Sie sind auf Seite 1von 14

Perbedaan Efektifitas Karbon Aktif Tempurung Kelapa Dan Arang Kayu

PERBEDAAN EFEKTIFITAS KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA


DAN ARANG KAYU DALAM MENURUNKAN TINGKAT KEKERUHAN
PADA PROSES FILTRASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
Christina Rony Nayoan1, Noorce Christiani Berek2
Abstract: Waste water treatment is an effort to prevent environmental polution. One
of environmental polution is the higher of turbidity rate caused by tofu
industry.Therefore it is necessary to process waste water, one of the process is
active carbon filtration. According to this research the turbidity rate of tofu waste
water is 518,5 mg/L. The purpose of this research to determine the difference of
effectivity between coconut shell active carbon and wood carbon in reducing turbidity
of waste water filtration process in tofu industry. Research design was the
randomized control group pretest-postest. The population of this research were the
tofu industry wastewater and using grab sampling method, sample of this research is
30 L of tofu waste water that taken from outlet. The turbidity rate of tofu waste water
is filtered with coconut shell active carbon decrease to 76,4 mg/L, and sample is
filtered with wood active carbon decrease to 121,7 mg/L, and sample is filtered with
the mixed of wood active carbon and coconut shell decrease to 42,07 mg/L. The
result of statistic test, there were significant difference between wood active carbon
and coconut shell active carbon to decrease turbidity rate at the filtration process in
waste water treatment of tofu industrial. The result of Least Significant Difference
test, means all of the treatment groups are effective to reducing turbidity rate of tofu
industry waste water.
Keywords: Wood active carbon, Coconut shell active carbon, Turbidity rate, Tofu
industry waste water.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan zat utama bagi
setiap makhluk hidup di bumi.
Manusia tergantung pada air bukan
hanya untuk memenuhi kebutuhan
makan dan minumnya melainkan juga
untuk keperluan pengairan, transportasi pembangkit tenaga, industri dan
lain-lain.
Kebijaksanaan pemerintah menetapkan bahwa pembangunan industri ditujukan untuk memperkokoh
struktur ekonomi nasional. Namun di
sisi lain industri menimbulkan masalah
pembuangan limbah, baik limbah
padat, cair maupun gas, yang jika
1
2

tidak diolah dapat menimbulkan


gangguan kesehatan.
Pencemaran air yaitu masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain
ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (Sunu,2001). Pengendalian pencemaran adalah suatu
kegiatan yang mencakup upaya
pencegahan dan atau penanggulangan dan atau pemulihan, karena air
limbah sangat berbahaya terha-dap
kesehatan manusia mengingat bahwa
banyak penyakit yang dapat ditularkan
melalui air limbah. Air limbah ini dapat

Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Undana
Staf pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja FKM Undana

MKM Vol. 01 No. 01 Desember 2006: 1-13

berfungsi sebagai media pembawa


bakteri patogen penyebab penyakit
(Sugiharto,1987)
Salah satu bentuk pencemaran air
yang dapat menganggu kesehatan
masyarakat adalah kekeruhan. Kekeruhan terjadi disebabkan pada dasarnya oleh adanya zat-zat koloid yaitu
zat yang terapung serta terurai secara
halus sekali, hal itu disebabkan pula
oleh kehadiran zat organik yang
terurai secara halus jasadjasad renik,
lumpur, tanah liat, dan zat koloid yang
serupa atau benda terapung yang
tidak mengendap dengan segera.
Penentuannya bukanlah merupakan
ukuran mengenai jumlah benda
terapung. Sebagai aturan umum dapat
dipakai bahwa semakin luar biasa
kekeruhan semakin kuat limbah itu.
Sampah industri dapat menambah
sejumlah besar zat-zat organik dan
anorganik yang menghasilkan kekeruhan (Mahida.1983).
Industri tahu adalah merupakan
industri rumah tangga atau sektor
informal yang telah lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Keberadaan
industri ini secara ekonomi cukup
menguntungkan
khususnya
bagi
pengrajin dan pedagang tahu. Demikian pula ditinjau dari segi gizi
masyarakat, industri tahu turut menunjang ketersediaan pangan nabati yang
dibutuhkan untuk kesehatan masyarakat. Berdasarkan indeks angka
kecukupan gizi nilai kalori untuk 100
gram
tahu adalah
68 Kalori.
(DEPKES.1992)
Pencemaran yang disebabkan
oleh limbah tahu terjadi karena
adanya sifat-sifat fisik, kimia, dan
biologi yang menyertai air limbah tahu.
Faktor fisik meliputi suhu yang
tingginya 37-450 Celcius, warna yang
keruh dan kandungan zat tersuspensi

serta kotoran yang terlalu tinggi.


