. Oleh karena itu, kelebihan
arus akan mengalir ke hambatan shunt. Besar hambatan shunt tergantung pada
berapa kali kemampuannya akan ditingkatkan.
Rumus Hambatan Shunt :

Dengan
Rsh = Hambatan shunt
Rc = Hambatan kawat kumparan galvanometer

12

2.2 KOMPONEN AMPEREMETER


Bagian-bagian amperemeter juga sama halnya seperti voltmeter yaitu
terdiri dari skala penunjuk besarnya arus, setup pengatur fungsi, dan kutub positifnegatif.
2.2.1 Skala Penunjuk

Gambar : Skala penunjuk amperemeter


Sumber : https://www.google.com
Skala penunjuk pada ampermeter berfungsi sebagai jarum yang
menunjukkan besarnya arus yang melalui ampermeter tersebut. Jarum ini
terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak
berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum tersebut
mempunyai fungsi penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan
berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran yang diukur.

13

2.2.2 Setup Pengatur Fungsi

Gambar : Setup Pengatur Fungsi


Sumber :https://www.google.com
Setup pengatur fungsi pada ampermeter dapat diputar. Selain itu
disamping untuk memilih fungsi, setup pengatur fungsi juga digunakan untuk
memilih batas ukur.
2.2.3 Kutub Positif dan Negatif

Gambar : Kutub positif dan negatif


Sumber : https://www.google.com

Umumnya kutub positif pada amperemeter dihubungkan dengan kawat


berwarna merah, sedangkan kutub negatif dihubungkan dengan kawat yang
berwarna hitam atau berwarna.
14

2.2.4 Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada angka
nol (dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
2.2.5 Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk
ketepatan pembacaan skala.

15

2.3 KOMPONEN AMPEREMETER PADA MULTIMETER ANALOG


Komponen multimeter analog sebagai pengukur kuat arus listrik

Gambar : Bagian-bagian multimeter


Sumber : https://www.google.com

16

2.4. FUNGSI KOMPONEN AMPEREMETER PADA MULTIMETER


ANALOG
2.4.1 Sekup Pengatur Jarum
Sekrup ini dapat di putar dengan obeng atau plat kecil. Sekrup ini
berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (nol), terkadang
jarum tidak pada posisi nol yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran,
Posisikan menjadi nol sebelum digunakan.
2.4.2 Tombol Pengatur Nol Ohm
Tombol ini hampir sama dengan sekrup pengatur jarum, hanya saja bedanya
yaitu tombol ini digunakan untuk mengatur jarum menunjukkan angka nol pada
saat saklar pemilih di posisikan menunjuk skala ohm
2.4.3 Saklar pemilih
Saklar pemilih berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas
ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran yaitu :

Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang


terdiri dari tiga batas ukur : x 1;x 10; dan K .

Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC


yang terdiri dari lima batas ukur :10; 50; 250; 500; dan 1000.

Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC


yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.

Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili


amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.

17

2.4.4 Lubang Kutub (Out Terminal)


Lubang kutub (Out Terminal) berfungsi sebagai tempat masuknya test lead
kutub yang berwarna merah.
2.4.5 Lubang kutub (Common Terminal)
Lubang kutub (Common Terminal) berfungsi sebagai tempat masuknya
test lead kutub yang berwarna hitam.
2.4.6.Saklar Pemilih Polaritas
Saklar pemilih polaritas berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
2.4.7 Jarum Penunjuk
Jarum penunjuk berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
2.4.8.Skala Jarum
Skala jarum berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

18

BAB III
CARA KERJA AMPEREMETER
3.1 CARA KERJA AMPEREMETER
Jika akan mengukur arus pada rangkaian seri seperti di bawah yang terdiri
dari sumber tegangan dan dua buah resistor R1 dan R2, maka kita tidak bisa
melakukan pengukuran secara langsung seperti mengukur tegangan sebelumnya
dengan multimeter biasa. Oleh karena itu jalur pada rangkaian tersebut harus
diputus terlebih dahulu seperti pada gambar.

