Sie sind auf Seite 1von 2

Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati terbesar kedua di

dunia setelah Brazil. Diperkirakan terdapat 30.000 spesies tumbuhan yang hidup di
Indonesia, dan 9.600 diantaranya digunakan sebagai tanaman obat. Dari jumlah tanaman
tersebut baru 180 spesies yang sudah di manfaatkan. Sejalan dengan perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan, dalam dua dasawarsa terakhir, penggunaan bahan alam
untuk tujuan kesehatan kembali diminati oleh masyarakat. Salah satu spesies tanaman
yang berkhasiat obat adalah herba meniran (Phyllantus

niruri Linn). Kardinan dan

kusuma (2004) menyatakan bahwa meniran berasal dari Asia tropik dan tersebar
diseluruh daratan Asia, termasuk Indonesia. Penyebaran tanaman meniran sudah sampai
ke benua Afrika, Amerika, dan Australia. Meniran dapat tumbuh di dataran rendah hingga
dataran tinggi dengan ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Spesies meniran
yang biasa digunakan sebagai obat tradisional diantaranya, Phyllantus acidus Skeels,
Phyllantus amarus Schum, Phyllantus niruri Linn, Phyllantus reticulatus Poir, dan
Phyllantus urinaria L.

Meniran merupakan tanaman yang mempunyai banyak khasiat dan telah dipergunakan
sebagai obat tradisional. Khasiat tanaman tersebut diduga karena kandungan berbagai
senyawa kimia yang berkhasiat, diantaranya adalah alkaloid (sekurinin), flavonoid
(kuersetin, kuersitrin, isokuersitrin, astragalin, nirurin, niruside, rutin, leukodelfinidin,
dan galokatekin), dan lignan (filantin dan hipo filantin) (Asean Countries 2004; Badan
POM 2006; MdIolo 2008). Bagian-bagian tanaman meniran telah dimanfaatkan untuk
mengobati berbagai penyakit. Daun dan batang meniran dipergunakan untuk mengobati
penyakit kelamin akut. Ekstrak air dari meniran telah dimanfaatkan oleh masyarakat

Brazil dan Peru untuk melarutkan batu ginjal dan batu saluran kemih (Vieira 1999,
Freitas et al 2002) sedangkan di Afrika Utara, meniran digunakan untuk mengobati
demam, diabetes, gangguan menstruasi, dan sebagai pencahar. Meniran juga banyak
dimanfaatkan di belahan bumi lainnya, seperti di Fiji, India, Thailand dan Indonesia
untuk mengobati penyakit kuning, disentri, diare, gonorhoea, keputihan, asma, anti
radang, sakit pinggang, dan tetanus (Lizuki 2006). Kardinan dan Kusuma (2004) dan
badan POM 92006), menyatakan bahwa meniran dapat digunakan sebagai terapi ajuvan,
yaitu obat yang dikonsumsi untuk menunjang efek obat utama. Hasil penelitian yang
dilakukan di beberapa rumah sakit di Jakarta dan Surabaya, dilaporkan bahwa terapi
ajuvan dengan ekstrak meniran berhasil mempersingkat waktu pengobatan beberapa jenis
penyakit, diantaranya adalah tuberkulosis (TBC).

Beberapa penelitian tentang kandungan senyawa kimia dan manfaatnya sebagai senyawa
antimikroba telah banyak dilakukan, diantaranya adalah Nwanjo (2007) melakukan
penelitian manfaat ekstrak air meniran untuk mengobati penyakit diabetes. Naik dan
Juvekar (2003) menyatakan bahwa alkaloid meniran dapat menghambat DNA polimerase
dari virus hepatitis.

Das könnte Ihnen auch gefallen