Faktor kimia berkenaan dengan
tingginya kandungan bahan organik,
kemudian ditunjang dengan rendahnya pH serta tidak ada oksigen
terlarut. Sedangkan faktor biologik
adalah adanya mikroorganisme yang
berkembang akibat tersedianya nutrisi
dan faktor-faktor yang memadai. Hal
ini dapat menjadi sumber penyakit
apabila jenis bakteri yang berkembang
biak adalah bakteri patogen.
Hasil analisa pada limbah cair
industri tahu yang dilakukan oleh
Nurhassan & Pramudyanto (1991)
memperlihatkan beberapa kandungan
sebagai berikut: (1)Kandungan BOD
air limbah tahu sebesar 6.0008.000
mg/L; (2)Kandungan COD air limbah
tahu sebesar 7.50014.000 mg/L;
(3)pH 4-6; (4) suhu 37450 Celcius;
(5)padatan tersuspensi (TSS) 635
660 mg/L; (6)Tingkat kekeruhan
sebesar 535-585 mg/L.
Karena pada umumnya industri
tahu belum mempunyai pengolahan
limbah sendiri sehingga mereka
membuang air limbah tahu langsung
ke badan air, padahal sungai tempat
mereka membuang air limbah juga
nantinya digunakan sebagai sumber
air bersih. Oleh karena itu sesuai
dengan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 20 tahun 1990 kadar
maksimum air limbah yang akan
dibuang ke badan air untuk parameter
kekeruhan adalah 5 NTU (100 mg/L)
dan 1000 mg/L untuk zat padat terlarut
untuk badan air golongan A dan untuk
badan air golongan B mempunyai
kadar maksimal untuk zat padat
terlarut adalah 1000 mg/L. Dan
sesuai dengan Permenkes RI No
416/MENKES/Per/IX/1990 kadar maksimal yang diperbolehkan untuk air
bersih adalah 25 NTU (Naphello

Perbedaan Efektifitas Karbon Aktif Tempurung Kelapa Dan Arang Kayu

Turbidity Unit) atau setara dengan 500


mg/L untuk parameter kekeruhan.
(Soemirat.2000) Oleh karena itu
tingkat kekeruhan dari limbah tahu
perlu diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai. Tingkat kekeruhan dari limbah cair industri tahu
dapat dikurangi atau dihilangkan
deng-an cara adsorbsi menggunakan
karbon aktif. Penggunaan karbon aktif
dapat berfungsi untuk mengurangi
kadar senyawa organik, warna, bau,
rasa dan kekeruhan. (DEPKES.1992)
Widagdo (1994) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa karbon
aktif
dapat
menurunkan
kadar
hidrogen sulfida pada limbah cair
industri penyamakan kulit, dan Asri
(1995) dalam penelitiannya menunjukkan adanya penurunan kadar
warna yang bervariasi setelah melalui
perlakuan dengan media karbon aktif
dan tanpa karbon aktif pada
pengolahan limbah cair industri tekstil.
Dari penelitian
terdahulu tersebut
dapat dinyatakan bahwa karbon aktif
dapat menurunkan kadar H2S dan
warna. Bahan karbon aktif atau arang
aktif dapat dibuat hampir dari semua
bahan yaitu tumbuh-tumbuhan, binatang dan bahan tambang.
Salah satu upaya pencegahan
yang dapat dilakukan adalah dengan
pengolahan limbah tahu tersebut
dengan menggunakan karbon aktif
baik dari tempurung kelapa maupun
kayu, karena kedua arang aktif ini
banyak terdapat di sekitar kita, namun
belum digunakan secara maksimal
untuk pengolahan air khususnya air
limbah.
Rumusan masalah yang dikaji
dalam penulisan ini adalah apakah
ada perbedaan efektifitas karbon aktif
dari tempurung kelapa dan arang dari
kayu dalam menurunkan tingkat

kekeruhan pada proses filtrasi pengolahan


limbah cair industri tahu.
Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektifitas karbon aktif tempurung kelapa dan arang kayu dalam
menurunkan tingkat kekeruhan pada
proses filtrasi pengolahan limbah cair
industri tahu. Sedangkan Tujuan
khususnya adalah untuk: (1)Mengukur
tingkat kekeruhan limbah cair sebelum
difiltrasi dengan karbon aktif; (2)Mengukur kemampuan karbon aktif tempurung kelapa dalam menurunkan tingkat kekeruhan limbah cair industri
tahu; (3)Mengukur kemampuan arang
kayu dalam menurunkan tingkat
kekeruhan limbah cair industri tahu;
(4)Mengukur kemampuan campuran
arang kayu dan karbon aktif
tempurung kelapa dalam menurunkan
tingkat kekeruhan limbah cair industri
tahu; (5)Menganalisis perbedaan kemampuan karbon aktif tempurung
kelapa dan arang kayu serta
campuran karbon aktif tempurung
kelapa dan kayu dalam menurunkan
tingkat kekeruhan limbah cair industri
tahu;
(6)Mengetahui
kemampuan
karbon aktif yang paling efektif dalam
menurunkan tingkat kekeruhan limbah cair industri tahu; (7)Menganalisis
biaya operasional dari arang kayu dan
karbon aktif tempurung kelapa serta
campuran karbon aktif kayu dan
tempurung kelapa dalam menurunkan
tingkat kekeruhan limbah cair industri
tahu.
Air Limbah
Pengertian Air Limbah
Secara umum yang dimaksud
dengan air limbah (wastewater)
adalah kotoran dari masyarakat dan
rumah tangga dan juga yang berasal
dari industri, air tanah, air permukaan