1.Putuskan jalur penghubung rangkaian seperti pada gambar di bawah atau di


antara R1 dan R2
2.Siapkan alat ukur analog atau digital (khusus alat ukur analog, penempatan
probe (+) dan probe (-) tidak boleh terbalik)
3.Atur selector multimeter agar berada pada posisi Ampere Meter dengan skala
yang benar (pengaturan skala yang terlalu kecil pada multimeter analog dapat

19

merusak alat ukur tersebut karena melewati batas maksimal/ range yang
diperbolehkan)
4.Letakan probe (+) pada salah satu hubungan yang diputus tadi yang paling dekat
dengan sumber tegangan positif dan probe (-) diletakan pada sisi yang lainnnya
(perhatikan gambar dan jangan sampai terbalik)
5.Lihat hasil pengukuran
6.Catat hasil pengukuran arus dan bandingkan dengan hasil perhitungan

3.2 CARA MENGUKUR AMPEREMETER


Dalam penggunaan Amperemeter harus dipasang seri pada kedua ujung
rangkaian listrik yang akan dicari besar arusnya, dengan cara memotong
penghantar agar arus melewati amperemeter.
Menurut Tipler (1996:193) untuk mengukur arus yang melalui resistor
dalam suatu rangkaian sederhana, tempatkan ammeter secara seri dengan resistor
sehingga resistor dan ammeter membawa arus yang sama. Karena ammeter
memiliki resistansi, arus dalam rangkaian sedikit berkurang karena ammeter
disisipkan.
Jika akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan menggunakan
amperemeter maka amperemeter harus di pasang seri dengan cara memotong
penghantar agar arus mengalir melalui amperemeter. Kemudian sambungkan
amperemeter ke penghantar yang telah dipotong. Setelah amperemeter terpasang
kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir melalui penghantar dengan
membaca amperemeter melalui jarum penunjuknya
Ada dua cara membaca hasil pengukuran kuat arus pada papan skala,
Pertama, menggunakan rumus :

20

Untuk cara pertama, misalkan batas ukur (range) diletakkan pada posisi
angka 25, skala yang digunakan adalah penunjukan skala penuh (0-250). Jarum
menunjuk angka 175, kuat arus yang mengalir adalah :
I = 175 x 25/250 = 17,5 mA.

Gambar : Cara membaca alat ukur listrik analog


Sumber :https://www.google.com

Cara kedua,
1. Untuk batas ukur (range) 0,25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran=0,25 mA.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran= 0,20 mA
dan seterusnya.
2. Untuk batas ukur (range) 25, hasil pengukuran dibaca pada skala 0-250.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 250, hasil pengukuran = 25 mA.
Jarum pada papan skala menunjuk angka 200, hasil pengukuran = 20 mA
dan seterusnya.

21

Perbedaan Arus Amperemeter AC dan Amperemeter DC


1. Amperemeter DC
Amperemeter DC atau amperemeter arus searah adalah alat ukur yang
berfungsi untuk mengetahui besarnya arus listrik (DC) yang mengalir pada suatu
beban listrik atau rangkaian elektronika. Amperemeter menggunakan gerak
dArsonval yaitu gerakan dasar PMMC (Permanent Magnet Moving Coil) atau
sering juga dikenal dengan galvanometer PMMC.

Tahanan Shunt (Shunt resistor).


Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah adalah galvanometer

PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan
ringan dia hanya dapat mengalirrkan arus yang kecil. Bila yang akan diukur
adalah arus besar, sebagian besar dari arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah
tahanan yang disebut shunt.

Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian


konvensional terhadap gambar diatas dimana :
Rm

= tahanan dalam alat ukur

Rs

= tahanan shunt

Im

= arus defleksi skala penuh dari alat ukur

Is

= arus shunt

22

= arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt.

Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter), penurunan


tegangan pada tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan :
V shunt = V alat ukur
IsRs

= ImRm

Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat
dari sebuah kawat tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan di dalam
instrumen atau sebuah shunt luar yang memiliki tahanan yang sangat rendah.

Shunt Ayrton
Batas ukur sebuah ampermeter arus searah (DC) masih dapat diperbesar

dengan menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui sakelar


rangkuman. Alat ukur seperti ini disebut ampermeter rangkuman ganda. Alat ini
ditunjukkan pada berikut.

Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang
dihubungkan paralel terhadap alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur yang
berbeda. Saklar S adalah sebuah sakelar posisi ganda dari jenis menyambung
sebelum memutuskan (make before break), sehingga alat pencatat tidak akan
rusak, karena tidak terlindungnya rangkaian tanpa sebuah shunt sewaktu
pengubahan batas ukur.

23

Shunt universal atau shunt ayrton dalam gambar diatas mencegah


kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang
diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit lebih besar. Shunt Ayrton ini
memberikan kemungkinan yang sangat baik untuk menerapkan teori dasar
rangkaian listrik dalam sebuah rangkaian praktis.
2. Amperemeter AC

Clamp Meter atau Tang Ampere adalah alat yang sangat penting untuk
mengetahui tegangan pada suatu jaringan atau instalasi listrik, dengan mengetahui
hal tersebut secara akurat tentunya akan memudahkan engineer atau petugas yang
24

bertanggung jawab untuk memberikan rekomendasi atau tindakan yang


diperlukan. Setiap instalasi listrik perlu untuk diketahui atau dihitung tegangan
listriknya agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Tegangan listrik yang
berlebihan tentu akan memberikan dampak buruk bagi alat-alat yang
mengggunakan listrik untuk dapat beroperasi dengan baik.
Clamp Meter adalah alat untuk mengukur arus listrik tanpa memutus jalur
arus tersebut. Sebuah clamp meter terdapat fungsi lain selain untuk ukur arus
listrik adalah untuk ukur voltase atau ukur nilai tahanan. Clamp meter
adalah sebuah alat ukur yang sangat nyaman digunakan yang memberikan
kemudahan pengukuran arus listrik tanpa mengganggu rangkaian listriknya.
Pada bidang teknik listrik dan elektronik, tang ampere penjepit atau saat
ini adalah perangkat listrik dua rahang yang terbuka untuk memungkinkan
menjepit sekitar sebuah konduktor listrik.Hal ini memungkinkan sifat arus listrik
dalam konduktor yang akan diukur, tanpa harus melakukan kontak fisik dengan
konduktor, atau putuskan aliranlistrik dulu baru di masukkan dengan tang ampere.
Tang ampere kini biasanya digunakan untuk membaca besarnya arussinusoidal
(seperti selalu digunakan dalam sistem tenaga listrik arus bolak-balik (AC)
distribusi), tetapi dalam hubungannya dengan instrumentasi lebih maju fasedan
gelombang yang tersedia.Saat arus balik tinggi (1000 A dan lebih)yang mudah di
baca dengan meter yang sesuai arus langsung, dan arus AC sangat rendah (milli
ampere)lebih sulit untuk diukur. Tang ampere digunakan untuk mengukur arus
listrik pada saat melakukan perawatan atau perbaikan AC. Untuk mengukur arus
listrik caranya cukup masukkan salah satu kabel (positif atau negative) ke dalam
mulut tang ampere.
Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, listrik arus searah
(DC) dapat dihasilkan dengan cara merubah Arus bolak-balik (AC) menjadi Arus
Searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang disebut Power Supply atau
Adaptor.Sebagai dasar dari rangkaian Power Supply adalah sebuah komponen
diode yang dapat berfungsi sebagai penyearah, artinya adalah dapat merubah dan
menyearahkan arus bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC).
25

Sebuah DC Power Supply (Adaptor) pada dasarnya memiliki 4 bagian


utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama
tersebut diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.
a. Transformator
Transformator (Trafo) yang digunakan untuk DC Power supply adalah
Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik
sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian
adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi
elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu
lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada
Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun
tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus bolakbalik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.
b. Rectifier
Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam
Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC
menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step
down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis
rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu Half Wave Rectifier yang hanya
terdiri dari 1 komponen Dioda dan Full Wave Rectifier yang terdiri dari 2 atau 4
komponen dioda.

26

c. Filter
Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk
meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari
komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO
(Electrolyte Capacitor).
d. Voltage Regulator
Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan
stabil, diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan
sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga
tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya
terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).

