Sie sind auf Seite 1von 19

4/17/2013

#8

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
Manajemen Tanaman

Agroecosystems management integrates economic, ecological and social values to


tackle challenges and find opportunities. It takes a broad view that ranges from the
ground under your feet to your neighboring farms and communities, and from farm to
market to consumer.
To a farmer it means finding a style of farming that pays the bills, that the neighbors
and community want to support and protect, and that your kids want to continue.
To a scientist it means operating at the intersection of the agricultural disciplines,
together with farmers. It means considering agriculture as a system, and seeing both
problems and opportunities as properties that emerge from the system rather than
one of its parts.
To a student interested in agriculture, it means the framework for all of your courses
and experience, no matter how broad your studies are, and the connection between
your focused courses and Indonesian/JATIM agriculture.
To an environmentalist it means a system of agriculture that enhances
environmental qualities like biodiversity and is economically successful as well.
To a businessperson it means entrepreneurial opportunities that enhance social
and environmental bottom lines with equal importance to the economic one.
To a consumer it means an agriculture that can be trusted to provide healthy food
from a healthy ecosystem with a fair return to the farmer.
To a policy maker it means that long-term simultaneous gains in environmental,
social and economic dimensions outweigh short-term gains in any one area.
How do we do it? Take a look at the projects we have going for some examples, and
dont hesitate to share your own ideas. We thrive on partnership.

4/17/2013

5 Masalah Pembangunan
Pertanian
1. Penurunan kualitas dan kuantitas sumber
daya lahan pertanian (C organik tanah 2%
seharusnya minimal 2,5% atau bahan organik
> 4,3%). (terus terjadi penciutan luas lahan
pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan
bangunan dan industri)
2. Terbatasnya aspek ketersediaan
infrastruktur penunjang pertanian yang
juga penting namun minim ialah
pembangunan dan pengembangan waduk.
(Total areal sawah di Indonesia sebesar
7.230.183 ha, sumber airnya 11 persen
(797.971 ha) berasal dari waduk, sementara
89 persen (6.432.212 ha) berasal dari nonwaduk.)

3. Kelemahan dalam sistem alih


teknologi. (Ciri utama pertanian modern
adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan
kontinuitas pasokan yang terus menerus
harus selalu meningkat dan terpelihara)
4. Terbatasnya akses layanan usaha
terutama di permodalan. (Kemampuan
petani untuk membiayai usaha taninya
sangat terbatas sehingga produktivitas
yang dicapai masih di bawah produktivitas
potensial).
5. Masih panjangnya mata rantai tata
niaga pertanian, (Sehingga
menyebabkan petani tidak dapat
menikmati harga yang lebih baik, karena
pedagang telah mengambil untung terlalu
besar dari hasil penjualan).

4/17/2013

DOMINANT ANNUAL CROPS IN DIFFERENT LIFE ZONES


Life Zone

Dominant Annual Crops


Cereals

1.Tropical rain forest ( 0-500 m altitude,


no defined dry season,1500-3000 mm
rain)
2.Subtropical humid forest (Premontane)
(500-1000 m altitude,short dry season,
1500-2000 mm rain)
3.Subtropical dry forest (Premontane)
(500-1000 m altitude,long dry season,
1000-1500 mm rain)
4.Temperate moist forest (low montane)
(1000-2000 m altitude,long dry season,
1500 mm rain)
5.Temperate dry forest (low montane)
(semiarid,500-1000 mm rain)
6.Cool temperate dry to moist forest
(Montane)(2000-3000 m altitude,long dry
season,500-1000 mm rain)

Tubers and
Roots

Seed
Legumes

Paddy,rice

Dashien,taro

Cowpea,
string bean

Paddy and upland


rice,corn

Cassava,Sweet
potato

Corn,sorghum

Cassava,Sweet
potato

Corn,millet,wheat,b
arley

White potato

Sorghum,millet,
wheat,barley

White potato

Common
bean,string
bean,peanut
Common
bean,peanut
soybean
Common
bean,broad
bean,chick
pea
Broad bean
(sweet),pea

Wheat,barley

White potato

Broad bean

DOMINANT PERENIAL CROPS IN DIFFERENT LIFE ZONES


Life Zone

Dominant Perenial Crops


Herbaceous

1.Tropical rain forest ( 0-500 m altitude,


no defined dry season,1500-3000 mm
rain)
2.Subtropical humid forest (Premontane)
(500-1000 m altitude,short dry season,
1500-2000 mm rain)
3.Subtropical dry forest (Premontane)
(500-1000 m altitude,long dry season,
1000-1500 mm rain)
4.Temperate moist forest (low montane)
(1000-2000 m altitude,long dry season,
1500 mm rain)
5.Temperate dry forest (low montane)
(semiarid,500-1000 mm rain)
6.Cool temperate dry to moist forest
(Montane)(2000-3000 m altitude,long dry
season,500-1000 mm rain)