MKM Vol. 01 No. 01 Desember 2006: 1-13

serta buangan lainnya. Dengan


demikian air buangan ini merupakan
hal yang bersifat kotoran umum.
(Azwar.1983)
Pengertian limbah adalah air yang
tidak
bersih
dan
mengandung
berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau
hewan, dan lazimnya muncul karena
perbuatan manusia termasuk industrialisasi (Kusnoputranto.1984). Limbah
adalah buangan cair dari suatu
lingkungan masyarakat dan terutama
terdiri dari air yang telah dipergunakan
yang di dalamnya terdapat bendabenda padat yang terdiri dari zat
organik dan anorganik. Buangan cair
ini dihasilkan dari proses industri yang
menggunakan air dalam jumlah yang
sedang sampai banyak. Istilah ini
terbatas pada sampah cair karena
alasan warna, isinya yang padat,
kandungan organik dan anorganik,
kadar garam, keasaman, alkalinitas,
dan sifat-sifat yang khas yang
menimbulkan masalah pencemaran
aliran air (Mahida.1983).
Sumber Air Limbah
Menurut Azrul Azwar (1983) Air
limbah sebagai sumber pencemar
berasal dari: (1)Air limbah rumah
tangga, misalnya yang berasal dari
daerah perdagangan, daerah perumahan; (2)Air limbah industri, jumlah
aliran air limbah yang berasal dari
industri sangat bervariasi tergantung
dari jenis dan besar-kecilnya industri,
derajat penggunaan air serta derajat
pengolahan air limbah yang ada;
(3)Air limbah rembesan dan tambahan
Komposisi Air Limbah
Komposisi air limbah sebagian
terdiri dari 99,9 % air dan sisanya
meliputi partikel-partikel padat terlarut

dan partikel-pertikel padat tidak


terlarut sebesar 0,1 %. Partikelpartikel padat terdiri dari zat organik
70 %. Zat-zat organik terdiri dari
protein 65 %, karbohidrat 25 % dan
lemak 10 %. Sedangkan zat-zat
anorganik terdiri dari pasir, garamgaram, dan logam-logam berat
(Kusnoputranto.1984).
Air limbah domestik berasal dari
pemukiman, terdiri dari tinja, air keruh
dan buangan air limbah yang kira-kira
mengandung 99,9 % air dan 0,1 % zat
padat yang terdiri dari 70 % zat
organik (terutama protein , karbohidrat
dan lemak), serta kira-kira 30 % zat
anorganik (terutama pasir, garamgaram, dan logam-logam berat).
Pengolahan Air Limbah
Pengolahan air limbah bertujuan
memperbaiki kualitas air limbah,
mengurangi BOD dan partikel tercampur, serta membunuh mikroorganisme patogen. Selain itu juga
untuk menghilangkan bahan nutrisi,
komponen beracun, dan bahan yang
tidak dapat didegradasikan agar
kosentrasi yang ada menjadi rendah.
Tujuan lain pengolahan air limbah
adalah untuk menghapus, mengurangi
atau mengubah zat pencemar dalam
bentuk yang kurang atau tidak
membahayakan kesehatan. Sebagian
besar pengolahan air limbah untuk
memperkecil BOD dan zat tersuspensi
serta bakteri dalam air limbah.
Secara garis besar kegiatan
pengolahan air limbah dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) bagian
antara lain (Sugiharto.1987): (1)Pengolahan
pendahuluan
(pretreatment);
(2)Pengolahan
pertama
(primary
treat-ment);
(3)Pengolahan kedua (secon-dary
treatment);
(4)Pengolahan
ketiga

Perbedaan Efektifitas Karbon Aktif Tempurung Kelapa Dan Arang Kayu

(tertiary treatment); (5)Pembunuhan


kuman (desinfektion); (6)Pembuangan
lanjutan (ultimate disposal)
Dari setiap fase di atas terdapat
beberapa jenis pengolahan yang
dapat diterapkan. Dari berbagai jenis
itu maka akan dipilih salah satu yang
diperkirakan memberikan manfaat
yang terbaik. Selain itu, perlu diketahui juga bahwa untuk mengolah air
limbah tidaklah harus selalu mengikuti
tahap-tahap yang ada diatas, akan
tetapi perlu diadakan penyesuaian
dengan kebutuhan yang ada.
Karakteristik Limbah Tahu
Ditinjau dari bahan baku dan
bahan pembantu dalam pembuatan
tahu maka limbah cair industri tahu
mengandung bahan-bahan organik
yang mudah mengalami biodegradasi.
Limbah cair industri tahu mengandung
BOD tinggi. Hal ini berkenaan dengan
tingginya kandungan bahan organik
misalnya protein, karbohidrat, dan
lemak. Limbah cair industri tahu
mengandung zat organik dalam
bentuk zat terlarut, padatan tersuspensi atau padatan terendap. Padatan
tersuspensi maupun terlarut di alam
akan mengalami perubahan fisika,
kimia dan hayati yang menghasilkan
zat toksik atau tumbuhnya kuman
yang membahayakan kesehatan. Limbah cair industri tahu bila dibiarkan,
warnanya akan berubah coklat
kehitaman dan berbau busuk.
Karakteristik lain yang menonjol
adalah suhu dan pH. Suhu yang
cukup tinggi berasal dari air sisa
penggumpalan dan pengepresan. Sedangkan pH yang rendah karena sisa
air yang bercampur asam, disamping
telah terjadi perubahan bahan organik
menjadi bahan yang bersifat asam.
Kandungan nitrogen dan phosphor