27

BAB 1V
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
kuat arus listrik dalam rangkaian tertutup.
2. Fungsi ampermeter adalah untuk mengukur besarnya kuat arus listrik
yang mengalir melalui suatu komponen listrik, misalnya resistor.
Amperemeter biasanya dipasang secara seri dengan elemen listrik.
3. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (gaya
lorentz), dimana arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh
medan magnetik, akan timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum
penunjuk menyimpang.
4. Jika akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan
menggunakan amperemeter maka amperemeter harus di pasang seri
dengan cara memotong penghantar agar arus mengalir melalui
amperemeter.
5. Kuat arus yang mengalir melalui ampermeter dapat dihitung dengan
rumus :

28

PERTANYAAN
1. Yulinda
Pertanyaan

: Jika arus diukur pada rangkaian paralel, apakah bisa

Jawab

digunakan ?
: Tidak bisa, besar arus diukur dalam rangkaian yang
disusun seri karena harus mendapatkan I yang sama, jika
diukur dalam rangkaian yang disusun paralel arusnya akan
terbagi. Sedangkan untuk rangkaian yang disusun paralel
diukur untuk tegangan karena pada rangkaian parelel V
mempunyai nilai yang sama, apabila diukur tegangan pada

rangkaian seri, nilai V akan terbagi. Sesuai Rumus :


a). Rangkaian Seri
Itotal = I1 = I2 = I3
Vtotal = V1 + V2 + V3
I . R = I1.R1 + I2.R2 + I3.R3
R
= R 1 + R2 + R 3
b). Rangkaian Paralel
Vtotal = V1 = V2 = V3
Itotal = I1 + I2 + I3
V/R = V1/R1 + V2/R2 + V3/R3
1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
2. Rauzatuzzikrina
Pertanyaan
: Apabila tidak ada hambatan shunt, apakah miliampere
Jawab

bisa digunakan ?
: Bisa digunakan, tetapi hanya untuk arus yang kecil.
Sedangkan untuk arus yang besar, maka miliampere harus
ditambahkan hambatan cabang (shunt), dengan adanya
hambatan shunt miliampere tersebut bisa mengukur kuat
arus

yang

melebihi

batas

ukurnya.

Hal

tersebut

dikarenakan dengan pemasangan hambatan shunt akan


menaikkan batas ukur amperemeter, maka kelebihan arus
pada amperemeter akan mengalir melewati hambatan
shunt.Misalnya pada miliampere batas ukurnya 100mA,
29

maka

dengan

penambahan

hambatan

shunt

akan

menaikkan batas ukur sebuah amperemeter tersebut


menjadi 100A.
3. Siti Faradiba
Pertanyaan
: Jelaskan prinsip kerja miliampere !
Jawab
: Prinsip kerja pada miliampere sama seperti amperemeter lain,
yaitu berdasarkan prinsip gaya lorenz, yaitu ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan
magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum
penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati
kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan
membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum
penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya,
ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan
dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Tetapi
miliampere hanya untuk mendeteksi arus yang sangat
kecil. Batas ukur pada miliampere yaitu 100mA atau
500mA saja.

30

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2006. IPA Fisika SMP dan MTs untuk Kelas IX Jilid 3.
Jakarta : Erlangga
Istiyono, Edi. 2007. Seri IPA Fisika 3 SMP Kelas IX. Jakarta : Yudhistira.
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Rahmini, sri.dkk.2007. IPA Terpadu 3 Kelas IX untuk SMP/MTs Kelas 3.
Semarang : Aneka Ilmu
Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta
Tippler.1996. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Young dan Freedman. 2004. Fisika Universitas Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
http://muhammadnugroho.blogspot.com/2010/09/artikel-1.html
http://tukangtv.blogspot.com/2014/10/kumpulan-skema-audio-poweramplifier.html
http://multimeter-analog.blogspot.com/2009/04/bahagian-multimeter-analogfungsinya.html
http://semutitempro.blogspot.com/2011/03/amperemeter.html
http://elektronika-dasar.web.id/instrument/ampere-meter-arus-searah-amperemeter-dc/

31

Das könnte Ihnen auch gefallen