Banana,plantain

Sugarcane,bananap
lantain,pasture
grasses,legumes
Sugarcane,pasture
grasses and
legumes
range and pasture
grasses and
legumes
Range and pasture
grasses and
legumes
High altitude range
grasses

Arboreal

Rubber,oil
palm,cacao,coconut,trees for
forage,firewood and lumber
Avocado,mango,citrus,cacao,oil
palm,coffee,trees for forage and
lumber
Avocado,mango,citrus,coffee,tr
ees for forage and firewood
Citrus,mango,deciduous
fruits,mixed forest trees

Deciduous fruits,mixed forest


trees
Evergreen forest trees

4/17/2013

Tabel. Komoditi terpilih pada tiap agro-ekosistem


menurut urutan prioritas
Tanaman
Zone

Pangan

Industri/Perk
ebunan

Rendah
Elevasi
0-500m dpl
Iklim B,C,D

1.k.tanah
2.Jagung
3.Kedelai
4.k.hijau
5.Padi gogo
6.Ubi kayu
7.Ubi jalar

1.Kelapa
2.Tebu
3.Melinjo
4.Kapok
5.Kemiri

Sedang
Elevasi
500-1000m dpl
Iklim B,C,D

1.Jagung
2.k.tanah
3.Ubi jalar
4.Ubi kayu
5k.hijau

1.Cengkeh
2.Kopi
3.Melinjo
4.Kapok
5.kemiri

Hortikultura

1.Jeruk
2.Mangga
3.Pepaya
4.Adpokat
5.Pisang
6.Lengkeng
7.Durian
8.Pete
9.Nenas
1.Jeruk
2.Apel
3.Lengkeng
4.Pepaya
5.Adpokat
6.Durian
7.nenas

Kehutanan

1.Tomat
2.k.panjang
3.Lombk
4.B.merah

1.Albisia
2.Johar

1.Tomat
2.B.putih
3.B.merah
4.B.daun
5.Kentang
6.Wortel
7.kubis

1.Albisia
2.Pinus
3.Kaliandra

zone

Pangan

Industri/perkebu
nan

Hortikultura

Kehutanan

Atas
Elevasi
>1000-1500m
dpl

1.Jagung

1.Kopi

1.Jeruk
2.Apel
3.Adpokat

1.Kentang
2.B.daun
3.B.putih
4.B.merah
5.Wortel
6.Kubis
7.k.kapri

1.Pinus
2.Kaliandra
3.Albisia

Tinggi
Elevasi
1500m dpl
Iklim B,C,D

1.jagung

1.Rami

1.Terong be
landa
2.Persik
3.Carica
4.Kubis

1.Kentang
2.B.daun
3.K.babi

1.Pinus
2.Kaliandra

4/17/2013

Tabel Agroekologi Tanaman Pangan


Tipe lahan

Simbol

Penciri Utama

1. Lahan sawah beririgasi


( Irrigated Lowland )

IR

- Potensi air irigasi > 5 bulan


- Ketersediaan air tidak tergantung
kepada curah hujan
- elevasi < 700 m dpl

2. Lahan sawah tadah hujan


( rainfed lowland )

TH

- Potensi irigasi < 5 bulan


- ketersediaan air sangat dipengaruhi
oleh curah hujan
- Elevasi < 700 m dpl

3. Lahan kering beriklim basah


( dryland-wet climate )

KB

- Curah hujan > 2000 mm/th


- Masa bertanam > 6 bulan
- Elevasi < 700 m dpl

Tipe lahan

Simbol

Penciri Utama

4. Lahan kering beriklim kering


( dryland dry climate )

KK

- Curah hujan < 2000 mm/th


- Masa bertanam < 6 bulan
- Elevasi , 700 m dp

5. Lahan dataran tinggi


( high altitude area )

DT

- Elevasi > 700 m dpl

6. Rawa lebak dan pasang surut


( swampy/tidal areas )

RP

- Ada lapisan bahan organik


- Terpengaruh pasang surutnya per
mukaan air sungai dan laut
- Potensi sulfat masam

4/17/2013

LAHAN KERING
SATARI(1977)
Adalah lahan yang dalam keadaan alamiah,lapisan atas
dan bawah tubuh tanah(topsoil dan sub soil) sepanjang
tahun tidak jenuh air dan tidak tergenang,serta kelembaban
tanah sepanjang tahun berada dibawah kapasitas lapang.
MULJADI(1977)
Adalah lahan yang hampir sepanjang tahun tidak
tergenang secara permanen.
AHLI TANAH INDONESIA
Adalah lahan dimana kebutuhan air tanaman tergantung se
penuhnya air hujan dan tidak pernah tergenang secara
tetap

LUAS LAHAN KERING DI INDONESIA

Luas lahan pertanian (lahan kering dan basah) di Indonesia 59,7 juta Ha sedang di
Jawa 9,6 juta Ha.
Luas lahan kering di Indonesia 51,7 juta Ha
sedang di Jawa 6,1 juta Ha.
Ini berarti di Indonesia 86,24 % lahan pertanian berupa lahan kering,sedang di Jawa
63,54% berupa lahan kering.