dalam limbah cair industri tahu relatif


cukup, sehingga menguntungkan
sebagai
nutrisi
mikroorganisme.
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat
terlarut dan tersuspensi seperti zat
organik, jasad renik dan koloid lainnya
yang tidak segera mengendap.
Karbon Aktif
Karbon Aktif Tempurung Kelapa
Pemanfaatan
buah
kelapa
umumnya hanya daging buahnya saja
untuk dijadikan kopra, minyak dan
santan untuk keperluan rumah tangga,
sedangkan hasil sampingan lainnya
seperti tempurung kelapa belum
begitu dimanfaatkan. Penggunaan
tempurung kelapa, sebagian kecil
sebagai bahan bakar untuk keperluan
rumah tangga, pengasapan kopra,
dan lain-lain. Padahal tempurung
kelapa
dapat
diolah
menjadi
bermacam-macam produk olahan
bernilai ekonomi yang bisa mendatangkan devisa bagi negara. Salah
satu produk olahan yang mempunyai
prospek cerah adalah arang aktif.
Pembuatan arang aktif belum banyak
dilakukan, padahal potensi bahan
baku, dan potensi pasar cukup besar.
Arang aktif adalah arang yang
diproses sedemikian rupa sehingga
mempunyai daya serap/adsorbsi yang
tinggi terhadap bahan yang berbentuk
larutan atau uap (LIPI,2003). Arang
aktif dapat dibuat dari bahan yang
mengandung karbon baik organik atau
anorganik, tetapi biasanya yang
beredar dipasaran berasal dari
tempurung kelapa, kayu dan batubara.
Saat ini arang aktif telah
digunakan secara luas dalam industri
kimia, makanan/minuman dan farmasi. Pada umumnya arang aktif
digunakan sebagai bahan penyerap

MKM Vol. 01 No. 01 Desember 2006: 1-13

dan penjernih. Dalam jumlah kecil di


gunakan juga sebagai katalisator.
Karbon aktif kayu
Pada umumnya pembuatan arang
aktif kayu berasal dari potongan
potongan
besar
kayu.
Arang
merupakan jenis hasil hutan kayu
yang dikenakan pungutan IHH (Iuran
Hasil Hutan) menurut satuan m3/ton,
terutama arang yang berasal dari kayu
rimba campuran, yaitu kayu bulat dan
atau kayu olahan yang terdiri dari
berbagai jenis berasal dari hutan alam
tropis. Namun dengan semakin sulitnya mendapatkan kayu, sekarang
dikembangkan pembuatan arang aktif
dari limbah industri pengolahan kayu.
Limbah industri pengolahan kayu
terdiri dari limbah yang dihasilkan
industri kayu lapis, pengergajian dan
pengerjaan kayu yang berupa potongan ujung, sebetan, sisa kupasan,
tatal dan serbuk gergajian. Umumnya
industri pengolahan kayu menggunakan kayu seperti Agatis (Agathis
spp), Kayu lilin (Xanthophylum spp),
Kayu Tusam (Pinus merkusii), Kayu
karet (Hevea braziliensis), serta
berbagai jenis kayu besar lainnya.
Arang aktif adalah arang yang
diolah lebih lanjut pada suhu tinggi
sehingga pori-porinya terbuka dan
dapat digunakan sebagai bahan adsorben (Pari,2003). Kegunaan arang
aktif semakin meluas di kalangan
industri-industri, karena arang aktif
merupakan adsorben yang baik.
Umumnya arang aktif digunakan untuk
menyaring/menghilangkan bau, warna, zat pencemar tertentu. Contohnya
pada proses pembersihan air buangan
arang aktif dapat digunakan untuk
mengatur dan membersihkan air
buangan dari pencemar, warna, bau
dan logam berat tertentu.

Kekeruhan
Sumber kekeruhan air
Air dikatakan keruh bila mengandung
benda-benda
tersuspensi.
Kekeruhan dapat disebabkan oleh
adanya alga hidup maupun mati atau
organisme
lain
dan
umumnya
kekeruhan disebabkan oleh lumpur
atau tanah liat.
Benda tersuspensi mengandung
garam, alga, dan bakteri. Ini semua
menyebabkan keruh, berwarna, berasa dan bau pada air. Kotoran-kotoran
yang terurai dalam air ada juga dalam
jumlah besar. Kotoran-kotoran tersebut mengandung garam kalsium,
magnesium dan sodium yang menyebabkan rasa tak enak, kesadahan,
mengandung alkali, dan sebagainya.
Oksida mangan dan besi mengakibatkan warna air menjadi merah,
hitam atau coklat.
Kekeruhan dalam air dapat
disebabkan
beberapa
peristiwa
(Sunjoto,1983): (1)Air buangan dari
industri maupun dari rumah tangga
yang pada umumnya terdiri dari zat
organik dan anorganik; (2)Sebagai
akibat
pengikisan
tanah
yang
umumnya terdiri dari zat organik.
Pengaruh Kekeruhan
Adapun pengaruh kekeruhan pada
air antara lain: (a)Kekeruhan tidak
merupakan sifat dari yang membahayakan, tetapi dari segi estetika tidak
disenangi karena warnanya keruh;
(b)Bila kekeruhan air bersih lebih dari
25 NTU, maka dalam proses filtrasi
akan mengalami beberapa kerugian
yaitu timbulnya penyumbatan pada
media saringan sehingga saringan

Perbedaan Efektifitas Karbon Aktif Tempurung Kelapa Dan Arang Kayu

harus sering dicuci atau diganti serta


air saringan (Filtered water) masih
tampak keruh karena presipitasi yang
tidak sempurna akibat kerusakan
lapisan saringan; (c)Pada tingkat
kekeruhan yang tinggi, maka dalam
proses desinfeksi dengan bahan kimia
(chlorinasi) akan dibutuhkan bahan
kimia yang lebih banyak sehingga
secara ekonomis merugikan. Disamping itu daya bunuh desinfektan akan
berkurang.
METODE
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
ini
adalah
eksplanatory research yaitu menjelaskan adanya hubungan antar
variabel melalui pengujian hipotesa.
Sedangkan metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian eksperimental, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada satu atau lebih
kelompok eksperimental, satu atau
lebih kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya dengan satu atau
lebih kelompok kontrol yang tidak
dikenai kondisi perlakuan. Desain
penelitian yang digunakan adalah
pretest
dan
postest
design
(Randomized control group pretestpostest design).
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
limbah cair industri tahu yang
dihasilkan dalam seluruh proses
produksi tahu, yang diambil dari outlet
(pembuangan terakhir). Sedangkan
sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagian limbah
cair industri tahu. Volume sampel
yang digunakan adalah sebanyak 30
liter, yang diambil dengan metode

grab sampling, yaitu pengambilan


sampel hanya dilakukan satu kali
dalam waktu sesaat.
Untuk menghindari kesalahan
sekecil mungkin, maka dilakukan
replikasi
sebanyak 6
kali yang
dihitung dengan rumus berikut :
(t-1)(R-1) 15
R
T

= Jumlah ulangan sebanyak 6 kali


= Jumlah perlakuan yaitu 3
perlakuan + 1 Kontrol

Variabel Penelitian
Variabel Bebas
Variabel bebas dari penelitian ini
adalah jenis karbon aktif yaitu karbon
aktif tempurung kelapa dan arang
kayu serta campuran karbon aktif
tempurung kelapa dan arang kayu.
Variabel Terikat
Variabel terikat dari penelitian ini
adalah tingkat kekeruhan limbah cair
industri tahu.
Variabel Penganggu
Variabel
penganggu
dari
penelitian ini adalah karakteristik
limbah cair, kecepatan aliran, waktu
kontak, diameter karbon aktif, luas
permukaan karbon aktif, ketebalan
karbon aktif. Untuk mengendalikan
variabel
pengganggu
dilakukan
penyamaan terhadap masing-masing
variabel.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan di industri
tahu yang berada di Kelurahan
Jomblang
Kecamatan
Candisari,
Semarang.
Penelitian dilakukan bulan MeiAgustus 2003.

MKM Vol. 01 No. 01 Desember 2006: 1-13

Gambar 1. Grafik rata-rata tingkat


kekeruhan limbah cair industri tahu
sebelum dan sesudah penyaringan
dengan karbon aktif
600

mg/L

HASIL
Kawasan industri tahu Tandang
terletak di Tandang, Jomblang, Candisari, Kota Semarang. Pada kawasan
industri tahu tandang terdapat lebih
dari 10 pengrajin tahu. Kawasan
industri tahu ini berdiri sejak tahun
1970-an. Hasil produksi industri tahu
Tandang dipasarkan di kota Semarang
serta kota-kota lain di sekitar
Semarang seperti Demak, Purwodadi,
Kendal dan lainnya. Kawasan industri
tahu Tandang menghasilkan produk
berupa tahu mentah maupun tahu
goreng.
Limbah
yang
dihasilkan
di
kawasan industri tahu Tandang antara
lain ampas tahu ( gembus ) dan
limbah cair. Ampas tahu oleh para
pengusaha dijual sebagai pakan
ternak seperti sapi dan babi. Limbah
cair yang dihasilkan sekitar 1.0004.000 L limbah cair per industri tahu
per hari. Limbah cair total industri tahu
Tandang sekitar 12.000 L/hari. Limbah
cair ini dibuang ke sungai, tetapi
dalam tiga bulan terakhir ini sudah
terdapat instalasi pengolahan limbah
cair industri tahu Tandang. Walaupun
begitu masih ada industri tahu yang
membuang limbahnya di sungai
karena tempatnya jauh dari instalasi
ini.
Kapasitas
produksi
tahu
di
kawasan industri tahu Tandang
berkisar 300-750
kg kedelai per
industri tahu per hari. Kapasitas
produksi
meningkat
pada
saat
tertentu, misalnya perayaan hari besar
seperti hari raya lebaran.
Hasil pemeriksaan kadar kekeruhan limbah cair industri tahu sebelum
dan setelah diberi perlakuan melalui

karbon aktif tempurung kelapa, arang


kayu dan pencampuran arang kayu
dan tempurung kelapa serta tanpa
melalui karbon aktif (kontrol) dapat
dapat dilihat pada Tabel 1.
Untuk dapat mengetahui besarnya
prosentase penurunan tingkat kekeruhan setelah melalui perlakuan
dengan karbon aktif maupun kontrol
dibandingkan sebelum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.
Pemeriksaan tersebut memperlihatkan bahwa perlakuan dengan
pencampuran karbon aktif tempurung
kelapa dan kayu memberikan persentase tingkat kekeruhan paling besar
yaitu sebesar 91,89 %. Untuk lebih
jelas mengetahui perbedaan dari tiaptiap perlakuan dapat dilihat pada
Gambar 1.