4/17/2013

4/17/2013

CIRI CIRI LAHAN KERING


Terbatasnya air
Peka terhadap erosi
Makin menurunnya produktifitas lahan
Tingginya variabilitas kesuburan tanah
Macam species yang ditanam
Adopsi teknologi maju masih rendah
Ketersediaan modal sangat terbatas
Infrastruktur kurang baik

4/17/2013

LAHAN KRITIS
Adalah lahan tidak produktif,dengan kondisi
yang tidak memungkinkan untuk diusahakan sebagai lahan pertanian tanpa usaha
usaha rehabilitasi terlebih dahulu.Ini disebabkan karena lahan mengalami degradasi
yang diakibatkan oleh pengangkutan unsur hara bersama hasil panen,pencucian
hara dan erosi.
Luas lahan kritis di Indonesia 6,8 juta Ha,
1,3 juta Ha di Jawa.

Lahan terdegradasi, lahan pertanian yang ditinggalkan karena ditumbuhi


alang-alang, biaya produksi > pendapatan BONGKOR

4/17/2013

Imperata in dry season. farmer needs fire wood all year

Tambang
Emas

Peluang ataukah ancaman?

10

4/17/2013

Foto: Jan Bennist

Land productivity?

11

4/17/2013

Bagaimana cara mengatasinya?

Land
productivity?

12

4/17/2013

A natural forest
?
INTERAKSI

13

4/17/2013

BENTUK POLA TANAM UNTUK


MENANGANI KONSERVASI DAN
REHABILITASI LAHAN (DIREKTORAT
BINA REHABILITASI DAN
PENGEMBANGAN LAHAN)
1.
2.
3.
4.
5.

Talun
Tegal pekarangan
Budidaya lorong/Alley Cropping
Wana Tani/ Agroforestry
Usaha tani konservasi tanah terpadu/Joint
conservation farming.
6. Pionir

POLA TANAM
BERLORONG/BUDIDAYA
LORONG/ALLEY CROPPING
- Merupakan kombinasi Row Intercropping
dan Strip Intercropping
- Tanaman leguminosae ditanam secara berbaris (row)
dan tanaman semusim ditanam secara beralur (strip)
- Pada pola tanam ini tanaman semusim ditanam diantara
barisan tanaman leguminosae yang berbentuk pohon
atau tegakan.
- Tanaman leguminosae tsb secara periodik dipangkas
untuk mengurangi naungan yang sekaligus dapat
digunakan untuk mulsa atau pakan ternak,sedang
rantingnya untuk kayu bakar

14

4/17/2013

Gliricidia

Peltophorum

4m

Shading out weeds during dry season

15

4/17/2013

TOTAL MASUKAN BIOMAS TAJUK RATA RATA PER TAHUN


YANG MERUPAKAN HASIL PANGKASAN RATA-RATA TIGA KALI
SETAHUN,KAND.N TOTAL DAUN DAN T0TAL MASUKAN DALAM
TANAH

Jenis Tanaman
Dadap (Erythrina)
Lamtoro (Leucaena)
Gamal (Gliricidia)
Petaian (Peltophorum)
Caliandra

Berat Kering
Tajuk (ton/Ha)

N (%)

N-total
(kg/Ha)

4.5
6.0
8.0
8.0
10.0

2.4
3.0
2.9
1.7
2.7

108
180
232
136
270

16

4/17/2013

PRODUKSI BAHAN PANGKASAN


SEGAR/TAHUN

Lamtoro Gung (Giant Leucaena leucocephala) 15-20


t/Ha setara 160 kgN,15 kg P,150kg K,40 kg Ca,15 kg
Mg.
Calliandra Calothyrus 12t/Ha setara 360 kg N/Ha.
Peltophorum, 8 t/Ha setara 200 Kg N/Ha.

Flemingia congesta

Foto: F Agus

17

4/17/2013

PENEKANAN BESARNYA EROSI


LAHAN

Flemingia Congesta, 99,87%(63,9t/Ha)


Calliandra calothyrsus, 88,99% (56,94t/Ha)
Tephrosia volgelli, 81,28%(52,12t/Ha)
dalam satu musim tanam.

18

4/17/2013

Maninjau
Foto: Kurniatun Hairiah

(Foto: Kurniatun Hairiah)

19

Das könnte Ihnen auch gefallen