518,5

500

490,5

400
300
200

76,4

100

121,7
42,07

0
sebelum
perlakuan

control

karbon aktif
tempurung
kelapa

Arang
kayu

campuran
karbon aktif
kayu +
tempurung
kelapa

Jenis perlakuan

PEMBAHASAN
Kadar Kekeruhan Dalam Air
Kekeruhan
pada
air
limbah
disebabkan karena adanya benda
tercampur atau benda koloid didalam
air limbah. Khususnya pada limbah
tahu banyak terdapat zat organik yang
merupakan penyebab terjadinya kekeruhan. Setelah melalui penyaringan

Perbedaan Efektifitas Karbon Aktif Tempurung Kelapa Dan Arang Kayu

dengan karbon aktif tempurung


kelapa, karbon aktif kayu, dan
campuran karbon aktif tempurung keTabel 1 Hasil pemeriksaan kadar kekeruhan (NTU) sebelum dan sesudah
penyaringan dengan karbon aktif di AKL HAKLI tanggal 19 Agustus 2003
Sesudah perlakuan

518.5

486.5

76.2

118.5

Arang kayu +
karbon aktif
tempurung
kelapa (1:1)
(mg/L)
42.8

518.5

497.5

74.5

117.4

47.5

518.5

488.5

72.6

120.6

39.4

518.5

492.6

74.2

126.5

38.5

518.5

490.5

518.5

487.6

79.5 Peraturan
122.4Pemerintah Repu41.0
sarkan
blik
Nomor 20 tahun 43.2
81.2Indonesia 124.5

Ratarata

518.5

490.5

76.4

No
sampel

Sebelum
perlakuan
(mg/L)

Kontrol
(mg/L)

Karbon aktif
tempurung
kelapa (mg/L)

Arang kayu
(mg/L)

121.7

42.07

Tabel 2 Persentase selisih antara penurunan tingkat kekeruhan sebelum penyaringan


dengan penurunan tingkat kekeruhan setelah penyaringan

No
sampel
1
2
3
4
5
6
Rata
-rata

Karbon aktif
Tempurung kelapa
83.31 %
85.63 %
86.00 %
85.69 %
84.67 %
84.34 %
84.94 %

Setelah melalui media saring


Karbon aktif
tempurung kelapa
Arang kayu
+Kayu (1:1)
79.15 %
91.75 %
79.36 %
90.84 %
76.74 %
92.41 %
75.61 %
92.58 %
76.40 %
92.09 %
75.99 %
91.67 %
77.21 %

lapa dan kayu, kadar kekeruhan


limbah cair industri tahu dapat
diturunkan sampai pada batas kadar
maksimal yang diperbolehkan. Berda-

91.89 %

Control (tanpa
perlakuan)
6.20 %
4.05 %
5.81 %
5.00 %
5.41 %
5.96 %
5.40 %

1990 kadar maksimum air limbah


yang akan dibuang ke badan air untuk
parameter kekeruhan adalah 5 NTU

MKM Vol. 01 No. 01 Desember 2006: 1-13

(100 mg/L) dan 1000 mg/L untuk zat


padat terlarut dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 tahun 1990
tentang Syarat-Syarat Pengawasan
Kualitas Air untuk parameter kekeruhan kadar maksimal yang diperbolehkan sebesar 25 NTU atau 500
mg/L. Kadar kekeruhan limbah cair
industri tahu dari hasil penelitian
dengan penyaringan menggunakan
karbon aktif aktif tempurung kelapa
menjadi
rata-rata
76,4
mg/L,
penyaringan dengan arang kayu
menjadi 121,7 mg/L dan penyaringan
dengan karbon aktif tempurung kelapa
dan kayu menjadi 42,07 mg/L
sehingga masih dalam batas kadar
maksimum
yang
diperbolehkan.
penurunan tingkat kekeruhan sebelum
dan setelah melalui media saring
karbon aktif menunjukkan bahwa
penurunan tertinggi terjadi pada
perlakuan melalui campuran karbon
aktif dari tempurung kelapa dan kayu
sebagai media saring.
Adanya penurunan tingkat
kekeruhan limbah cair industri tahu
setelah melalui media saring karbon
disebabkan adanya proses adsorbsi
terhadap kekeruhan limbah cair oleh
karbon aktif. Adsorbsi terjadi karena
adanya gaya tarik menarik yang
lemah (Van der walls) antar partikel.
Kadar kekeruhan pada hasil
penelitian dengan penyaringan karbon
aktif tempurung kelapa, arang kayu
dan campuran karbon aktif tempurung
kelapa dan arang kayu memenuhi
persyaratan kualitas air limbah dan air
bersih karena masih dalam batas
persyaratan kadar maksimal parameter kekeruhan diperbolehkan.
Perbedaan
Kemampuan
Berbagai Jenis Karbon Aktif

Dari

Hasil analisis tingkat kekeruhan


secara deskriptif dengan membandingkan persentase penurunan tingkat
kekeruhan sebelum dan setelah
melalui media saring karbon aktif
menunjukkan
bahwa
penurunan
tertinggi terjadi pada perlakuan
melalui campuran karbon aktif dari
tempurung kelapa dan kayu sebagai
media saring.
Adanya penurunan tingkat
kekeruhan limbah cair industri tahu
setelah melalui media saring karbon
disebabkan adanya proses adsorbsi
terhadap kekeruhan limbah cair oleh
karbon aktif. Adsorbsi terjadi karena
adanya gaya tarik menarik yang
lemah (Van der walls) antara partikelpartikel kekeruhan
limbah cair
dengan karbon aktif. Karbon aktif
sebagai benda yang porous, dapat
berfungsi sebagai adsorbent untuk
mengurangi kadar warna, bau,
kekeruhan (DEPKES,1992). Berbagai
bahan, baik yang berasal dari tumbuhtumbuhan ataupun bahan tambang
dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan
karbon
aktif.
Pada
penelitian ini, karbon aktif yang
digunakan adalah karbon aktif dari
tempurung kelapa dan kayu.
Adanya penurunan tingkat
kekeruhan pada kontrol disebabkan
karena adanya proses sendimentasi
sebagai akibat dari lamanya waktu
tinggal pada alat penelitian yaitu 1
jam. Selama waktu tinggal tersebut,
terjadi tumbukan antara partikelpartikel limbah cair sehingga partikelpartikel tersebut menjadi cukup besar
untuk mengendap (Mahida,1983).
Pengujian statistik dengan one
way anova dan LSD digunakan untuk
mengetahui efektifitas jenis karbon
aktif yang digunakan dalam penelitian
dalam menurunkan tingkat kekeruhan

10

Perbedaan Efektifitas Karbon Aktif Tempurung Kelapa Dan Arang Kayu

limbah cair industri tahu. Dengan


melihat hasil pengujian secara statistik
ternyata penggunaan karbon aktif
memberikan
pengaruh
terhadap
penurunan tingkat kekeruhan limbah
cair dari jenis karbon aktif ikut
mempengaruhi
hasil
penurunan
tingkat kekeruhan tersebut. Hal ini
berkaitan dengan komposisi kimia
pada bahan baku karbon aktif. Adanya
kandungan selulosa, pentosan dan
lignin, serta zat ekstraktif pada bahan
karbon aktif yang mempengaruhi
kemampuan absorbsi karbon aktif .
Semakin besar komposisi kimia
tersebut semakin baik absorbsi karbon
aktif. Hal ini terlihat pada penururnan
tingkat kekeruhan sesudah penyaringan dengan tempurung kelapa
dibandingkan dengan kayu, karena
tempurung kelapa mengandung 27,32
% selulosa, 18 21 % pentosan , 34
37 % lignin, zat ekstraktif 5 6%
(Palungkun,2001), sedangkan kayu
menjadi 37 40 % selulosa , 7 20
% pentosan , 17 30 % lignin, zat
ekstraktif 3 8 % (Fengel,1995)
Selain komposisi kimia, bahan
baku karbon aktif kandungan air
bahanpun
turut
mempengaruhi
kemampuan absorbsi karbon aktif
karena semakin rendah kandungan air
dalam bahan berarti daya absorbsinya
akan semakin baik, sehingga jika
dibandingkan dengan karbon aktif
kayu yang kandungan airnya 5-13 %,
maka karbon aktif tempurung kelapa
lebih rendah kandungan airnya yaitu
sekitar 2 5 %. Hal ini menunjukkan
bahwa karbon aktif tempurung kelapa
mempunyai daya absorbsi lebih baik
dibandingkan kayu.
Dari
hasil
analisa
statistik
didapatkan
bahwa
penyaringan
dengan cara campuran karbon aktif
tempurung kelapa dan karbon aktif

kayu mempunyai daya absorbsi paling


baik. Yang ditunjukkan dengan persentase penurunan tingkat kekeruhan
paling besar. Hal ini disebabkan
karena adanya variasi pada proses
penyaringan, dari desain alat dapat
terlihat bahwa air limbah akan kontak
dengan kayu kemudian kontak
dengan tempurung kelapa, sehingga
tidak terjadi kejenuhan dalam proses
absorbsi, yang menyebabkan absorbsi
karbon aktif dapat mengadsorbsi lebih
maksimal.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan: (1)Tingkat kekeruhan limbah cair industri tahu dapat diturunkan
dengan menggunakan karbon aktif
tempurung kelapa sebagai media
saring,
dengan
rata-rata
hasil
penurunan menjadi sebesar 76,4
mg/L; (2)Tingkat kekeruhan limbah
cair industri tahu dapat diturunkan
dengan menggunakan arang kayu
sebagai media saring, dengan ratarata hasil penurunan menjadi sebesar
121,7 mg/L; (3)Hasil penurunan
tingkat kekeruhan limbah cair industri
tahu
dengan
meng-gunakan
campuran karbon aktif tempurung
kelapa dan kayu sebagai media saring
mencapai rata-rata sebesar 42,07
mg/L; (4)Setelah melalui penyaringan
dengan karbon aktif tempurung
kelapa, arang kayu, dan campuran
karbon aktif tempurung kelapa dan
kayu, kadar kekeruhan limbah cair
industri tahu dapat diturunkan sampai
pada batas kadar maksimal yang
diperbolehkan
berda-sarkan
PP
Nomor
20
tahun
1990
dan
PERMENKES RI Nomor 416 tahun
1990; (4)Dari hasil Uji statistik One
way Anova didapatkan nilai F sebesar

11

MKM Vol. 01 No. 01 Desember 2006: 1-13

20649,49 dan signifikasi 0,001 dan


hasil uji Least Significant Difference
didapatkan nilai signifikasi untuk
semua kelompok perlakuan sebesar
0,001. Yang berarti bahwa semua
perlakuan efektif dalam menurunkan
tingkat kekeruhan limbah cair industri
tahu.
Saran
Beberapa hal yang dapat menjadi
masukan dari penelitian ini antara lain:
(1)Bagi pengusaha atau pengelola
industri yang limbah cairnya mengandung tingkat kekeruhan yang tinggi,
khususnya industri tahu diharapkan
dapat
memanfaatkan
campuran
karbon aktif tempurung kelapa dan
kayu
sebagai
alternatif
dalam
pengelolaan limbah cair; (2)Mengingat
masih banyak bahan yang dapat
digunakan sebagai bahan baku
pembuatan
karbon
aktif
perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pemanfaatan karbon aktif
dari bahan lain untuk penurunan tigkat
kekeruhan limbah cair agar diperoleh
hasil yang lebih efektif dan efisien;
(3)Bagi peneliti lain dapat mencoba
pemanfaatan karbon aktif sebagai
media saring dalam menurunkan
tigkat kekeruhan limbah cair industri
tahu
dengan
berbagai
variasi
kecepatan aliran, jenis karbon aktif
dan waktu kontaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Asri,Yuni Rahma. Kemampuan karbon
aktif dari tempurung kelapa dan
kayu sebagai media saring dalam
penurunan kadar warna limbah
cair industri tekstil PT. Sandratex
di kotamadya Semarang. Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNDIP.
Semarang.1995

Azwar,
Azrul.
Pengantar
ilmu
kesehatan lingkungan. Mutiara.
Jakarta. 1983
Balai penelitian dan pengembangan
industri.
Penelitian,
pengembangan pembuatan arang
aktif
dari
kayu
Galam.
Departemen
Perindustrian.
Banjarbaru. 1982 .
DEPKES RI. Daftar komposisi bahan
makanan. DEPKES RI. Jakarta.
1993.
DEPKES
RI,
Pedoman tehknis
perbaikan kualitas air. DEPKES
RI. Jakarta. 1992.
Fengel, D. Kayu : kimia, ultrastruktur,
reaksi-reaksi.
Gajah
mada
university press. Yogyakarta. 1995
Gustan Pari. Teknologi alternatif
pemanfaatan
limbah
industri
pengolahan
kayu.2001.
http://www. IPB.com. 20 Oktober
2003
Kusnoputranto, Haryoto. Air limbah
dan akskreta manusia. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro. Jakarta. 1984.
Mahida, U.N. Pencemaran air dan
pemanfaatan
limbah
industri.
Rajawali. Jakarta. 1983.
Met
Calf,dkk.
Wastewater
engineering treatment disposal
reuse. Boston McGrow Hill. 1997
Nurhasan dan B Pramudyanto.
Penanganan limbah pabrik tahu.
Yayasan Bintari. Semarang. 1991
Narbuko Cholid, dan Acmadi Abu H.
Metodologi
Penelitian.
Bumi
aksara. Jakarta. 2001
Pusat dokumentasi
dan informasi
ilmiah LIPI.
Arang aktif dari
tempurung
kelapa.
1999.
http://www.pdii.lipi.go.id. 20 Oktober 2003

12

Perbedaan Efektifitas Karbon Aktif Tempurung Kelapa Dan Arang Kayu

Palungkun, Rony. Aneka produk


olahan kelapa. Penebar Swadaya.
Jakarta. 2001
Sunu,
Pramudya.
Melindungi
lingkungan dengan menerapkan
ISO 14001. PT.Gramedia. Jakarta.
2001.
Sugiharto. Dasar-dasar pengolahan
air limbah. Universitas Indonesia
Press. Jakarta. 1987.
Soemirat Juli. Kesehatan Lingkungan.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 2000
Santoso Budi Hieronymus. Pembuatan tempe dan tahu kedelai
bahan makan bergizi tinggi.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
1993.
Sunjoto Hernady. Aplikasi prefilter
pada sistem saringan pasir lambat.
Buletin Keslingmas nomor 7.
Purwokerto. 1983.
Widagdo, Dhuto. Pengaruh luas
permukaan karbon aktif bentuk
granula terhadap penurunan kadar
H2S pada limbah cair industri
penyamakan kulit PT. Budi
Makmur Yogyakarta. Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNDIP.
Semarang.1994

13

MKM Vol. 01 No. 01 Desember 2006: 1-13

14

Das könnte Ihnen auch gefallen